Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN KUALITAS ORGANISASI MELALUI ANGGARAN DASAR–

ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD-ART) DAN PERANGKAT ADMINISTRASI

Emy Wuryani
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
emy.wuryani@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan
Dokumen Anggaran Dasar (AD) - Anggaran Rumah Tangga (ART) dan Perangkat Administrasi Organisasi bagi
pengurus Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang menjadi binaan dan dampingan dari Lembaga Pelayanan Masyarakat
Pelita Kasih (LPM-PK). Melalui kegiatan ini diharapkan KUB dapat menyelenggarakan organisasinya secara sehat,
berjalan tertib, dan teratur sehingga Visi KUB dapat terwujud. Metode yang digunakan untukmencapai tujuan
adalahdengan menggunakan pendekatan pemberdayaan partisipatif aktif. Bentuk kegiatan pemberdayaan partisipatif
aktif berupa keikutsertaan peserta secara aktif pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh Tim dalam sarasehan, pelatihan-
pelatihan, pendampingan, dan monitoring - evaluasi. Adapun langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut: 1) Sarasehan
dokumen AD-ART bagi sebuah organisasi, untuk memberikan pemahaman pentingnya dokumen AD-ART bagi sebuah
organisasi, 2) Pelatihan pembuatan dokumen AD dan ART, 3) Pendampingan finalisasi pembuatan dokumen AD dan
ART, 4) Kegiatan sarasehan pentingnya, manfaatnya, dan macam-macam buku administrasi organisasi, 5) Pelatihan
pembuatan buku administrasi organisasi, 6) Pendampingan praktek penggunaan buku adminitrasi organisasi. Hasil
kegiatan adalah: setiap KUB dapat membuat dan memiliki dokumen AD-ART dan perangkat administrasi organisasi
berupa: buku anggota, buku tamu, buku notulen rapat, buku kas, buku kegiatan, buku simpan pinjam, dan buku
inventarisasi barang.

Kata kunci: Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, administrasi organisasi

PENDAHULUAN Visi LPM-PK adalah sebagai lembaga nonprofit


Lembaga Pelayanan Masyarakat Pelita Kasih atau nirlaba yang memperjuangkan terwujudnya
(LPM-PK) adalah sebuah lembaga sosial yang didirikan persatuan, perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan
oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yogyakarta pada secara holistik (fisik, sosial, psikis, spiritual, dan
tanggal 10 September 1986. LPM-PK ini dimaksudkan intelektual) serta keutuhan ciptaan. Untuk mewujudkan
sebagai kepanjangan tangan Gereja dalam melayani Visi tersebut, maka misi LPM-PK sebagai berikut:
masyarakat. Lembaga ini semula bernama Yayasan Pelita 1) Pemberdayaan terhadap mereka yang mengalami
Kasih, namun sehubungan dengan berlakunya Undang kesulitan/kelemahan di bidang fisik, psikis, sosial,
– Undang No 28 tahun 2004 (tentang Yayasan), maka spiritual dan intelektual tanpa memandang suku, agama,
melalui persidangan Majelis GKI se Yogyakarta tanggal budaya. 2) Pendampingan, pembinaan dan pemberian
31 Maret 2007 memutuskan mengubah Yayasan Pelita fasilitas pendidikan terhadap anak remaja yatim, piatu
Kasih menjadi Lembaga Pelayanan Masyarakat Pelita yatim piatu dan dari keluarga tidak mampu yang
Kasih (LPM PK) melalui Akta Notaris, No 1 tahun sedang duduk di bangku sekolah. 3) Pendampingan
2007. dan pembinaan terhadap generasi muda dalam usaha
meningkatkan wawasan dan ketrampilan. 4) Melayani

424
masyarakat di bidang kesehatan, konsultasi psikologi dan Hasil penelitian awal menunjukkan adanya
hukum dengan biaya yang terjangkau. 5) Pemberdayaan gejala permasalahan sebagai berikut: 1) beberapa KUB
kaum buruh, petani/peternak, nelayan dan pedagang mengalami kredit macet dan kebingungan saat membagi
kecil dalam meningkatkan kesejahteraan mereka SHU, 2) campur aduk kepentingan dalam melaksanakan
yang berwawasan gender, demokratis, dan ramah kegiatan Simpan Pinjam, 3) beberapa pengurus tidak
lingkungan. 6) Meningkatkan kerjasama kemitraan menjalankan fungsi sebagaimana seharusnya, 4)
dengan gereja-gereja dan lembaga swadaya lainnya mengalami kebingungan dalam memecahkan masalah
dalam mengembangkan nilai-nilai cinta kasih dan kredit macet, dan 5) ada beberapa KUB yang tidak
mewujudkan damai sejahtera di tengah-tengah dunia. berani menyalurkan kredit dengan alasan takut macet.
Pada saat berdirinya Pelita Kasih hanya memiliki Hasil wawancara dengan perwakilan pengurus
3 (tiga) Bidang Pelayanan yakni: 1) Bidang Anak Asuh; KUB dan LPM-PK tentang perlengkapan organisasi
2) Bidang Klinik Holistik; dan 3) Bidang Pendidikan. dan perangkat administrasi ditemukan bahwa pada
namun berkaitan dengan perkembangan waktu maka umumnya: 1) KUB belum memiliki Anggaran Dasar
pada tahun 2001 Pelita Kasih kemudian menambah dan Anggaran Rumah Tangga yang digunakan sebagai
bidang pelayanannya yakni: Bidang Pengembangan aturan main jalannya KUB. 2) Perangkat administrasi
Masyarakat dan Bidang Asuransi Kesejahteraan Sosial yang dimiliki KUB tidak lengkap, sehingga tidak dapat
(Askesos). Bidang Pengembangan Masyarakat memiliki mendukung tertib administrasi yang dapat mendukung
wilayah kerja tidak hanya di kota Yogyakarta namun jalannya kegiatan simpan pinjam. 3) Pengurus KUB
juga di luar kota Yogyakarta dengan bermitra kepada belum memiliki pemahaman yang memadai pentingnya
Gereja Kristen Jawa yang berada di pinggiran serta buku-buku administrasi KUB dan cara menyusunnya.
masyarakat yang hidup di sekitar gereja tersebut. Permasalahan tersebut mendesak untuk segera
Adapun wilayah kerja dan jumlah KUB yang dipecahkan agar KUB sebagai pendukung ekonomi
menjadi binaan/dampingan LPM-PK dapat dilihat pada masyarakat dapat berjalan dengan baik. Oleh karena
tabel di bawah ini. itu diperlukan pelatihan dan pendampingan menyusun
Jumlah KUB Dampingan LPM-PK Tahun 2001-2015 AD - ART untuk mendukung jalannya organisasi KUB,
No Wilayah Jumlah dan pendampingan menyusun perangkat administrasi
1 Kota Yogyakarta 1 berupa buku-buku administrasi KUB (buku anggota
2 Kabupaten Bantul 7 KUB, buku tamu, buku notulen rapat, buku kas, buku
3 Kabupaten Gunung Kidul 2
daftar barang inventaris, buku kegiatan, dan buku
4 Kabupaten Sleman 6
simpan pinjam).
5 Kabupaten Klaten 4
Jumlah 20
Kelompok Usaha Bersama sebagai kelompok
binaan/dampingan LPM-PK pada kegiatan ini
Kelompok binaan atau dampingan ini merupakan berjumlah 15 kelompok, lima kelompok lain tidak
Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang dikelola oleh diikutsertakan karena kondisi kelompok yang
para Majelis/Anggota masyarakat. Anggota KUB menghadapi permasalahan. Untuk itu perangkat
masing-masing wilayah memiliki mata pencaharian dan administrasi organisasi yang baik dan benar diperlukan
aktifitas tidak sama. Mata pencaharian dan aktivitasnya sebagai bahan informasi bagi kelompok maupun pihak
berupa: bertani, beternak, berdagang, home industri lain yang berkaitan dengan kelompok itu, seperti: usaha,
makanan, pakaian, persewaan peralatan pesta, dsb. permodalan, jaringan kerjasama dan lain-lain. KUB yang
Anggota masing-masing KUB antara 10-20 orang. baik perlu ditunjang dengan perangkat administrasi atau
Meskipun demikian KUB ini mempunyai kegiatan sama tata usaha yang tertib dan teratur. Dengan demikian
yaitu berupa simpan pinjam. keberadaan AD - ART yang didukung dengan perangkat

425
administrasi yang memadai diharapkan KUB dapat bahwa administrasi adalah kegiatan ketatausahaan yang
berjalan secara tertib dan teratur sehingga Visi KUB terdiri dari berbagai kegiatan seperti pembukuan baik
dapat terwujud. penghitungan, pencatatan atau yang lainnya dengan
Untuk menyelesaikan permasalahan ini tujuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Tim telah bertemu dengan pengurus LPM-PK Berdasark an dua penger tian tersebut ,
dan perwakilan pengurus KUB bersepakat untuk administrasi merupakan suatu perangkat yang dapat
melakukan kegiatan pelatihan membuat dokumen AD mengikat keseluruhan proses kerjasama berdasarkan
dan ART serta kelengkapan administrasi organisasi. asas rasionalitas dalam bentuk kegiatan ketatausahaan
Pengurus LPM-PK dan pengurus KUB meminta Tim untuk menghasilkan informasi dalam pencapaian
supaya melakukan pendampingan kepada pengurus tujuan organisasi. Perangkat administrasi dapat berupa:
KUB selama proses pelatihan dan penggunaan buku buku-buku administrasi, pengakuntansian, maupun
kelengkapan administrasinya sehingga benar sesuai bentuk pencatatan lainnya yang diperlukan oleh suatu
standar organisasi. organisasi.
Anggaran dasar merupakan keseluruhan aturan
yang mengatur secara langsung kehidupan suatu METODE
organisasi dan hubungan antara organisasi dengan Metode yang digunakan untuk memecahkan
para anggotanya. Anggaran Dasar dimaksudkan agar masalah adalah dengan menggunakan pendekatan
penyelenggaraan organisasi dapat berjalan secara pemberdayaan partisipatif aktif. Maksudnya adalah
tertib. Anggaran dasar merupakan peraturan yang individu, kelompok, ataupun komunitas terlibat mulai
berlaku secara intern organisasi untuk ditaati oleh dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan,
seluruh perangkat organisasi dan seluruh anggotanya. penikmatan hasil, dan evaluasi. Mereka dilibatkan
Oleh karena itu Anggaran Dasar berfungsi sebagai mulai dari kesadaran akan situasi dan masalah yang
sumber peraturan tata tertib bagi tertibnya organisasi. dihadapinya serta berupaya mencari jalan keluar
Dengan kata lain, Anggaran Dasar adalah sebagai dasar yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah mereka
formal bagi persetujuan atau kesepakatan para anggota (Fredian Tonny Nasdian, 2014: 91). Bentuk kegiatan
untuk bekerja sama, yang merupakan fondasi setiap pemberdayaan partisipatif aktif dalam program ini
organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan berupa keikutsertaan peserta secara aktif pada setiap
rincian yang menerangkan hal-hal yang belum spesifik kegiatan yang dilakukan oleh Tim dalam sarasehan,
pada Anggaran Dasar atau yang tidak diterangkan dalam pelatihan-pelatihan, pendampingan, dan monitoring
Anggaran Dasar. Oleh karena itu Anggaran Rumah - evaluasi. Adapun langkah-langkah kegiatannya
Tangga merupakan pelengkap Anggaran Dasar berupa sebagai berikut:1) Sarasehan dokumen AD-ART bagi
perincian pelaksanaan Anggaran Dasar. sebuah organisasi. Pada kegiatan sarasehan ini untuk
Perangkat administrasi merupakan sekumpulan menjelaskan pentingnya dokumen AD-ART bagi sebuah
catatan atau dokumen yang menyangkut tentang organisasi. 2) Pelatihan pembuatan dokumen AD dan
semua kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. ART. 3) Pendampingan finalisasi pembuatan dokumen
Sondang P Siagian (2001:3) mengartikan administrasi AD dan ART. 4) Kegiatan sarasehan pentingnya,
sebagai keseluruhan rangkaian proses kerjasama manfaatnya, dan macam-macam buku administrasi
antara beberapa orang yang berlandaskan pada asas organisasi. 5) Pelatihan pembuatan buku administrasi
rasionalitas agar tercapainya suatu tujuan tertentu organisasi. 6) Pendampingan praktek penggunaan buku
yang sebelumnya telah ditentukan. Sementara itu, adminitrasi organisasi.
Soewarno Handayaningrat (1996: 27), mengemukakan

426
HASIL DAN PEMBAHASAN administrasi yang selama ini kurang mendapat perhatian
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini semula akan dari pengurus KUB. Dengan demikian manfaat program
dilaksanakan di kantor LPM-PK Yogyakarta. Namun IbM ini dapat dirasakan oleh mitra dalam meningkatkan
mengingat jumlah peserta dan pentingnya kegiatan kualitas SDM dan organisasinya sebagai upaya untuk
ini maka Pengurus LPM-PK memutuskan untuk mengatasi persoalan-persoalan organisasinya.
dilaksanakan di Villa Taman Eden Kaliurang selama 2 Dana kegiatan ini sebagian besar ditanggung
(dua) hari yakni tanggal 6-7 Agustus 2016. oleh LPM-PK dan Tim PM UKSW hanya memberikan
Berdasarkan motivasi dari peserta yang mengikuti bantuan dana stimulan yang diserahkan kepada mitra
pelatihan dengan dihadiri oleh perwakilan KUB khususnya untuk membantu konsumsi selama kegiatan
dampingan LPM-PK, pengurus dan staf administrasi berlangsung dan bahan perlengkapan untuk pelatihan
LPM-PK , serta Dewan Pembina (Majelis GKI berupa stopmap, buku tulis, dan ballpoint. Selebihnya
Gejayan, GKI Gondomanan, GKI Ngupasan, dan GKI LPM-PK yang menyediakan. Perlengkapan bahan
Wongsodirjan maka sosialisasi dan pemabuatan AD- pelatihan ini merupakan hasil diskusi bersama antara
ART dianggap bermanfaat bagi KUB dan calon KUB. Tim PM UKSW dengan Pengurus LPM-PK.
Sosialisasi dan Pelatihan ini sesuai dengan kebutuhan Dari pengamatan dan diskusi selama kegiatan, ada
KUB dan LPM-PK, terutama berkaitan dengan dasar 1 (dua) KUB yang telah membuat AD-ART dan beberapa
hukum dan cara-cara mengatasi dan mengantisipasi KUB telah menerapkan kelengkapan administrasi.
permasalahan dalam organisasi KUB. Menurut mereka belum seperti yang dilatihkan. KUB
AD-ART sebagai dokumen organisasi merupakan yang telah membuat AD-ART adalah KUB Pancaran
dokumen penting sebagai dasar organisasi menjalankan Kasih dari GKJ Baran Kecamatan Rongkop Kabupaten
kegiatan usahanya yang selama ini berjalan, terutama Gunung Kidul. Pada saat praktek menyususn AD-
usaha simpan pinjam yang anggotanya bukan hanya ART, perwakilan mereka kemudian memaparkan
dari kalangan gereja saja namun juga masyarakat sekitar AD-ART yang telah dibuatnya. Hal ini menunjukkan
yang beragama non Kristen. bahwa peserta memiliki minat untuk memperbaiki
Pada kegiatan ini, semua peserta perwakilan dari kekurangannya untuk dapat disempurnakan. Mereka
KUB dampingan LPM-PK hadir dalam setiap kegiatan memerlukan motivasi, ketekunan, dan dampingan
dan berpartisipasi aktif. Hal ini ditunjukkan dalam setiap untuk dapat menindaklanjutinya.
kegiatan peserta bertanya, berdiskusi, dan mengerjakan Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah masing-
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Respon masing KUB akan membuat AD-ART dan kelengkapan
mitra terhadap program IbM nampak dari persiapan administrasi organisasinya dan direncanakan selesai
(rapat koordinasi) yang dilakukan sebanyak 2 (dua) pada tanggal 15 September 2016. Hasilnya dapat
kali dan satu hari menjelang pelaksanaan kegiatan. dikirim ke Tim PM atau kantor LPM-PK, atau diambil
Hal ini menunjukkan bahwa mitra sangat mendukung ke KUB. Apabila ada diantara KUB yang mengalami
program IbM ini. Maksudnya adalah program yang kesulitan maka Tim PM UKSW/LPM-PK akan datang
diterapkan sesuai dan tepat bagi LPM-PK dan KUB untuk melakukan pendampingan. Sebagai contoh,
sebagai kelompok dampingannya. pendampingan dilakukan di GKJ Bantul untuk KUB
Dari hasil diskusi awal dengan mitra, salah satu Pancaran Kasih, KUB Usaha Sejati, KUB Kuncup
alasan yang melatarbelakangi tingginya partisipasi Mekar, dan KUB Usaha Sejahtera. Untuk KUB Cahaya
penerima program ini adalah keinginan dari mereka Kasih dilakukan di rumah pengurus KUB (Bapak
untuk dapat memiliki dokumen AD-ART dan cara Sugiyarto) Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko
membuatnya sehingga mereka mempunyai pengalaman Kabupaten Klaten. Untuk KUB lainnya, disepakati akan
membuat AD-ART dan memiliki kelengkapan

427
segera melakukan rapat Pengurus untuk menyusun AD- kegiatan peserta dimotivasi melalui wawasan
ART dan kelengkapan adminstrasi organisasi. pentingnya legalitas organisasi, pentingnya
Namun demikian, karena kesibukan pengurus administrasi organisasi, dan menjalin jejaring
maka AD-ART dan kelengkapan administrasi organisasi dengan organisasi lain. Lontaran wawasan ini pada
yang semula disepakati selesai tanggal 15 September umumnya lebih cepat mengena dan diterima oleh
2016 hingga saat ini belum dapat diselesaikan oleh semua peserta, mereka segera menindaklanjutinya karena
KUB. Ada 5 KUB yang belum mampu menyelesaikan untuk memperbaiki dan menyehatkan organisasi
tugasnya ini. Namun melalui semangatnya mereka KUBnya.
masih dalam proses menyelesaikan AD-ARTnya. Untuk 2. Memunculkan kesadaran kebersamaan usaha jasa
kelengkapan adminstrasi organisasi pada umumnya khususnya simpan pinjam serta mengantisipasi
sudah dapat membuat dan menggunakannya, yakni: dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang pada
1) Buku Kas, 2) Buku Simpanan, 3) Buku Pinjaman, umumnya dihadapi oleh KUB lingkup gereja. Saat
4) Daftar anggota dan notulen rapat (belum berupa melakukan sarasehan dan pelatihan para peserta
buku), 5) Buku catatan anggota. Buku kelengkapan dari KUB dan majelis gereja disatukan. Mereka
administrasi lainnya kemudian dibuat oleh masing- diberi wawasan dan dibangun kesadarannya bahwa
masing KUB, antar lain: buku tamu, buku barang bentuk KUB yang dikelola oleh jemaat gereja
inventaris, dan buku kegiatan kelompok. Menurut memerlukan dukungan dan sinergi dari Majelis.
mereka hal ini penting untuk pengembangan organisasi Untuk itu baik pengurus KUB maupun Majelis
dan membuat jejaring dengan KUB lainnya. Bidang II harus dapat menjalin kerjasama dalam
Untuk menyelesaikannya dilanjutkan dengan berbagai hal dan saling mengingatkan karena
kegiatan pendampingan finalisasi AD-ART dan mengelola KUB berkaitan dengan anggota yang
kelengkapan administrasi organisasi (September- memiliki karakter dan keunikan yang tidak mudah
Desember 2016 dan implementasi. dan tidak cepat dapat diselesaikan seperti KUB yang
Hasil kegiatan sebagai berikut: dibentuk oleh orang dari non gereja.
1. Sepuluh (10) KUB dapat menyelesaikan AD-ART 3. LPM-PK sebagai Mitra menjadi lebih bersemangat
dan mengesahkannya sebagai dasar organisasi dan dalam melakukan pendampingan kepada KUB-KUB
5 KUB masih dalam proses finalisasi yang selama ini menjadi kelompok dampingannya,
2. Semua KUB memiliki kelengkapan administrasi demikian juga sebaliknya, KUB juga tidak enggan
organisasi (buku anggota KUB, buku tamu, buku untuk bertanya saat menghadapi kesulitan dalam
notulen rapat, buku kas, buku daftar barang mengelola KUBnya. Hal ini terlihat pada saat rapat
inventaris, dan buku kegiatan, buku simpan pinjam) koordinasi, pelaksanaan, dan pendampingan, LPM-
3. Semua KUB mengimplementasikan kelengkapan PK senantiasa membuka diri untuk terus melakukan
administrasi organisasi kerjasama dengan Tim PM UKSW supaya dapat
5. Lima (5) KUB belum dapat menyelesaikan membantu mengatasi permasalahan-permasalahan
pembuatan AD-ART karena kesibukan pengurus yang dihadapi oleh kelompok dampingannya.
dan untuk mengesahkannya perlu waktu 4. Mitra memi l i k i kepercayaan d ir i dalam
mengumpulkan para anggotanya. mendampingi kelompok KUB.
Dalam kegiatan ini kendala yang dihadapi
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini
oleh Tim adalah: 1) Jumlah peserta pelatihan dari
adalah:
kelompok dampingan mitra (LPM-PK) yang cukup
1. Membangun motivasi untuk memajukan organisasi
banyak sehingga Tim PM UKSW kurang efektif dalam
dan menjalin kerjasama dengan KUB lain dalam
memberikan materi, terkesan masih satu arah. 2) Tidak
lingkup dampingan LPM-PK . Dalam setiap

428
semua peserta hadir tepat waktu karena tempat tinggal 3. Pendekatan perorangan dan partisipasi aktif dari
yang jauh dari tempat pelatihan dan pekerjaan mereka peserta sangat menentukan tercapai tidaknya
yang tidak dapat diselesaikan lebih awal sehingga sebuah program dan keberlangsungannya.
mereka terlambat sampai di lokasi pelatihan. Akibatnya 4. Sikap proaktif dari Tim PM UKSW maupun
materi awal tidak bisa diikuti oleh beberapa peserta dan LPM-PK menentukan keberhasilan kerjasama dan
saat mengerjakan tugas Tim PM UKSW harus bersabar program PM ini.
dan telaten dan selalu menyemangati peserta. 3) Mitra
Saran
belum pernah mendapat pelatihan dari mengenai cara
membuat AD - ART sehingga pengetahuan tentang visi, 1. Pembinaan dan pendampingan dengan ketekunan
misi organisasi dn aspek lainnya perlu dijelaskan lebih dan kesabaran dari LPM-PK terhadap KUB
banyak sehingga memerlukan waktu lebih lama dari sangat diperlukan baik dari proses perencanaan,
waktu yang diagihkan. pelak sanaan, bahkan sampai pada proses
pengerjaannya.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Supaya program dapat berjalan lancar dan tercapai
secara efektif diperlukan adanya sinergi antara KUB,
Kesimpulan LPM-PK, dan Tim PM UKSW.
1. Program IbM untuk Mitra LPM-PK telah 3. Monitoring atas kelangsungan program diperlukan
mampu meningkatkan pemahaman kelompok supaya dapat memberi masukan kepada KUB
dampingannya yang berjumlah 20 KUB dalam penerima program untuk senantiasa meningkatkan
upaya untuk meningkatkan kualitas organisasi dan aktivitas organisasi dan kualitas SDM untuk
SDMnya melalui kegiatan sarasehan dan pelatihan tercapainya organisasi yang sehat.
pembuatan AD-ART serta pentingnya perangkat
administrasi organisasi. DAFTAR PUSTAKA
2. Sarasehan dan pelatihan ini dapat tercapai pada Fredian Tonny Nasdian. 2014. Pengembangan
Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
sasaran penerima program. Hal ini dapat dilihat
Indonesia.
dari indikator peserta telah mampu membuat Handayaningrat-Soewarno. 1986. Pengantar Studi Ilmu
draf AD- ART serta menyadari untuk melengkapi Administrasi, Cet.7. Jakarta: Gunung Agung
perangkat administrasi organisasi yang selama ini Siagian, P. Sondang. 2001.Manajemen Sumber Daya
belum semuanya dimiliki dan dibuat oleh masing- Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
masing KUB.

429

Anda mungkin juga menyukai