PENDAHULAN
Latar Belakang
Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam
masyarakat yang perannya menjadi penting sejak era reformasi, tanpa disadari dalam
kehidupan sehari-hari semakin banyak keterlibatan lembaga nirlaba. Organisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana prasarana, data yang digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi (Nainggolan, 2005).
Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai
bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Pada
beberapa organisasi nirlaba meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi nirlaba tersebut
mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas
jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah aset, dan kepastian aliran
pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan
organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya. Organisasi semacam ini
memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan bisnis pada umunya.
2. Laporan Aktivitas
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Apakah penyusunan laporan keuangan organisasi gerakan pramuka sudah sesuai dengan
PSAK No.45?
2. Bagaimana penarapan PSAK No.45 pada laporan keuangan organisasi gerakan pramuka?
Manfaat penelitian
Hal yang paling penting dari sebuah penelitian adalah manfaat yang dihasilkan daripenelitian
tersebut. Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah:
Secara akademis, hasil penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
bermanfaat bagi:
1. Secara akademisi
a. Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan
tentang PSAK no. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dan
Implementasinya dalam penyusunan laporan keuangan organisasi gerakan pramuka.
b. Lembaga pendidikan
Hasil penelitian juga dapat digunakan sumber referensi bagi peneliti lain dan
mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan lebih
mendalam.
2. Secara praktisi
Sedangkan secara praktis, dari hasil penelitian ini baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat bermanfaat bagi organisasi nirlaba terutama organsasi gerakan
pramuka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat informasi dan
masukan yang berguna dalam penyusunan laporan keuangan yang lebih baik untuk
kedepannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Organisasi nirlaba
Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk
mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu
tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat
mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma
publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam
hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi
profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
2. Organisasi pramuka
Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang
Muda yang Suka Berkarya. “Pramuka” merupakan sebutan bagi Anggota Gerakan
Pramuka, yang meliputi;
Pramuka Siaga (7-10 tahun),
Pramuka Penggalang (11-15 tahun),
Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan
Pramuka Pandega (21-25 tahun).
Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan
didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.
Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia
ini meleburkan diri menjadi satu bernama (Belanda) Indonesische Nationale
Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.
3. Kwartir
KWARTIR adalah satuan organisasi pengelola Gerakan Pramuka yang
dipimpin secara kolektif pada setiap tingkatan wilayah (AD/ART hasil Munas tahun
2018). Secara kiasan dasarnya kata Kwartir bermakna markas. Sebagaimana
disebutkan pada AD/ART hasil MUNAS Gerakan Pramuka Tahun 2018, bahwa
KiasanDasar adalah simbol-simbol yang digunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan. Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan dikemas dengan
menggunakan Kiasan Dasar yang bersumber dari sejarah perjuangan dan budaya
bangsa.
Dalam Gerakan Pramuka di Indonesia terdapat 4 Kwartir, yaitu:
1. Kwartir Ranting (Kwaran)
2.Kwartir Cabang (Kwarcab)
3. Kwartir Daerah (Kwarda)
4. Kwartir Nasional (Kwarnas)
2. Asosiasi / Perkumpulan
Ada dua jenis asosiasi di Indonesia termasuk asosiasi digabungkan, yang
memiliki kepribadian hukum, dan asosiasi biasa, yang tidak. Kedua adalah
organisasi berbasis keanggotaan yang didirikan karena identitas umum atau tujuan
di antara para anggotanya. Misalnya adalah Asosiasi Universitas Alumnus,
Asosiasi Kerja Indonesia Mahasiswa dan Asosiasi Guru Matematika Indonesia.
3. Institut / Lembaga
Institut adalah sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mencapai
tujuan dalam hal pendidikan, sosial, budaya dan humaniora. Misalnya adalah
Institut Strategi Nasional (LSN), Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS),
dll Institut tidak dapat berdiri sendiri sebagai badan hukum tunggal. Sebuah
lembaga dapat memilih bentuk badan hukumnya, apakah itu menggunakan
foundation, asosiasi atau bahkan korporasi sebagai badan hukum. Sebagian besar
lembaga non-profit sangat dibentuk melalui badan hukum yayasan. Ini berarti
bahwa setiap lembaga memiliki landasan sendiri untuk hari dana lembaga untuk
kegiatan hari dan Program.
Struktur organisasi lembaga ini sangat tergantung pada tujuan utama dan
bidang lembaga. Misalnya ini adalah lembaga penelitian. Lembaga penelitian
seharusnya memiliki direktur, sekretaris, bendahara dan anggota penelitinya.
BAB 5 PENUTUP
KESIMPULAN
Ikatan Akuntansi Indonesia mempunyai peranan penting sebagai pembentuk
Standar Akuntansi keuangan yang mengenai keuangan entitas nirlaba. Standar ini
tertulis dalam pernyataan Standart Akuntansi keuangan No.45 Tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba. Penelitian ini dilakukan pada Gerakan Pramuka
Kwarda NTB yang termasuk dalam entitas nirlaba. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penerapan laporan keuangan pada Gerakan Pramuka
Kwarda NTB apakah sudah sesuai dengan pernyataan Standar Akuntasi Keuangan
No.45. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan deskriptif kualitatif.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi
kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan seorang karyawan bagian akuntasi
pada Gerakan Pramuka Kwarda NTB. Hasil dan kesimpulan dari penelitian adalah
laporan keuangan Gerakan Pramuka Kwarda NTB belum sesuai dengan PSAK
NO.45. Laporan keuangan Gerakan Pramuka Kwarda NTB dibuat secara manual
dan hanya berbentuk neraca saldo, laporan operasional, laporan, dan laporan
realisasi anggaran sehingga perlu dilakukan pembuatan laporan posisi keuangan,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Pentingnya pembuatan laporan keuangan bagi organisasi nirlaba atau non profit
sangat terlihat. Ada beberapa sponsor yang mulai meminta laporan
pertanggungjawaban untuk melihat seberapa pengeluaran yang telah digunakan
dalam kegiatan pramuka dan dalam operasional lainnya untuk melangsungkan
kemajuan organisasi nirlaba tersebut. Pada gerakan pramuka kwarda NTB sangat
membutuhkan pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan aturan
perundang-undangan organisasi nirlaba. Yang dimana tujuan Pelaporan
Keuangan itu sendiri merupakan kepentingan bersama untuk menilai jasa yang
diberikan oleh pemerintah dan sponsor melihat kemampuannya untuk terus
memberikan jasa secara berkesinambungan serta untuk menilai cara ketua
melaksanakan mekanisme pertanggungjawaban dan aspek kinerja ketua. Dalam
pembuatan laporan keuangan organisasi hanya memiliki laporan kas masuk dan
kas keluar. Lemahnya prosedur penyusunan laporan keuangan organisasi yang
belum baik dikarenakan dalam pembuatan laporan keuangan masih secara
manual.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian di Gerakan Pramuka KWARDA
NTB adalah :
1. Organisasi masih melakukan pembuatan dan perhitungan laporan keuangan
secara manual sehingga perlunya menggunakan sistem akuntansi yang baik.
2. Organisasi hanya mengenal dua bentuk umum laporan adalah laporan
penerimaan anggaran dan laporan pengeluaran anggaran.
3. Organisasi belum mempunyai laporan keuangan Laporan Posisi Keuangan
maupun Laporan Aktivitas
4. Organisasi menggunakan metode cash basic dalam pengakuan anggaran masuk
dan anggaran keluar.
5. Organisasi melakukan penganggaran tiap awal periode oleh bendahara.
Saran
Penelitian telah usai dilakukan maka peneliti saat ini dapat memberikan
saran terbaik yang dapat diberikan kepada pihak Organisasi Gerakan Pramuka
KWARDA NTB, pihak lain yang terkait, dan peneliti selanjutnya adalah :
1. Perlu diadakan audit terhadap laporan pemasukan maupun pengeluaran kas
organisasi walaupun organisasi belum memiliki pelaporan keuangan yang
lengkap,
mengingat untuk menambah tingkat kepercayaan pemerintah dan sponsor
terhadap kinerja organisasi gerakan pramuka KWARDA NTB.
2.Organisasi Gerakan Pramuka KWARDA NTB memerlukan akuntansi sebagai
alat dalam pengelolaan, perencanaan dan pengawasan keuangan dengan
berpedoman pada PSAK 45 tentang Standar Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba sehingga laporan keuangan yang disajikan oleh organiasi dalam laporan
keuangan lebih jelas, relevan, dapat dipercaya dan transparan dalam
pelaporannya.
3.Diperlukan adanya tenaga ahli untuk pemeriksaan internal (audit internal) agar
dapat diukur tingkat reabilitas laporan keuangan, petugas pemegang keuangan
serta semua yang terlibat dalam keuangan Organisasi Gerakan Pramuka
KWARDA NTB.