Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULAN

Latar Belakang

Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam
masyarakat yang perannya menjadi penting sejak era reformasi, tanpa disadari dalam
kehidupan sehari-hari semakin banyak keterlibatan lembaga nirlaba. Organisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana prasarana, data yang digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi (Nainggolan, 2005).

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama


yang mendasar terletak pada cara organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya
dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi
nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam
organisasi bisnis misalnya penerimaan sumbangan (IAI, 2015)

Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai
bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Pada
beberapa organisasi nirlaba meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi nirlaba tersebut
mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas
jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah aset, dan kepastian aliran
pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan
organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya. Organisasi semacam ini
memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan bisnis pada umunya.

Standar akuntasi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan organisasi


nirlaba adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba. Standar pelaporan dibuat dengan tujuan agar laporan keuangan
organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya
banding yang tinggi. Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi:

1. Laporan Posisi Keuangan

2. Laporan Aktivitas

3. Laporan Arus Kas

4. Catatan atas Laporan Keuangan


Salah satu contoh organisasi nirlaba saat ini adalah organiasi gerakan pramuka, saat
ini organisasi gerakan pramuka sudah banyak bemunculan di setiap daerah. Organisasi
pramuka sudah ada di indonesia sejak zaman pak soeharto di era 1960 an. Pada saat ini
bedirinya sebuah organisasi gerakan pramuka lebih berfokus pada karakter yang akan
ditanamkan pada setiap anggaotanya. pendirian organisasi gerakan pramuka ini bukan untuk
mencari keuntungan semata, namun bagaimana rasa percaya diri yang akan di dapati dari
setiap anggotanya, walaupun dalam perjalanannya organisasi gerkan pramuka membutuhkan
dana dalam pengoperasiannya yang diperoleh dari dana hibah pemerintah maupun sponsor-
sponsor lain yang tidak terkait.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.

1. Apakah penyusunan laporan keuangan organisasi gerakan pramuka sudah sesuai dengan
PSAK No.45?

2. Bagaimana penarapan PSAK No.45 pada laporan keuangan organisasi gerakan pramuka?

Manfaat penelitian

Hal yang paling penting dari sebuah penelitian adalah manfaat yang dihasilkan daripenelitian
tersebut. Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah:

Secara akademis, hasil penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
bermanfaat bagi:

1. Secara akademisi
a. Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan
tentang PSAK no. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dan
Implementasinya dalam penyusunan laporan keuangan organisasi gerakan pramuka.
b. Lembaga pendidikan
Hasil penelitian juga dapat digunakan sumber referensi bagi peneliti lain dan
mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan lebih
mendalam.
2. Secara praktisi
Sedangkan secara praktis, dari hasil penelitian ini baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat bermanfaat bagi organisasi nirlaba terutama organsasi gerakan
pramuka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat informasi dan
masukan yang berguna dalam penyusunan laporan keuangan yang lebih baik untuk
kedepannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Organisasi nirlaba
Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk
mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu
tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat
mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma
publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam
hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi
profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
2. Organisasi pramuka
Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang
Muda yang Suka Berkarya. “Pramuka” merupakan sebutan bagi Anggota Gerakan
Pramuka, yang meliputi;
Pramuka Siaga (7-10 tahun),
Pramuka Penggalang (11-15 tahun),
Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan
Pramuka Pandega (21-25 tahun).

Kelompok anggota yang lain disebut anggota dewasa. Sedangkan yang


dimaksud “Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di
luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan
yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan
bangsa Indonesia.

Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan
didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.
Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia
ini meleburkan diri menjadi satu bernama (Belanda) Indonesische Nationale
Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.

3. Kwartir
KWARTIR adalah satuan organisasi pengelola Gerakan Pramuka yang
dipimpin secara kolektif pada setiap tingkatan wilayah (AD/ART hasil Munas tahun
2018). Secara kiasan dasarnya kata Kwartir bermakna markas. Sebagaimana
disebutkan pada AD/ART hasil MUNAS Gerakan Pramuka Tahun 2018, bahwa
KiasanDasar adalah simbol-simbol yang digunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan. Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan dikemas dengan
menggunakan Kiasan Dasar yang bersumber dari sejarah perjuangan dan budaya
bangsa.
Dalam Gerakan Pramuka di Indonesia terdapat 4 Kwartir, yaitu:
1. Kwartir Ranting  (Kwaran)
2.Kwartir Cabang  (Kwarcab)
3. Kwartir Daerah  (Kwarda)
4. Kwartir Nasional (Kwarnas)

` Tugas dan Tanggungjawabnya (Tupoksi)

1. Kwartir Ranting  (Kwaran),


- Kwaran mengelola dan membina organisasi semua gugus depan di wilayahnya.
Kwaran melakukan melakukan hubungan dan dan konsultasi dengan Majelis
Pembimbing (Mabi) Ranting.
- Kwaran bekerjasama dengan masyarakat setempat, instansi pemerintah ataupun
swasta, yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, di tingkat Kecamatan.
- Kwaran menyampaikan laporan perkembangan Gerakan Pramuka di ranting
kepada Kwarcab, dengan tembusan kepada Kwarda.
- Kwaran melaksanakan koordinasi, membantu, dan memastikan terselenggaranya
Musyawarah Gugus depan ( Mugus).
- Kwaran membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk
disampaikan kepada Rapat Kerja Ranting.
- Kwaran menyampaikan Laporan Pertangungjawaban Kwartir Ranting kepada
Musyawarah Ranting.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kwaran bertanggungjawab kepada Musyawarah
Ranting.

2. Kwartir Cabang  (Kwarcab),


- Kwarcab mengelola dan membina semua Kwartir Ranting, semua gugus depan,
dan organisasi pendukung Gerakan Pramuka di wilayahnya.
- Kwarcab melakukan melakukan hubungan dan dan konsultasi dengan Majelis
Pembimbing (Mabi) Cabang.
- Kwarcab bekerjasama dengan instansi pemerintah ataupun swasta, dan
organisasi masyarakat  yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, di tingkat
Kabupaten atau Kota.
- Kwarcab menyampaikan laporan perkembangan Gerakan Pramuka di cabang
kepada Kwarda, dengan tembusan kepada Kwarnas.
- Kwarcab melaksanakan koordinasi, membantu, dan memastikan
terselenggaranya Musyawarah Ranting.
- Kwarcab membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk
disampaikan kepada Rapat Kerja Cabang.
- Kwarcab menyampaikan Laporan Pertangungjawaban Kwartir Cabang kepada
Musyawarah Cabang.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kwarcab bertanggungjawab kepada Musyawarah
Cabang.

3. Kwartir Daerah (Kwarda),


- Kwarda mengelola dan membina semua Kwartir Cabang, dan organisasi
pendukung Gerakan Pramuka di wilayahnya.
- Kwarda melakukan melakukan hubungan dan dan konsultasi dengan Majelis
Pembimbing (Mabi) Daerah.
- Kwarda bekerja sama dengan instansi pemerintah ataupun swasta, dan organisasi
masyarakat yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, di tingkat Provinsi.
- Kwarda menyampaikan laporan perkembangan Gerakan Pramuka di daerah
kepada Kwarnas.
- Kwarda melaksanakan koordinasi, membantu, dan memastikan terselenggaranya
Musyawarah Cabang.
- Kwarda membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk
disampaikan kepada Rapat Kerja Daerah.
- Kwarda menyampaikan Laporan Pertangungjawaban
- Kwarda menyampaikan Laporan Pertangungjawaban Kwartir Daerah kepada
Musyawarah Daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kwarda bertanggungjawab kepada Musyawarah
Daerah.

4. Kwartir Nasional (Kwarnas)


- Kwarnas mengelola dan membina semua Kwartir Daerah, dan organisasi
pendukung Gerakan Pramuka di wilayahnya, serta semua gugus depan perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri.
- Kwarnas melakukan melakukan hubungan dan dan konsultasi dengan Majelis
Pembimbing (Mabi) Nasional.
- Kwarnas bekerjasama dengan instansi pemerintah ataupun swasta, dan
organisasi masyarakat yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, di tingkat
Nasional
- Kwarnas melakukan kerjasama dengan badan/ organisasi kepramukaan di luar
negeri.
- Kwarnas melaksanakan koordinasi, membantu, dan memastikan
terselenggaranya Musyawarah Daerah.
- Kwarnas membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk
disampaikan kepada Rapat Kerja Nasional.
- Kwarnas menyampaikan Laporan Pertangungjawaban Kwartir Nasional kepada
Musyawarah Nasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kwarnas bertanggungjawab kepada Musyawarah
Nasional.

Jenis-Jenis Organisasi Nirlaba di Indonesia


1. Yayasan
Perubahan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan mendefinisikan dasar sebagai badan
hukum non-anggota, didirikan berdasarkan pemisahan aset, dan dimaksudkan
sebagai sarana untuk untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,
atau bidang kemanusiaan.

Yayasan tidak dapat memiliki kepemilikan eksklusif. Sebaliknya, ia hanya


memiliki pendiri. Orang asing dapat menjadi pendiri yayasan. Adapun struktur
organisasi, yayasan diatur oleh Dewan Pengawas (Dewan Pembina), Dewan
Penasehat (Dewan Pengawas) dan Dewan Manajemen (Dewan Pengurus). Dewan
pengawas memiliki hak untuk memutuskan keputusan strategis termasuk
mengangkat dan memberhentikan anggota penasihat dan manajemen, menyetujui
dan / atau memodifikasi anggaran tahunan yayasan, menyetujui perencanaan
program yayasan, dan keputusan untuk merger atau memberhentikan yayasan.

2. Asosiasi / Perkumpulan
Ada dua jenis asosiasi di Indonesia termasuk asosiasi digabungkan, yang
memiliki kepribadian hukum, dan asosiasi biasa, yang tidak. Kedua adalah
organisasi berbasis keanggotaan yang didirikan karena identitas umum atau tujuan
di antara para anggotanya. Misalnya adalah Asosiasi Universitas Alumnus,
Asosiasi Kerja Indonesia Mahasiswa dan Asosiasi Guru Matematika Indonesia.

Kebanyakan asosiasi yang dibentuk sebagai entitas non-hukum. Tapi, jika


asosiasi tertentu ingin membentuk badan hukum, asosiasi harus mempersiapkan
surat pendaftaran kepada Ketua Pengadilan Negeri (Ketua Pengadilan Negeri) di
warga asosiasi. Setelah pendaftaran disetujui oleh pengadilan distrik, asosiasi
diizinkan untuk meminta surat pengesahan dengan Indonesia Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan mengumumkannya dalam Sistem Hukum
Indonesia Badan Administrasi (BNRI).

3. Institut / Lembaga
Institut adalah sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mencapai
tujuan dalam hal pendidikan, sosial, budaya dan humaniora. Misalnya adalah
Institut Strategi Nasional (LSN), Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS),
dll Institut tidak dapat berdiri sendiri sebagai badan hukum tunggal. Sebuah
lembaga dapat memilih bentuk badan hukumnya, apakah itu menggunakan
foundation, asosiasi atau bahkan korporasi sebagai badan hukum. Sebagian besar
lembaga non-profit sangat dibentuk melalui badan hukum yayasan. Ini berarti
bahwa setiap lembaga memiliki landasan sendiri untuk hari dana lembaga untuk
kegiatan hari dan Program.
Struktur organisasi lembaga ini sangat tergantung pada tujuan utama dan
bidang lembaga. Misalnya ini adalah lembaga penelitian. Lembaga penelitian
seharusnya memiliki direktur, sekretaris, bendahara dan anggota penelitinya.

BAB 5 PENUTUP
KESIMPULAN
Ikatan Akuntansi Indonesia mempunyai peranan penting sebagai pembentuk
Standar Akuntansi keuangan yang mengenai keuangan entitas nirlaba. Standar ini
tertulis dalam pernyataan Standart Akuntansi keuangan No.45 Tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba. Penelitian ini dilakukan pada Gerakan Pramuka
Kwarda NTB yang termasuk dalam entitas nirlaba. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penerapan laporan keuangan pada Gerakan Pramuka
Kwarda NTB apakah sudah sesuai dengan pernyataan Standar Akuntasi Keuangan
No.45. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan deskriptif kualitatif.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi
kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan seorang karyawan bagian akuntasi
pada Gerakan Pramuka Kwarda NTB. Hasil dan kesimpulan dari penelitian adalah
laporan keuangan Gerakan Pramuka Kwarda NTB belum sesuai dengan PSAK
NO.45. Laporan keuangan Gerakan Pramuka Kwarda NTB dibuat secara manual
dan hanya berbentuk neraca saldo, laporan operasional, laporan, dan laporan
realisasi anggaran sehingga perlu dilakukan pembuatan laporan posisi keuangan,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Pentingnya pembuatan laporan keuangan bagi organisasi nirlaba atau non profit
sangat terlihat. Ada beberapa sponsor yang mulai meminta laporan
pertanggungjawaban untuk melihat seberapa pengeluaran yang telah digunakan
dalam kegiatan pramuka dan dalam operasional lainnya untuk melangsungkan
kemajuan organisasi nirlaba tersebut. Pada gerakan pramuka kwarda NTB sangat
membutuhkan pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan aturan
perundang-undangan organisasi nirlaba. Yang dimana tujuan Pelaporan
Keuangan itu sendiri merupakan kepentingan bersama untuk menilai jasa yang
diberikan oleh pemerintah dan sponsor melihat kemampuannya untuk terus
memberikan jasa secara berkesinambungan serta untuk menilai cara ketua
melaksanakan mekanisme pertanggungjawaban dan aspek kinerja ketua. Dalam
pembuatan laporan keuangan organisasi hanya memiliki laporan kas masuk dan
kas keluar. Lemahnya prosedur penyusunan laporan keuangan organisasi yang
belum baik dikarenakan dalam pembuatan laporan keuangan masih secara
manual.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian di Gerakan Pramuka KWARDA
NTB adalah :
1. Organisasi masih melakukan pembuatan dan perhitungan laporan keuangan
secara manual sehingga perlunya menggunakan sistem akuntansi yang baik.
2. Organisasi hanya mengenal dua bentuk umum laporan adalah laporan
penerimaan anggaran dan laporan pengeluaran anggaran.
3. Organisasi belum mempunyai laporan keuangan Laporan Posisi Keuangan
maupun Laporan Aktivitas
4. Organisasi menggunakan metode cash basic dalam pengakuan anggaran masuk
dan anggaran keluar.
5. Organisasi melakukan penganggaran tiap awal periode oleh bendahara.

Saran
Penelitian telah usai dilakukan maka peneliti saat ini dapat memberikan
saran terbaik yang dapat diberikan kepada pihak Organisasi Gerakan Pramuka
KWARDA NTB, pihak lain yang terkait, dan peneliti selanjutnya adalah :
1. Perlu diadakan audit terhadap laporan pemasukan maupun pengeluaran kas
organisasi walaupun organisasi belum memiliki pelaporan keuangan yang
lengkap,
mengingat untuk menambah tingkat kepercayaan pemerintah dan sponsor
terhadap kinerja organisasi gerakan pramuka KWARDA NTB.
2.Organisasi Gerakan Pramuka KWARDA NTB memerlukan akuntansi sebagai
alat dalam pengelolaan, perencanaan dan pengawasan keuangan dengan
berpedoman pada PSAK 45 tentang Standar Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba sehingga laporan keuangan yang disajikan oleh organiasi dalam laporan
keuangan lebih jelas, relevan, dapat dipercaya dan transparan dalam
pelaporannya.
3.Diperlukan adanya tenaga ahli untuk pemeriksaan internal (audit internal) agar
dapat diukur tingkat reabilitas laporan keuangan, petugas pemegang keuangan
serta semua yang terlibat dalam keuangan Organisasi Gerakan Pramuka
KWARDA NTB.

Anda mungkin juga menyukai