Disusun Oleh:
Marito Oktaria Pakpahan(21140130)
Terminasi :
Menyimpulkan,Mengucapkan
terimakasih atas perhatian
peserta. Mengucapkan
salam, penutup
MATERI PENYULUHAN
Medikamentosa
Pada pasien tanpa infeksi, pemberian glukokortikoid dan pentoxifylline dapat diberikan
untuk menangani sirosis. Pemberian pentoxifylline masih kontroversial karena terdapat
studi yang menyatakan bahwa penggunaannya tidak meningkatkan tingkat kesintasan
pasien. Walau demikian, obat ini tetap digunakan, terutama pada pasien yang memiliki
kontraindikasi terhadap glukokortikoid karena belum terdapat alternatif obat yang lebih
baik. [23, 24]
Diet dengan protein 1 gram/kgBB disertai kalori sebesar 2000-3000 kkal/hari dapat
diberikan apabila tidak terdapat koma hepatika. Selain itu, edukasi mengenai reduksi
konsumsi alkohol juga harus dilakukan untuk mengurangi risiko sirosis hepatis yang
lebih parah.
Pada pasien dengan ensefalopati hepatis, pemberian diet protein harus dikurangi hingga
0.5 gram/kgBB/hari. Selain itu, pemberian laktulosa dapat membantu mengeluarkan
ammonia dari tubuh. Pasien dengan asites dapat diberikan diet rendah garam.[10]
Pengurangan konsumsi alkohol dan pemberian terapi untuk Hepatitis B dan C terbukti
memperbaiki kondisi sirosis hepatis.
Penanganan Infeksi
Perbaikan sirkulasi yang buruk dapat dilakukan dengan pemberian albumin. Hal ini
ditunjukkan dengan berkurangnya asites. Selain albumin, pemberian diuretik
seperti spironolactone 1x 100-200 mg/hari dapat dikombinasikan dengan diet rendah
garam dalam memperbaiki asites. Perbaikan dari asites dapat dilihat dari perubahan berat
badan 500 gram - 1 kg per hari.
III. Masalah yang akan muncul pada sirosis Hepatis:
Bila terjadi bertahun-tahun sirosis hati dapat menyebabkan gagal hati,bahkan sampai
dapat menyebabkan kematian.