Anda di halaman 1dari 4

Tugas Metodologi Penelitian

Judul : Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Membasmi Hama atau Penyakit Melalui
Ritual Adat “JOKA JU” di Desa Kotabaru Kecamatan Kotabaru Kabupaten Ende

Nama : Maria Gabriela Blutuk Mbejo


Nim : 42119123

Administrasi Publik
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang 2022
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kearifan lokal masyarakat Kotabaru dalam upacara “Joka Ju” merupakan tradisi yang
telah diturunkan dari generasi ke generasi. Secara harafiah Joka Ju berasal dari 2 (dua) kata,
yaitu : Joka yang artinya menolak dan Ju, Ju Angi artinya hama, penyakit. Ritual Joka Ju
merupakan upacara adat yang dilaksanakan oleh para Tua adat/ Mosalaki bersama masyarakat
pada setiap bulan April untuk menolak bala, penyakit atau hama yang diprakarsai oleh para tua
adat/ Mosalaki untuk memperoleh hasil panen yang berlimpah sesuai dengan kepercayaan
masyarakat daerah setempat, yang ditandai dengan tarian Gawi merupakan awal pelaksanaan
upacara tersebut. Tujuannya adalah untuk menolak bala penyakit dan hama yang sering
mengganggu tanaman masyarakat seperti padi, jagung dan tanaman palawija lainnya dan agar
masyarakat setempat tidak “pelapani” (tidak berbuat jahat). Di sisi lain upacara tersebut juga
dilaksanakan untuk merayakan tahun baru menurut adat penduduk setempat. Keterikatan
masyarakat Kotabaru dengan alam sangat terasa dalam pelaksanaan upacara Joka Ju, dimana
perilaku keseharian masyarakat banyak di pengaruhi oleh alam pikiran yang bersifat spiritual.
Masyarakat Kotabaru dalam kehidupan sehari-hari memiliki hubungan istimewa dengan alam
serta di kenal juga sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai tradisi yang bertujuan untuk
menjaga kerukunan, keselamatan, dan bentuk syukur kepada Tuhan.
Dalam pesta adat Joka Ju, Ana Kalo Fai Walu (komunitas masyarakat adat) sebagai
penggarap lahan, wajib mboko satu tu gha tubu (membawa beras, ayam dan tuak) yang diantar
ke rumah adat. Setelah itu baru upacra Joka Ju, sehingga harapan Mosalaki dan Ana Kalo Fai
Walu (tua adat bersama komunitas masyarakat adatnya) tentang Tedo Tembu Wesa Wela
(tanam, tumbuh, hambur pun hidup) dapat tercapai.
Untuk melaksanakan upacara adat Joka Ju, semua Mosalaki (tua adat) berpakaian adat
Luka Lesu, Senai (kain destar dan selendang). Para Mosalaki Pu’u, Mosalaki Ria Bewa,
Mosalaki Ulu Eko, Mosalaki Turu Tengu Kana Wara, Mosalaki Tuke Sani Ria Bewa dan
Mosalaki Ine Tana Embu Watu melaksanakan ritual adat Joka Ju untuk menolak roh-roh jahat
agar seluruh masyarakat desa Kotabaru bekerja dengan hasil berlimpah.
Pada dasarnya Joka Ju merupakan ritual yang bernilai sacral dan bertujuan sangat mulia
karena di dalam ritual adat tersebut mengajarkan masyarakat setempat untuk bisa saling
menghargai antara manusia, tumbuhan, hewan dan tanah untuk tidak saling atau terus melukai.
Makna upacara ini adalah supaya tubuh kita terhindar dari segala macam penyakit, aturan
pelaksanaan kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh masyarakat yaitu bahwa selama upacara
Joka Ju berlangsung setiap orang atau masyarakat setempat tidak diperbolehkan melakukan
aktifitas seperti bekerja di kebun, menenun dan memegang dedaunan hijau. Apabila ketentuan
tersebut dilanggar maka orang yang melanggar akan mendapat sangsi adat oleh Tua Adat/
Mosalaki berupa pemberian binatang, moke (arak) atau mokeboti arewati untuk diberikan
kepada Mosalaki dan selanjutnya dipergunakan untuk makan dan minum bersama
masyarakatnya. Pada hari ke-4 (empat) para Tua Adat / Mosalaki membuat sesajian dan
mengantar untuk memberi makan roh leluhur di suatu tempat yang telah ditentukan
Partisipasi masyarakat adalah salah satu hal terpenting karena dengan partisipasi dari
masyarakat itu sendiri setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut diharapkan akan
mencapai tujuan yang diinginkan. Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat mempunyai
keuntungan yaitu hasil panen yang sangat memuaskan, terhindar dari segala penyakit atau virus
yang mematikan. Prinsip inilah yang digunakan oleh masyarakat Desa Kotabaru dalam
menyelenggarakan ritual adat Joka Ju, semua warga Desa Kotabaru ikut berpartisipasi dalam
setiap acara yang diakan dalam tradisi ini secara langsung. Keterlibatan di dalam upacara adat
yang dilakukan setiap tahun pada bulan April ini berupa pemberian tenaga, materi dan semua
keperluan dalam upacara adat ini.
Semua warga ikut berpartisipasi dalam upacara adat Joka Ju tersebut, hal ini dikarenakan
suatu kepercayaan yang telah melekat dalam pikiran masyarakat bahwa tradisi menolak hama
atau penyakit agar hasil panen melimpah adalah tradisi nenek moyang yang tidak boleh
ditinggalkan. Mereka tidak berani untuk menghentikan tradisi mereka, karena mereka takut akan
adanya kegagalan panen bahkan rusaknya bibit tanaman di desa mereka.
BAB II

Landasan Konseptual

Anda mungkin juga menyukai