Anda di halaman 1dari 39

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH, TTV, EKG

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER KAMPUS KOTA PASURUAN
2021

i
MODUL 1
PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER

Saat ini Anda sedang mempelajari modul 1 praktikum Ilmu Biomedik Dasar. Modul ini
akan membahas tentang bagaimana mengenali bagian dari organ sistem kardiovaskuler
dan fungsinya serta cara melakukan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah.
Praktikum didesign secara daring dengan menggunakan model/gambar sistem respirasi.
Anda akan diminta untuk menyebutkan bagian dari masing-masing organ dan
fungsinya. Anda juga diharapkan dapat mendemonstrasikan pengukuran denyut nadi,
tekanan darah, MAP, PP, CRT serta mengenal EKG

Setelah mempelajari Modul ini diharapkan Anda mampu menyebutkan bagian dari
organ dan fungsinya serta melaksanakan tindakan/keterampilan pemeriksaan status
kardiovaskuler.

Fokus pembahasan pada modul 1 ini adalah bagaimana mahasiswa mempraktikan


menyebutkan bagian dari organ sistem kardiovaskuler dan tindakan pemeriksaan denyut
nadi, tekanan darah, MAP, PP, CRT serta mengenal EKG yang dibagi menjadi dua (3)
Kegiatan Praktik sebagai berikut:
1. Kegiatan Praktikum 1 : Praktikum Anatomi Sistem Kardiovaskuler
2. Kegiatan Praktikum 2 : Praktikum Menghitung denyut nadi, tekanan darah,
MAP, CRT

3. Kegiatan Praktikum 3 : Praktikum pengenalan EKG

Modul ini berbentuk petunjuk praktikum yang penting digunakan saat Anda mencoba
mempraktikkan atau mendemonstrasikan tindakan menghitung denyut nadi dan tekanan
darah. Modul ini berisi Petunjuk Praktik yang akan disajikan berdasarkan langkah-
langkah dari setiap tindakan yang dilakukan sehingga akan memberikan pengalaman
kepada Anda dalam melakukan tindakan pemeriksaan.

Adapun hal-hal yang harus Anda persiapkan sebelum melakukan praktikum adalah:
1. Pahami tujuan pembelajaran sebagai target yang akan dicapai
2. Pelajari kasus yang tersedia dan pastikan bahwa Anda telah memahami.

2
3. Baca petunjuk pratikum dengan teliti
4. Baca setiap langkah yang tercantum dalam instruksi kerja atau prosedur
pelaksanaan.
5. Siapkan peralatan dan bahan sesuai kebutuhan untuk setiap tindakan/
keterampilan yang akan dipraktikkan.
6. Perhatikan demonstrasi dari tutor dengan baik
7. Praktikkan / demonstrasikan setlap tindakan sesuai dengan prosedur.
8. Catat kesulitan yang Anda alami dan diskusikan dengan teman atau tutor.

Kami mengharap, anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan praktik dalam modul ini
dengan baik.

“SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES BUAT ANDA”

3
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
PRAKTIKUM ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER

Sebelum mengikuti kegiatan praktikum ini, pastikan bahwa Anda telah memahami
konsep anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler yang sudah dipelajari pada modul 1
Ilmu Biomedik Dasar. Kegiatan praktkikum 1 ini akan memberikan pengalaman kepada
Anda bagaimana menentukan organ-organ yang menyusun sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah. Bab ini akan membantu Anda untuk memahami struktur, fungsi
jantung, dan berbagai jenis pembuluh darah, serta mengontrol tekanan darah.
Setelah mempelajari kegiatan praktikum 1 ini, diharapkan anda dapat:
1. Menyebutkan anatomi jantung dan pembuluh darah
2. Menjelaskan fungsi jantung dan peredaran darah

URAIAN MATERI
Sistem kardiovaskuler merupakan bagian dari tubuh yang sangat penting karena
merupakan pengatur. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung yang merupakan
pompa, dengan jaringan pembuluh darah yang luas, yang bertugas sebagai pengangkut
untuk darah. Bersama keduanya menyediakan nutrisi (oksigen dan zat gizi) bagi seluruh
tubuh dan membuang zat sisa. Arteri membawa darah dari jantung, Vena membawa
darah ke jantung. Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang di antarnya dan
merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan buangan.
1. Anatomi Jantung dan Pembuluh Darah
Jantung terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke
sebelah kiri sternum. Sisi basal (bagian atas) terletak ± 9 cm ke kiri garis tengah
pada ruang kosta ke 2 (C-2), sedangkan apek terletak pada Interkosta ke- 5 (IC-5)
midclavikula sinistra. Pada basal jantung terdapat aorta, batang arteri pulmonalis,
vena kava superior dan inferior, serta vena pulmonalis.
Jantung terikat pada tempatnya. Penyokong utama adalah paru-paru yang
menekan jantung dari samping, sedangkan diafragma menyokong dari bawah.
Pembuluh darah besar yang keluar dan masuk jantung juga memfiksasi jantung
sehingga jantung tidak mudah berpindah.

4
Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu: Atrium kanan, Atrium kiri, Ventrikel kanan,
Ventrikel kiri. Setiap ruang dipisahkan oleh katub: Katub atrioventrikuler, yaitu
katub antara atrium dan ventrikel yaitu Katub Atrioventrikuler kanan (katup
trikuspid); memiliki tiga pintu (tiga lembar daun katub). Katub atrioventrikuler kiri
(katub mitral) memiliki dua pintu (dua lembar daun katub). Katup pulmonal yaitu
pemisah antara ventrikel kanan dengan paru-paru. Katub aorta yiatu pemisah antara
ventrikel kiri dengan aorta. Katub antara atrium dan ventrikel menutup secara pasif
sesuai dengan perubahan tekanan. Saat sistol (kontraksi ventrikel), tekanan di
ventrikel naik melebihi atrium dan katub menutup, mencegah aliran balik ke
jantung.
Dalam tubuh manusia, terdapat tiga jenis pembuluh darah yaitu: arteri, vena dan
kapiler. Arteri mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh, kecuali ke
arteri pulmonalis. Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah yang kaya
CO2 dari tubuh ke jantung. Dan Arteriol (arteri berukuran paling kecil) terkecil
bercabang menjadi sejumlah pembuluh panjang yang disebut kapiler.
Pembuluh darah yang tersambung dengan jantung diantaranya vena kava
superior dan inferior menuangkan darahnya ke atrium kanan. Lubang dari vena kava
inferior dijaga oleh katup semilunar eustakhius. Arteri pulmonalis membawa
darah keluar dari vertikel kanan. Empat pulmonaris membawa darah dari paru-paru
ke atrium kiri. Aorta membawa darah keluar dari ventrikel kiri.
2. Sistem Peredaran Darah
Secara umum fungsi jantung yang utama adalah memompa darah ke seluruh
tubuh dan menampungnya kembali setelah dibersihkan organ paru- paru. Darah
yang kembali ke jantung dari vena kava superior dan inferior kemudian masuk ke
dalam atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir melewati katub
seminlunaris (tricuspid) ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan, darah kemudian
mengalir ke arteri pulmonalis melewati katup pulmonaris. Arteri pulmonaris
bercabang ke paru-paru kanan dan kiri. Di paru-pau, arteri-arteri pulmonaris
bercabang berkali-kali menjadi arteriol dan kemudian kapiler. Setiap kapiler
memberik perfusi (pertukaran gas) melalui sebuah alveolus. Semua kapiler menyatu
kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. vena kemdian menyatu

5
untuk membentuk vena pulmonaris yang besar. Darah dari vena pulmonalis kembali
ke atrium kiri.
Darah di atrium kiri mengalir ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis. Dari
ventrikel kiri, darah keluar menuju aorta melewati katup aorta. Darah dari aorta
kemudian didistribusikan ke seluruh sirkulasi sitemik melalui arteri, arteriol, dan
kapiler, yang kemudian menyatu kembali untuk membentuk vena-vena.
Vena-vena dari bagian tubuh bawah mengembalikan darah ke vena kava
inferior. Sedangkan vena-vena pada bagian atas tubuh mengembalikan aliran darah
ke vena kava superior yang kemudian keduanya akan dikembalikan ke dalam
jantung.

LATIHAN

Latihan 1 : Praktik Menyebutkan anatomi jantung dan pembuluh darah


Ilustrasi kasus:
Terdapat gambar anatomi jantung dan pembuluh darah berikut ini yang belum
teridentifikasi nama organnya.
Tugas:
1. Sebutkan bagian organ jantung yang diberi huruf G dan C
Anatomi Jantung Manusia

1. Persiapan
Alat:
a. Gambar/model jantung manusia
b. Alat tulis

6
Persiapan Lingkungan:
a. Bentuklah kelompok saling berpasangan (dua orang) untuk dapat menilai hasil
kinerja temannya masing-masing!
b. Duduklah saling berhadapan!
c. Siapkan alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis diantara peserta.

Pembagian Peran
a. Bentuk kelompok
b. Tentukan pembagian peran sebagai observer dan sebagai teruji.

Petunjuk Evaluasi Latihan


a. Untuk melakukan evaluasi dari praktik anatomi yang telah Anda lakukan, gunakan
format penilaian yang telah disediakan.
b. Hitung skor yang Anda peroleh, apakah Anda puas dengan hasil yang dicapai?
Ulangi jika penilaian Anda masih kurang.

Kemampuan = x 100%

Praktik anatomi fisiologi jantung dan pembuluh darah bertujuan untuk


mengetahui seberapa dalam kemampuan Anda dalam mengenali organ yang terdapat
pada sistem kardiovaskuler.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan dengan seksama gambar/model jantung
yang telah disiapkan dan tanda panah yang ditunjuk. Sehingga Anda dapat
mengidentifikasi dengan benar organ yang dimaksud.

RANGKUMAN

Jantung merupakan organ yang sangat penting dalam sistem tubuh manusia. Jantung
bertugas memompa darah ke seluruh tubuh dan menampungnya kembali setelah
dibersihkan organ paru- paru. Jantung terdiri dari empat bagian yaitu atrium kanan,
ventrikel kana, atrium kiri dan ventrikel kiri.

7
PRETEST-POSTEST

1. Pembuluh darah yang mensuplai darah bagi jantung disebut?


a. Aorta ascendens d. Arteri femoralis
b. Arteri koroner e. Arteri brakhialis
c. Arteri abdominalis
2. Alur dari sirkulasi istemik yang benar adalah:
a. Darah dari seluruh tubuh - vena kava superior dan inferior – ventrikel kanan
- atrium kanan – paru – atrium kiri – ventrikel kiri – aorta – arteri –
areteriola – kapiler – venula – vena – vena kava superior dan inferior –
jantung
b. Darah dari seluruh tubuh - vena kava superior dan inferior - atrium kanan –
ventrikel kanan – atrium kiri – paru - ventrikel kiri – aorta – arteri –
areteriola – kapiler – venula – vena – vena kava superior dan inferior –
jantung
c. Darah dari seluruh tubuh - vena kava superior dan inferior - atrium kanan –
ventrikel kanan – paru – atrium kiri – ventrikel kiri – aorta – arteri –
areteriola – kapiler – venula – vena – vena kava superior dan inferior –
jantung
d. Darah dari seluruh tubuh - vena kava superior dan inferior - atrium kiri –
ventrikel kiri – paru - atrium kanan – ventrikel kanan - – aorta – arteri –
areteriola – kapiler – venula – vena – vena kava superior dan inferior –
jantung
3. Lapisan jantung yang merupakan pembungkus paling luar dan bersifat tidak
elastik yaitu:
a. Perikardium serosa d. Endokardium
b. Perikardium fibrosa e. Eksokardium
c. Miokardium
4. Katub jantung yang memisahkan antara ventrikel kiri dan aorta adalah?
a. katub trikuspid c. katub pulmonal
b. katub bikuspidalis d. katub aorta
5. Sistem konduksi utama jantung adalah?
a. Nodus SA d. Serabut Purkinje
b. Nodus AV
c. Bundle His

8
UJI KETRAMPILAN

1. Jodohkanlah gambar di samping (angka) sesuai dengan nama nama organ jantung yang
sudah tersediadi lajur kanan
Anatomi Jantung Manusia
10 a. Vena kava superior
00 b. Vena kava inverior
0j
9 1 c. Aorta
d. Atrium kanan
2 e. Arteri pulmonalis
8 kanan
h 3 f. Arteri pulmonalis kiri
3 g. Ventrikel kiri
7 h. Ventrikel kanan
G i. Atrium kiri
7 4
j. Vena pulmonalis
D
6 4
f 4
5
5
E
5 dari anatomi pembuluh darah di bawah ini
2. Identifikasi bagian
5
Anatomi Pembuluh Darah

b
a a. Venula
c b. Kapiler
c. Vena
d. Arteri
e. Arteriola

9
3. Identifikasi bagian
Anatomi Suplai darah Bagi Jantung
a. Vena kava superior
b. Vena kava inverior
c. Arteri koronaria kanan
f
d. Arteri koronaria kiri
e. Cabang arteri
koronaria
a
kanan
f. Cabang arteri
e
b koronaria
kiri
d

4. Jodohkanlah pernyataan berikut dengan organ yang tepat!


Pernyataan Organ
Memisahkan antara ventrikel kanan dengan paru-paru Arteri
Pembuluh darah yang mengalirkan darah yang kaya CO2 Katub bikuspid
dari seluruh tubuh kembali jantung
Sebagai sekat antar ventrikel atau antar atrium Vena
Memisahkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri Septum
Arteri mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh Katub pulmonal
tubuh, kecuali ke arteri pulmonalis

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


1. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban pre test dan post test 1 yang
terletak pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Benar selanjutnya
berikanlah penilaian dengan menggunakan rumus untuk mengetahui tingkat
kemampuan Anda pada kegiatan praktik 1.

Tingkat Pengetahuan =x 100%

10
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
PRAKTIKUM MENGUKUR DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

Sebelum mengikuti kegiatan praktikum ini, pastikan bahwa Anda telah memahami
konsep anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler yang sudah dipelajari pada modul 1
Ilmu Biomedik Dasar. Kegiatan praktikum 1 ini akan memberikan pengalaman kepada
anda bagaimana menentukan organ-organ yang menyusun sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah. Bab ini akan membantu Anda untuk memahami pngukuran tekanan
darah dan hal-hal yang mempengaruhi perhitungan tekanan darah pada manusia.
Setelah mempelajari kegiatan praktek 1 (unit 1) ini, diharapkan anda dapat:
1. Mengukur denyut nadi dan tekanan darah
2. Menentukan faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran denyut nadi dan tekanan
darah.

URAIAN MATERI
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah salah satu bentuk pemeriksaan tanda vital
pasien. Dalam pemeriksaan kardiovaskular yang dilakukan pada praktikum ini, yang
diamati adalah denyut nadi dan tekanan darah seseorang.
1. Pemeriksaan Denyut Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat
pada tubuh. Nadi sebagai salah satu indikator status sirkulasi. Aspek yang dievaluasi
dalam palpasi adalah frekuensi, irama, ciri denyutan, isi nadi, dan keadaan
pembuluh darah. Frekuensi denyutan nadi setiap orang berbeda-bed Kecepatan
denyut nadi yang normal bagi orang dewasa adalah antara 60-100 kali/ menit.
Kecepatan denyut nadi melebihi 100 kali/ menit takikardi dan bila kurang dari 60
kali / menit disebut bradikardi.
Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan dengan cara palpasi. Pada metode ini,
denyut nadi diraba dengan menggunakan jari tangan. Palpasi dapat dilakukan di area
arteri temporalis, karotis, apikal, brakial, radial, ulnar, femoralis, popliteal, tibia
posterior, dan pedis dorsalis.

11
Berikut merupakan tabel lokasi arteri tempat nadi dapat diraba.
Tempat Letak Kriteria pengkajian
Temporal Di atas tulang tengkorak, di atas Digunakan untuk mengkaji nadi anak-anak
dan lateral terhadap mata
Karotis Sepanjang tepi medial otot Digunakan pada saat syok psikologis atau
stemokleidomastoid di leher henti jantung saat bagain lain tidak dapat
diraba
Apikal Rongga interkosta keempat Digunakan untuk mengauskultasi nadi apikal
sampai kelima pada garis
midklavikular kiri
Brachial Alur diantara ototo bisep dan Digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke
trisep pada fosa antekubital lengan bawah
Radial Disisi ibu jari dan jari telunjuk Biasa digunakan untuk mengkaji karakter nadi
pada pergelangan tangan perifer dan status sirkulasi ke tangan
Ulnar Bagian ulnar dari pergelangan Digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke
tangan tangan. Pada bagian ini juga untuk mengkaji
tes allen.
Femoralis Di bawah ligamen inguinal Digunakan untuk mengkaji status pada saat
ditengah antara simfisis pubis dan syok psikologis atau henti jantung saat nadi
spina iliaka anterior superior lain tidak dapat diraba dan digunakan untuk
mengkaji status sirkulasi ke tungkai.
Popliteal Dibelakang tumit pada fossa Digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke
popliteal tungkai bagian bawah.
Tibia Bagian dalam pergelangan kaki di Digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke
posterior bawah maleolus medial kaki
Pedis Sepanjang bagian atas kaki di Digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke
dorsal antara tendon ekstensi dar jari kaki kaki
pertama dan besar

Denyut nadi dapat diraba pada arteri besar seperti a. radialis, a. brakhialis, a.
femoralis, a.karotis. Jantung memompa darah dari ventrikel kiri menuju ke sirkulasi
tubuh dan dari ventrikel kanan ke paru. Dari ventrikel kiri darah dipompa ke aorta dan
diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Akibat kontraksi ventrikel dan aliran darah
timbulah gelombang tekanan yang bergerak cepat pada arteri yang dirasakan sebagai
denyut nadi. Dengan menghitung frekuensi denyut nadi dapat diketahui frekuensi
denyut jantung dalam satu menit.

1
2
Gambar 1 Lokasi arteri perifer
Penghitungan frekuensi nadi biasanya dilakukan dengan cara palpasi a.
Radialis yang terdapat pada daerah pergelangan tangan. Seringkali denyut arteri
tersebut dapat terlihat dengan mudah sehingga membantu kita dalam menentukan
letak arteri tersebut. Selama palpasi nadi kita menentukan frekuensi nadi, irama dan
kualitas denyutan. Denyut nadi dewasa normal memiliki frekuensi 60-100 x/menit,
irama teratur/regular dengan kualitas denyutan kuat angkat/terisi penuh. Denyut nadi
dapat dihitung secara langsung dengan mendengarkan denyut jantung melalui
stetoskop. Besarnya denyut jantung bervariasi tergantung dari usia. Seorang bayi baru
lahir memiliki denyut nadi sekitar 130-150 x /menit, balita 100-120 x/menit, anak-
anak 90-110 x/menit, dewasa 60-100 x menit.
Bila frekuensi nadi < 60 x/menit dinamakan bradikardi. Sedangkan bila > 100
x/menit dinamakan takikardi. Irama jantung yang normal (teratur) dinamakan irama
sinus normal. Irama jantung yang bukan irama sinus normal dinamakan aritmia. Pada
keadaan tertentu denyut jantung tidak sampai ke arteri, hal ini disebut defisit nadi
(pulsus deficit).

Cara Pemeriksaan Nadi


Pemeriksaan Nadi Radialis:
- menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada penderita
- penderita dalam posisi duduk atau berbaring, lengan dalam posisi bebas
1
3
(relaks). Perhiasan dan jam tangan dilepas
- posisi tangan penderita supinasi atau pronasi
- periksa denyut nadi pergelangan tangan dengan menggunakan tiga jari yaitu,
jari telunjuk, jari tengah dan jari manis pemeriksa pada sisi fleksor bagian
radial tangan penderita
- hitung berapa denyutan dalam satu menit. Perhatikan pula irama dan kualitas
denyutannya. Bandingkan tangan kanan dengan tangan kiri
- frekuensi nadi dapat dihitung dengan cara menghitung banyaknya denyutan
dalam 30 detik kemudian dikalikan 2 atau banyaknya denyutan dalam 15
detik kemudian dikalikan 4. Bila irama nadi tidak teratur (aritmia) lakukan
penghitungan selama satu menit
- catat hasil tersebut di rekam medik (medical record)

Gambar 2 Pemeriksaan nadi radialis dan nadi brachialis

1
4
Pemeriksaan Nadi Brakhialis:
- menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada penderita
- penderita dalam posisi duduk atau berbaring posisi lengan bawah supinasi.
Lengan sedikit ditekuk pada sendi siku
- raba nadi brakhialis pada sendi siku medial tendon biceps dengan menggunakan tiga
jari yaitu, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis pemeriksa
- hitung berapa denyutan dalam satu menit. Perhatikan pula irama dan kualitas
denyutannya. Bandingkan tangan kanan dengan tangan kiri
- catat hasil tersebut di rekam medik (medical record)

Gambar 3. Pemeriksaan nadi karotis

Pemeriksaan Nadi Karotis:


- menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada penderita
- penderita dalam posisi berbaring atau duduk sedikit tengadah
- letakkan tiga jari yaitu, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis pemeriksa pada leher
bagian tengah penderita setinggi kartilago tiroid kemudian tarik kedua jari ke lateral
sampai ke tepi medial m. Sternocleiodomastoideus. Raba denyutan nadi carotis di
daerah tersebut
- hitung berapa denyutan dalam satu menit. Perhatikan pula irama dan kualitas
denyutannya. Bandingkan tangan kanan dengan tangan kiri
- catat hasil tersebut di rekam medik (medical record)
- tidak adanya denyutan nadi carotis disertai kesadaran yang menurun maka harus
dicurigai adanya henti jantung

1
5
Berikut ini merupakan Intruksi kerja pengukuran denyut nadi radialis.

Instruksi Kerja Penghitungan Denyut Nadi Radial


No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak
A. Tahap Preinteraksi
1. Lakukan verifikasi order yang ada untuk pemeriksaan
2. Siapkan alat-alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam pada klien
2. Memperkenalkan diri
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga
C. Tahap Kerja
1. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum
melakukan kegiatan
2. Mencuci tangan
3. Mengatur posisi klien: terlentang atau duduk
4. Menempatkan dua atau tiga jari tangan pemeriksa di atas
lekukan radial searah ibu jari, sisi dalam pergelangan tangan
klien
5. Berikan tekanan ringan di atas radius
6. Hitung frekuensi denyut nadi, amati irama dan kekuatan
denyutan.
7. Bila nadi tidak teratur hitung selama 1 menit, namun jika
teratur hitung selama 30 detik dan dikalikan dua
8. Mencuci tangan
D. Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Mengakhiri kegiatan dengan cara memberi salam
E. Penampilan
1. Ketenangan selama melakukan tindakan
2. Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan
3. Ketelitian dan keamanan dalam melakukan tindakan

2. Pemeriksaan Tekanan Darah


Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa,
digital atau aneuroid dengan menggunakan satuan milimeter air raksa (mmHg).
Ukuran manset berpengaruh terhadap besarnya nilai tekanan darah. Panjang manset
sebaiknya melingkari + 80 % lengan atas yang akan dipasang maset tersebut,
sedangkan lebar manset + 40 % panjang lengan atas. Ukuran manset yang kecil
menyebabkan nilai tekanan darah meningkat dari yang seharusnya begitu pula
sebaliknya. Oleh karena itu sebaiknya disediakan manset dengan ukuran normal dan
anak-anak (pediatri).
Ada 2 hal yang dicatat pada saat melakukan pengukuran tekanan darah, yaitu
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Biasanya pengukuran dilakukan di
lengan kanan atas kecuali bila ada cedera. Pengukuran tekanan darah bisa juga
1
6
dilakukan di ekstremitas bawah. Tekanan ini disebut tekanan darah segmental.
Tujuannya adalah untuk mengetahuin adanya oklusi/sumbatan arteri pada ekstremitas
bawah (ankle brachial pressure index)
Tekanan darah pada sistem arteri bervariasi dengan siklus jantung yaitu
memuncak pada waktu sistole dan sedikit menurun pada waktu diastole. Beda antara
tekanan sistole dan diastole disebut tekanan nadi (pulse pressure). Pada waktu
ventrikel berkontraksi darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaan ini disebut
sistole dan tekanan aliran darah pada saat ini disebut tekanan darah sistole. Pada saat
ventrikel sedang relaks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah
pada waktu ventrikel sedang relaks tersebut tekanan darah diastole. Meningkatnya
tekanan darah dinamakan hipertensi sedangkan penurunan tekanan darah dinamakan
hipotensi.
Tingginya tekanan darah dipengaruhi beberapa faktor misalnya aktivitas fisik,
keadaan emosi, rasa sakit , suhu sekitar, penggunaan kopi, tembakau (merokok), dll.
Oleh karena itu untuk menghndarkan terjadinya bias sebelum dilakukan pengukuran
tekanan darah buat kondisi pasien dalam keadaan tenang dan relaks serta tanyakan
makanan/minuman yang barusan dikonsumsi sebelum pemeriksaan.

1
7
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII 2003
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi Stage 1 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi Stage 2 > 160 atau > 100

Menurut Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection,


Evaluation and Treatment of High Bloop Pressure (JNC VII) 2003, tekanan darah
diklasifikasikan sebagai normal, prehipertensi, hipertensi stage 1 dan 2. Sedangkan
World Health Organization-International Society of Hypertension (WHO-ISH) 1999
masih mempertahankan istilah hipertensi ringan, sedang, dan berat dalam
mengklasifikasikan besarnya tekanan darah.

Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO-ISH 1999


Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat 1 (ringan) 140-159 90-99
Subgrup: perbatasan 140-149 90-94
Hipertensi derajat 2 (sedang) 160-179 100-109
Hipertensi derajat 3 (berat) > 180 > 110
Hipertensi sistolik > 140 < 90
(Isolated Systolic Hypertension)
Subgrup : perbatasan 140-149 < 90

Cara Pemeriksaan Tekanan Darah


- menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada penderita
- siapkan tensimeter dan stetoskop
- penderita dalam posisi keadaan duduk atau berbaring
- lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan karena pakaian
- pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan
tidak terlalu ketat, kira-kira 2.5-5 cm di atas siku
- tempatkan lengan penderita sedemikian rupa sehingga siku dalam posisi sedikit
fleksi dan lengan bawah supinasi
- cari a. Brakhialis yang biasanya terletak di sebelah medial tendon m. Biceps
- dengan tiga jari (II,III,IV) rabalah a. Brakhialis dan pompa manset dengan cepat
sampai kira-kira 30 mmHg di atas tekanan ketika pulsasi a. Brachialis menghilang

1
8
- turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan a. Brakhialis teraba kembali.
Tekanan ini disebut tekana sistolik palpatoir
- sekarang ambilah stetoskop, pasangkan diafragma stetoskop pada a. Brakhialis
- pompa manset kembali sampai + 30 mmHg diatas tekanan sistolik paalpatoir, kemudian
secara perlahan-lahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik.
Perhatikan saat dimana denyutan a. Brakhialis terdengar pertama kali. Inilah tekanan
Sistolik. Kemudian lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah
dan kemudian menghilang. Tekanan pada saat menghilang adalah tekanan Diastolik.
Bunyi denyutan yang terdengar oleh stetoskop disebut suara Korotkoff
- catat hasil tersebut di rekam medik (medical record)
- apabila menggunakan tensimeter air raksa usahakan agar posisi manometer selalu vertikal
setinggi jantung dan ketika membaca nilai manometer, mata harus berada segaris
horizontal dengan air raksa
- pengulangan pengukuran dilakukan setelah menunggu beberapa menit dari pengukuran
pertama

Gambar 4. Pemeriksaan tekanan darah

1
9
LATIHAN

LATIHAN 1 : PRAKTIK MENGUKUR DENYUT NADI DAN TEKANAN


DARAH
Ilustrasi kasus:
Mahasiswa D3 Keperawatan sedang melakukan uji coba pengukuran denyut nadi dan
tekanan darah dilihat berdasarkan jenis kelamin.

Tugas:
1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 10 (fleksible)
2. Lakukan pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah menggunakan alat yang telah
disiapkan.
3. Gunakan SOP/format tindakan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah.

Persiapan
Alat
Meja periksa dan kursi
Arloji/jam tangan
Sphygmomanometer
Stethoscope
Lembar catatan
Alat tulis
Persiapan Lingkungan
a. Persiapakan lingkungan/setting tempat untuk interaksi seperti di ruang tindakan
pemeriksaan dimana kursi saling berhadapan.
Prosedur Pemeriksaan
a. Memeriksa Denyut Nadi Secara Palpasi
1) Memilih probandus (mahasiswa coba)
2) Meminta probandus berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit di tempat
tidur
3) Meletakkan kedua lengan disisi tubuh dengan kedudukan volar

2
0
4) Memeriksa denyut arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari ke
II-III-IV yang diletakkan sejajar satu terhadap yang lain diatas arteri radialis
tersebut. Tentukan : Frekuensi....(jumlah denyut/menit) dan Irama
.........(teratur/tidak teratur).
5) Mencatat data sesuai format.

b. Mengukur Tekanan Darah Secara Palpasi


1) Probandus tetap berbaring terlentang tenang di tempat tidur
2) Meletakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan)
disisi tubuh dengan kedudukan volar
3) Memasang manset pada lengan atas kanan, sekitas 3 cm diatas fossa
cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
4) Meraba serta merasakan denyut arteri radialis dextra
5) Memompakan udara ke dalam manset (menggunakan pompa udara) sampai
denyut arteria radialis dextra tak teraba
6) Memompakan terus udara ke dalam manset sampai tinggi Hg pada
manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteria
radialis dextra tak teraba
7) Mengeluarkan udara dalam manset secara pelan dan berkesinambungan
(dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam).
Mencatat tinggi Hg pada manometer dimana arteri radialis pertama kali
teraba kembali. Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara
palpasi
8) Mencatat data sesuai format.

c. Mengukur Tekanan Darah Secara Auskultasi


1) Probandus tetap berbaring terlentang tenang dengan manset tetap terpasang
disisi tubuh dengan kedudukan volar
2) Menentukan letak arteria brachialis dextra secara palpasi pada fossa
cubiti dan letakkan stethoscope di atas arteri tersebut.
3) Memompakan udara ke dalam manset, maka akan terdengar suara bising
arteri brachialis dextra melalui stethoscope

2
1
4) Memompa udara terus ke manset, pada suatu saat suara bising arteria
brachialis dextra akan hilang
5) Memompa terus udara ke dalam manset sampai tinggi Hg pada manometer
berkisar 20 mmHg diatas titik diaman suara bising arteri brachialis tadi
hilang
6) Mengeluarkan udara dalam manset secara perlahan dan berkesinambungan,
maka saudara akan emndengar lagi suara bising tersebut, dan terlihat tinggi
Hg pada manometer, didapatkan tekanan darah sistolik. Dan setelah
diturunkan algi suara bising tersebut kembali menghilang, didapatkan
tekanan darah diastolik.
7) Mencatat data sesuai format.

Pembagian Peran
a. Bentuk kelompok
b. Tentukan pemeriksa untuk melakukan pengukuran, notulen sebagai pencatat
hasil dan terperiksa.
Lembar Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Denyut nadi dan tekanan darah
Mahasiswa Denyut nadi Tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah
coba/jenis sistolik (palpasi) sistolik diastolik
kelamin (auskultasi) (asukultasi)

Petunjuk Evaluasi Latihan


a. Untuk melakukan evaluasi dari praktek yang telah anda lakukan, gunakan
format penilaian yang telah disediakan.
b. Hitung skor yang anda peroleh, apakah anda puas dengan hasil yang dicapai?
Ulangi jika penilaian anda masih kurang.

Kemampuan = x 100%

2
2
RANGKUMAN
Pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah menjadi salah satu gambaran ada
tidaknya gangguan pada sistem kardiovaskuler. Pemeriksaan denyut nadi dan
tekanan darah dapat dilakukan secara langsung kepada seseorang dan dipengaruhi
oleh banyak faktor diantaranya, jenis kelamin, usia, latihan atau aktifitas fisik dan
posisi.

PRETEST - POSTEST 2
1. Lokasi paling tepat untuk mengukur denyut nadi yang digunakan pada saat syok
psikologis atau henti jantung saat bagain lain tidak dapat diraba yaitu:
a. Popliteal d. Radialis
b. Apikal e. Pedis dorsalis
c. Karotis
2. Lokasi paling tepat untuk mengkaji karakter nadi perifer dan status sirkulasi ke
tangan yaitu:
a. Popliteal d. Radialis
b. Apikal e. Ulnar
c. Karotis
3. Sebutkan pengertian dari tekanan darah!
4. Di pembuluh darah dimana sajakah Anda dapat memeriksa Nadi?
5. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan pada hasil pemeriksaan tekanan darah
berdiri, duduk dan berbaring?

UJI KETRAMPILAN
1. Lakukan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah berdasarkan posisi tubuh
(berbaring, duduk, berdiri)!
2. Lakukan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah berdasarkan latihan
3. fisik yang dilakukan dan hitung dalam menit ke-1, menit ke-3, menit ke-5, menit
ke-7.

2
3
Tugas:
1. Lakukan pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah menggunakan alat yang
telah disiapkan.
2. Gunakan SOP/format tindakan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah.
3. Isilah kolom yang telah disiapkan berikut!
a. Pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah
Posisi Tubuh Denyut nadi Tekanan darah Tekanan darah
sistolik (auskultasi) diastolik (asukultasi)
Berbaring M1
M2
M3
Duduk

Berdiri

b. Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah


Posisi Tubuh Denyut Tekanan darah sistolik Tekanan darah
nadi (auskultasi) diastolik (asukultasi)
Pra latihan M1
M2
M3
Pasca latihan
Menit ke -1
Menit ke 3
Menit ke 5
Menit ke 7

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


1. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban pre test dan post test 2 yang
terletak pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Benar selanjutnya
berikanlah penilaian dengan menggunakan rumus untuk mengetahui tingkat
kemampuan Anda.

Tingkat Pengetahuan =x 100%

2
4
KUNCI JAWABAN

KUNCI PRETEST-POSTES KEGIATAN PRAKTIKUM 1


1. B 4. D
2. C 5. A
3. B

1. Gambar anatomi jantung


a. Arteri pulmonalis kiri f. Vena kava inferior
b. Vena pulmonalis kiri g. Atrium kanan
c. Atrium kiri h. Vena kava superior
d. Ventrikel kiri i. Arteri pulmonalis kanan
e. Ventrikel kanan j. Aorta
2. Gambar anatomi pembuluhh darah
a. Arteri d. Vena
b. Arteriola e. kapiler
c. Venula
3. Gambar anatomi suplai darah bagi jantung
a. Arteri koronaria kiri d. Vena kava inferior
b. Cabang arteri koronaria kiri e. Arteri koronaria kanan
c. Cabang arteri koronaria kanan f. Vena kava superior
4. Menjodohkan
b. Katub pulmonal
c. Vena
d. Septum
e. Katub bikuspidalis
f. Areri

2
5
KUNCI PRETEST-POSTTES KEGIATAN PRAKTIKUM 2
1. C
2. D

KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI:


1. Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang
didorong dengan tekanan dari jantung
2. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan dengan cara palpasi. Pada metode ini,
denyut nadi diraba dengan menggunakan jari tangan. Palpasi dapat dilakukan di area
arteri temporalis, karotis, apikal, brakial, radial, ulnar, femoralis, popliteal, tibia
posterior, dan pedis dorsalis.
3. Hasil pemeriksaan tekanan darah berdiri, duduk dan berbaring:
a. Posisi duduk : Posisi ini membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini
karena pada saat duduk sistem vasokontraktor simpatis terangsang dan
sinyal-sinyal sarafpun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka
menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan
ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut menekan seluruh vena
cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan
vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat darah yang tersedia bagi
jantung untuk dipompa menjadi meningkat.
b. Posisi berdiri : Pada posisi ini, pengumpulan darah di vena menjadi lebih
banyak. Dengan demikian selisih volume total dengan volume darah yang
ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke
jantung sedikit. Isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang dan
kemungkinan tekanan darah akan turun.
c. Posisi berbaring : Pada posisi ini darah dapat kembali ke jantung secara
mudah tanpa harus melawan gravitasi. Nilai pada posisi berbaring dalam
keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada
waktu kerja dengan posisi berdiri.

2
6
DAFTAR PUSTAKA

Mashudi S. 2012. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Dasar (aplikasi peta
konsep pembelajaran). Salemba Medika. Jakarta

Syaifuddin. 2012. Latihan Soal dan Jawab Fisiologi Tubuh Manusia Latihan
Praktik KBK untuk mahasiswa keperawatan Edisi 2. Salemba Medika:
Jakarta

Syaifuddin. (2016). Ilmu Biomedik Dasar. Salemba Medika: Jakarta.

Waugh, A., and Grant, A., (2011). Ross and Wilson Anatomy and Physiology
in Health and Illness 10th ed. Elsevier. Singapor

2
7
CHECK LIST KETERAMPILAN PEMERIKSAAN VITAL SIGN

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A Pemeriksaan Denyut Nadi

1 Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks

2 Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba arteri


radialis

3 Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik

4 Melaporkan hasil: frekuensi, irama, dan tegangan nadi/kuat


angkat

28
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
B Pengukuran tekanan darah

1 Menempatkan pasien dalam keadaan duduk/berbaring dengan


lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari
tekanan oleh pakaian

2 Menempatkan tensimeter dan membuka aliran raksa, mengecek


saluran pipa, dan meletakkan manometer vertical (pada
sphygmomanometer merkuri)

3 Menggunakan stetoskop dengan corong bel terbuka

4 Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari


lengan atas secara rapid an tidak terlalu ketat (2,5 cm di atas
siku) dan sejajar jantung diperiksa dari pakaian

5 Dapat meraba pulsasi arteri brakialis di fossa cubiti sebelah


medial

6 Dengan satu jari meraba pulsasi A.brakialis dan memompa


sphygmomanometer dengan cepat sampai 30mmHg di atas
hilangnnya pulsasi/melaporkan hasilnya

7 Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi


arteri peraba kembali/melaporkan hasilnya sebagai tekanan
sistolik palpitoir

8 Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat


perabaan pulsasi

9 Memompa kembali manset sampai 30mmHg di atas tekanan


sistolik palpitoir

10 Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan


perlahan-lahan/3mmHg/detik dan melaporkan saat mendengar
bising pertama/sebagai tekanan sistolik

11 Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising


yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdenganr lagi bising /
sebagai tekanan diastolic

12 Melaporkan hasil pemeriksaan tekanan darah dalam mmHg

Keterangan:
0: tidak dilakukan
1: dilakukan tetapi tidak benar
2: dilakukan dengan benar

29
KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PRAKTIKUM DASAR-DASAR REKAM JANTUNG (ECG)

URAIAN MATERI

Sistem Konduksi Jantung


Untuk memahami propagasi impuls listrik ke seluruh jantung, perlu dipahami
dua tipe jaringan jantung :
1. Myocardium (atrium & ventrikel)
2. Specialized cardiac conduction system, yang tersusun atas sinoatrial node (SA
node), tractus internodal anterior, media, dan posterior, atrioventricular node
(AV node), bundle of His, dan serabut purkinje.
Kedua tipe jaringan mampu menghantarkan impuls listrik. Sel pada specialized
cardiac conduction system memiliki kemampuan untuk mengalami depolarisasi
spontan yang menungkinkannya bertindak sebagai pacemaker jantung. Laju
depolarisasi spontan paling cepat berlangsung pada SA node, berkisar antara 60 –
100x/menit sehingga SA node bertindak sebagai pacemaker dominan.
Depolarisasi SA node akan menekan aktivitas pacing pacemaker lainnya.
Aktivitas pacemaker lainnya dapat dikenali bila laju otomatisitas SA node dibawah
laju pacemaker lain. Mekanisme digantikannya aktivitas pacing SA Node oleh
pacemaker lainnya untuk mempertahankan denyut jantung disebut dengan escape
mechanism.
Aktivasi myocard atrium menghasilkan gelombang P pada rekaman EKG.
Bagian awal gelombang merepresentasikan aktivasi atrium kanan, bagian akhir
menunjukkan aktivasi atrium kiri. Selanjutnya impuls mendepolarisasi AV node,
bundle of His, serabut purkinje, dan myokard ventrikel. Propagasi impuls pada AV
node, bundle of His, & serabut purkinje tidak terekam pada EKG dan berlangsung
pada periode isoelektrik PR srgmen. Depolarisasi cepat myokard ventrikel
menghasilkan gelombang QRS complex. Reporisasi ventrikel yang muncul setelah
QRS complex terekam sebagai gelombang T.
Penting dipahami bahwa depolarisasi atrium dan ventrikel tidak sinonim
dengan kontraksi atrium dan ventrikel. Aktivitas kelistrikan jantung mendahului
terjadinya kontraksi jantung, namun kontraksi jantung tidak selalu merefleksikan
aktivitas kelistrikan jantung, misalnya pada disosiasi elektrik–mekanik jantung.

30
Gambar 1. Pola rekaman khas rekaman EKG

Karakteristik EKG Normal


ECG recording paper atau singkatnya ECG paper tersusun atas kotak besar
dengan kotak – kotak kecil di dalamnya. Pada rekaman standar, kecepatan kertas
rekaman ECG adalah 25 mm/detik. Pada kecepatan tsb, 1 kotak kecil secara
horisontal menunjukkan interval 40 milidetik atau 0,04 detik dan 1 kotak besar
menunjukkan interval 200 milidetik atau 1/5 detik (5 kotak besar = 1 detik). Arah
vertikal merujuk pada amplitudo kelistrikan yang dinyatakan dalam miliVolt dengan
standar rekaman memiliki amplitudo 1 miliVolt yang digambarkan pada 2 kotak
besar.
Siklus elektrikal jantung dimulai dengan gelombang P dengan durasi normal
kurang dari 120 milidetik amplitudo maksimum 0,25 mV. Interval PR yang diukur
dari awal gelombang P dan kompleks QRS memiliki rentang normal antara 120 – 200
milidetik. Pada kompleks QRS, defleksi ke bawah pertama disebut dengan Q atau q,
defleksi ke atas disebut R atau r, dan defleksi ke bawah kedua disebut sebagai S atau
s. Defleksi ke atas kedua dikenal dengan R atau r prime. Huruf kapital dan huruf kecil
merujuk pada ukuran gelombang yang terbentuk.
Segmen isoelektrik yang terekam antara gelombang P dan QRS disebut
segmen PR, sedangkan
segmen isoelektrik antara akhir kompleks QRS dan awal
gelombang T disebut dengan segmen ST. Segmen ST normal terletak sejajar dengan
baseline dan deviasi ke atas atau bawah selalu dianggap abnormal. Defleksi
gelombang T umumnya ke atas pada sebagian besar sadapan (ECG leads). Interval
31
QT yang diukur dari awal kompleks QRS hingga akhir gelombang T menunjukkan
aktivasi dan repolarisasi ventrikel.

Konsep Vektor dalam Aktivasi Jantung


Satuan vektor memiliki besaran dan arah, sedangkan satuan skalar hanya
memiliki besaran. Oleh
karena listrik memiliki muatan positif – negatif dan
merupakan vektor, seluruh analisis terhadap vektor juga berlaku terhadap analisis
kelistrikan jantung. Penjalaran impuls depolarisasi – repolarisasi berlangsung dalam 3
dimensi sehingga untuk mengetahui aktivasi ventrikel, proyeksi depolarisasi pada
bidang frontal dan horisontal perlu dianalisis. Bidang frontal dapat diperoleh melalui
sadapan ekstremitas (limb leads) dan dapat menunjukkan penjalaran pada arah
superior – inferior dan kanan – kiri, namun tidak dapat merekam penjalaran pada arah
anterior – posterior.
Sadapan prekordial (precordial leads, V1 – V6) memungkinkan menganalisis
aktivitas listrik pada arah anterior – posterior dan kanan – kiri, namun tidak dapat
merekam penjalaran listrik pada arah superior – inferior. Vektor QRS pada bidang
frontal (aksis jantung) diperoleh melalui sadapan standar (bipolar) dengan modifikasi
triaksial terhadap 'segitiga Einthoven'.

Segitiga Einthoven (Einthoven's triangle)


Sadapan bipolar diperoleh dengan memisalkan elektroda pada bahu kanan, kiri
dan kaki kiri sebagai puncak dari segitiga. Disebut sadapan bipolar oleh karena
rekaman aktivitas listrik diperoleh dari pencatatan perbedaan potensial pada dua
kutub. Aksis diperoleh dengan membagi dua tiap sadapan bipolar menjadi bagian
positif dan negatif. Garis lurus ditarik melalui pusat dari aksis sadapan I, II, dan III
memotong garis segitiga.

Gambar 3. Einthoven's triangle

40
Sadapan Unipolar
Untuk sadapan unipolar, indifferent central terminal dengan tegangan
potensial nol diperoleh
dengan meletakkan elektroda pada lengan dan kaki kiri.
Selanjutnya exploring electrode diletakkan pada ekstremitas untuk mencatat potensial
listrik lokal. Rekaman unipolar ini diperoleh dengan meletakkan elektroda pada
lengan kanan (VR(R=right)), lengan kiri (VL(L=left)) dan kaki kiri (VF(F=foot)).
Goldberger melakukan modifikasi dengan menghilangkan resistor dari central
terminal sehingga diperoleh amplitudo defleksi yang terekam sedikit meningkat dan
dituliskan sebagai aVR, aVL, dan aVF (a = augmented).

Gambar 4. Unipolar Limb Lead

Penetapan Rerata Vektor


Rerata vektor QRS pada bidang frontal atau rerata aksis elektrikal kompleks
QRS diperoleh dari sadapan bipolar I, II, dan III dengan menggunakan segitiga
triaksial sebagai acuan yang diperoleh dari segitiga Einthoven. Meskipun terdapat
beberapa cara menetapkan aksis, metode yang mudah dilakukan adalah dengan
menggunakan rerata amplitudo kompleks QRS pada sadapan bipolar. Cara yang lebih
praktis lagi dalam menetapkan aksis adalah dengan mencari pada sadapan mana yang
menunjukkan kompleks gelombang ekuifasik (defleksi positif dan negatif sama).
Vektor rerata kompleks QRS kira – kira tegak lurus terhadap sadapan ekuifasik. Nilai
aksis antara -30o -+100o
dianggap normal, nilai aksis antara -30o - -90o disebut
deviasi aksis ke kiri (left axis deviation). Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 5.
41
Gambar 5. Cardiac Axis

LAD = Left Axis Deviation


RAD = Right Axis Deviation
NW = NorthWest /
indeterminate

Berikut beberapa contoh penyebab terjadinya deviasi aksis jantung Northwest axis
(NW)
 emphysema
 hyperkalaemia
 lead transposition (letak sadapan terbalik)
 artificial cardiac pacing
 ventricular tachycardia

Right axis deviation (RAD)


 Normal pada anak dan orang dewasa yang tinggi dan kurus
 right ventricular hypertrophy
 Chronic lung disease with/without pulmonary hypertension
 anterolateral myocardial infarction
 Left posterior hemiblock
 pulmonary embolus
 Wolff-Parkinson-White syndrome - left sided accessory pathway
 atrial septal defect

42
 Ventricular septal defect

Left axis deviation (LAD)


 Left anterior hemiblock
 Q waves of inferior myocardial infarction
 artificial cardiac pacing
 Emphysema
 Hyperkalaemia
 Wolff-Parkinson-White syndrome - right sided accessory pathway
 tricuspid atresia
 Ostium primumASD
 Penyuntikan bahan kontras ke left coronary artery
(Catatan: Hipertrofi ventrikel kiri bukan penyebab left axis deviation)

Pembacaan EKG dapat mengikuti protokol berikut:


Dasar Perubahan morfologi, interpretasi
Rate Abnormalitas konduksi
Rhythm Abnormalitas atrial
Interval Hipertrofi ventrikel
Perubahan ST segmen – gelombang T
QRS axis
Pola iskemia dan infark
Dikutip dari : Taylor, G.J, 2006

Rate
Menghitung heart rate dapat dilakukan dengan mengukur jarak gelombang R
ke gelombang R berikutnya atau disebut RR interval yang mewakili satu siklus. Bila
RR interval menempati 5 kotak besar atau 1 detik, berarti heart rate adalah 60x/menit.
Bila RR menempati 4 kotak atau 0,8 detik/denyut, maka heart rate = 60 : 0,8 = 75
x/menit. Cara yang lebih mudah adalah dengan menghitung jumlah kotak besar antar
gelombang R, jadikan jumlah kotak besar sebagai denominator (pembagi) terhadap
300, misalnya, 5 kotak besar berarti heart rate ≈ 60x/menit, jika 4 kotak besar heart
ratenya adalah 75x/menit, 3 kotak besar = 100x/menit, dst.

43
Interval
Secara normal, depolarisasi atrium merupakan awal siklus jantung dan
menghasilkan gelombang P. Penjalaran impuls berlangsung cepat melalui saraf dan
otot jantung, namun pada AV node terjadi perlambatan penjalaran impuls. Hal ini
memberi waktu bagi atrium untuk berkontraksi dan sedikit meningkatkan pengisian
ventrikel.
PR interval. Interval yang meliputi perlambatan konduksi AV adalah PR
interval. PR interval mencakup waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium,
gelombang P, dan perlambatan konduksi pada AV node (AV node conduction delay).
Memanjangnya PR interval umumnya disebabkan oleh meningkatnya perlambatan
konduksi AV node. PR interval normal berkisar 0,12 – 0,22 detik. Pemanjangan PR
interval lebih dari 0,22 detik disebut atrioventricular block (first degreeAV block,
second degree, third degree).
QRS duration atau interval merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
mendepolarisasi kedua ventrikel. Durasi normal ≤ 0,12 detik. Tidak ada kelainan
patologik yang dapat menyebabkan pemendekan gelombang QRS.

Gelombang T dan QT interval


Gelombang T menunjukkan repolarisasi ventrikel dan umumnya memiliki
aksis yang sama dengan gelombang QRS, artinya pada sadapan dimana defleksi QRS
dominan positif, gelombang T juga akan memiliki defleksi positif pada kondisi
normal. QT interval diukur dari awal kompleks QRS (menyimpang dari konvensi
yang semestinya) dikarenakan lebih mudah menetapkan awal gelombang QRS
daripada bagian akhir QRS serta kompleks QRS relatif pendek dibandingkan dengan
QT interval. Hitung QT interval pada sadapan yang tampak paling panjang.

QT interval beragam sesuai heart rate. Corrected QT interval (QTc) dihitung


berdasarkan formula Dr. Bazett :

Qtc = QT : √RRinterval , dengan RR interval merupakan heart rate.

Terdapat cara yang mudah dan cepat untuk menetapkan apakah QT interval
normal atau tidak. Bila QT interval kurang dari separuh RR interval, kemungkinan

44
QT interval normal, sebaliknya bila QT interval tampak jelas lebih panjang,
kemungkinan QT interval tidak normal. Pada kondisi meragukan, dapat dilakukan
penghitungan QTc. Secara singkat, QT interval dapat dibaca sebagai “QT normal for
the rate” atau “QT abnormal for the rate”.
Penetapan QT interval sangat penting untuk membantu menetapkan
kemungkinan penyebab kelainan jantung. Sebagian contoh penyebab pemanjangan
QT interval (QT prolongation) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Kelainan dan obat – obatan yang mempengaruhi nilai interval pada EKG
Interval Keadaan Obat/kelainan metabolik
PR 1° AV block Digoxin, beta-blocker, calcium
channel blocker
QRS Abnormalitas konduksi AV Quinidine, flecainide, obat anti
termasuk Bundle branch block, aritmia lain, hiperkalemi ekstrem
pre-eksitasi
QT Iskemia myokard, hipotermia, Quinidine, amiodarone, sotalol,
perdarahan intrakranial, long QT phenotiazine, hipokalemia,
syndrome hipomagnesemia, hipokalsemia
Dikutip dari : Taylor, G.J, 2006

Rhythm
Ritme jantung normal bersifat reguler dengan frekuensi 60 – 100x/menit. Ritme
normal jantung disebut juga sinus rhythm (disebut sinus oleh karena ritme bermula
dari SA node). Penurunan frekuensi denyut jantung reguler disebut dengan sinus
bradycardia, sedangkan peningkatan denyut reguler disebut dengan sinus tachycardia

45
Pemasangan dan Pembacaan Hasil Rekaman ECG

Nilai
No. Aspek yang dinilai
0 1
1. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada pasien
2. Melakukan pemasangan 10 elektroda ECG
4 elektroda ekstremitas:
a. Merah: lengan kanan
b. Kuning: lengan kiri
c. Hijau: tungkai kiri
d. Hitam: tungkai kanan
6 elektroda prekordial:
a. V1: ICS 4 PSL D
b. V2: ICS 4 PSL S
c. V3: antara V2 dan V4
d. V4: ICS 5 MCL S
e. V5: ICS 5 AAL S
f. V6: ICS 5 MAL S
3. Mampu menyebutkan komponen pembacaan ECG:
a. Irama: sinus/bukan sinus
b. Frekuensi
c. Aksis
4. Mampu melakukan pembacaan hasil rekaman ECG:
a. Irama:
b. Frekuensi:
TOTAL SKOR

Keterangan:
0: tidak dapat melakukan
1: melakukan dengan baik

46
47

Anda mungkin juga menyukai