Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN KUNYIT (URCUMA DOMESTICA VAL)


DAN KHASIATNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

disusun oleh:
NAMA : SILVIA NUR LINDA CAHYA
KELAS : XI IPS 3
NO.ABSEN : 23

SMA NEGRI 1 MANTUP


JL.RAYA BALONGPANGGANG MANTUP LAMONGAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatdan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas
makalah tentang kesehatan.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Kesehatan, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan kesehatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan
berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Mantup, 03 November 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i


HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tanaman Kunyit .................................................................................... 4
B. Syarat Tumbuh Tanaman Kunyit ............................................................................ 5
C. Teknik Budidaya Tanaman Kunyit.......................................................................... 6
D. Panen dan Pasca panen .......................................................................................... 11
E. Kandungan dan Manfaat Kunyit ............................................................................. 12
F. Analisis Usaha Tani ................................................................................................. 14
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN
PA. Waktu dan Tempat Kegiatan ................................................................................ 16
B. Tata Cara Pengumpulan Data ................................................................................. 16
C. Sumber Data ............................................................................................................ 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 18
B. Saran ....................................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negeri tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Berbagai tumbuhan dan hewan hidup berkembang biak di seluruh wilayahnya. Salah
satu kekayaan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah tanaman obat.
Masyarakat indonesia yang terikat kuat dengan adat istiadat dan budaya leluhur telah
sangat mengenal tanaman obat dan fungsi-fungsinya. Tanaman obat kini tidak lagi
hanya dimanfaatkan secara tradisional, namun telah bersinggungan dengan dunia
kesehatan modern.
Keragaman jenis tanaman obat mulai dari jenis tanaman dataran rendah sampai
tanaman dataran tinggi menuntut penyesuaian lingkungan untuk kegiatan budidaya
tanaman tersebut. Setiap jenis tanaman obat membutuhkan kondisi lingkungan tertentu
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Tanaman obat awalnya
merupakan tanaman liar sehingga tidak memerlukan perawatan khusus kecuali apabila
tanaman tersebut akan dimanfaatkan dalam skala usaha. Perawatan cukup dilakukan
dengan melakukan penyiraman secara teratur setiap hari dan penggemburan tanah
dilakukan secara hati-hati, karena jika dilakukan secara berlebihan justru menyebabkan
busuk rimpang.
Penggunaan obat tradisional di Indonesia sudah berlangsung sejak ribuan tahun
yang lalu, sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan. Hal itu tercermin antara
lain pada lukisan di relief Candi Borobudur dan resep tanaman obat yang ditulis dari
tahun 991 sampai 1016 pada daun lontar di Bali. Peningkatan penggunaan obat herbal
ini mempunyai dua dimensi korelatif yaitu aspek medik terkait dengan penggunaannya
yang sangat luas diseluruh dunia, dan aspek ekonomi terkait dengan nilai tambah yang
mempunyai makna pada perekonomian masyarakat.Kegiatan dalam hal budidaya
tanaman berpengaruh terhadap khasiat atau kualitas dari produk tanaman yang
diperoleh dan kuantitas produk yang dihasilkan. Identifikasi khasiat dan budidaya
tanaman perlu diperhatikan dengan seksama kerena pada kegiatan ini akan diketahui
jenis atau spesies dari tanaman. Jika penanganan ataupun pengolahannya tidak benar
maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan juga dapat
menimbulkan toksin apabila dikonsumsi tidak sesuai dosis.

1
Jika dilihat prospek ke depan saat ini membudidayakan tanaman obat hingga
memproduksi bahan olahan seperti jamu dan kosmetika tradisional sangat baik dan
menjanjikan. Pada makalah ini akan menginformasikan bagaimana budidaya dan
identifikasi khasiat tanaman obat khususnya pada tanaman kunyit (Curcuma domestica
Val) serta pasca panen di PT. Indmira. Hal ini dapat dipertimbangkan karena tanaman
kunyit memiliki kandungan senyawa metabolis sekunder yang dapat berfungsi sebagai
obat tradisional untuk beberapa jenis penyakit. Selain itu juga dapat memberikan nilai
ekonomi yang cukup tinggi bagi produk olahan yang dihasilkan. Magang di PT.
Indmira tidak hanya untuk menerapkan semua teori yang didapat selama perkuliahan
ke praktek, tetapi juga mengetahui sistem budidaya tanaman obat, pasca panen hingga
manfaat dari senyawa metabolis sekundernya. Selain itu juga dapat memberikan nilai
ekonomi yang cukup tinggi bagi produk olahan yang dihasilkan.
Kunyit (Curcuma domestica) adalah tanaman rimpang yang sudah banyak
dikenal oleh dunia, baik dalam skala rumah tangga maupun skala industri. Kunyit sejak
dulu telah digunakan oleh masyarakat yang berada di Pulau Jawa sebagai obat
tradisioanl untuk meyembuhkan berbagai jenis penyakit. Saat ini kunyit telah
dimanfaatkan secara luas untuk bahan makanan, minuman, obat-obatan, komestik dan
tekstil.
Budidaya tanaman kunyit ini sangatlah mudah dan juga tidak memerlukan tempat
yang luas untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Tanaman kunyit memberikan banyak
manfaat dibidang kesehatan. Produk hasil olahan kunyit ini juga beraneka ragam
sehingga dapat memikat masyarakat yang biasa mengkonsumsi produk herbal. Faktor
yang berperan dalam mengelola kebutuhan hidup tanaman kunyit antara lain :
pemilihan jenis kunyit yang akan digunakan, pemilihan media tanam, penanaman,
teknik pemupukan dan pengendalian hama penyakit serta kegiatan pemanenan yang
tepat. Maka dalam pelaksanaan magang ini diharapkan lebih mengetahui dan
memahami tentang pembudidayaan tanaman kunyit (Curcuma domestica Val) dan
pemanfaatan khasiatnya dengan baik dan benar.
Pelaksanaan magang dilaksanakan di PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada
didaerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman, tepatnya jalan Kaliurang Km
16,3 dari tanggal 1 Februari sampai dengan 1 Maret 2012. Pengambilan lokasi praktek
magang disesuaikan dengan kajian yakni Budidaya Kunyit. PT. Indmira Citra Tani
Nusantara merupakan tempat Research and Development, yang memiliki tujuan
Back to Nature. Dilihat dari segi letak lokasi PT. Indmira Citra Tani Nusantara ini
2
tempatnya juga sangat serategis yaitu berada ditepi jalan raya. Kondisi lingkungan PT.
Indmiraadalah sebagai berikut : Tinggi tempat : 600 m dpl, Kecepatan Angin : 1,3-
5,92 konts, Kelembaban Nisbi : 49,2%- 95,1%, Temperatur Udara : 21,50C-33,80C.
Kondisi tanah yang gembur dan layak ditanami tanaman obat seperti sirih merah, serta
peralatan yang dimiliki PT. Indmira Citra Tani Nusantara secara umum sudah cukup
baik banyak menggunakan peralatan modern untuk melakukan proses kegiatan
budidaya kunyit.

B. Tujuan Magang
1. Tujuan umum pelaksanaan magang di PT. Indmira antara lain :
a. Agar penulis memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja secara langsung,
sehingga dapat memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang budidaya dan
pasca panen kunyit.
b. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan antara teori dan penerapannya,
sehingga dapat menjadi bekal penulis terjun dalam dunia kerja dalam hal
budidaya tanaman kunyit.
c. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang pembudidayaan
tanaman kunyit dan pasca panen.
2. Tujuan khusus pelaksanaan magang di PT. Indmira antara lain :
a. Melaksanakan dan memahami secara langsung teknik pembudidayaan dan pasca
panen tanaman kunyit dilokasi magang.
b. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman praktek kerja bidang budidaya
tanaman kunyit di PT. Indmira.
c. Mengetahui secara langsung upaya dan pengembangan agribisnis dalam hal
pembudidayaan tanaman kunyit.

BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang
tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan
atau bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada
juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa
Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Beberapa penelitian membuktikan bahwa tanaman
sangat potensial sebagai obat (diuretika, tonik dan aphrodisiaka), serta arah pengembangan
obat tradisional (jamu) di Indonesia untuk menghasilkan fitofarmaka (Anonim, 2010).
A. Deskripsi Tanaman Kunyit
1. Klasifikasi Tanaman
Secara fisik, kunyit adalah tanaman sejenis jahe, bedanya pahit, kelat, dan sedikit
pedas. Adapun klasifikasi kunyit adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub-diviso : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val (Anonim, 2007).
2. Nama Daerah
Kunyit tersebar hampir di seluruh Indonesia dan dikenal dengan nama daerah
masing-masing : kunyet (Aceh), hunik (Batak), koneng (Sunda), kunir (Jawa),
konye(Madura), cahang (Dayak), huni (Bima), awahulu (Gorontalo), kandefaifu
(Irian). (Paramitasari, 2011).
3. Morfologi Tanaman
Tanaman kunyit merupakan tanaman berbentuk rumpun yang secara berkelompok.
Memiliki batang semu yang tegak berbentuk bulat dan menyimpan banyak air di
dalamnya. Batang semu ini berwarna hijau kekuningan dan terdiri dari beberapa
pelepah daun. Tinggi batang tanaman kunyit antara 75 - 100 cm. Daun tanaman
kunyit berbentuk lanset (bulat telur) dengan panjang 10 – 40 cm dan lebar 8 –13 cm.
Tulang daun menyirip, berwarna hijau pucat dengan bagian ujung dan pangkal daun
meruncing dan tepi daun rata. Satu tanaman kunyit biasanya terdiri dari 6 – 10
lembar daun yang tersusun berselang – seling. Bunga kunyit merupakan bunga
4
majemuk yang berambut dan bersisik tumbuh pada pucuk batang semu. Bentuknya
kerucut meruncing dengan warna kekunigan sepanjang 10 – 15 cm. Rimpang kunyit
terdiri dari rimpang utama (ibu kunyit) dan rimpang cabang (tunas). Tunas tumbuh
pada rimpang utama kearah samping, mendatar atau melengkung. Tunas berbuku-
buku pendek dan biasanya berjumlah banyak. Tunas berkembang terus-menerus
membentuk cabang-cabang baru dan batang semu sehingga menjadi rumpun
tanaman kunyit. Panjang rimpang bisa mencapai 20 cm dengan ketebalan 1,5 – 4
cm. Kulit rimpang berwarna coklat hitam, daging rimpang berwarna kuning sampai
jingga kemerahan (Paramitasari, 2011).
4. Jenis-jenis Kunyit
Jenis kunyit yang paling banyak terkenal adalah Curcuma domestica, Val., C.
domestica, Rumph., C. longa, Lynn., dan Amomum curcuma. Sementara, hasil
perkembangbiakan vegetatif dari kunyit atau varietas yang terkenal adalah kunyit
yang berasal dari India, yaitu varietas Alleppey dan Madras. Varietas Alleppey
mengandung 6,5 % kurkumin, varietas Madras mengandung 3,5 % kurkumin,
sedangkan kandungan kurkumin pada kunyit Jawa adalah 0,6-0,8 % (Paramitasari,
2011).

B. Syarat Tumbuh Tanaman


Sepanjang tahun, kunyit dapat dibudidayakan terus-menerus. Namun, terdapat faktor-
faktor lingkungan yang harus diperhatikan, yaitu intensitas cahaya, suhu udara, dan
curah hujan. Ketinggian lahan juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman kunyit.
1. Kondisi Geografis
Kunyit dapat tumbuh mulai dari dataran rendah, yaitu mulai 0 – 240 meter di atas
permukaan laut. Namun, masih mungkin tumbuh pada ketinggian sampai 2000
meter di atas permukaan laut. Untuk pertumbuhan optimal, ketinggian yang sesuai
adalah sekitar 45 m dpl (Paramitasari, 2011).
2. Iklim
Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki cahaya penuh atau
sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat terbuka atau sedikit
naungan dengan tingkat naungannya kurang dari 30 %. Intensitas cahaya penuh
sampai sedang. Curah hujan sebesar 1000 – 4000 mm/tahun dan suhu yang
optimum yaitu antara 19 – 300 C. Jika ditanam pada daerah dengan curah hujan

5
lebih kecil dari 1000 mm/tahun, sisitem pengairannya yang baik perlu dilakukan
(Afifah, 2005).
3. Media Tanah
Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, jenis tanah yang cocok seperti latosol
(tanah perkebunan yang kering), aluvial (endapan lumpur sungai yang subur)dan
regosol (endapan abu vulkanik dengan butiran kasar). Tingkat keasaman tanah
tidak terlalu asam dan sedikit basa. Tekstur tanah ringan dengan kandungan
organik yang tinggi, tanah lempung berpasir yang bebas genangan air (Fauziah,
2011).

C. Teknik Budidaya Tanaman Kunyit

1. Pembibitan
Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih mudah
tumbuh. Bibit dapat berasal dari rimpang utama dan rimpang cabang, jika bibit yang
akan digunakan berasal dari rimpang cabang maka yang digunakan adalah yang
mempunyai berat 20 – 30 gr, maksimum memiliki 13 mata tunas, dan panjang 3 – 7
cm. Rimpang yang digunakan untuk bibit adalah yang telah dipanen minimal 11 –
12 bulan. Tetapi bila bibit diambil dari rimpang utama, maka rimpang dapat dibelah
terlebih dahulu menjadi empat bagian membujur untuk memperoleh ukuran dan
berat yang seragam, serta memperkirakan banyaknya tunas. Untuk menghindari
pertumbuhan jamur pada bekas potongan rimpang, maka bekas potongan tersebut
dapat ditutup dengan abu gosok atau sekam padi atau direndam dengan fungisida
(Rukmana, 2009).

6
2. Penyemaian
Penyemaian bertujuan untuk menumbuhkan tunas pada bibit agar pemanenan dapat
dilakukan secara serentak. Cara penyemaian bibit kunyit adalah dengan menebarkan
rimpang pada jerami atau alang-alang tipis dan mengangin-anginkannya di tempat
yang teduh selama 1 – 1,5 bulan dan menyiramnya setiap hari. Bibit akan bertunas
dengan baik jika disimpan dalam suhu 25 – 280 C. Cara lain untuk penyemaian
adalah dengan mengeringkan rimpang selama 42 jam dalam suhu 350 C, kemudian
direndam dalam zat pengatur tumbuh selama 3 jam (Paramitasari, 2011).
3. Persiapan Lahan
Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan.
Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum
tanam.Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara
manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan
sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada
kedalaman 20-30 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas
beracun yang ada dalam tanah menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati
karena terkena sinar matahari. Lahan kemudian dibuat bedengan dengan lebar 60-
100 cm dan tinggi 25-45 cm dengan jarak antar bedengan 30-50 cm. Untuk
mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah,
drainase, dan aerasi yang lancar, dilakukan dengan menaburkan pupuk dasar (pupuk
kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang
tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg (Niamsa, 2009).
4. Penanaman
Bibit kunyit ditanam dalam lubang tanam dengan mata tunas menghadap ke atas.
Ada dua pola penanaman kunyit, yaitu penanaman di awal musim hujan dengan
pemanenan di awal musim kemarau setelahnya (penanaman selama 7 – 8 bulan) dan
penanaman di awal musin hujan dengan pemanenan pada dua kali musim kemarau
(selama 12 – 18 bulan).
5. Pemupukan
a. Pemupukan Organik
Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun,
dan luas area daun kunyit secara nyata. Kombinasi pupuk kandang sebanyak 45

7
ton/ha dengan populasi kunyit 160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak
29,93 ton/ha.
b. Pemupukan Konvensional
Pemupukan konvensional merupakan pemupukan yang secara tepat sesuai
dengan aturan yang berlaku. Selain pupuk dasar (pada awal penanaman),
tanaman kunyit perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur
2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha.
Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20
gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon). Dengan pemberian
pupuk ini diperoleh peningkatan hasil sebanyak 38% atau 7,5 ton rimpang
segar/ha. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha) dan
P2O5 (50 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K
diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada
saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan
secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-
sela tanaman (Sasikumar, 2005). Pupuk NPK memiliki fungsi masing-masing,
seperti pupuk Nitrogen, fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah :
Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan
merangsang pertunasan. Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad renik). Merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Merupakan bagian dari sel ( organ )
tanaman itu sendiri. Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam
tanaman. Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun.
Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil,
daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat
menguning dan mati. Nitrogen diserap dalam tanah berbentuk ion nitrat atau
ammonium. Kemudian, didalam tumbuhan bereaksi dengan karbon membentuk
asam amino, selanjutnya berubah menjadi protein. Nitrogen termasuk unsure
yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman karena 16-18% protein terdiri dari
nitrogen. Pupuk yang paling banyak mengandung unsure nitrogen adalah pupuk
urea.Pupuk Fosfor ( P ) bagi tanaman berperan dalam proses : respirasi dan
fotosintesis, penyusunan asam nukleat, pembentukan bibit tanaman dan
penghasil buah. Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih
tahan terhadap kekeringan, dan Mempercepat masa panen sehingga dapat
8
mengurangi resiko keterlambatan waktu panen. Berfungsi untuk pengangkutan
energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan
pembuahan, merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan
sel. Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya : pembentukan buah/dan biji
berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ).
Unsur fosfor diperlukan diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daripada unsur
nitrogen. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat,
FePO4, dan AlPO4. Pupuk Kalium (K), Fungsi kalium bagi tanaman adalah
sebagai berikut :
Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman,
mempercepat metabolisme unsure nitrogen, mencegah bunga dan buah agar
tidak mudah gugur. Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil
asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Meningkatkan daya tahan atau
kekebalan tanaman terhadap penyakit. Tanaman yang kekurangan unsur K
gejalanya seperti batang dan daun menjadi lemas atau rebah, daun berwarna
hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan
kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun (Paramitasari, 2011).Untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman diberikan zat pengatur tumbuh (ZPT)
yaitu POC (Pupuk Organik Cair). POC selain mengandung unsur hara makro
dan mikro juga mengandung ZPT sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman. POC yang digunakan adalah SNN (Super Natural Nutrition). SNN
merupakan pupuk organik cair hasil ekstraksi bahan organik yang berasal dari
limbah alam, berlimbah tanaman, dan limbah ternak. SNN dapat digunakan
pada tanaman semusim, tahunan, perkebunan, tanaman hias, tambak, dan kolam
ikan. SNN mengandung unsur hara makro dan mikro, zat pengatur tumbuh, dan
asam-asam organik. SNN berbentuk cairan berwarna cokelat muda. SNN
mampu memperbaiki kesuburan tanah sehingga pemupukan menjadi lebih
efektif dan lebih ekonomis, serta aman bagi lingkungan. SNN 1 liter memiliki
fungsi yang setara dengan 1 ton pupuk kandang. SNN mengandung zat
pengatur tumbuh (ZPT) indol acetic acid (IAA) yang dapat memacu tanaman
tumbuh lebih baik dan berkualitas sehingga meningkatkan hasil. SNN
bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman dan
mempercepat pertumbuhan tanaman. Dengan aroma yang khas, SNN mampu
mengurangi serangan hama. Sari Alam Nusantara (SAN) merupakan pupuk
9
alami yang dibuat dengan tujuan perbaikan ekosistem pertanian, sekaligus
memperbaiki produktivitas tanaman. Kandungan dari Sari Alam Nusantara
(SAN) mengandung ± 60-90 unsur makro, unsur mikro, zat pengatur tumbuh
dan asam–asam organik yang dibutuhkan oleh alam dan isinya. Pupuk Sari
Alam Nusantara berbentuk padat granule berwarna hitam gelap. Produk
dikemas dalam botol 500 gr, 1 dus isi 15 botol / 7,5 kg. SAN bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan unsur tanaman, meningkatkan kualitas dan kuantintas
produksi tanaman, memperbaiki dan menjaga kelestarian lingkungan hidup
lahan pertanian, memperbaiki fungsi tanah baik secara fisik, kimia maupun
biologi dengan pemberian secara teratur. SAN dalam dosis 10 kg dapat
digunakan untuk lahan seluas 1 hektar dengan ditebar pada saat pengolahan
lahan atau pemupukan dasar dan pemupukan susulan 1 (Anonim, 2012).
6. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Apabila ada rimpang kunyit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk,
maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih
segar dan sehat.
b. Penyiangan
Penyiangan dan pembumbunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput
liar (gulma) yang mengganggu penyerapan air, unsur hara dan mengganggu
perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan
pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur ½ bulan dan bersamaan dengan ini maka dilakukan
pembumbunan guna merangsang rimpang agar tumbuh besar dan tanah tetap
gembur (Amelia, 2009).
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebagai pesaing dari cahaya, air dan hara, gulma perlu dikendalikan, terutama pada
fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur empat minggu setelah tanam. Pada fase
awal penanaman, kunyit tumbuh relatif cepat. Setelah berumur lebih dari 2 bulan,
pertumbuhan kunyit akan mengalami kelambatan dan mulai memproduksi daun
serta bunga. Karena itu, lahan perlu disiangi sampai umur 6-7 minggu setelah
tanam. Hama tanaman utama yang menyerang kunyit adalah ulat penggerek akar
(Dichcrosis iyapuntifera) yang menyerang akar dan penyakitnya seperti busuk
bakteri rimpang dan karat daun. Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan
10
bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah
lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk
menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT
(Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sebagai berikut:
1) Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul
yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama
dari sejak awal pertanaman.
2) Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami.
3) Menggunakan pengendalian fisik atau mekanik yaitu dengan tenaga manusia
(Prasetiyo, 2003).

D. Panen dan Pasca Panen


a. Panen

Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-12 bulan, saat panen yang terbaik adalah
pada umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu
produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan
masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panen
ditandai dengan seperti terjadi kelayuan atau perubahan warna daun dan batang
yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati). Pemanenan
dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan cangkul/garpu. Sebelum
dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih dahulu. Panen kunyit dilakukan
dimusim kemarau (Anonim, 2002).
b. Pasca Panen

11
Pengelolaan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat produk tanaman
obat menjadi simplisia yang siap dikonsumsi oleh masyarakat umum, industri obat
ataupun untuk tujuan eksport. Kegiatan yang meliputi prosesing/pengelolaan bahan
sesaat setelah panen sampai tahap penyimpanan dengan tujuan agar diperoleh
simplisia yang berkualitas serta tetap stabil selama penyimpanan. Pengelolaan pasca
panen tersebut meliputi :
a. Penyortiran dan Pencucian
b. Perajangan
c. Pengeringan
d. Penyortiran Kering
e. Pengemasan
f. Penyimpanan
Untuk keperluan ekspor, rimpang kunyit memiliki standar mutu yang harus
dipenuhi :
- Warna : kuning-jingga sampai coklat kuning-jingga
- Aroma : khas wangi kunyit aromatis
- Rasa : mirip rempah, pedas lembut agak pahit
- Kadar air maksimum : 12 %
- Kadar abu : 3 – 7 %
- Kadar pasir (kotoran) : 1 %
- Kadar minyak atsiri minimal : 5 % (Pribadi, 2009).

E. Kandungan dan Manfaat Kunyit

12
Kunyit memiliki banyak manfaat atau khasiat bagi manusia. Dalam tanaman kunyit
terkandung senyawa kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumi 10 %
dan bisdesmetoksikurkumin 1 – 5 % serta zat- zat lainnya, seperti minyak asiri atau
volatil oil, lemak, karbohidrat, protein, pati, vitamin C, zat besi, fosfor, dan kalsium.
Minyak atsiri memberikan aroma pedas yang lembut yang khas pada kunyit.
Kandungan nutrisi pada kunyit meliputi lemak 1 – 3 %, karbohidrat 3 %, protein 30 %,
pati 8 %, vitamin C 45 – 55 %, dan mineral zat besi, fosfor, dan kalsium. Minyak atsiri
merupakan senyawa yang bersifat mudah menguap, berbau dan berasa khas.
Kandungan minyak atsiri rimpang kunyit sebanyak 2-7% (Aprilisyawati, 2008).
Minyak atsiri rimpang kunyit antara lain mengandung terpinol, carvacrol, pinene,
myrcene, phellandrene, 1,8-cineole, terpinolene, curcumene, curlone, curcuphenol,
turmerone, dan ar-turmerone (Leela et al., 2006). Minyak atsiri ini bersifat sebagai
antiradang, antibakteri, dan antifungi. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, beberapa penelitian telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat
kunyit antara lain :
a. Kunyit sebagai agen antiseptik dan antibakteri alami, berguna sebagai desinfektan
luka biasa mau pun luka bakar.
b. Kunyit dapat bermanfaat mengobati haid yang tidak lancar.
c. Kunyit bermanfaat sebagai obat penghilang rasa sakit alami.
d. Dapat membantu dalam metabolisme lemak dan membantu dalam manajemen berat
badan.
e. Telah lama digunakan dalam pengobatan Cina sebagai pengobatan untuk depresi.
f. Kunyit dapat mencegah panas dalam.
g. Kunyit dapat mencegah keputihan.
h. Mencegah gatal-gatal dan penyakit kulit.
i. Mencegah rasa tidak nyaman dimulut seperti sariawan, bengkak pada mulut, dan
gatal-gatal pada tenggorokan.
j. Akar kunyit dipercaya dapat menyembuhkan penyakit rematik dan bengkak-
bengkak pada tubuh.(Kartasapoetra, 2009).
Kunyit mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi, sehingga kunyit dipercaya
dapat menurunkan kolesterol, dan menyempitkan arteri, selain itu kunyit dapat
mencegah penyakit serangan jantung mendadak. Kunyit yang mempunyai
kandunganvitamin C dan E yang tinggi juga karatenoid ini adalah sejenis makanan
herbal yang dapat menghalangi oksigen berlebih yang masuk dalam badan. Oleh
13
karena itulah, selain meningkatkan daya tahan tubuh, kunyit juga dapat mencegah
masuk angin ( Cheepy S, 2003).
Selain itu, rimpang yang yang berumur lebih dari satu tahun dapat dipakai sebagai obat
karena bersifat mendinginkan, membersihkan, dan mempengaruhi bagian perut
khususnya lambung, melepaskan kelebihan gas di usus, menghentikan pendarahan,
serta mencegah penggumpalan darah. Kunyit juga digunakan sebagai obat anti gatal
dan anti kejang serta dapat mengurangi pembengkakan selaput lendir mulut. Kunyit
biasa dikonsumsi dalam bentuk perasan, juga diminum sebagai ekstrak atau digunakan
sebagai salep untuk mengobati bengkak. Kunyit juga berkhasiat untuk menyembuhkan
hidung yang tersumbat, dengan cara membakar kunyit dan menghirup uapnya
( Ermiati, 2007).
F. Analisis Usaha Tani
Dalam agribisnis usaha tani diperlukan berbagai analisis, salah satunya alat analisis
usaha tani yang digunakan untuk mengestimasi keberhasilan usaha tani, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Net Profit (NP)
Net Profit (NP) merupakan keuntungan atau lebih dikenal dengan laba
bersih.Pengertian atau Definisi Laba Bersih yaitu Commite On Terminology
(Sofyan Syafri H.,2004) dalam Aliyal Azmi (2007:12) mendefinisikan laba sebagai
jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Menurut FASB (Financial
Accounting Standars Board) statement (Aliyal Azmi, 2007:12) mengartikan laba
(rugi) sebagai kelebihan (defisit) penghasilan atas biaya selama satu periode
akuntansi. Menurut Stice, Stice, Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan atas
investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas
kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi
awalnya. Menurut Suwardjono (2008 : 464) laba dimaknai sebagai imbalan atas
upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan
kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan
produksi dan penyerahan barang atau jasa).
Menurut Soemarso SR (2004 : 227) angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah
Laba Bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba
rugi adalah rugi bersih (net loss). Sedangkan menurut Smith Skousen
14
(1989:119)Laba Bersih merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan yang
diperoleh suatu satuan usahan selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat
diaplikasikan kepada pendapat.

15
BAB III
TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Kegiatan


1. Waktu Pelaksanaa
Pelaksanaan magang ini dilaksanakan kurang lebih 1 bulan yaitu dari bulan Februari
- Maret 2012, yaitu dimulai pada tanggal 1 Februari sampai 1 Maret 2012.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan magang PT. Indmira Citra Tani Nusantara yang terletak di
jalan Kaliurang Km 16,3 Sleman Yogyakarta. Penentuan perusahaan dilakukan
dengan metode purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan sengaja
karena pertimbangan-pertimbangan tertentu yang berdasarkan pada tujuan magang.
PT. Indmira merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Research and
Development, sektor Perbaikan Ekosistem, sub sektor dunia pertanian sesuai dengan
asas Back to Nature.

B. Tata Cara Pengumpulan Data


1. Observasi
Pengumpulan data baik data primer maupun sekunder dengan pengamatan secara
langsung di tempat kegiatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melengkapi data
yang sudah diperoleh untuk digunakan sebagai pelengkap atau lampiran dalam
penyusunan laporan
2. Wawancara
Melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung yang berhubungan dengan
kegiatan yang dipelajari kepada pembimbing lapangan atau pihak yang terkait.
3. Pelaksanaan Kegiatan Langsung
Melakukan praktek secara langsung di lapangan mengenai pembudidayaan tanaman
kunyit mulai dari persiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, perawatan, panen,
pasca panen dan pemasaran. Selain itu juga mengikuti kegiatan yang dilakukan di
PT.Indmira sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang
dilaksanakan dalam perusahaan.
4. Studi Pustaka
Mencari referensi sebagai data pelengkap dan pembanding serta konsep dalam
alternatif pemecahan masalah mengenai budidaya dan pemanfaatan senyawa
16
metabolis sekunder pada tanaman kunyit. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal,
download internet, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.

C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh ada 2 yaitu sebagai berikut :
1. Sumber Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara atau inteview
dengan pemilik atau karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut dan melakukan
observasi lapangan.
2. Sumber Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan mencari referensi di luar data primer seperti buku
literatur, internet, brosur dan lainnya guna melengkapi atau membandingkan dengan
data primer.

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari kegiatan magang yang telah dilakukan di PT. Indmira Yogyakarta dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Budidaya tanaman kunyit banyak dilakukan dengan perbanyakan menggunakan
pemecahan rimpang atau dengan cara vegetatif.
2. Pemeliharaan tanaman dengan penyiraman, penyulaman tanaman, penyiangan dan
pembumbunan.
3. Pemupukan menggunakan pupuk makro NPK Ponska, pupuk mikro berupa SAN
dan SNN.
4. Jenis hama yang menyerang tanaman kunyit adalah ulat penggerek dan penyakit
yang timbul adalah busuk bakteri rimpang dan karat daun kunyit.
5. Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 11-12 bulan yaitu pada saat gugurnya daun
kedua.
6. Pasca panen dari tanaman kunyit meliputi penyortiran basah dan pencucian,
perajangan, pengeringan, penyortiran kering, pengemasan dan penyimpanan.
7. Tanaman kunyit dapat mencegah beberapa penyakit antara lain ambeien atau wasir,
diabetes mellitus atau kencing manis, jantung koroner, radang prostat, tubercolosis,
antiseptic dan beberapa penyakit lainnya.
8. R/C ratio yang didapatkan dari hasil penjualan tanaman kunyit (Curcuma domestica,
Val) adalah sebesar 9,42.
9. B/C ratio yang didapatkan dari hasil penjualan benih tanaman kunyit (Curcuma
domestica, Val) adalah sebesar 8,42.
10. Dengan R/C ratio dan B/C ratio lebih dari 1 maka dapat dikatakan bahwa usaha
budidayatanaman kunyit layak dan untung apabila dikembangkan.

B. Saran
Dari kegiatan magang yang telah dilakukan, penulis ingin memberi beberapa saran
yaitu :
1. Dilakukan riset teknologi perbanyakan tanaman kunyit secara lebih serius, sehingga
dapat dikembangkan banyak petani di seluruh Indonesia dan lebih menguntungkan.

18
2. Sebaiknya tanaman kunyit dilakukan riset yang menyeluruh untuk mengetahui
beberapa kandungan kimia yang ada.
3. Pemberian pupuk dan pengendalian hama penyakit perlu diperhatikan bukan hanya
dengan praduga saja tetapi perlu diteliti dengan menyesuaikan dengan referensi
terkait budidaya tanaman kunyit, sehingga bisa memberikan hasil yang optimum.

19

Anda mungkin juga menyukai