Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum Dosen Pembimbing

Instrumentasi dan Pengendalian Proses Ir.Rozanna Sri Irianty,M.Si

FLOWMETER

Oleh :

Kelompok III

Alya Az Zahra (2007036175)


Chantika Maharani (2007036668)
Muhammad Akbar (2007034769)

LABORATORIUM DASAR-DASAR PROSES KIMIA


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
ABSTRAK

Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu fluida
yang mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. Dalam suatu aliran fluida
ada suatu debit yang dapat diukur berdasarkan beda tinggi dan waktu yang didapat
dalam 2 liter dan dapat juga diukur dengan persamaan kalibrasi. Praktikum ini
bertujuan untuk melakukan kalibrasi, mencari kisaran kerja terbaik,
membandingkan keakuratan, dan membandingkan kehilangan tenaga kerja pada
alat flowmeter. Alat yang digunakan dalam percobaan adalah venturimeter,
orificemeter dan rotameter. Percobaan ini dilakukan dengan mengatur bukaan
kran pada skala 3,5 dan 7, lalu dihitung debit secara manual dengan mengisi gelas
ukur 2 liter dan waktunya dihitung menggunakan stopwatch, dan menghitung
tinggi air pada manometer (h1, h2, h3, h4, h5, h6, h7 dan h8). Dari hasil percobaan
dengan menggunakan tiga alat flowmeter seperti venturimeter, orificimeter dan
rotameter, berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, alat yang mempunyai
keakuratan dalam mengukur debit air adalah rotameter karena persamaan R2=
0,9835.

Kata Kunci : Debit, flowmeter, fluida, rotameter, venturimeter


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Parameter yang paling penting yang harus diukur untuk memberikan
informasi tentang kondisi operasi suatu proses di Pabrik Kimia adalah debit, suhu
dan tekanan. Alat untuk mengukur ketiga besaran tersebut tidak hanya memberi
informasi besaran/nilai parameter yang diukur (sebagai indikator) tetapi juga
memberikan informasi dalam bentuk signal ke suatu sistem kontrol yang akan
menggunakan informasi tersebut sebagai dasar untuk mengontrol paameter-
prameter lain di suatu pabrik kimia. Penting untuk diketahui, di industri proses
lebih dibutuhkan suatu alat yang dapat menginformasikan adanya perubahan
terhadap suatu parameter yang telah ditetapkan dibandingkan memberikan
informasi yang akurat nilai suatu parameter (Tim Penyusun, 2022).
Fluida yang masuk dan keluar dari suatu alat proses, umumnya dialirkan
melalui pipa, sedangkan kuantitas atau debit fluida yang dialirkan dapat
ditentukan dengan bermacam jenis alat ukur debit aliran. Alat ukur fluida yang
banyak digunakan ada yang didasarkan pada perubahan tinggi tekan aliran fluida
dan ada pula yang didasarkan pada perubahan penampang aliran fluida.
Venturimeter dan orificemeter adalah contoh alat ukur debit aliran fluida yang
pengamatannya berdasarkan pada perubahan tinggi tekan aliran fluida, sedangkan
rotameter berdasarkan pada perubahan luas area aliran fluida.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Melakukan kalibrasi rotameter, venturimeter dan orificemeter.
2. Mencari kisaran kerja terbaik untuk venturimeter dan orificemeter.
3. Membandingkan keakuratan rotameter, venturimeter dan orificemeter.
4. Membandingkan kehilangan tenaga pada rotameter, venturimeter dan
orificemeter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Flowmeter
Flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur masa atau
laju aliran volumetrik cairan atau gas. Sebelum menetapkan flowmeter, juga
dianjurkan untuk menentukan apakah aliran informasi akan lebih berguna jika
disajikan dalam unit massa atau volumetrik. Ketika mengukur aliran bahan yang
mempunyai tekanan, aliran volumetrik tidak terlalu berarti, kecuali kepadatan
adalah konstan. Ketika kecepatan (volumetric aliran) dari cairan mampat diukur,
faktor gelembung udara akan menyebabkan kesalahan, karena itu, udara dan gas
harus dipindahkan sebelum mencapai fluidameter (Pasaji, 2021).
Pengukuran atau penyensoran aliran fluida dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Pengukuran Kuantitas
Pengukuran ini memberikan petunjuk yang sebanding dengan kuantitas
total yang telah mengalir dalam waktu tertentu. Fluida mengalir melewati elemen
primer secara berturutan dalam kuantitas yang kurang lebih terisolasi dengan
secara bergantian mengisi dan mengosongkan bejana pengukur yang diketahui
kapasitasnya. Pengukuran kuantitas diklasifikasikan menurut :
a. Pengukur gravimetri atau pengukuran berat
b. Pengukur volumetri untuk cairan
c. Pengukur volumetri untuk gas
d. Pengukuran laju aliran
Laju aliran Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari cairan
yang mengalir lewat pipa, yakni:
Q = A.V ................................................. (2.1)
Tetapi dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat. Jadi
kecepatan terukur rata-rata dari cairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan rata-
rata sebenarnya. Gejala ini dapat dikoreksi sebagai berikut:
Q = K.A.V ............................................. (2.2)
dimana K adalah konstanta untuk pipa tertentu dan menggambarkan hubungan
antara kecepatan rata-rata sebenarnya dan kecepatan terukur. Nilai konstanta ini
bisa didapatkan melalui eksperimen (Setyawan et al., 2017).

Gambar 2.1 Vortex shedding flowmeter, (a) flowmeter geometry, (b) response,
(c) readout block diagram
(Sumber: Setyawan et al., 2017)

2. Pengukuran Metoda Differensial Tekanan


Jenis pengukur aliran yang paling luas digunakan adalah pengukuran
tekanan diferensial. Pada prinsipnya beda luas penampang melintang dari aliran
dikurangi dengan yang mengakibatkan naiknya kecepatan, sehingga menaikan
pula energi gerakan atau energi kinetis. Karena energi tidak bisa diciptakan atau
dimusnahkan (Hukum kekekalan energi), maka kenaikan energi kinetis ini
diperoleh dari energi tekanan yang berubah. Lebih jelasnya, apabila fluida
bergerak melewati penghantar (pipa) yang seragam dengan kecepatan rendah,
maka gerakan partikel masing-masing umumnya sejajar disepanjang garis dinding
pipa. Kalau laju aliran meningkat, titik puncak dicapai apabila gerakan partikel
menjadi lebih acak dan kompleks (Setyawan et al., 2017).

Debit adalah volume fluida (m3) yang mengalir melewati suatu penampang
dalam selang waktu tertentu. Dirumuskan dengan persamaan berikut:
Q = V/t................................................... (2.3)
Keterangan:
Q = debit (m3/ s)
V = volume fluida (m3)
t = waktu fluida mengalir (s)

Sistem kontrol fluida adalah sebuah alat yang dapat mengatur jumlah debit
air yang akan dikeluarkan. Dengan sistem digital, sistem kontrol ini dirancang
untuk mempermudah dalam pengemasan atau penakaran cairan dengan batas
keluaran yang ditentukan. Rancangan alat ini berupa perangkat keras dimana
perangkat yang satu dengan yang lainya berhubungan dan saling mendukung,
adapun perangkat keras tersebut terdiri dari mikrokontroler, piringan derajat,
optocoupler, watermeter termodivikasi, solenoid, pompa air dan LCD karakter.
Sedangkan perangkat lunaknya berupa program pada mikrokontroler dengan
menggunakan bahasa pemrograman assembly sehingga dapat mengontrol
perangkat tersebut baik berupa input maupun output (Ghurri et al., 2016).
Menurut Ghurri et al (2016) fungsi flowmeter bisa menjadi berbeda-beda
tergantung dari jenis dan pengaplikasian alat, dan tujuannya. Berikut ini beberapa
fungsi flowmeter, di antaranya:
1. Mengetahui Parameter Ukuran Untuk Mengontrol Rangkaian Elektronik
Flowmeter juga bisa digunakan sebagai alat pengukur aliran listrik.
Dimana parameter berupa kecepatan aliran atau flowrate ini akan ditunjukkan
dalam data berupa angka. Kemudian data tersebut akan digunakan untuk
mengatur bagaimana menghasilkan aliran listrik dan sinyal sebagai input untuk
mengontrol rangkaian elektronik lainnya.
2. Mengetahui Besaran Ukuran Aliran Pada Beberapa Material
Flowmeter bisa digunakan untuk mengukur berbagai jenis aliran yang
sering kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari air, gas, solar,
bensin, dan lainnya. Adanya alat flowmeter ini akan sangat membantu setiap
penggunanya untuk menentukan besaran dan panjangnya saluran yang diperlukan.
Sehingga bisa mengukur dengan tepat kebutuhan aliran melalui data besaran
ukuran yang diperoleh.
3. Menentukan Efektivitas dan Efisiensi Suatu Proses
Hasil pengukuran yang dihasilkan melalui alat ukur flowmeter bisa
digunakan sebagai dasar untuk melakukan adjustment atau penyesuaian terhadap
besar kecilnya suatu aliran. Dengan adanya penyesuaian ini maka efisiensi dari
suatu proses dan kebutuhan pada industri, bangunan, maupun alat-alat rumah
tangga bisa tercapai. Misalnya pada proses pembangunan industri manufaktur
tentu sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan air, tekanan udara, dan
steam. Kebutuhan tersebut harus diatur besar kecilnya karena setiap komponen
yang berhubungan dengan material tersebut akan mengacu pada kebutuhan lini
produksi dan konsumsi mesin produksi.
4. Menghitung dan Mengukur Penghematan Biaya Produksi
Dalam suatu proses produksi tentu memiliki budget atau anggaran biaya
untuk menunjang proses tersebut agar berjalan sebagaimana mestinya.
Penghitungan biaya produksi yang berhubungan dengan konsumsi udara/air/steam
sangat penting untuk dilakukan. Tujuannya adalah untuk menentukan berapa
banyak biaya produksi yang diperlukan, apa saja yang bisa dipangkas, dan biaya
apa saja yang tetap harus dikeluarkan. Anda bisa menghitung besaran biaya
produksi yang diperlukan dengan mengetahui terlebih dahulu besaran ukuran
aliran melalui flowmeter.
5. Mengantisipasi Kerusakan Mesin
Kapasitas dan performa compressor, cooling system, pompa, pipa, dan
komponen-komponen yang berhubungan dengan aliran bisa diukur menggunakan
flowmeter. Potensi kerusakan mesin pun bisa diketahui sedari dini dengan adanya
pengukuran sehingga kerusakan mesin bisa diminimalisir. Untuk mengantisipasi
kerusakan yang lebih parah Anda bisa mengantisipasinya dengan melakukan
perawatan berkala berdasarkan hasil analisa flowmeter. Mesin-mesin yang
digunakan pun bisa menjadi lebih awet dan fungsi mesin tersebut tetap bisa
berjalan sebagaimana mestinya.
6. Memudahkan Proses Pemantauan Pengolahan Limbah
Tidak hanya digunakan untuk kebutuhan industri yang menghasilkan suatu
produk, flowmeter juga memiliki fungsi yang sangat vital pada proses pengolahan
limbah. Alat ini diperlukan untuk mendapatkan hasil optimalisasi penggunaan
bahan-bahan kimia atau cairan limbah lain sehingga besaran biaya proses
pengolahan limbah tetap bisa dipantau.
7. Menghitung Besaran Heat Energy di Hotel, Mall, Maupun Industri
Flowmeter banyak ditemukan di hotel, mall, maupun industri yang
biasanya menggunakan sistem pemanas (heater) dan sistem pendingin seperti AC
atau chiller. Alat ukur flowmeter ini digunakan untuk menghitung besaran heat
energi yang dihasilkan. Hasil pengukuran dari flowmeter yang berupa data angka
flowrate kemudian dikalkulasi dengan diferensial temperatur sebelum masuk
ruangan. Kebutuhan akan temperatur panas dan dingin pada ruangan tersebut pun
bisa dihitung secara akurat sehingga bisa meningkatkan efisiensi biaya.

2.1.2 Venturimeter
Venturimeter adalah salah satu alat yang menggunakan prinsip bejana
berhubungan. Venturimeter digunakan pada pipa aliran untuk mengukur kelajuan
aliran zat cair. Penelitian mengenai venturimeter penting dilakukan karena dengan
data penelitian venturimeter dapat diterapkan untuk membuktikan fluida dinamik
maupun statik secara langsung. Venturimeter bekerja berdasarkan pada
pengukuran perbedaan tekanan melalui penyempitan penampang. Namun,
menurut teori persamaan hidrostatis juga terdapat perbedaan tekanan yang
disebabkan oleh adanya perbedaan diameter pipa dan juga ketinggian cairan
dimasing-masing pipa. Dengan demikian, jika data perbedaan tekanan aliran
fluida yang terjadi di dalam venturimeter diketahui secara kuantitatif dan data
kecepatan juga diketahui maka dapat digunakan sebagai solusi untuk mencari
jumlah aliran yang melewati venturimeter tersebut. Hal ini juga merupakan solusi
dalam memahami lebih jauh tentang persamaan bernoulli karena dalam persamaan
bernoulli menjelaskan hal-hal yang berkaitan erat dengan kecepatan aliran, tinggi
permukaan zat cair dan tekanan zat (Nurhayati, 2021).
Gambar 2.2 Sketsa Venturimeter
(Sumber: Mendrova et al., 2017)

2.1.3 Orificemeter
Orificemeter adalah alat ukur yang sangat sedehana, terdiri atas piringan
datar dengan lubang pada pusatnya. Pelat berlubang tersebut dipasang di dalam
pipa, tegak lurus pada arah aliran dan fluida mengalir melewati lubang Alat ini
cukup mahal, mengambil tempat cukup besar dan rasio diameter leher terhadap
diameter pipa tidak dapat diubah-ubah titik untuk meteran tertentu dengan sistem
manometer tertentu pula laju aliran maksimum yang dapat diukur terbesar untuk
memberikan bacaan yang teliti, atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju
aliran maksimum yang baru. Orificemeter dapat mengatasi keberatan-keberatan
terhadap venturi, tetapi konsumsi dayanya dan tinggi. Prinsip kerjanya mirip
dengan venturimeter yaitu dengan menyisipkan penghalang di pipa. Pesamaan
untuk orificemeter karena prinsip kerja orifice dan venturi mirip maka persamaan
yang digunakan juga sama yaitu U kecepatan aliran fluida, Co dan β adalah
koefisien-koefisien yang nilainya tertentu untuk orificemeter, gc tetapan gravitasi,
pa-pb beda tekanan sebelum dan sesudah orificemeter, ρ adalah berat jenis fluida
(Sa’adah, 2019).

Gambar 2.3 Sketsa Orificemeter


(Sumber: Sa’adah, 2019)
Dibandingkan dengan venturi, orifice lebih murah dan lebih mudah
dipasang. Juga ukurannya lebih kecil dibanding dengan venturi. Kelemahannya
kehilangan tenaga dalam bentuk “pressure drop” di orifice lebih besar
dibandingkan dengan venturi. Venturi dan orifice dengan ukuran tertentu hanya
akan memberikan pembacaan yang akurat pada kisaran debit tertentu. Biasanya
kisaran debit maksimum adalah 3 x debit minimumnya (Sa’adah, 2019).
Orificemeter terdiri dari 2 buah pipa dengan diameter sama yang
dihubungkan oleh sebuah plat berlubang kecil atau disebut orifice yang terpasang
secara konsentris. Sketsa orificemeter tampak pada gambar 1 titik 3 prinsip kerja
orificemeter hampir sama dengan venturimeter pemburu perubahan penampang
aliran fluida dari pipa menuju orifice menyebabkan kecepatan linier fluida
semakin membesar, sedangkan tinggi tekanannya semakin menurun perbedaan
tinggi ini memberi manfaat dan untuk mengukur kecepatan debit aliran fluida
(Sa’adah, 2019).

2.1.4 Rotameter
Rotameter terdiri dari pipa tirus tegak yang didalamnya ditempatkan
sebuah benda mengapung titik aliran fluida mengalir dari bawah ke atas
memasuki ruang rotameter. Karena laju aliran fluida maka benda pengapung yang
ada di dalamnya bergerak naik dan turun sesuai dengan besarnya debit aliran
fluida Rotameter termasuk dalam golongan meteran penampang aliran atau area
meter. Pada dasarnya rotameter terdiri atas tabung yang agak tirus yang dipasang
vertical didalam suatu rangka dengan menempatkan penampang yang luas di
sebelah atas (Mendrova et al., 2017).

Gambar 2.4 Sketsa Rotameter


(Sumber: Mendrova et al., 2017)
Fluida mengalir dari bawah keatas melalui tabung itu dan menyebabkan
apung (float) yang terdapat dalam tabung itu mengapung (sebetulnya apung itu
tidak mengapung), sebab seluruhnya terbenam dalam fluida. Apung itu
merupakan elemen penunjuk, makin besar aliran, makin tinggi pula apung itu
melayang di dalam tabung. Keseluruhaan arus fluida terpaksa mengalir melalui
ruang anulus antara apung dan dinding tabung. Tabung dibuat tanda-tanda skala
dan bacaan meteran didapatkan dari bacaan skala sesuai dengan tepi apung itu.
Untuk diperlukan kurva kalibrasi untuk mengkonversikan pengamatan bacaan
skala menjadi debit (Mendrova et al., 2017).
Pada rotameter ini perubahan tekanannya tetap, tetapi area aliran fluida
nya berubah-ubah sesuai dengan kecepatan debit aliran fluida. Hal ini berakibat
pada naik turunnya benda pengapung titik perubahan naik-turun benda
pengembangan dijadikan dasar untuk menentukan debit aliran fluida (Mendrova
et al., 2017).

2.1.5 Kalibrasi
Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau
nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu (ISO/IEC Guide
17025:2005). Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusuri (traceable) ke
standar nasional untuk satuan ukuran dan atau internasional. Kalibrasi bertujuan
untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer
nasional dan atau internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak
terputus. Selain itu, kalibrasi juga memiliki tujuan lain, yaitu untuk mendukung
sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan
produksi yang dimiliki dan dapat diketahui seberapa jauh perbedaan
(penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur
(Asy’ari, 2014).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
3.1.1 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan flowmeter adalah:
1. 1 Set Alat Flowmeter
2. Stopwatch
3. Gelas Ukur 2000 ml
4. Penggaris
5. Ember Plastik

3.1.2 Bahan yang digunakan


Bahan yang digunakan dalam percobaan flowmeter adalah air.

3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur pengoperasian dalam percobaan flowmeter adalah sebagai
berikut:
1. Disiapkan alat flowmeter, kemudian lihat jumlah air yang ada di bak alat
dan ditambahkan air seperlunya jika air didalam bak tersebut sedikit.
2. Dihubungkan kabel power ke kontak listrik.
3. Dihidupkan pompa listrik dengan meng ON kan stop kontak.
4. Diatur laju alir fluida dengan memutar atau memperbesar dan
memperkecil bukaan valve 2 pada skala 3.
5. Setelah keadaan aliran fluida konstan, lalu praktikan membaca perbedaan
tinggi tekanan (h) untuk masing-masing alat venturimeter, orificemeter
dan rotameter.
6. Diukur debit yang keluar secara manual dengan menggunakan gelas ukur
2000 ml dan menghitung waktu menggunakan stopwatch yang dilakukan
sebanyak 3 kali.
7. Dinaikkan laju alir pada skala 5 dan 7, dilakukan dengan mengulangi
prosedur 5 dan 6.

3.3 Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Alat Percobaan Flowmeter


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Data hasil percobaan untuk venturimeter, orificemeter, dan rotameter
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan
Venturimeter Orificemeter Rotameter
Laju (mmH2O) (mmH2O) (mmH2O) Waktu Debit
Alir
h1-h2 h1-h3 (h) h6-h7 h6-h8 (h) h4-h5 (s) (L/min)
(L/min)
(∆h) (∆h) (∆h)
3 13 8 29 13 83 0,440 4,54
5 28 13 30 22 86 0,274 7,30
7 43 20 33 30 87 0,225 8,90

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat dipelajari hubungan laju alir
terhadap ketinggian air pada venturimeter, orificemeter dan rotameter, dan
hubungan laju alir terhadap kehilangan tenaga pada venturimeter, orificemeter dan
rotameter sebagai berikut:

4.2.1 Kurva Ketinggian Air Vs Debit Air pada Venturimeter, Orificemeter


dan Rotameter.
Percobaan flowmeter dilakukan dengan cara mengalirkan air menggunakan
pompa ke dalam alat flowmeter yang terdiri dari venturimeter, orificemeter dan
rotameter. Kecepatan alir air diatur sehingga didapat tinggi air minimum pada
setiap manometer yang terhubung pada flowmeter. Untuk venturimeter, perbedaan
tinggi air merupakan selisih tinggi air pada manometer h1 dan h2. Perbedaan tinggi
air pada orificemeter merupakan selisih tinggi air pada manometer h6 dan h7,
sedangkan perbedaan tinggi air pada rotameter terukur langsung pada nilai yang
tertera di dinding tabung rotameter tersebut. Kecepatan alir air kemudian
dinaikkan kembali dan dilakukan pengukuran tinggi air pada setiap manometer.
Pengukuran dihentikan jika salah satu manometer telah mencapai tinggi
maksimum.
Selain mengukur perbedaan tinggi air pada setiap flowmeter, juga
dilakukan pengukuran debit aliran air yang keluar. Pengukuran dilakukan dengan
menampung air yang keluar menggunakan gelas ukur 2000 ml. Waktu yang
dibutuhkan untuk menampung air yang keluar sebanyak 2000 ml dicatat dan
dihitung debit alirannya. Pengukuran debit aliran ini dilakukan untuk mengetahui
jenis flowmeter yang memiliki tingkat keakuratan terbaik.
Berdasarkan data hasil percobaan pada Tabel B.1 dalam lampiran, dapat
dibuat grafik hubungan antara ketinggian air dalam manometer (Δh, mmH2O)
dengan debit air rata-rata (Q, L/menit) pada venturimeter, orificemeter, dan
rotameter seperti yang disajikan pada gambar 4.1.

100
Tinggi Air, Δh (mmH2O)

80 R² = 0,9835
Venturimeter
60 Orificemeter

40 Rotameter
R² = 0,8236 Linear (Venturimeter)
20
Linear (Orificemeter)
R² = 0,9769 Linear (Rotameter)
0
0 2 4 6 8 10
Debit (L/min)

Gambar 4.1 Kurva hubungan antara ketinggian air dalam manometer (mmH2O)
dengan debit air (L/menit) pada venturimeter, orificemeter dan rotameter
Berdasarkan Gambar 4.1, pada venturimeter, orificemeter dan rotameter,
dapat dilihat semakin besar debit aliran air maka semakin tinggi pula tinggi air
yang terbaca pada manometer (pada rotameter yang dilihat yaitu tinggi benda
apung yang terdapat di dalam tabung). Berdasarkan Gambar 4.1, dapat dilihat
bahwa terjadi penurunan dan kenaikan tinggi air pada ketiga flowmeter. Nilai R2
merupakan gradien atau garis lurus yang menyatakan tingkat ketelitian atau
keakuratan dari data yang diperoleh. Untuk standar penelitian biasanya nilai R2
berkisar antara 0,98 hingga 1,00, nilai R2 yang mendekati 1,00 yaitu pada
rotameter kemudian venturimeter dan yang memiliki nilai R2 yang paling rendah
yaitu orificemeter dengan nilai 0,82. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan
bahwa flowmeter yang memiliki keakuratan terbaik yaitu rotameter, dengan nilai
R2= 0,9835.

4.2.2 Kurva Kehilangan Tenaga pada Venturimeter, Orificemeter, dan


Rotameter
Pada venturimeter, kehilangan tenaga dalam bentuk pressure drop
merupakan selisih tinggi air pada manometer h1 dan h3. Kehilangan tenaga pada
orificemeter merupakan selisih tinggi air pada manometer h6 dan h8, sedangkan
kehilangan tenaga pada rotameter diberikan yaitu pada manometer h4 dan h5.
Berdasarkan data hasil percobaan pada Tabel 4.1 dapat dibuat kurva
hubungan antara kehilangan tenaga (h, mmH2O) dengan debit air (Q, L/menit) air
pada alat flowmeter venturimeter, orificemeter, dan rotameter seperti yang
disajikan pada Gambar 4.2

100
R² = 0,9835
Kehilangan Tenaga, h (mmH2O)

Venturimeter
80
Orificemeter
60 Rotameter

40 Linear (Venturimeter)
R² = 0,986 Linear (Orificemeter)
20
R² = 0,9396 Linear (Rotameter)
0
0 2 4 6 8 10
Debit (L/min)

Gambar 4.2 Kurva hubungan antara kehilangan tenaga dalam manometer


(mmH2O) dengan debit air (L/menit) pada venturimeter, orificemeter dan
rotameter
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa kehilangan tenaga yang
dihasilkan pada venturimeter, orificemeter, dan rotameter cenderung meningkat
seiring bertambahnya debit aliran air. Kehilangan tenaga terbesar dihasilkan oleh
rotameter pada debit 8,90 L/min yaitu sebesar 87 mmH2O, sedangkan kehilangan
tenaga terkecil dihasilkan oleh venturimeter pada debit 4,54 L/min yaitu sebesar 8
mmH2O.
Dari gambar di atas, grafik yang membentuk garis yang tidak linear dapat
disebabkan karena kecepatan fluida yang mengalir ada yang bertambah
disepanjang bagian pertama sedangkan tekanannya semakin berkurang.
Selanjutnya kecepatan fluida akan berkurang pula ketika fluida memasuki bagian
yang lain. Penurunan tekanan aliran fluida pada alat flowmeter dimanfaatkan
sebagai landasan untuk mengukur debit aliran fluida.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan alat kembali seperti semula agar
mendapatkan hasil yang akurat dan konsisten. Alat flowmeter dikalibrasi
dengan cara menghilangkan gelembung yang ada di manometer.
2. Dari hasil percobaan kisaran terbaik untuk venturimeter dan orificemeter
terdapat pada skala 3 dimana kehilangan energinya relatif kecil
dibandingkan kondisi alat bekerja pada saat skala 7 di jalankan.
3. Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan tiga alat flowmeter
yaitu orificemeter, venturimeter dan rotameter, maka dapat disimpulkan
alat yang mempunyai keakuratan dalam mengukur debit air adalah
rotameter karena persamaan R2 = 0,9835.
4. Dari hasil percobaan kinerja alat. kehilangan tenaga terbesar dihasilkan
oleh rotameter dengan nilai secara berurut pada skala 3, 5 dan 7
kehilangan tenaganya sebesar 83, 86 dan 87 mmH2O, dan kehilangan
tenaga terkecil dengan urutan skala yang sama dihasilkan oleh
venturimeter dengan nilai 8, 13 dan 20 mmH2O. Sedangkan orificemeter
kehilangan tenaga yang dihasilkan tidak lebih kecil dari venturimeter dan
tidak lebih besar dari rotameter, yaitu dengan nilai 13, 22 dan 20 mmH2O
pada urutan skala laju alir yang sama

5.2 Saran
Pada saat melakukan pratikum, praktikan diharapkan ketelitian dalam
menentukan kehilangan tenaga, beda tinggi tekanan, dan pengaturan laju alir air.
Pada saat menghitung ketinggian pada flowmeter, pratikan diharapkan teliti karna
akan mempengaruhi data.
DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, M. K. (2014). Kalibrasi Flowmeter Dalam Aliran Fluida Pada Sistem


Manifold. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Ghurri, A., Tisna, S. P. G. G., & Syamsudin, S. (2016). Pengujian Orifice Flow
Meter dengan Kapasitas Aliran Rendah. Journal of the Mechanical, 7(2),
61–66.
Nurhayati. (2021). Studi Analisis Perbandingan Tekanan melalui Pipa Venturi
dengan Perbedaan Diameter Pipa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Fisika
Terapan, 2(2), 62-65.
Mendrova, R. P., Tito, R., & Siluen, Y. (2017). Flowmeter. Pekanbaru:
Universitas Riau.
Pasaji, A. Y. (2021). Flowmeter. Pekanbaru: Universitas Riau.
Sa’adah, L. (2019). Koefisien Debit Pada Orifice. Semarang: Politeknik Negeri
Semarang.
Setyawan, F., Fikri, Ainul, A., & Nur, A. (2017). Telemetri Flowmeter
Menggunakan RF Modul 433MHZ Berbasis Arduino. Electrical and
Electronic Engineering.
Tim penyusun. (2022). Penuntun Praktikum Instrumentasi dan Kontrol.
Pekanbaru: Program Studi DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Riau.
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA

Judul Praktikum : Flowmeter


Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 27 Oktober 2022
Dosen Pengampu : Ir. Rozanna Sri Irianty, M.Si
Asisten Praktikum : I Gede Michael Bayu Brahmana
Kelompok : III (Tiga)
1. Alya Az Zahra
2. Chantika Maharani
3. Muhammad Akbar

Tabel A.1 Hasil Percobaan pada tiap skala flowmeter


Skala Waktu
h1 h2 h3 h4 h5 h6 h7 h8
Flowmeter 1 2 3
3 26,38 26,53 26,40 368 355 360 366 283 306 277 293
5 16,46 16,48 16,61 373 345 360 364 278 303 275 281
7 13,27 13,85 13,58 380 337 360 363 276 303 270 273

Mengetahui, Pekanbaru, 27 Oktober 2022


Asisten Praktikum Praktikan

(I Gede Michael Bayu Brahmana) (Alya Az Zahra)


LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1 Waktu
Untuk skala flowmeter 3:

Percobaan 1: = 0,440 menit

Percobaan 2: = 0,442 menit

Percobaan 3: = 0,440 menit

( )
Waktu rata-rata: = 0,440 menit

Perhitungan waktu dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung


dengan menggunakan cara yang sama.

B.2 Debit
Untuk skala flowmeter 3:

= = 4,54 L/menit

Perhitungan debit dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung dengan


menggunakan cara yang sama.

B.3 Venturimeter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h1 – h2 = 368 – 355 = 13
Kehilangan tenaga (h) = h1 – h3 = 368 – 360 = 8
Perhitungan venturimeter dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung
dengan menggunakan cara yang sama.

B.4 Orificemeter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h6 – h7 = 306 – 277 = 29
Kehilangan tenaga (h) = h6 – h8 = 306 – 281 = 13
Perhitungan orificemeter dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung
dengan menggunakan cara yang sama.

B.5 Rotameter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h4 – h5 = 366 – 283 = 83
Perhitungan rotameter dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung
dengan menggunakan cara yang sama.

Tabel B.1 Data Hasil Perhitungan menggunakan alat Venturimeter, Orificemeter


dan Rotameter
Venturimeter Orificemeter Rotameter
Waktu (menit)
(mmH2O) (mmH2O) (mmH2O)
Debit
Skala
Rata- h1-h2 h1-h3 h6-h7 h6-h8 h4-h5 (L/min)
1 2 3
rata ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

3 0,440 0,442 0,440 0,440 13 8 29 13 83 4,54


5 0,274 0,274 0,276 0,274 28 13 30 22 86 7,30
7 0,221 0,230 0,226 0,225 43 20 33 30 87 8,90

Keterangan:
∆ = Beda tinggi (mm)
h = Kehilangan Tenaga (mm)
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

Gambar C.1 Mengukur beda Gambar C.2 1 Set alat flowmeter


ketinggian manometer

Gambar C.3 Gelas ukur 2000 ml Gambar C.4 Mengukur beda


ketinggian manometer

Anda mungkin juga menyukai