Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


KELAS D

OLEH :
KELOMPOK 3
ANDI IKZHA FARDYANZAH
(NIM H1A122116)
INTAN AZ’ZAHRA
(NIM H1A122297)
ASMAWATI. S
(NIM H1A122271)
TAZKIAH RAMADHANI
(NIM H1A122406)
CINDY CAROLINE
(NIM H1A122016)
RAHMA NUR RIZKY
(NIM H1A122218)
TRI KUMALA DEWI PUTRI ATMAJA
(NIM H1A122407)
IVAN SANJAYA
(NIM H1A122299)
EGYF PRAYITNO LABAMBA
(NIM H1A122148)
ELPIDISIUS ARISTO
(NIM H1A122149)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pancasila Oleh Pak Ian Parma Saputra, SH., MH.
PROGRAM STUDI/ JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah


memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga
makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” ini dapat
terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Nufikha Ulfah, M.Pd. yang
memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah
Pancasila ini.

Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila


Sebagai Dasar Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila
dan kami juga akan membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 . Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam
pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju kesempurnaan dari
pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………… iii
BAB I………………………………………………………... 1
PENDAHULUAN…………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………. 2
C. Tujuan…………………………………………………… 2
BAB II………………………………………………………. 3
PEMBAHASAN……………………………………………. 3
A. Pengertian filsafat………………………………………….. 3
B. Pancasila sebagai system filsafat………………………….…. 11
C. Cara berfikir dalam filsafat…………………………………0
D. Pengamalan sila ke-3 dalam kehidupan sehari-hari…...…….. 0
BAB III………………………………………………………..15
PENUTUP………………………………………………… . 15
A. Kesimpulan……………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………. 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila terdiri dari 5 (lima) sila, yang tertulis dalam Alinea ke IV Pembukaan UUD
1945 yang diperuntukkan sebagai dasar negara Indonesia.
Dalam sejarah perkembangannya Pancasila dikatakan sebagai filsafat negara Republik
Indonesia sudah mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik yang
dimanfaatkan untuk kepentingan setiap penguasa demi kokohnya sebuah kekuasaan. Hal
inilah yang membuat nilai-nilai Pancasila seringkali berubah dan disalah artikan
khususnya bagi masyarakat awam.
Nilai-nilai Pancasila sudah menjadi tonggak bangsa Indonesia yang sepatutnya
dipertahankan sebagai acuan negara dalam menyongsong kemajuan zaman. Terutama
bagi masyarakat yang mengikuti jenjang pendidikan tinggi. Inilah yang menjadi faktor
pendukung dalam mempertahankan Ideologi Negara sebagai ciri khas suatu negara.
Dalam perkembangan nilai-nilai Pancasila, merupakan tolak ukur bagi mahasiswa
sebagai anak bangsa harus mengetahui, memahami, mengerti cara mempertahankan dasar
Negaranya. Sebagai pemegang jenjang pendidikan yang tinggi, mahasiswa haruslah
memiliki intelektual dan karakter didalam bertingkah laku yang disesuaikan dari sila-sila
yang terdapat dalam Pancasila, yakni :
1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun, dewasa ini mahasiswa yang seharusnya melaksanakan sila-sila
yang terdapat dalam Pancasila. Dan yang seharusnya sebagai penggerak serta pelopor
kaum muda untuk masa depan Negara malah menjurus kedalam hal-hal yang lupa
terhadap dasar Negara. Seringkali malah mengintimidasi negara mereka sendiri terutama
dalam pemerintahannya. Rasa Nasionalisme tak lagi muncul dalam diri mereka karna
banyaknya masalah yang terdapat di Indonesia
B. UNTUK BERFIKIR SISTEMATIS, ANALITIS RUMUSAN
MASALAH

1. Jelaskan pengertian filsafat !

2. Jelaskan Pancasila sebagai system filsafat !

3. Bagaimana cara berfikir dalam filsafat !

4. Pengamalan sila ke 3 dalam kehidupan sehari-hari !

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan tentang filsafat


2. Untuk mengetahui pemikiran manusia secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh
3. Untuk mengetahui metode atau cara yang lazim dalam berfikir
4. Untuk mengetahui cara penerapan sila ke 3 dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang
mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo berarti ‘cinta dalam arti
yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa
filsafat ini adalah keinginan.

Dalam bahasa Arab, pengertian filsafat dirujuk dari muhibb al-hikmah dan dari bahasa
belanda ialah wijsbegeerte. Dalam islam, tidak dikenal adanya filsafat islam. Satu satunya
yang sepadan dengan pengertian filsafat dalam Islam adalah hikmah yang berarti
pengetahuan dan kebijaksanaan.

Dalam bahasa Yunani memiliki arti cinta dan kebijaksanaan. Philos berarti cinta sedangkan
phlia berarti persahabatan atau tertarik dan sophos berarti kebijaksanaan, keterampilan,
pengalaman, keterampilan, praktis dan intelegensi.

Sejarah Yunani, Filsafat mencakup seluruh dari bidang ilmu pengetahuan. Hingga kini
filsafat terlepas dan merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan.

Namun, filsafat memilikih hubungan dekat dengan seluruh cabang ilmu pengetahuan dan
juga filsafat merupakan rahim dari segala ilmu pengetahuan.

Pengertian filsafat secara luas adalah

1. Usaha spekulaif manusia yang sangat rasional, sistematik, konseptual untuk memperoleh
pengetahuan selengkap mungkin berdasarkan kaidah ilmiah.
2. Ikhtiar untuk menentukan batas pengetahuan secara koheren dan menyeluruh.
3. Wacana tempat berlangsungnya penelusuran kritis terhadap berbagai pernyataan dan
asumsi yang umumnya merupakan dasar suatu pengetahuan.
4. Dapat dipandang sebagai suatu tubuh pengetahuan yang memperlihatkan apa yang dilihat
dan juga dikatakan.
B. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai system filsafat karena pancasila mengandung pandangan nilai dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. Pancasila
merupakan hasil hasil perenungan jiwa yang mendalam hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the founding father, lalu dituangkan dalam suatu sistem.

contohnya : pancasila sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam kehidupan sehari hari. seperti contoh pada sila pertama yang berisi
Ketuhanan Yang Maha Esa, disaat kita menerapkan sila pertama kita juga harus
memperhatikan pula sila ke 2 3 4 dan 5. tidak hanya menerapkan satu sila saja.
Juga ada beberapa alasan mengapa pancasila disebut sebagai sistem filsafat. Pertama; dalam
sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan nama Philosofische
Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang
mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan
untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka. Kedua, Pancasila sebagai
Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan sesuatu yang telah ada dan
berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat
negara (Philosophische Grondslag).Ajaran tentang nilai, makna, dan tujuan hidup manusia
yang terpatri dalam Weltanschauung itu menyebar dalam berbagai pemikiran dan
kebudayaan Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai sistem filsafat umumnya memiliki ciri:


• Suatu kesatuan bagian-bagian.
• Saling berhubungan, saling ketergantungan.
• Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
• Terjadi dalam suatu lingkungan yang komplek.
Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran
Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia
pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif
dan induktif.
 Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
 Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.
Melalui cara-cara tersebut, filsafat Pancasila sebagai hasil perenungan memberi pengetahuan
dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila. Hal ini dijelaskan oleh
Notonagoro dalam modul Pancasila sebagai Sistem Filsafat susunan Rohdearny Tetty
Yulietty Munthe. Dengan kata lain, Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila yaitu tentang hubungan manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan
masyarakat bangsa. Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila disebut sebagai filsafat karena
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers atau pendiri
bangsa Indonesia.
Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan (1996)
menjelaskan bahwa manusia di sini merujuk pada manusia yang terdiri dari sejumlah unsur
mutlak. Yang mana, semua unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara
mutlak. Artinya, fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain.
Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling
berkaitan, bahkan saling berkualifikasi antara satu sila dengan sila lainnya sehingga
membentuk suatu struktur yang menyeluruh untuk tujuan tertentu.

C. CARA BERPIKIR DALAM FILSAFAT


Cara Berpikir filsafat memiliki karakteristik tersendiri, ada beberapa cara
berpikir filsafat yaitu:

1) Pertama, radikal, atau berpikir sampai ke akar, pokok permasalahan paling


mendasar, hingga mencapai hakikat atau subtansi dari masalah tersebut. 

2) Kedua, universal, artinya pemikiran filsafat menyangkut permasalahan


umum manusia. Bahwa persoalan yang dihadapi terjadi pada kebanyakan
orang.

3) Ketiga, konseptual, yakni hasil dari generalisasi atau abstraksi pengalaman


manusia. Maksudnya di sini kita merumuskan tentang suatu hal yang dialami
manusia. 

4) Keempat, koheren dan konsisten. Koheren berarti sesuai dengan kaidah-


kaidah berpikir logis, tidak bertentangan dengan akal. Konsisten berarti tidak
mengandung kontradiksi dari prinsip awal.

5) Kelima, sistematik, artinya pendapat yang diuraikan harus saling


berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud dan tujuan
tertentu. 

6) Keenam, komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir


kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan suatu permasalahan secara
keseluruhan, tuntas, tidak hanya dalam bentuk kepingan atau  bagian saja. 

7) Ketujuh, bebas, berarti sampai batas-batas luas. Maksudnya tidak terjebak


dalam satu sudut pandang, melainkan harus bebas dari hal-hal lain seperti
kultur, dan lain sebagainya. 

8) Terakhir, bertanggung jawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah


orang yang berpikir, berpendapat dan sekaligus berani mempertanggung
jawabkan hasil apapun. 

D. PENERAPAN SILA KE 3 DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


HARI.
Berdasarkan sila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”, kita dapat memaknai bahwa
sila tersebut merupakan landasan negara kita dalam menjaga kedaulatan serta
persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut buku Pancasila dalam Pusaran Globalisasi
(2017) yang ditulis oleh Al Khanif, Pancasila harus dikemukakan isi dan artinya
yang kontekstual sehingga nilai-nilainya bisa ditemukan dalam semua kebudayaan
bangsa Indonesia.

Selain itu secara simbolik sila ke-3 Pancasila dilambangkan dengan pohon beringin
yang menandai tempat berteduh ataupun berlindung. Dari simbol tersebut dapat kita
makna sila ke-3 sebagai representasi seluruh rakyat Indonesia bisa berlindung dan
berteduh di bawah naungan Negara Indonesia.

Setelah mengetahui dan mengerti makna dari sila ke-3 yang terdapat pada Pancasila,
selanjutnya kami sudah rangkumkan beberapa contoh sikap sila ke-3 dalam
kehidupan agar lebih mudah mengerti.

Berikut adalah beberapa contoh sikap sila ke-3 dalam kehidupan yang dapat anda
aplikasikan:

1. Membangun hubungan baik dengan siapapun tanpa memandang agama, suku dan
ras.

2. Menjaga bersama kedaulatan bangsa

3. Meghomarti segala jenis perbedaan yang ada di sekitar

4. Tidak merendahkan orang lain, baik secara ras, suku maupun agama

5. Melerai dan mendamaikan kelompok yang terlibat pertikaian

6. Merawat, menjaga dan mencintai tanah air

7. Tidak Egois

8. Tidak memaksakkan kehendak

9. Bersifat lapang dada dan tinggi toleransi

10. Menghargai perbedaan pendapat

11. Menjaga Ketertiban bersama

12. Selalu bangga dengan bangsa sendiri

13. Rela berkorban demi kepentingan bangsa

14. Tidak menagajarkan dan menyebarkan kebencian

15. Turut berkontribusi dalam kegiatan sosial yang bersinggungan dengan bangsa
dan negara.

Demikian adalah ulasan tentang 15 contoh sila ke-3 dalam kehidupan sehari-hari,
semoga dapat memberikan wawasan pengetahuan umum baru untuk anda sekalian.

BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN

Filsafat merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat
ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana
ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi filsafat adalah penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara

memperolehnya. Pokok perhatian filsafat adalah proses penyelidikan ilmiah itu


sendiri. Filsafat dapat dimaknai sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji
tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik
yang sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan
hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir
secara rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/filsafat-adalah/ dan
https://www.bola.com/ragam/read/4424273/pengertian-filsafat-
pancasila-ketahui-fungsi-dan-tujuannya

https://sipejar.um.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=227535 dan
https://fip.upgris.ac.id/2020/08/05/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/

https://www.darus.id/2020/10/8-ciri-berpikir-filsafat.html

https://www.suara.com/news/2021/11/30/140219/15-contoh-sikap-
sila-ke-3-dalam-kehidupan-sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai