Kelas : Peternakan A
Kelompok :9
Asisten Penanggung Jawab : Aulia Danisa Putri
Anggota Kelompok :
1. Errasa P.M.Y (23010121120043)
2. Lucky Alfiannisa (23010121120045)
3. Muchamad Ibnu Y (23010121120044)
4. Tegar Setya A (23010121120041)
5. Y.K. Dibyo Yuwono (23010121120042)
KARBOHIDRAT
PERCOBAAN I
5.1. Tujuan
Kuning sedikit
3 Putih Telur Bening
oren
5.1.3 Pembahasan
kimia yang rumit atau kompleks. Hal ini didukung dengan pendapat dari
tersusun dari dua atau tiga ikatan monosakarida yang disebut polisakarida yang
ciri-ciri yaitu kadar gula stabil, tidak mudah dicerna dan diserap tubuh secara
iodium dengan tujuan untuk mengetahui kandungan amilum dalam sampel uji.
Larutan iodium adalah larutan yang digunakan sebagai obat serta disinfektan. Hal
ini sesuai dengan Atun (2014) yang menyatakan bahwa larutan iodium adalah
larutan yang terdiri dari campuran kalium iodida dengan iodin dalam air yang
berfungsi sebagai obat dan disinfektan. Karbohidrat kompleks yang ditetesi lugol
atau iodium akan berubah warna menjadi biru kehitaman. Hal ini sejalan dengan
Missa et al. (2020) yang menyatakan bahwa suatu bahan yang ditetesi lugol atau
iodium dan berubah warna menjadi biru kehitaman maka bahan makanan tersebut
Metode yang digunakan yaitu pertama tepung tapioka, larutan gula dan
diganti dengan obat merah sebanyak 10 tetes. Perubahan warna yang terjadi di
setiap larutan diamati, dicatat dan difoto. Hasil praktikum menunjukan bahwa
Sutamihardja et al. (2017) yang menyatakan bahwa tepung tapioka terbuat dari
yang disebut polisakarida yang memiliki susunan yang lebih kompleks dan rumit.
karbohidrat kompleks karena setelah ditetesi lugol warnanya berubah menjadi biru
kehitaman. Sedangkan pada larutan gula dan putih telur bukan merupakan
menjadi biru kehitaman yang menandakan bahwa tidak adanya amilum pada
Tapioka
Gula
Putih
Telur
5.2. Tujuan
Hasil Pengamatan
No Bahan Keterangan
Warna Endapan
Berubah warna
Karbohidrat
1 Glukosa menjadi merah Merah bata
Sederhana
bata
5.2.3. Pembahasan
rumus kimia sederhana dan sedikit. Hal ini sesuai dengan Siregar (2014) yang
menyatakan bahwa karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang mengandung
satu atau dua jenis gula, yakni monosakarida, disakarida dan oligosakarida yang
karbohidrat sederhana yaitu mudah diserap tubuh, terdiri dari satu atau dua
molekul gula, rantai molekulnya lebih pendek daripada karbohidrat kompleks dan
dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Hal ini sesuai dengan pendapat
seperti susu dan gula. Hal ini sesuai dengan Ratuela et al. (2015) yang
menyatakan bahwa karbohidrat sederhana seperti kue, coklat, susu, permen, gula,
dan B. Reagen fehling A mengandung senyawa tembaga. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rivai (2017) yang menyatakan bahwa reagen fehling A terdiri dari
senyawa tembaga atau CuSO4 yang dilarutkan dalam air. Reagen fehling B terdiri
dari larutan garam dan NaOH. Hal ini sesuai dengan Fitri dan Fitriana (2020)
yang menyatakan bahwa reagen fehling B adalah larutan garam KNa-tartrat dan
NaOH dalam air. Hasil praktikum menunjukan bahwa setelah dipanaskan, gula
pasir dan amilum tidak berubah warna dan tidak ada endapan, sedangkan glukosa
karena setelah dipanaskan terdapat perubahan warna merah bata dan endapan
Gula Pasir
Amilum
PERCOBAAN III
5.3. Tujuan
5.3.3. Pembahasan
2018). Hidrolisis yang dilakukan dengan HCl disebut sebagai hidrolisis asam
sekaligus menurunkan hasilnya karena adanya glukosa pada amilum yang sangat
HCL dicampurkan dengan larutan amilum lalu kemudian dipanaskan. Tujuan dari
Kemudian, setiap 2 menit sampel diambil sedikit dan ditetesi dengan lugol hingga
bukan berwarna biru atau hitam. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
amilum sudah terurai atau belum. Apabila warnanya masih biru atau hitam artinya
terindikasi bahwa senyawa belum terurai (Mardina et al. 2014). Hilangnya warna
biru pada larutan setelah dipanaskan adalah karena spiral pada amilum yang
merenggang dan molekul iodin terlepas. Hal ini mengindikasikan bahwa polimer
pada amilum terurai atau terhidrolisis menjadi lebih sederhana. Setelah itu larutan
didinginkan pada suhu ruang dan ditetesi NaOH yang fungsinya membuat suasana
basa dan mencegah reaksi antara amilum dan iod yang dapat menyebabkan
netral. Kemudian larutan ditambahkan dengan reagen fehling a dan fehling b yang
fungsinya adalah untuk menguji adanya glukosa yang lebih sederhana hingga
5.3.4. Kesimpulan
Atun, S. 2014. Metode isolasi dan identifikasi struktur senyawa organik bahan
xilan jerami menggunakan larutan asam kuat untuk bahan dasar produksi
Battung, S. M., A. Salam., D. Novrianti dan R. A. K. Ajie. 2019. Efek diet tinggi
karbohidrat terhadap glukosa darah dan berat badan tikus wistar. J. Gizi
Dewi, N.K.A., Hartiati, B. Admadi. 2018. Pengaruh suhu dan jenis asam pada
Mardina, P., H.A. Pratama, D.M. Hayati. 2014. Pengaruh waktu hidrolisis dan
Rivai, H., R. Septika dan A. Boestari. 2017. Karakterisasi ekstrak herba meniran
PROTEIN
UJI KUALITATIF ADANYA PROTEIN
6.1. Tujuan
Biuret.
6.3. Pembahasan
merupakan komponen terbesar setelah air. Menurut Bakhtra et al. (2017) protein
adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang merupakan faktor penting
untuk fungsi tubuh, di dalam sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan
komponen terbesar setelah air, diperkirakan sekitar 50 % berat kering sel dalam
jaringan hati dan daging, berupa protein. Fungsi utama mengkonsumsi protein
adalah untuk memenuhi kebutuhan nitrogen dan asam amino, untuk sintesis
protein tubuh dan substansi lain yang mengandung nitrogen. Defisiensi protein
Kurniati (2009) protein ialah salah satu senyawa biologis yang tersusun atas
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai uji kualitatif protein pada putih
untuk menguji ialah biuret. Menurut Wulansari (2017) biuret adalah senyawa
dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Ion
Cu2+ dari preaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida
berwarna ungu atau violet. Tujuan dari pengujian biuret ini adalah untuk
adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain
Adapun prosedur untuk melakukan uji kualitatif pada putih telur ini yaitu
putih telur sebanyak 1 hingga 2 tetes, terdapat dua sampel putih telur yang satu di
panaskan dan yang satu tidak, lalu tambahkan 10 tetes biuret setelah di tetes
terjadi perubahan warna putih telur yang dipanaskan berwarna ungu pudar
sedangkan yang tidak dipanaskan berwarna ungu pekat, hal ini terbukti bahwa
pada putih telur terdapat ikatan peptide protein. Pada putih telur yang dipanasakan
protein terurai yang menyebabkan setelah di tetesi biuret waranya menjadi ungu
pudar dan untuk telur yang dipanaskan terjadi endapan yang disebabkan oleh
6.4. Kesimpulan
(uji buret) larutan sampel menunjukan adanya protein dengan menunjukan adanya
warna ungu pekat dan ungu pudar. Pada percobaan protein ini warna putih telur
yang dipanaskan dan ditambahkan biuret akan berubah menjadi warna ungu pudar
karena protein pada putih telur yang dipanaskan terurai, sedangkan putih telur
yang tidak dipanskan dan ditambahkan biuret terjadi perubahan warna ungu pekat.
Biuret akan bereaksi dengan ikatan peptida protein pada sampel. perubahan
sampel menjadi warna ungu karena adanya rekasi antara ikatan peptida dan
protein.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtra, D. D. A., Rusdi, R., dan Mardiah, A. 2017. Penetapan kadar protein
LEMAK
PERCOBAAN I
UJI SAPONIFIKASI
7.1. Tujuan
kelarutan lemak dan mampu menguji secara kualitatif ada tidaknya lemak
7.1.3. Pembahasan
Lemak merupakan ester antara gliserol dan asam lemak. Hal ini sesuai
dengan pendapat Gani (2019) bahwa Lemak dan minyak terdiri dari atas
terjadi antara minyak atau lemak yang dicampur dengan alkali untuk
menghasilkan sabun dan gliserol. Hal ini sesuai dengan pendapat Elwina (2019)
bahwa proses saponifikasi terjadi karena adanya reaksi antara alkali dengan
trigliserida. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Salimi et al. (2019) bahwa
reaksi antara minyak dengan basa atau alkali dikenal sebagai reaksi saponifikasi
atau sering disebut sebagai reaksi penyabunan. Prinsip dalam uji saponifikasi
adalah lemak dihidrolisis oleh basa yang akan menghasilkan gliserol dan sabun
mentah. Tujuan dari uji saponifikasi dalam praktikum ini yaitu untuk menguji
sifat kelarutan lemak dan menguji secara kualitatif ada tidaknya lemak dalam
suatu bahan.
alkoholis 0,5N dan indikator PP atau fenolftalein. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arisanti et al. (2018) bahwa fenolftalein biasa disebut sebagai indikator PP.
Langkah pertama tambahkan 1ml minyak goreng ke dalam gelas beker. Kemudian
tambahkan 1ml KOH alkoholis 0,5N. Lalu larutan dipanaskan diatas bunsen
hingga menimbulkan buih. Perubahan larutan saat ditetsi PP yaitu dari warna
putih berubah menjadi warna merah muda. Kemudian larutan kembali dipanaskan
di atas bunsen dan lama pemanasan yaitu larutan sampai berbuih dan terjadi reaksi
7.1.4. Kesimpulan
merupakan reaksi yang terjadi antara minyak atau lemak yang dicampur dengan
perubahan larutan saat ditetsi PP yaitu dari warna putih berubah menjadi warna
merah muda. Kemudian larutan kembali dipanaskan diatas bunsen dan terjadi
7.2. Tujuan
7 mL
TITRASI I
-
TITRASI II
7mL
RATA-RATA
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2021.
7.2.3. Pembahasan
miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram lemak atau
minyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Agutina dan Tarigan (2021) bahwa
maka asam lemak akan semakin kecil dan kualitas minyak akan semakin bagus,
sebaliknya jika angka penyabunan kecil maka asam lemak besar dan kualitas
menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ramdja (2011) bahwa jumlah
KOH dan NaOH pada uji penyabunan adalah agar terjadi hidrolisis lemak menjadi
sabun gliserol. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurdiani et al. (2021) bahwa
alkohol dalam KOH bekerja untuk melarutkan asam lemak terhidrolisis dan
Metode bahan yang digunakan dalam uji ini terdapat minyak goreng,
alkoholis 0,5N, indikator PP dan untuk alatnya terdapat pipet tetes, gelas ukur,
dalam tabung erlenmeyer dengan pipet tetes. Kemudian tambahkan KOH 0,5N
Lama pemanasan yaitu sampai bahan tersabunkan dan dari percobaan praktikum
penyabunan sebesar 7ml. Hal ini sesuai dengan Tin (2011) bahwa hasil dari HCl
sebesar 0,5 dapat dihasilkan bilangan penyabunan sebesar 7ml. Warna larutan
miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram lemak atau
minyak. Fungsi larutan alkoholis dalam KOH dan NaOH pada uji penyabunan
adalah agar terjadi hidrolisis lemak menjadi sabun gliserol. Warna larutan setelah
Agustina, N. A., dan Tarigan, T. A. 2021. Pengaruh variasi larutan koh terhadap
Arisanti, D., Rasyid, N. Q., dan Nasir, M. (2018). Analisis Kadar Sianida Pada
Elwina, E. 2019. Pelatihan pembuatan sabun mandi padat dari campuran minyak
zaitun, sawit dan kelapa untuk kelompok ibu-ibu pkk desa mesjid
(1): 202.
Gani. 2019. Hubungan Antara Asupan Lemak Dan Obesitas Dengan Kejadian
Nurdiani, I., Suwardiyono, S., & Kurniasari, L. (2021). Pengaruh Ukuran Partikel
(Skripsi).
Salimi Y., Ischak I. N., Ibrahim Y. 2019. Karakterisasi Asam Lemak Hasil
ASAM NUKLEAT
UJI KUALITATIF ASAM NUKLEAT
8.1. Tujuan
8.1.1. Mahasiswa diharapkan mampu menguji adanya DNA dalam bahan dari
tanaman (bayam) atau dari hewan (hati ayam) melalui ekstraksi sederhana.
DAUN BAYAM
No Perlakuan Hasil Pengamatan
HATI AYAM
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Sampel + garam + air + Warna hati ayam berubah dari merah terang
1
diblender
menjadi warna merah muda
Sampel disaring + detergen Warna air berubah dari merah muda
2
/ sabun colek
menjadi agak gelap
Sampel + alkohol teknis Terdapat banyak benang-benang halus
3
dingin
berwarna putih yaitu untaian DNA
Sumber : DataPrimer Praktikum Kimia Dasar, 2021.
8.3. Pembahasan
tinggi dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik,
dimana pada asam nukleat terdiri dari Asam Deoksiribonukleat (DNA) dan Asam
Ribonukleat (RNA) (Morihito et al. 2017). DNA dan RNA merupakan polimer
liner yang tersusun dari sub unit atau monomer nukleotida yang penyusunnya
terdiri dari 3 molekul, yaitu gula deoksiribosa pada DNA atau gula ribosa pada
RNA, basa nitrogen dan gugus fosfat.. Pada Asam Nukleat juga terdapat gen yang
merupakan bagian-bagian dari urutan asam nukleat yang terdapat pada DNA
(Legiran, 2017)
Metode yang digunakan pada percobaan asam nukleat adalah isolasi DNA
ada pada makhluk hidup seperti lipid, protein, karbohidrat, membran sel, dan lain-
lain untuk mendapatkan DNA murni yang tidak tercampur dengan komponen-
ayam sebanyak 250 gram dan hati ayam sebanyak 50 gram yang telah dihaluskan.
Masing -masing sampel diberi bahan-bahan lain seperti air aquades, garam 2
gram, detergen atau sabun cuci piring sebanyak 1 sendok makan, dan alkohol
teknis dingin sebanyak 1:1 sesaat setelah mendapatkan filtrat sampel dari
DNA, karena DNA ketika bertemu dengan garam akan langsung melekat. Lalu
detergen atau sabun cuci piring berfungsi untuk mencegah perusakan DNA yang
dilakukan oleh enzim nuklease, dan pemberian alkohol teknis dingin bertujuan
efektif dan mudah teramati. Pada akhir pengamatan terlihat benang-benang halus
yang merupakan untaian DNA pada hati ayam lebih banyak dibandingkan dengan
daun bayam. Hal ini dikarenakan tingkat ketahanan sel hewan yang lebih rendah
dengan tidak adanya dinding sel seperti pada sel tumbuhan, sehingga DNA yang
8.4. Kesimpulan
benang-benang halus yang merupakan untaian DNA dari sampel hati ayam dan
daun bayam. Pada hati ayam, untaian DNA terlihat lebih banyak dibandingankan
Hapsari, A.I. 2018. Isolasi DNA tanaman bayam (Amaranthus sp.) sebagai kajian
Legiran. 2017. Asam nukleat bebas untuk deteksi DNA dan RNA dalam plasma
J. Agritrop. 15(3):83-93
Morihito, R., S.E. Chungdinata dan T.A. Nazareth. 2017. Identifikasi perubahan
Daun Bayam
Perlakuan Gambar
Sampel + garam + air + diblender
colek
Sampel + alkohol teknis dingin
Hati Ayam
Perlakuan Gambar
Sampel + garam + air + diblender
Sampel disaring + detergen / sabun
colek
VITAMIN
UJI KELARUTAN VITAMIN
9.1. Tujuan
9.2. Mahasiswa diharapkan mampu menguji sifat dari kelarutan beberapa jenis
Hasil Pengamatan
No Sampel
Pelarut Air Pelarut Minyak
1 Vitamin A Tidak larut air Larut minyak
4 Vitamin D - -
9.4. Pembahasan
Iswahyudi dan Faja (2019) tubuh membutuhkan senyawa vitamin tetapi tubuh
tidak memproduksinya dan harus memproleh dari bahan makanan. Setiap vitamin
mengatur fungsi tubuh. Vitamin merupakan vitamin larut dalam minyak atau
lemak manfaat dari vitamin kekebalan tubuh supaya tidak terkena penyakit.
Menurut Pratiwi (2013) vitamin yang larut dalam lemak merupakan Vitamin A,
dalam tubuh peranan vitamin A memiliki peram penting untuk fungsi normal
yang ada dalam tubuh. Menurut Eduardo (2017) mengatasi gejala kelelahan dan
berguna untuk kesehatan tubuh supaya tidak terserang oleh penyakit. Menurut
Jannah (2019) menigkatkan kekebalan tubuh serta sebagai zat yang menangkal
Winestri et al. (2014) vitamin E terdiri dari senyawa tokol dan trienol, maka peran
alatnya seperti gelas yang transparan, sendok, dan piring. Pada bahannya
menggunakan minyak dan air, serta Vitamin A, B, C, dan E yang akan di ujikan.
Pengujian dengan cara menguji setiap Vitamin ke dalam air dan minyak. Langkah
awal siapkan vitamin lalu perkcil diameter vitamin yang berbentuk tablet bisa
Vitamin A, B, C, dan E ke dalam gelas yang beri isi minyak dan air. Selanjutnya
melakukan pengamatan apakah vitamin tersebut larut dalam air atau tidak dan
sebaliknya apakah vitamin tersebut larut ke dalam minyak. Hasil dari pengamatan
ini memperoleh hasil bahwa vitamin yang larut dalam air merupakan Vitamin B
dan Vitamin C, sedangkan yang larut dalam minyak merupakan Vitamin A dan
Vitamin E. Vitamin merupakan senyawa organik yang larut pada senyawa yang
sama. Menurut Verdiana et al. (2018) menyatakan senyawa yang akan larut
tergantung pada kelarutan tersebut, dengan sifat sama terhadap sifat pelarutnya.
9.5. Kesimpulan
Bahwa pengujian ini memperoleh hasil Vitamin yang larut dalam air
Sesudah
Vitami
Sebelum
n
Pelarut Air Pelarut Minyak
Vitamin A
Vitamin B
Vitamin C
D - - -
Medan. (Skripsi).
Iswahyudi, N., dan M.K. Faja. 2019. Hubungan Status Gizi dengan Kemampuan
Banyuwangi. (prosiding).
Recovery Setelah Beraktivitas Fisik pada Atlet Sepak Bola SMA Negeri 2
Makassar. (Skripsi)
aktivitas antoksidan ekstrak kulit buaj lemon (Ciltrus limon Linn Burm F).
10.1. Tujuan
10.1.3. Pembahasan
cahaya matahari dengan menyerap cahaya warna merah, biru, dan ungu itu
cahaya hijau untuk memperoleh ciri warna tumbuhan tersebut sebagai warna
hijau. Pada tanaman yang memiliki warna biru, ungu, dan merah memiliki
warna pada tumbuhan seperti warna ungu, biru, magenta, violet, merah, dan
dikonsumsi. Pada praktikum menguji pigmen yang terdapat pada daun pepaya
Pengujian ini dengan mengamati pigmen yang ada di daun pepaya yang
bertujuan pengamatan apakah pigmen larut dalam larut air, minyak, dan alkohol.
Langkah kerja awal dengan menyiapkan daun pepaya yang sudah dihaluskan.
terhadap aquades, minyak, dan alkohol. Hasil pengujian memperoleh pigmen larut
dalam air dan minyak, tidak larut dalam alkohol. Pigmen yang larut dengan
10.1.4. Kesimpulan
Dalam pengujian ini memproleh bahwa pigmen pada daun larut ke dalam
cairan aquades dan minyak. Tanda bahwa pigmen larut dalam aquades dan
minyak dengan perubahan warna pada cairannya. Sedangkan pada alkohol warna
10.2. Tujuan
10.2.1. Mahasiswa diharapkan mampu menguji adanya berbagai jenis pigmen dari
10.2.3. Pembahasan
terdapat pada jaringan parenkim palisade dan parenkim spons daun, dalam
kloroplas, pigmen utama klorofil serta karotenoid dan xantofil terdapat pada
kuantitatif. Secara kualitatif, macam pigmen daun dapat dideteksi dengan metode
Anaphalis (2011) kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan metode analisa yang
cukup sederhana karena dapat menetukan jumlah komponen yang ada pada suatu
fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen
Menurut Munzil (2008) komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan
tertinggal, sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan
perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan, teknik ini
biasanya menggunakan fase diam dalam bentuk plat silica dan fase geraknya
disesuaikan dengan janis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuaran
larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel
dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase geraknya tersebut.
Pada uji praktikum kualitatif pigmen daun setelah KLT di keluarkan dari
larutan pengembang didapati berwarna hijau kekuningan. Dari fase gerak tersebut
dapat di ukur dan pengukuran tersebut disebut nilai Rf, nilai Rf dapat
didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi
dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Dari percobahan tersebut
diketahui jarak yang ditempuh oleh zat yang di teliti ialah 2,1 sedangkan untuk
= 0,75
komponen dalam sampel meliputi faktor pendorong migrasi analit dan faktor
10.2.4. Kesimpulan
Pada percobaan uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis) ini dari pengamatan
yang telah dilakukan dapat disimpulkan ketika praktikum warna yang tampak
Nilai Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bervariasi. Dan nilai Rf itu sendiri
adalah jarak yang ditempuh oleh senyawa terhadap jarak yang ditempuh oleh
Maulid, R, R., dan A, N, Laily. 2015. Kadar total pigmen klorofil dan senyawa
Munzil. 2008. Kimia Analitik II. Fakultas MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta. (Skripsi).
Sumenda, L., L. Henny dan R. Feky. 2011. Analisis kandungan klorofil daun
Yogyakarta.
LAMPIRAN