Anda di halaman 1dari 3

DAFTAR ISI :

Contents
No table of contents entries found.

KANDUNGAN
Author
Rizky Wahyu Kristiawan

DAN ISI SURAT


DALAM AL –
QUR’AN
BM Homeschooling
At takasur

Kandungan surat At Takasur secara keseluruhan berisi ancaman terhadap mereka yang dilengahkan oleh
gemerlapnya duniawi dan membanggakan sesuatu yang tidak kekal sifatnya. Sebab segala yang ada di
dunia ini adalah fana, sedangkan yang kekal hanya di akhirat nanti.

Surat At Takasur mengingatkan kepada kita semua bahwa apa yang kita miliki di dunia hanyalah titipan
dari Allah SWT. Jika suatu saat diambil, maka kita tidak memiliki apapun, bahkan tubuh kita adalah milik
Sang Pencipta.

“ Ibnu Adam berkata, ‘hartaku, hartaku’. Dan apakah bagimu dari hartamu, kecuali apa yang kamu
makan lalu habiskan atau yang kamu pakai lalu rusak, atau apa yang kamu sedekahkan lalu kamu
lewatkan?” (HR. Muslim)

Surat At Takasur menceritakan persaingan antara dua phak dalam memperbanyak perhiasan dan
gemerlapnya dunia. Serta berusaha memiliki sebanyak mungkin segala sesuatu tanpa menghiraukan
norma dan nila-nilai agama.

Ayat dalam surat At Takasur mengecam persaingan yang mereka lakukan karena mengakibatkan mereka
lengah dan mengabaikan hal-hal yang lebih penting, yaitu beribadah dan saling tolong menolong.

Al Fatihah

Kandungan istimewa surah Al-Fatihah yang tidak ditemukan dalam surah lainnya dalam
Al-Qur’an

Pertama: Surah ini mengandung tiga macam tauhid:

1. Tauhid rububiyyah (pengesaan dalam perbuatan Allah) diambil dari ayat “Rabbil ‘aalamiin”,
berarti Allah adalah Rabb satu-satunya yang mengatur jagat raya ini.
2. Tauhid uluhiyyah (pengesaaan ibadah hanya untuk Allah) diambil dari ayat “iyyaka na’budu wa
iyyaka nasta’in”, berarti kita hanya beribadah dan meminta tolong kepada Allah.
3. Tauhid asma’ wa shifat, yakni pengesaan bahwa Allah satu-satunya yang memiliki nama dan
sifat yang sempurna tanpa melakukan takthil (menolak sifat Allah), tamtsil (menyerupakan
dengan makhluk), tasbih (menyerupakan dengan sifat makhluk). Kesemuanya telah ditunjukkan
dengan lafaz “alhamdu lillah”.

Kedua: Surah ini menetapkan adanya kenabian pada ayat “ihdinaash shiroothol mustaqiim”
(tunjukilah kami ke jalan yang lurus) karena hal tersebut tidak akan bisa tercapai tanpa adanya
rasul yang diutus.

Ketiga: Adanya penetapan balasan terhadap amalan yang dikerjakan seperti yang tertera dalam
ayat “maaliki yaumiddiin” (Yang menguasai hari pembalasan). Balasan tersebut tentu berlaku
adil. Makna ad-diin adalah memberikan balasan dengan adil.
Keempat: Surah ini menetapkan adanya takdir dan seorang hamba itu pelaku sebenarnya, tidak
seperti yang diyakini Qadariyyah (yang menolak takdir) dan Jabariyyah (menyatakan manusia
dipaksa oleh takdir).

Kelima: Surah ini membantah seluruh ahli bid’ah yang sesat yakni pada ayat “ihdinaash
shiroothol mustaqiim” (tunjukilah kami ke jalan yang lurus), yaitu jalannya orang yang
mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Setiap ahli bid’ah menyelisihi ini.

Keenam: Surah ini mengajarkan memurnikan (mengikhlaskan) ibadah dan meminta tolong
hanya kepada Allah sebagaimana tertera dalam ayat “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”.

Anda mungkin juga menyukai