ILMU QIRO’AT
Di susun oleh:
Wahyudi
Moh.Suri
Faisol Anam
DAFTAR ISI.................................................................................................... i2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 14
A. Ilmu qiro’at................................................................................ 14
B. Sejarah singkat ilmu Qiro’at..................................................... 14
C. Pembagian ilmu qiro’at............................................................. 36
BAB II SEJARAH............................................................................................ 79
D. Sejarah singkat Qira’at.............................................................. 79
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 911
DAFTAR PUSTAK.......................................................................................... 1012
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Ilmu qiro’at
Kata qiraat merupakan bentuk jamak dari kata " "ةأرﻗ, yang berasal dari اةارﻗ-ارﻘﯾ-ارﻗ.
Lafadz tersebut adalah bentuk masdar yang artinya bacaan.
Ada banyak pendapat dari para ulama yang mendefinisikan pengertian qiraat ini.
Menurut Muhammad Aly al-Shabuni, qiraat diartikan sebagai suatu mazhab tertentu
dalam cara pengucapan Al Quran berdasarkan sanad-sanadnya yang sampai kepada
Nabi SAW.
Menurut Imam Syihabuddin al-Qasthalani mengartikan qiraat sebagai ilmu untuk
mengetahui kesepakatan serta perbedaan cara pengucapan lafaz-lafaz Al Quran. Seperti
I'rab, hazf, isbat, fashl, washl, ibdal yang diperoleh dengan periwayatannya.
Dengan pendekatan ini, ilmu qiraat adalah cara pengucapan lafaz-lafaz Al Quran
sebagaimana diucapkan Nabi SAW dan para sahabatnya. Qiraat Al Quran terkadang
hanya satu, namun ada kalanya punya beberapa versi.
Meluasnya wilayah Islam dan menyebarnya para sahabat dan tabi’in mengajarkan
al-Qur’an di berbagai kota menyebabkan timbulnya berbagai qira’at. Perbedaan
1
pembacaan antara satu qira’at dengan lainnya bertambah besar pula sehingga sebagian
riwayatnya tidak bisa lagi dipertanggungjawabkan.
Di madinah : Abu ja’far yazid ibn al-Qa’qa’, Syaibah ibn Nafshah, dan Nafi’
ibn adirrahman.
Di makkah : Abdulllah ibn Katsir dan Humaid ibn Qais al-A;raj.
Di kuffah : Yahya ibn watsab, ‘Ashim ibn abi an-Nujud.
Di bashrah : Abdullah ibn abi Ishaq, ‘Isa ibn ‘aru.
Di syam : Abdullah ibn ‘Amir, Athiyyah ibn qais al-Kilabi
Dan jibril membaca al-Qur’an kepada Nabi tidak hanya dalam satu logat atau lahjah
saja yaitu logat Quraisy, akan tetapi juga dalam beberapa lahjah. Sebagaimana yang
terlihat dalam kisah perbedaan bacaan antara Umar ibn Khathab dan Hisyam ibn Hakim.
2
Sistem ekonomi yang digunakan suatu negara berbeda-beda, karena secara historis
suatu negara mempunyai keadaan alam, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga
sosial, falsafah, dan ideologi yang berbeda.
3
Pola pikir masyarakat di sistem ekonomi tradisional umumnya
sulit menerima perubahan.
2. Sistem ekonomi komando
Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi yang terpusat. Sebagian
besar sistemnya akan dikendalikan oleh pemerintah yang terlibat dalam proses
produksi mulai dari peralatan hingga ke fasilitasnya.
Kelebihan sistem ekonomi komando
Pemerintah mudah melakukan pengawasan dan pengendalian
harga barang di pasar.
Pemerintah dapat mengendalikan berbagai permasalahan
ekonomi seperti tingginya pengangguran, kemiskinan, inflasi, dan
lain-lain sebab ia berperan sebagai pengontrol.
Pemerintah juga dapat menjaga kondisi ekonomi lebih stabil
karena semua dijalankan berdasarkan desainnya.
Tidak terjadi kesenjangan sebab semua masyarakat memiliki
kondisi ekonomi yang relatif stabil.
Pemerataan pendapatan dapat tercapai dan lebih jarang
mengalami krisis ekonomi.
Kekurangan sistem ekonomi komando
Hak individu tidak diakui, karenanya meski seseorang memiliki
kreativitas, hal ini tidak diperbolehkan.
Pemerintah memonopoli perekonomian hingga kemudian pihak
lain tidak diberikan kesempatan untuk ikut terlibat.
Pertumbuhan ekonomi cenderung lambat, meski pemerataan
pendapatan bisa dicapai, tetapi bila ditilik secara global,
perkembangan ekonomi cenderung lebih lambat.
Sistem pasar tergantung oleh kualitas pemerintahannya. Bila
kualitas pemerintah baik, maka bagus pula kondisi perekonomian.
Sebaliknya, bila pemerintah tidak memiliki kualitas yang cukup
tinggi, maka akan berimbas pada perekonomian.
3. Sistem ekonomi liberal
4
Dikutip dari Kompas.com, sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem di mana
negara memberi kebebasan kepada setiap orang untuk mengadakan kegiatan
ekonomi.Sistem ini berdasar pada teori yang dikemukakan oleh Adam Smith (1723–
1790) dalam bukunya yang berjudul ‘The Wealth of Nations’, yang diterbitkannya
pada tahun 1776, dengan ajaran pokoknya memberikan kebebasan perseorangan di
setiap sektor ekonomi.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal di antaranya hak milik atas alat produksi di
tangan perorangan. Harga barang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di
pasar.
Selain itu, dalam sistem ini ada persaingan bebas serta tidak ada campur tangan
pemerintah dalam perekonomian.
Modal memegang peran penting pada sistem ekonomi liberal. Meski bergitu,
sistem ekonomi liberal terbuka kesempatan bagi individu untuk mengejar
keuntungan.
5
qiraat adalah cabang dari ilmu Ulum Al Quran. Kata qiraat merupakan bentuk jamak
dari kata " "ةأرﻗ, yang berasal dari اةارﻗ-ارﻘﯾ-ارﻗ. Lafadz tersebut adalah bentuk masdar
yang artinya bacaan.
Ada banyak pendapat dari para ulama yang mendefinisikan pengertian qiraat ini. Menurut
Muhammad Aly al-Shabuni, qiraat diartikan sebagai suatu mazhab tertentu dalam cara
pengucapan Al Quran berdasarkan sanad-sanadnya yang sampai kepada Nabi SAW.
Senada dengan itu, Imam Syihabuddin al-Qasthalani mengartikan qiraat sebagai ilmu untuk
mengetahui kesepakatan serta perbedaan cara pengucapan lafaz-lafaz Al Quran. Seperti
I'rab, hazf, isbat, fashl, washl, ibdal yang diperoleh dengan periwayatannya.
Dengan pendekatan ini, ilmu qiraat adalah cara pengucapan lafaz-lafaz Al Quran
sebagaimana diucapkan Nabi SAW dan para sahabatnya. Qiraat Al Quran terkadang hanya
satu, namun ada kalanya punya beberapa versi.
6
BAB II
SEJARAH
Meluasnya wilayah Islam dan menyebarnya para sahabat dan tabi’in mengajarkan al-Qur’an
di berbagai kota menyebabkan timbulnya berbagai qira’at. Perbedaan pembacaan antara
satu qira’at dengan lainnya bertambah besar pula sehingga sebagian riwayatnya tidak bisa
lagi dipertanggungjawabkan.
As-Suyuthi dalam kitaabnya al-Itqan Fi Ulum al-Qur’an, menjelaskan bahwa imam dan ahli
qiraah itu tersebar kesemua penjuru pusat Islam, Mereka antara lain adalah
Di madinah : Abu ja’far yazid ibn al-Qa’qa’, Syaibah ibn Nafshah, dan Nafi’ ibn
adirrahman.
Qiraat Mutawatir. Yakni yang disampaikan sekelompok orang mulai dari awal sampai akhir
sanad, ...
Qiraat Masyhur. ...
7
Qiraat Ahad. ...
Qira’at mutawatirah adalah qiraat yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi pada
setiao tingkata sanad yang mustahil untuk berdusta. Qira’at Masyhurah adalah
sanadnya shahih tetapi tidak sampai derajat mutawatir. Qira’at Ahad adalah qiraat
yang menyalahi msuhaf Ustmani dan kaidah bahasa arab. Qira’at Syadzah adalah
yang sanadnya tidak shahih. Qira’at Maudhu’ah adalah yang riwayatnya palsu.
Sedangkan Qira’at Mudrajah adalah qiraah yang di tambahkan kedalam qiraah
sebagai bentuk penafsiran. Wallahu a’lam []
8
BAB III
PENUTUP
BHBHDBNJBNMXNNBHCBNNCHC BDCHJNCDNBCXVNJHFHBN
NVJFMNHUSJXMNCJVHUVNJKBHFDUHNBNNBCKJNJFDNVJS,VBYUFCMHUHJ
9
DAFTAR PUSTAK
10