Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM EKONOMI LIBERAL DAN NON LIBERAL

Disusun Oleh:
Ajeng Kharisma S.F.S

KELAS X IPA 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANTARUJEG
Jl. Siliwangi No. 119 Bantarujeg, Majalengka
2017
KATA PENGANTAR

Segala puja puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita
masih dapat membaca makalah ini, dan telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan tugas yang diberikan tepat pada waktunya.
Selama menulis makalah ini pasti ada hambatan dan keselahan
dikarenakan sedikitnya pengetahuan penulis terhadap materi yang diangkat,
karena campur tangan dari beberapa pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini, maka dari itu dengan kerendahan hati penulis ucapakan banyak
terima kasih kepada seluruh pembimbing yang telah membimbing selama proses
penyusunan, dan akhirnya tersusunlah makalah yang diberi judul “Sistem
Ekonomi Liberal dan Non Liberal”.
Penulis hanyalah manusia biasa yang pastinya memiliki segala kekurangan
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Semoga
makalah ini berguna bagi pembaca dan berguna bagi generasi yang akan datang,
terimakasih.

Bantarujeg, September 2017

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Sistem Ekonomi Liberal ............................................................................... 2
B. Sistem Ekonomi Neoliberalisme .................................................................. 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah ekonomi adalah masalah mendasar yang terjadi disemua
negara. Oleh karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi ditiap
negara, masing-masing negara menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan
kondisi dan ideologi negara tersebut.
Sistem Ekonomi sendiri dapat diartikan sebagai: keseluruhan cara
untuk mengordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen,
pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam menjaankan kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagaiannya) sehingga
menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat
dihindari.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi liberal?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi non liberal?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui sistem eknomi liberal.
2. Untuk mengetahui sistem ekonomi non liberal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Ekonomi Liberal


Sistem ekonomi liberal, didasarkan pada ajaran Adam Smith (1729-
1790). Bukunya yang terkenal berjudul An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nation. Adam Smith menyatakan bahwa
“perekonomian akan berjalan dengan baik apabila pengaturannya diserahkan
kepada mekanisme pasar atau mekanisme harga”. Teori ini kemudian dikenal
dengan sebutan The Invisible Hands.
Sistem ekonomi liberal, teori yang dipopulerkan oleh Adam Smith ini
memiliki beberapa istilah, yaitu sistem ekonomi pasar, laissez-faire,
dan ekonomi kapitalis. Istilah sistem ekonomi liberal disebut juga
sebagai laissez-faire. Kata laissez-faire berasal dari bahasa Perancis yang
artinya “biarlah mereka melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
mereka”. Sistem ekonomi pasar disebut sebagai sistem ekonomi kapitalis.
Istilah ini muncul dikarenakan dalam sistem ekonomi kapitalis berlaku “Free
Fight Liberalisme” (sistem persaingan bebas), yang artinya siapa yang
memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal secara efektif dan efisien
akan dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis. Kapitalisme adalah suatu
paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Sistem ekonomi pasar merupakan suatu tata cara pengaturan
kehidupan pereekonomian yang didasarkan kepada Mekanisme pasar yaitu
interaksi antara permintaan dan penawaran suatu barang yang kegiatannya
tergantung pada kekuatan modal yang dimiliki oleh setiap individu. Peran
pemerintah dalam sistem ekonomi pasar hanya mengawasi dan melakukan
kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara.
Contoh negara yang sistem ekonominya menganut sistem ekonomi
pasar adalah Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya seperti
Perancis, Kanada, Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman,

2
Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg,
Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania,
Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland,
Ukraina dan United Kingdom. Juga beberapa negara di kawasan Asia seperti
Hongkong, Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura , India,
Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, dan Thailand. Sistem
ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme
hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir, Senegal dan Afrika Selatan.
1. Karakteristik/Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Liberal
a. Setiap individu memiliki kebebasan untuk memiliki faktor-faktor
produksi.
b. Hak perorangan diakui.
c. Sebagian besar modal dan kegiatan ekonomi di kuasai oleh swasta.
d. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar.
e. Peran pemerintah dalam perekonomian sangat kecil.
f. Setiap kegiatan ekonomi bersifat mencari keuntungan.
g. Kegiatan perekonomian selalu didasarkan atas kondisi pasar.
h. Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
i. Terjadinya persaingan bebas antar pengusaha.
2. Kebaikan Sistem Ekonomi Liberal
a. Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam penyelenggaraan
perekonomian, karena masyarakat diberi kebebasan dalam
menentukan kegiatan perekonomian.
b. Kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik, karena terjadinya
persaingan yang ketat.
c. Efisiensi dan efektivitas penggunaan faktor-faktor produksi dapat
tercapai dengan baik, karena tindakan ekonomi yang dilakukan
didasarkan kepada motif pencarian keuntungan yang sebesar-
besarnya.

3
d. Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi,
yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam
perekonomian.
e. Pengembangan usaha yang dilakukan produsen dalam
memaksimalkan keuntungan memungkinkan dapat menyerap tenaga
kerja lebih banyak.
3. Keburukan Sistem Ekonomi Liberal
a. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan dikarenakan prinsip yang
belaku adalah free fight liberalism, dimana kunci untuk memenangkan
persaingan adalah modal.
b. Bisa mengarah ke monopoli.
c. Persaingan mendorong orang untuk melakukan segala macam cara
untuk memperoleh kemauannya. Sehingga yang kaya semakin kaya,
dan yang miskin semakin miskin.
d. Lebih mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan daripada
kepentingan masyarakat.
e. Perusahaan yang tidak efesien bisa tersingkir dari pasar.

B. Sistem Ekonomi Neoliberalisme


Neoliberalisme adalah paham ekonomi yang mengutamakan sistem
Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan BUMN,
Deregulasi/penghilangan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran
negara dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan,
dan sebagainya. Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank
Dunia, dan Pemerintah AS (Washington Consensus). Bertujuan untuk
menjadikan negara berkembang sebagai sapi perahan AS dan
sekutunya/MNC.
Sesuai dengan namannya, neoliberalisme adalah bentuk baru dari
paham ekonomi pasar liberal. Sebagai salah satu varian dari kapitalisme yang
terdiri dari merkantilisme, liberalisme, keynesianisme, neoliberalisme dan

4
neokeynesianisme, neoliberalisme adalah sebuah upaya untuk mengoreksi
kelemahan yang terdapat dalam liberalisme.
Sistem ekonomi neoliberalisme menghilangkan peran negara sama
sekali kecuali sebagai “regulator” atau pemberi “stimulus” (uang negara)
untuk menolong perusahaan swasta yang bangkrut. Contohnya, pemerintah
AS harus mengeluarkan “stimulus” sebesar US$ 800 milyar (Rp 9.600
trilyun) sementara Indonesia pada krisis moneter 1998 mengeluarkan dana
KLBI sebesar Rp 144 trilyun dan BLBI senilai Rp 600 trilyun, melebihi
APBN saat itu. Sistem ini berlawanan 100% dengan Sistem Komunis dimana
negara justru menguasai nyaris 100% usaha yang ada.
1. Sejarah terjadinya Sistem Ekonomi Neoliberalisme
Sejarah munculnya paham neoliberalisme, tidak lepas dari gejolak
ekonomi global pasca berakhirnya Perang Dunia I. Sistem ekonomi pasar
liberal yang dianut oleh negara-negara Eropa dan Amerika tidak menuai
sukses. Ketika itu, pasar diyakini memiliki kemampuan untuk mengurus
dirinya sendiri. Karena pasar dapat mengurus dirinya sendiri, maka
membuat campur tangan negara dalam mengurus perekonomian tidak
diperlukan lagi.
Tetapi setelah perekonomian dunia terjerembab ke dalam depresi
besar di tahun 1930, kepercayaan terhadap sistem ekonomi pasar liberal
merosot drastis. Anggapan publik kala itu, pasar bukan hanya tidak
mampu mengurus dirinya sendiri, namun juga menjadi sumber
malapetaka bagi kemanusiaan. Depresi terjadi di mana-mana karena
banyak yang bangkrut dan menganggur.
Menyadari kelemahan ekonomi pasar liberal tersebut, pada
September 1932, sejumlah ekonom Jerman yang dimotori oleh Rustow
dan Eucken mengusulkan dilakukannya perbaikan terhadap sistem
ekonomi pasar dunia, yaitu dengan memperkuat peran negara sebagai
pembuat kebijakan.
Pada perkembangannya, gagasan Rostow dan Euken ini, kemudian
dibawa oleh ekonom Amerika, yakni Ropke dan Simon ke Universitas

5
Chicago untuk dikembangkan, yang menjadikan institusi pendidikan
yang dinaunginya sontak terkenal dengan sebutan Chicago School. Pada
akhirnya Chicago School menyempurnakan konsep ekonomi neoliberal,
konsep sistem ekonomi yang dipercaya sebagai solusi menekan tingkat
depresi suatu negara. Tapi, teori neoliberal yang telah siap diterapkan,
ketika itu kalah pamor dari konsep negara kesejahteraan yang digagas
oleh John Maynard Keynes.
Namun, kedigdayaan Keynesianisme berakhir di era tahun
1979/1980, menyusul terjadinya resesi global yang menghantam negara-
negara Eropa dan Amerika. Terpilihnya Ronald Reagan sebagai Presiden
Amerika Serikat (AS) dijadikan momentum bagi Margaret Thatcher (PM
Inggris) untuk memproklamirkan konsep neoliberalisme bersama Ronald
Reagan. Thatcher pun mengeluarkan sebuah pernyataan There Is No
Alternative (TINA)!, yang maksudnya adalah tiada pilihan lain selain
dari neoliberalisme. Thatcher sendiri menegaskan bahwa sesungguhnya
neoliberalisme dapat memperkuat sistem ekonomi negara, yang
menyangkut perbaikan format hubungan antara negara, warga-negara,
dan perekonomian.
2. Tujuan Sistem Ekonomi Neoliberalisme
Adapun tujuan utama ekonomi neoliberal yaitu:
a. Pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-
sempurna di pasar.
b. Kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui.
c. Pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan
hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui
penerbitan undang-undang (Giersch, 1961).
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut maka peranan negara dalam
neoliberalisme dibatasi hanya sebagai pengatur dan penjaga bekerjanya
mekanisme pasar. Dalam perkembangannya, sebagaimana dikemas
dalam paket Konsensus Washington, peran negara dalam neoliberalisme
ditekankan untuk melakukan empat hal sebagai berikut:

6
a. Pelaksanaan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan
subsidi.
b. Liberalisasi sektor keuangan.
c. Liberalisasi perdagangan dan
d. Pelaksanaan privatisasi BUMN (Stiglitz, 2002).
Sedangkan ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam
Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan
untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga
prinsip dasar ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut:
a. perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan;
b. cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara;
c. bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat
besarnya peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana
dilengkapi oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem
ekonomi kerakyatan antara lain meliputi lima hal sebagai berikut:
a. mengembangkan koperasi;
b. mengembangkan BUMN;
c. memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang
terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;
d. memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan
dan penghidupan yang layak;
e. memelihara fakir miskin dan anak terlantar.
3. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Neoliberalisme
a. memfokuskan pada metode pasar bebas
b. pembatasan yang sedikit terhadap perilaku bisnis dan hak-hak milik
pribadi.

7
c. Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya dengan
pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis, menggunakan
tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer.
d. Pembukaan pasar merujuk pada perdagangan bebas.
e. Pengurangan Subsidi.
f. Mengutamakan Privatisasi/Penjualan BUMN.
g. Deregulasi/Penghilangan campur tangan pemerintah.
h. Pengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public Service)
seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
4. Dampak Negatif Sistem Ekonomi Neoliberalisme
Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan tekanan politik
multilateral, melalui berbagai kartel pengelolaan perdagangan seperti
WTO dan Bank Dunia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang
pemerintahan sampai titik minimum. Neoliberalisme melalui ekonomi
pasar bebas, berhasil menekan intervensi pemerintah dan melangkah
sukses dalam pertumbuhan ekonomi pada kekuatan.
Neoliberalisme bertolak belakang dengan sosialisme,
proteksionisme, dan environmentalisme. Secara domestik, ini tidak
langsung berlawanan secara prinsip dengan proteksionisme, tetapi
terkadang sebagai alat tawar untuk membujuk negara lain untuk membuka
pasarnya. Neoliberalisme sering menjadi rintangan bagi perdagangan adil
dan gerakan lainnya yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan sosial
yang seharusnya menjadi prioritas terbesar dari sebuah negara.
Neoliberalisme memiskinkan yang miskin, karena sistem ekonomi
neoliberalisme lebih mengutamakan kepentingan pemodal atau kapitalis
atau juga investor sehingga menempatkannya diposisi sentral substansial.
Sementara poisisi rakyat diletakkan pada posisi marginal residual atau
pinggiran. Jelas, sistem ekonomi neoliberalisme akan menggusur rakyat
miskin, pembangunan rakyat tidak inherent dengan pembangunan
ekonomi. Rakyat atau kalangan kelas bawah selalu menjadi budak di

8
negerinya sendiri. Rakyat akan berada dicengkraman kapitalisme
neoliberalisme yang merupakan penghisapan dan penindasan struktural.
5. Pengaruh Ekonomi Neoliberalisme bagi Negara Indonesia
Propaganda neoliberalisme yang dilakukan Thatcher dan Reagan
seperti menemukan momentumnya. Banyak pemimpin negara dengan
segera menerapkan sistem ekonomi neoliberal, seperti Jerman, Perancis,
dan negara-negara lainnya.
Kebijakan ekonomi neoliberalisme yang dibuat oleh Thatcher dan
Reagan semakin nyata diterapkan melalui kebijakan yang berkaitan
dengan pasar global, seperti liberalisasi dan privatisasi, Washington
Consensus yang berperan dalam pembentukan kebijakan ekonomi yang
dibuat oleh International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, serta
adanya pemfokusan pada aspek materialistik.
Di Indonesia, pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara
masif berlangsung setelah perekonomian Indonesia dilanda krisis moneter
pada 1997/1998. Sejumlah kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi
tampaknya juga masih cenderung menganut paham neoliberalisme. Hal ini
terindikasi pada kebijakannya yang tidak berpihak pada rakyat, seperti
mengharuskan PT Pertamina bersaing dengan perusahaan minyak asing
dengan standar harga yang tinggi, memberi ruang bebas kepada pihak
asing untuk mengisi posisi strategis di BUMN serta akan dicabutnya
subsidi listrik terhadap pemakai listrik untuk kalangan kelas bawah yaitu
450 watt dan 900 watt.
Pemerintahan yang menerapkan sistem neoliberalisme, hanya
memikirkan bagaimana respon pasar dan tidak mempedulikan kondisi
rakyatnya. Hal ini dapat terlihat bagaimana kebijakan pemerintahannya
mencabut berbagai subsidi tanpa diberikan solusi untuk menunjang
kelangsungan hidup rakyatnya.
Indonesia adalah negara yang masih menghadapi persoalan
kemiskinan yang serius. Pada tahun 2010, penduduk miskin di Indonesia
berjumlah 31,02 juta orang atau 13,33% dari total penduduk. Satu tahun

9
sebelumnya, jumlah penduduk miskin Indonesia 39,30 juta atau sebesar
17,75% dari total jumlah penduduk Indonesia tahun tersebut. Angka
kemiskinan ini menggunakan garis kemiskinan (poverty line) dari BPS
sekitar Rp 5.500,00 per kapita per hari. Jika menggunakan garis
kemiskinan Bank Dunia sebesar 2 dollar per kapita per hari, jumlah orang
miskin di Indonesia mencapai lebih dari 50% dari total penduduk.
Ironisnya, masih banyak kebijakan publik di Indonesia yang pro-
rich, ketimbang pro-poor. Seakan-akan negara tidak pernah dirasakan
kehadirannya oleh mereka yang lemah atau dilemahkan, yang miskin atau
dimiskinkan. Padahal, kebijakan publik seharusnya lebih memihak orang
miskin ketimbang orang kaya. Selain jumlah penduduk miskin lebih besar
daripada penduduk kaya, orang kaya memiliki sumber daya untuk
menolong dirinya sendiri. Tanpa ditolong negara, orang kaya mampu
menolong dirinya sendiri dan bahkan menolong orang lain.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap negara tentunya memiliki kondisi atau ideologi yang berbeda,
sama halnya dengan sistem ekonomi. Sistem ekonomi liberal ini bisa disebut
dengan istilah sistem ekonomi pasar. Dimana yang menjadi peran utama,
pilar atau tiang utama adalah mekanisme pasar dan pihak swasta. Sistem
ekonomi liberal ini didasarkan pada ajaran Adam Smith pada bukunya yang
berjudul The Wealth Of Nation. Teori yang dikenal dengan sebutan The
Invisible Hands merupakan pernyataan dari Adam Smith yang menyatakan
bahwa “perekonomian akan berjalan dengan baik apabila pengaturannya
diserahkan kepada mekanisme pasar atau mekanisme harga”. Salah satu
kebaikan dari sistem ekonomi pasar ini adalah kreativitas masyarakat lebih
berkembang dan lebih efesien dalam memecahkan masalah ekonomi.
Sedangkan keburukannya adalah persaingan yang lebih mengutamakan
kepentingan pribadi bukan kepentingan rakyat. Contoh negara yang
menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman,
Italia, Prancis, Swiss, dan Belgia.

B. Saran
Negara Indonesia harus kembali kepada Landasan utama yaitu UUD
45 yaitu sistem ekonomi kerakyatan yang tercantum dalam UUD 45 pasal 27
ayat 2 dan pasal 34 dan benar-benar digunakan tidak hanya menjadi wacana
saja dan tidak dipergunakan untuk kepentingan pribadi dan golongan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://berbagiceritacita.blogspot.co.id/2015/10/makalah-sistem-ekonomi-
neoliberalisme.html
http://natasyangelicaa.blogspot.co.id/2014/03/makalah-sistem-ekonomi-
liberal.html

12

Anda mungkin juga menyukai