ANAK REMAJA
OLEH:
JEREMIA SIHALOHO
XI IIS
T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Pengaruh Keluarga
Broken Home Terhadap Pendidikan Anak Remaja ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Elvina Situmorang,
S.Pd dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama
ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Pengaruh
Keluarga Broken Home Terhadap Pendidikan Anak Remaja ini sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Penulis mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Pengaruh Keluarga
Broken Home Terhadap Pendidikan Anak Remaja ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
i
DAFTAR ISI
Judul Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah ............................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remaja ............................................................................. 3
2.2 Pengertian Keluarga .......................................................................... 4
2.3 Pengertian Broken Home .................................................................. 6
2.4 Ciri-Ciri Keluarga Broken Home ...................................................... 7
2.5 Pengaruh Keluarga Broken Home Terhadap Terhadap
Perkembangan Moral Anak ...............................................................
2.6 Pengaruh Keluarga Broken Home Terhadap Terhadap Psikososial
Anak …
9
2.7 Dampak Broken Home Pada perkembangan Remaja ....................... 11
2.8 Realita Remaja Yang Mengalami Broken Home............................... 16
2.9 Solusi Meminimalisir Dampak Negative Terhadap Remaja
Broken Home ...................................................................................
17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 21
3.2 Rekomendasi ..................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
Tanggung jawab keluarga yang perlu dibina oleh orang tua adalah
sebagai berikut:
adat atau budaya dan norma hukum sebaiknya diberikan kepada anak sejak
masih usia kecil. Dengan diberikannya pemahaman dalam usia sedini
mungkin, diharapkan anak dapat menjadi warga masyarakat yang baik,
khususnya saat anak mulai mengenal lingkungan selain keluarganya.
Orang tua adalah panutan dan teladan bagi perkembangan remaja terutama
pada perkembangan psikis dan emosi, orang tua adalah pembentukan karakter
yang terdekat. Jika remaja diharapkan pada kondisi “broken home” dimana
orang tua mereka tidak lagi menjadi panutan bagi dirinya maka akan
berdampak besar pada perkembangan dirinya. Dampak psikis yang dialami
oleh remaja yang mengalami broken home, remaja menjadi lebih pendiam,
pemalu, bahkan depresi berkepanjangan.
Faktor lingkungan tempat remaja bergaul adalah sarana lain jika orang tua
sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jika remaja berada di lingkungan
pergaulan yang negatif, karena keadaannya labil maka tidak menutup
kemungkinan remaja akan tercebur dalam lembah pergaulan yang tidak baik.
anak yang ditulis oleh Adams dan Butch (2001:22) menjelaskan bahwa
saat anak melakukan kesalahan, hendaknya mengakui dengan jujur dan
segera minta maaf. Anak harus mencoba memperbaiki kesalahan.
2. Sering tidak mentaati tata tertib sekolah
Dalam perkembangan moral, mentaati suatu aturan menjadi indikator
di dalam perilaku moral yang baik. Saat anak sudah mampu menjalankan
suatu aturan, maka anak dianggap telah berada pada perkembangan moral
yang semestinya. Dalam penelitian ini, partisipan menunjukkan gejala
perilaku tidak mentaati tata tertib sekolah. Hal tersebut dapat dicontohkan
berdasarkan hasil observasi yaitu membuang sampah sembarangan, tidak
piket kelas, bertengkar dengan teman, tidak mengerjakan tugas dan
membuat gaduh saat pelajaran.
Dalam wawancara mendalam kedua partisipan mengakui perilaku
tersebut benar adanya. Kurniawan (2018:13-14) menjelaskan bahwa tata
tertib sekolah pada dasarnya dibuat sebagai kontrol supaya seluruh
kegiatan di sekolah dapat berjalan lancar. Tata tertib sekolah tentunya
tidak hanya membantu program sekolah, namun juga memiliki dampak
besar bagi anak. Anak dilatih untuk memiliki kesadaran dan ketaatan
sebagai bentuk tanggung jawab moral pada masyarakat.
3. Mencari perhatian dengan membuat kegaduhan saat jam pelajaran
Pada konsepnya gejala yang ditunjukkan oleh kedua partisipan
merupakan gejala tidak disiplin yang terkait psikososial. Susanto
(2018:132) menjelaskan bahwa perilaku suka mencari perhatian dengan
perilaku buruk dan membuat kegaduhan di dalam kelas saat jam pelajaran
merupakan permasalahan pribadi sosial.
Memang ada anak yang bisa jadi nakal luar biasa, tapi ada yang
kebalikannya justru menjadi anak yang sangat baik dan
bertanggungjawab.
Anak-anak ini akhirnya didorong kuat untuk mengambil alih peran
orang tua yang tidak ada lagi dalam keluarganya. Secara luar kita melihat
sepertinya baik menjadi dewasa, tapi sebetulnya secara kedewasaan tidak
terlalu baik karena dia belum siap untuk mengambil alih peran orang
tuanya itu.
pastinya akan melahirkan perubahan sikap dalam diri remaja yang mengalami
broken home. Sebuah perubahan yang akan membawa mereka merasa lebih
baik dari sebelumnya, sementara atau selamanya.
Sikap positif bagi siswa yang menjadi korban broken home antara lain :
1. Tariklah pelajaran positif dari masalah tersebut
2. Dekatkan pada tuhan
3. Jangan menghakimi semua orang karena keadaan tersebut
4. Tetap menjaga diri dan memegang Teguh kebenaran
5. Broken Home bukanlah akhir dunia
Sedangkan sikap negatif siswa yang menjadi korban broken home antara
lain :
1. Denial
Siswa sepertinya tidak menunjukan reaksi apa apa bahkan
cenderung menyangkal : ah memang mereka begitu, tapi ah,
kenapa memang?” mereka tidak tertarik untuk
membicarakannya . padahal justru di saat saat seperti ini ia
butuh bimbingan dan kekuatan dari
2. Shame
dibalik penyangkalannya merasa begitu malu, akan keberadaan
hidupnya. Ditunjukan dengan khayalan khayalan”seandainya
saya memiliki orang tua yang bahagia”.
3. Guilt
Si pemuda merasa kecil hati karena jangan-jangan
keberadaannya juga salah satu penyebab keributan atau
perceraian mereka; atau merasa “kok saya tidak dapat berbuat
apa-apa sih”.
4. Anger
Sebagian anak lain akan merasa begitu kesal sebab menurut
mereka banyak keributan orang tua yang tidak rasional. ”masa
Cuma itu aja diributin tidak dewasa benar sih”.
5. Iini Secure
16
21
DAFTAR PUSTAKA
https://doc.lalacomputer.com/makalah-broken-home/
https://pdfcoffee.com/pengaruh-keluarga-brokenhome-pdf-free.html
https://www.academia.edu/33125843/
KEHIDUPAN_REMAJA_BROKEN_HOME_Annisa_Nazwa_Ifada_X_
IPS_2
https://www.scribd.com/document/364569008/Broken-Home
https://www.slideshare.net/dianmantikha/makalah-filsafat-pendidikan-ianAli,
Muhammad & Asrori, Muhammad. 2010. Psikologi Remaja (Peserta
Didik). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
https://www.scribd.com/document/429222451/Pengaruh-Broken-Home-
Terhadap-Prestasi-Belajar-Siswa
iii