Anda di halaman 1dari 2

PENUGASAN BAHASA INDONESIA

Nama : Fiki Aulia

NIM : P27901120057

Mata kuliah : Bahasa Indonesia

Semester : 1/Gasal 2020/2021

Nama Dosen : Dian Novitasari, M.Pd

Materi Perkuliahan : Membaca Tulisan/ Artikel Ilmiah

Jenis Penugasan : Tugas Individu

Waktu : Rabu, 2 september, pukul 08.50-11.40 WIB.

Judul Artikel : Pulau dijual di situs Jual Beli Online

Nama Peneliti : Sitti Harlina

Buton 

Polres Buton menegaskan tetap mengusut kasus penjualan Pulau Pendek meski
pihak yang menjual pulau tersebut mengaku ada salah ketik, yang seharusnya ditulis
dijual lahan di pulau menjadi dijual pulau. "Tetap kita usut untuk memperjelas saja
karena ini sudah terlanjur menjadi gaduh di masyarakat," ujar Kapolres Buton, AKBP
Adi Benny Cahyono saat dihubungi detikcom, Selasa (1/9/2020).

Benyy menyebut anggotanya langsung melakukan pendalaman saat kasus penjualan


Pulau Pendek ramai diperbincangkan. Polisi juga langsung melakukan pertemuan
dengan Pemda Buton. "Kemarin sudah selesai kami rapatkan terkait status pulau itu
sendiri dengan pihak kabupaten. Kepemilikan tanah tersebut sudah menjadi milik
negara, sehingga untuk menjual atau mengiklankan tetap kita dalami dulu," tegasnya.

Rapat pihak kepolisian bersama pemerintah, diketahui Pulau Pendek sudah tidak
dihuni warga sejak tahun 1971. Warga yang dulunya tinggal di pulau tersebut sudah
digantikan lahannya dengan dipindahkan ke 4 desa yang ada di daratan Buton. Lebih
lanjut Benny mengungkapkan, jika pengiklan mengatakan diberikan kuasa, maka polisi
juga akan tetap meminta kuasa tersebut diberikan atas dasar apa. "Kita lihat saja
dikuasakan siapa, kita pingin tahu saja, kalau dia bisa memperlihatkan alas haknya. Biar
tidak setengah-setengah kami harus menjelaskan ke masyarakat," tuturnya.

Klarifikasi Pihak yang Jual Lahan di Pulau Pendek Buton

Pihak yang menjual Pulau Pendek di Buton, sebelumnya telah memberikan


klarifikasi dan hak jawabnya atas penjualan Pulau Pendek di situs jual beli online.
Penerima kuasa jual tanah dari pemegang sertifikat hak atas tanah di Pulau Pendek
memberikan tanggapannya dalam bentuk hak jawab kepada detikcom, namun menolak
identitasnya ditulis dalam hak jawab ini. Meski begitu, dia melampirkan copy dokumen
untuk mendukung pernyataan bahwa dia merupakan pihak yang melakukan penjualan
lahan tersebut. Menurut penerima kuasa, penjualan Pulau Pendek di situs jual beli
online sudah diturunkan sejak Jumat (28/8) lalu.

"Memang ada kesalahan redaksional dalam situs OLX yang seharusnya kami tulis
sebagai berikut: "Dijual Lahan di Pulau Pendek Nan Eksotis". Kami menyadari
kesalahan redaksional ini sehingga segera menghapus unggahan kami di OLX. Kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekhilafan yang telah kami lakukan, yang
mungkin telah menyebabkan kegaduhan di tengah masyarakat, khususnya penduduk
pulau tersebut," jelas penerima kuasa dalam hak jawabnya.

Penerima kuasa menjelaskan, sesuai ketentuan Undang-Undang Pokok Agraria


(UUPA) Tahun 1960 maupun Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, maka tanah di pulau tersebut dapat didaftarkan atau diterbitkan
sertifikatnya pada Kantor Pertanahan Kabupaten Buton. "Bahwa sesuai dengan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
17 Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil,
mengatur bahwa pulau-pulau kecil dapat diberikan Hak Atas Tanah, termasuk hak
milik, sehingga apa yang kami lakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku," tulisnya
dalam hak jawab.

Anda mungkin juga menyukai