1. Mode 1 : Jika PIHAK KEDUA menyediakan tenaga kerja, proses kerja dan/atau peralatan untuk pelaksanaan
kontrak di bawah pengawasan, instruksi dan Sistem Manajemen HSE dari PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA
mempunyai sistem manajemen untuk menjamin personil atau siapapun yang bertanggung jawab, memenuhi
syarat dan sesuai dengan pekerjaannya lift for the work dan proses kerja, alat/perlatan, bahan material yang
disediakan dipelihara secara baik dan sesuai kontrak.
2. Mode 2 : Jika PIHAK KEDUA menyediakan tenaga kerja, proses kerja, peralatan dan/atau fasilitas untuk
pelaksanaan komtrak, sebagai peran utama, dibawah Sistem Manajemen HSE tersendiri, menyediakan instruksi
yang diperlukan, mengawasi dan memverifikasi Sistem Manajemennya berfungsi baik. Mode ini mewajibkan
penghubung (Interfacing or Bridging) dengan Sistem Manajemen HSE PIHAK PERTAMA dan juga mewajibkan
untuk melaporkan data kinerja HSE termasuk data insiden/kejadian kepada PIHAK PERTAMA. PIHAK
PERTAMA bertanggung jawab atas jaminan keefektifan control Manajemen HSE yang dilaksanakan PIHAK
KEDUA termasuk hubungannya dengan sub PIHAK KEDUA dan memastikan kesesuaian Sistem Manajemen
HSE PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
1
PIHAK
PERTAMA PIHAK
KEDUA
USER HSE
2.2. Penilaian Sebelum Bekerja (Pre Job Activity)
Aktivitas awal PEKERJAAN dimulai dengan Kick off Meeting (Rapat Awal) untuk
memastikan bahwa seluruh Rencana K3LL telah dimengerti dan dipahami oleh PARA
PIHAK. Rencana K3LL dipresentasikan oleh PIHAK KEDUA dalam Kick Off Meeting.
PIHAK PERTAMA berhak memberikan masukan terhadap Rencana K3LL yang belum
sesuai dengan standar yang dianut oleh PIHAK PERTAMA. Dalam Kick off Meeting akan
dibuat Minutes off Meeting yang harus dipenuhi oleh PIHAK KEDUA dan merupakan
bagian dari PERJANJIAN.
Pembahasan rapat awal antara lain mencakup:
1. Rencana K3LL
2. Pemahaman tugas dan tanggungjawab para pihak
3. Finalisasi Indikator Pengukuran Kinerja K3LL (Key Performance Indicator - KPI)
4. Penjelasan ketentuan-ketentuan K3LL pada sub-kontraktor,
5. Kesiapan pelaksanaan pekerjaan serta pemahaman prosedur pelaporan
6. Hal lain yang baru muncul dan belum tercantum dalam dokumen Kontrak.
PIHAK PERTAMA akan menerbitkan Surat Izin Kerja Aman (SIKA) apabila PIHAK
KEDUA telah memenuhi seluruh ketentuan HSSE. SIKA merupakan syarat awal
PEKERJAAN dapat dimulai.
PIHAK PERTAMA memastikan Prosedur dan perlengkapan HSSE yang menjadi
tanggung jawab PARA PIHAK telah disiapkan dengan lengkap dan baik. Untuk
memastikan hal ini, dilakukan peninjauan lapangan, dan apabila masih ditemukan adanya
kekurangan-kekurangan, harus dipenuhi sebelum SIKA diterbitkan dan PEKERJAAN
dimulai.
2
PIHAK
PERTAMA PIHAK
KEDUA
USER HSE
Kualifikasi enam bulan terhitung setelah nilai PB dimasukkan ke dalam CIVD dan tidak
berhak mendapatkan nilai PB sebelum nilai kualifikasi K3LL berdasarkan PK ulang keluar.
Pelaksanaan Penilaian Berjalan mengacu pada Lampiran E3.
2.4. Penilaian Akhir (Final Evaluation)
PIHAK PERTAMA melakukan penilaian akhir aspek HSE pada setiap akhir
PERJANJIAN.
NIlai Penilaian Akhir (PA) akan menggantikan nilai PB dengan bobot 70 % PA dan nilai
30% dari PB. Tingkat kelulusan PA sama dengan tingkat kelulusan PB. Apabila nilai PA di
bawah nilai minimum, maka PIHAK KEDUA hanya boleh mengajukan Penilaian
Kualifikasi (PK) enam bulan terhitung setelah nilai PA dimasukkan ke dalam CIVD.
Penilaian Akhir(PA) menggunakan pada Lampiran E4.
3
PIHAK
PERTAMA PIHAK
KEDUA
USER HSE
6 Orientasi Tanggap Darurat
7 Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan
8 Tempat Peralatan P3K & Pelayanan Medis
9 Penjelasan MSDS
10 Penjelasan Kode Warna
11 Bahaya Alam & Cuaca Setempat
12 Penjelasan Keamanan
13 Hubungan Masyarakat Setempat
14 Penjelasan Tentang Lingkungan Kerja Beserta Hazard Yang Mungkin
Dihadapi Saat Bekerja
15 Pelatihan Prosedur Kerja Kritikal
Orientasi harus sudah diberikan dengan durasi 1-3 jam dan dilaksanakan selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kalender setelah tanggal dimulainya PEKERJAAN.
b. Sertifikat Kompetensi
Pada PEKERJAAN tertentu PIHAK KEDUA wajib mempunyai sertifikat atau lisensi
yang masih berlaku sebelum memulai PEKERJAAN. PEKERJAAN yang memerlukan
sertifikasi sesuai dengan persyaratan kerja Lampiran A.
c. Pemenuhan HSE Passport
PIHAK KEDUA wajib memenuhi kelengkapan HSE Passport Online meliputi data
pribadi, data kesehatan, training, dan sertifikasi.
3.2. Kesehatan PERSONEL
a. Kesehatan PERSONEL
PIHAK KEDUA menjamin seluruh PERSONEL PIHAK KEDUA dan subkontraktornya
pada saat melaksanakan pekerjaan dalam keadaan sehat. PERSONEL PIHAK
KEDUA harus memenuhi persyaratan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA.
b. Medical Check Up(MCU)
Seluruh PERSONEL PIHAK KEDUA dan subkontraktornya yang akan bekerja harus
mengikuti Medical Check Up (MCU) yang dilaksanakan oleh provider yang ditunjuk
atau atas persetujuan PIHAK PERTAMA sebelum melaksanakan PEKERJAAN.
MCU harus valid pada saat PERSONEL PIHAK KEDUA bekerja. PIHAK KEDUA
wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA catatan hasil pemeriksaan kesehatan
PERSONEL PIHAK KEDUA dan subkontraktornya. paling lambat 14 (empat belas)
hari sebelum melaksanakan PEKERJAAN bersamaan dengan proses pembuatan izin
masuk ke wilayah PIHAK PERTAMA. Kondisi kesehatan PERSONEL PIHAK KEDUA
dan subkontraktornya yang dituangkan dalam Data HSE Passport merupakan
kesimpulan Medical Check Up. Jika PERSONEL PIHAK KEDUA dan
subkontraktornya dinyatakan unfit maka PIHAK KEDUA diwajibkan melakukan
penggantian atau perawatan terlebih dahulu terhadap PERSONEL PIHAK KEDUA
4
PIHAK
PERTAMA PIHAK
KEDUA
USER HSE
dan subkontraktornya serta menyerahkan kembali catatan hasil pemeriksaan
kesehatan untuk divalidasi oleh PIHAK PERTAMA.
c. Daily Check Up(DCU)
Khusus untuk PERSONEL PIHAK KEDUA dan subkontraktornya yang bekerja pada
pekerjaan risiko tinggi harus mengikuti program pemeriksaan harian (Daily Check Up)
yang dilaksanakan oleh tenaga medis atau paramedis yang ditunjuk oleh PIHAK
PERTAMA sebelum melaksanakan PEKERJAAN.
Seluruh Pekerja PIHAK KEDUA pada pekerjaan berisiko tinggi diwajibkan mengikuti
pemeriksaan Daily Check Up (Fit to Task) dan dinyatakan fit. Pekerjaan yang wajib
DCU adalah sebagai berikut namun tidak terbatas pada:
1. Fireman / Rescue Team 7. Driver alat berat, driver mobil
2. Bekerja di ketinggian penumpang, awak mobil tanki
3. Suhu ekstrim 8. Pekerjaan Sipil & Mekanikal
4. Bekerja di ruang terbatas/pengurus 9. Food Handler
SCBA 10. Penyelam/Teknik Bawah Air
5. Sekuriti 11. Drilling & WO WS
6. Area terpencil/ lepas pantai
6
PIHAK
PERTAMA PIHAK
KEDUA
USER HSE
Plugs of Hearing Protectors 2002 - Hearing protectors: Ear
Plugs
Safety Shoes, ASTM F2413-2005 Standard EN ISO 20345:2011 Personal
7
Safety Boot Specification for Performance protective equipment Safety
Requirements for Foot Protection Footwear
Hand Gloves ANSI/ISEA 105-2016 American EN 388 -2016 Protective gloves
8
(general, leather, National Standard for Hand against mechanical risks,
chemical, heavy Protection Classification EN 374:2016 Protective gloves
duty, electrical, heat ANSI S3.40-2002 and ISO 10819- against chemicals and micro-
resistant, welding, 1996 for vibration organisms,
vibration) ASTM D 120 Class EN 659: 2003 + A1: 2008 -
o Class 00- Maximum use voltage of Protective gloves for firefighters,
500 volts AC/proof tested to 2,500 EN 12477: 2001 + Amendment
volts AC. No. 1: 2005. Protective gloves
o Class 0—Maximum use voltage of for welders
1,000 volts AC/proof tested to 5,000 EN407–2004 for flammability,
volts AC. contact heat, convective heat,
o Class 1—Maximum use voltage of radiant heat, small splashes of
7,500 volts AC/proof tested to molten metal or large splashes
10,000 volts AC. of molten metal
o Class 2—Maximum use voltage of EN407-2004 for flammability,
17,000 volts AC/proof tested to contact heat, convective heat,
20,000 volts AC. radiant heat, small or large
o Class 3—Maximum use voltage of splashes of molten metal
26,500 volts AC/proof tested to EN388–2003 for Abrasion
30,000 volts AC. Resistance, Cut Resistance, and
o Class 4—Maximum use voltage of Puncture Resistance.
36,000 volts AC/proof tested to EN374–2003 for chemical
40,000 volts AC. degradation resistance to
permeation by chemicals
Life Jacket/ B USCG Regulation Title 33 Chap ISO 12402: International
9
Personal Flotation 1.175.B Personal Flotation Device standard for personal flotation
Device (PFD) type III: Flotation Aid. devices (life jackets and
buoyancy aids)
Seluruh APD yang akan digunakan oleh PIHAK KEDUA harus atas persetujuan PIHAK
PERTAMA secara tertulis oleh pengawas PEKERJAAN.
3.9. Bantuan Medik
PIHAK KEDUA harus menyediakan PERSONEL PIHAK KEDUA, peralatan dan bahan-
bahan P3K untuk menangani injury ringan sampai berat. Dari setiap 20 orang PERSONEL
PIHAK KEDUA wajib ada satu orang yang memiliki keterampilan P3K dan PIHAK
KEDUA memiliki minimal 1 (satu) orang memiliki Sertifikat First Aid Level 2 yang masih
valid. PIHAK KEDUA wajib menyediakan peralatan penunjang pertolongan medis
(ambulans) dan memiliki MOU dengan Unit Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit,
Puskesmas, Klinik) terdekat dengan waktu tempuh kurang dari 30 menit dari lokasi kerja.
Seluruh peralatan, bahan P3K dan Unit Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,
Klinik) yang akan digunakan oleh PIHAK KEDUA harus atas persetujuan PIHAK
PERTAMA secara tertulis oleh pengawas PEKERJAAN.
Jika terjadi accident memerlukan penanganan medis yang tidak dapat ditangani oleh
Fasilitas Kesehatan setempat maka akan dilakukan medivac dengan persetujuan PIHAK
7
PIHAK
PERTAMA PIHAK
KEDUA
USER HSE
PERTAMA dengan menghubungi nomor darurat PIHAK PERTAMA. Kegiatan medivac
dapat dibantu PIHAK PERTAMA. Biaya yang timbul atas kegiatan tersebut dibebankan
kepada PIHAK KEDUA
13
PIHAK
PERTAMA PIHAK
KEDUA
USER HSE