Anda di halaman 1dari 4

BUDAYA PERUSAHAAN

Pemahaman terhadap Perilaku dan Budaya Perusahaan


3. Peran Budaya Perusahaan
Budaya mempunyai kaitan dan peran terhadap berbagai aspek kehidupan
perusahaan secara menyeluruh. Menurut Schein secara spesifik budaya memiliki lima
peran.

1. Budaya memberikan rasa memiliki identitas dan kebanggaan bagi karyawan.


2. Budaya mempermudah terbentuknya komitmen dan pemikiran yang lebih luas
dari pada kepentingan pribadi.
3. Budaya memperluas memperkuat standar perilaku organisasi dalam
membangun pelayanan superior pada pelanggan.
4. Budaya menciptakan pola adaptasi.
5. Budaya membangun sistem kontrol organisasi secara menyeluruh.

Deal dan Kennedy (1982) mengatakan bahwa pada perusahaan yang dikelola
dengan baik setiap orang dalam organisasi menganut budaya mereka masing-masing.
Budaya yang kuat berperan dalam dua hal pertama mengarahkan perilaku karyawan
mengerti bagaimana harus bertindak dan mengarahkan apa yang harus diharapkan
dari mereka berdua. Kedua budaya yang kuat memberi karyawan pengertian akan
tujuan dan membuat mereka berpikiran positif terhadap perusahaan.

4. Bagaimana Budaya Perusahaan Dimulai


Setiap perusahaan mengawali pembentukannya dengan menetapkan sejumlah
filosofi, aturan, tujuan-tujuan, dan sistem keorganisasian. Filosofi yang dimaksud di
sini merupakan nilai dasar yang dijadikan pedoman perilaku organisasional, atau
dengan kata lain merupakan budaya perusahaan.

Schein (1997) menjelaskan bahwa pada dasarnya budaya muncul dari tiga
sumber:

6. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan asumsi dari para pendiri organisasi;


7. Belajar dari pengalaman yang dilakukan oleh anggota kelompok sebagaimana
perkembangan organisasi;
8. Keyakinan, nilai-nilai, dan asumsi-asumsi baru yang dibawa masuk oleh
pimpinan dan anggota baru.
Lebih lanjut Schein menambahkan bahwa pada organisasi bisnis, proses
pembentukan budaya biasanya akan melibatkan beberapa versi seperti pada tahapan-
tahapan berikut :

1. Untuk perusahaan baru, ide berasal dari pendiri seorang diri.


2. Pendiri melibatkan satu orang atau lebih menciptakan kelompok inti yang
bersama-sama dengan pendiri membuat visi dan tujuan bersama.
3. Kelompok pendiri memulai bertindak bersama-sama untuk menciptakan
organisasi melalui pengumpulan dana, kegiatan nyata, pembentukan
perusahaan, menentukan lokasi usaha dan sebagainya.
4. Melibatkan orang-orang dan pihak lain ke dalam organisasi. Kelompok pendiri
yang tetap bekerja akan belajar dari pengalaman bersama, dan secara
bertahap akan membentuk nilai dasar terkait organisasi, lingkungan, dan
bagaimana mereka bekerja untuk tumbuh dan bertahan.

Pendiri pada dasarnya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses


penetapan kelompok dan cara beradaptasi dengan lingkungan eksternal serta cara
penanganan proses integrasi. Ini didasarkan pada fakta bahwa pendiri sebuah
organisasi atau perusahaan lazimnya memiliki karakter dan visi yang kuat.

5. Lampiran Tokoh-tokoh Pendiri Perusahaan Bersejarah


1. Ray Kroc dari McDonald’s
Mcdonald’s corporation adalah pengecer hamburger cepat saji terkemuka di
dunia. Ia memiliki lebih dari 23.500 gerai yang tersebar di 20 negara di dunia.
Mcdonald sangat menguasai seni dalam melayani pelanggannya. Ia juga
mampu memberi keteladanan kepada semua karyawan dan waralaba serta
mengajarkan hal-hal serta prinsip pemasaran ke semua waralaba yang
mengikuti pelatihan di universitas hamburger milik mcdonald di Elk Grove
Village Illnois. Mereka lulus dengan gelar “Hamburgerologi” dan keterampilan
minor dalam kentang goreng.
Mcdonald’s memantau mutu produk dan layanan lewat survei pelanggan yang
di lakukan secara kontinu dan berusaha keras memperbaiki metode produksi
hamburger agar dapat menyederhanakan operasi, menurunkan biaya,
mempercepat pelayanan, dan memberikan nilai yang lebih besar kepada
pelanggan. Mcdonald’s yang mempunyai gerai lebih dari 3100 di luar amerika
serikat ini, secara hati-hati menyesuaikan menu dan pelayanan dengan selera
adat setempat.
2. Konosuke Natsushita dari Matsushita Electric Jepang
Konosuke Natsushita lahir pada 27 november 1894 adalah putra ketiga dan
bungsu dari putra putri Makasuku Matsushita seorang petani di daerah Osaka.
Konosuke menjalani masa kanak-kanak yang cukup bahagia dan penuh kasih
sayang. Tetapi pada 1899 keluarganya mengalami krisis yang serius setelah
perang China dan Jepang tahun 1894-1895, Jepang mengalami pertumbuhan
ekonomi yang pesat. Sebagai cara untuk merangsang industri lokal diseluruh
pelosok negeri diadakan bursa saham dan komoditi.
Pada usia 9 tahun Konosuke menamatkan pendidikannya di sekolah dasar dan
pergi merantau seorang diri ke Osaka. Di Osaka Konosuke magang pada
sebuah toko yang menjual anglo. Tahun 1905 ia pindah ke sebuah grosir
sepeda dan berhasil menyelesaikan masa magangnya selama enam tahun.
Selama masa magang enam tahun itu, Konosuke pernah berfikir untuk mundur,
namun karena mengingat nasib keluarga dan ingat akan mimpi ayahnya yang
ingin memulihkan nasib keluarganya itulah, maka ia tetap bertahan.
Ketika berusia 15 tahun ia bergabung sebagai tenaga latihan pemasang kawat
pada Osaka Electric Light Company. Ia bekerja jauh lebih keras dari magang
dulu, sehingga dalam lima tahun saja karir karirnya menanjak cepat menjadi
inspektur. Tapi kemudian ia diserang oleh penyakit yang parah sehingga
terpaksa harus istirahat di rumah dalam waktu yang lama. Hasratnya untuk
memperoleh kesempatan pekerjaan yang menantang yang bisa dilakukan di
rumah membuatnya terpikir untuk memulai usaha sendiri.
Pada usianya 20 tahun ia meninggalkan Osaka Electric dan mulai menyusun
rencana untuk memproduksi soket ciptaannya. Ia menginvestasikan seluruh
tabungan dan uang pesangon nya. Walau begitu ia masih membutuhkan
banyak dana dan produksi soketnya tidak bisa berjalan lancar sebagaimana
yang diharapkan. Tahun berikutnya tepatnya 7 maret 1918 Matsushita
mendirikan pabrik alat-alat listrik Matsushuta. Sebagai pemilik Matsushita selalu
melakukan pembaruan.
Pada 5 mei 1932 Mtsushita mengumpulkan seluruh karyawannya dan memberi
wejangan mengenai falsafah biologisnya. Matsushita tidak sekedar
mengemukakan misinya, ia juga mengumumkan dua setengah abad
mendatang yang merupakan periode yang harus dijalani dalam mencapai
misinya tersebut. Ia membagi 250 tahun mendatang ke dalam sepuluh tahap
25 tahunan. Sepuluh tahun pertama dari setiap tahap dinamakan sebagai
periode kontruksi, kemudian, sepuluh tahun yang kedua dinamakan periode
pemenuhan.
Matsushita juga mengemukakan bahwa 5 mei 1932 dirayakan sebagai hari
bersejarah bagi Matsushita Electric yang merupakan awal dari misi perusahaan
di masyarakat. Sejak itu ia telah memperoleh kematangan yang luar biasa. Ia
telah berupaya untuk memperkuat misi di antara staf nya dan membuat sikap
tersebut sebagai elemen kreatif serta permainan di dalam etos perusahaan.
Matsushita juga percaya bahwa dalam urusan setiap harinya diperlukan
pemimpin yang kuat, sebagai sumber prinsip yang merupakan bimbingan
terhadap aktivitas setiap hari, serta merangsang setiap orang di perusahaan,
pada Juli 1933 Matsushita menciptakan kode etik kerja sebagai berikut:
1. Semangat untuk melayani melalui industri
2. Semangat untuk belajar berlaku jujur
3. Semangat untuk menciptakan suasana harmoni dan kerjasama
4. Semangat untuk meraih kemajuan
5. Semangat untuk sopan dan rendah diri ( kemudian pada Agustus 1937 ia
menambahkan 2 butir lagi )
6. Semangat untuk seiring dengan hukum alam
7. Semangat untuk bersyukur
8. Sampai sekarang ketujuh prinsip tersebut tetap menjadi pedoman bagi
puluhan ribu karyawan Masushita Electric.

Anda mungkin juga menyukai