OLEH
BAB I
Tata tertib dan keteraturan pemimpin formal dan informal.
Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu
administrasi negara.
Kepemimpinan sebagai cabang ilmu bertujuan untuk :
a. Memberikan pengertian mengenai kepemimpinan secara luas
b. Menafsirkan dari tingkah laku pemimpin
c. Pendekatan terhadap pernasalahan sosial yang dikaitkan dengan peran fungsi
pemimpin.
Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang
dipimpinnya. Kepemimpinan akan berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk
mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang-orang lain guna melakukan
sesuatu, demi pencapaian satu tujuan tertentu.
Ciri-ciri pemimpin formal :
Berstatus formal, punya masa jabatan tertentu, ada legalitas
Ada persyaratan formal yang harus dipenuhi.
Mendapat dukungan dari organisasi formal untuk menjalankan tugas
kewajibannya. Ada atasan.
Ada balas jasa materil dan immateril
Dapat promosi untuk kenaikan pangkat, dapat dimutasikan.
Ada sanksi jika bersalah
Selama masa jabatan, merupakan pengambil keputusan
organisasi
Keterangan :
1. Manajemen adalah inti dari administrasi
2. Kepemimpinan adalah inti dari manajemen dan organisasi
3. Kepemimpinan menduduki fungsi kardinal dan sentral dalam organisasi,
manajemen maupun administrasi.
BAB II
Arti kerja bagi manusia dan kaitannya dengan kepemimpinan
Bekerja itu merupakan aktivitas sosial yang memberikan isi dan makna pada manusia.
Kerja juga merupakan aktivitas dasar yang paling penting bagi individu, karena
memberikan kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan khususnya bagi orang-
orang yang sehat jasmani-rohani-nya. Kerja juga bisa memberikan status sosial
kepada seseorang, sekaligus mengikatkan dirinya dengan pribadi lain, karena setiap
individu harus bekerjasama dengan orang lain.
Situasi bekerja dalam masyarakat modern yang sangat kompleks dimasa sekarang
senantiasa membutuhkan kerjasama dan kerja kooperatif untuk membangun karya-
karya besar. Dalam situasi kerja sedemikian ini selalu dibutuhkan pemimpin dan
kepemimpinan demi efektifitas dan efisien kerja. Lalu muncul hierarki organisasi
dengan beberapa lapis kekuasaan dan birokrasi. Namun perkembangan selanjutnya,
ekses dan birokrasi tersebut adalah overbirokratisi dan oversentralisasi.
Overbirokratisasi mengakibatkan organisasi menjadi lamban dan tidak efisien.
Oveesentralisasi mengakibatkan organisasi menjadi “berat diatas” dan macet. Dan
kedua-duanya mengakibatkan menurunnya moral bawahan.
BAB III
Konsep dan teori mengenai pemimpin dan kepemimpinan
1. Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan
Kepemipinan muncul bersama-sama adanya peradaban manusia, yaitu sejak zaman
nabi-nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul bersama untuk
mempertahankan eksistensi hidupnya menantang binatang buas dan alam sekitar.
2. Sebab musabab munculnya pemimpin
a. Teori genetis (keturunan pemimpin)
b. Teori sosial (setiap orang bisa jadi pemimpin)
c. Teori ekologis atau sintetis (bakat dari lahir yang dikembangkan)
3. Tipe dan gaya kepemimpinan
Menurut W.J Reddin, watak dan tipe pemimpin atas 3 pola dasar,
a. Berorientasikan tugas (task orientation)
b. Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation)
c. Berorientasikan hasil yang efektif (effectivess orientation)
Berdasarkan 3 orientasi tersebut, dapat ditentukan 8 tipe kepemimpinan, yaitu
a. Tipe deserter (pembelot)
Sifatnya : bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian,
tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan.
b. Tipe birokrat
Sifatnya : coorect, kaku, patuh pada peraturan dan norma, disiplin dan keras
c. Tipe misionaris
Sifatnya : terbuka, penolong, lembut hati, ramah tamah
d. Tipe developer
Sifatnya : kreatif, dinamis, inovatif, melimpahkan wewenang dengan baik,
menaruh kepercayaan pada bawahan.
e. Tipe otokrat
Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong, bandel
f. Benevolent autocrat
Sifatnya : lancar, tertib, ahli dalam mengorganisasi, besar rasa keterlibatan
g. Tipe compromiser
Sifatnya : plinplant-plinplut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak
mempunyai keputusan.
h. Tipe eksekutif
Sifatnya : bemutu tinggi, dapat memberikan motivasi dengan baik, berpandangan
jauh, tekun.
4. Syarat-syarat kepemipinan
a. Kekuasaan
b. Kewibawaan
c. Kemampuan
5. Sifat-sifat pemipin
a. Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energy)
b. Kesadaran akan tujuan dan arah (a sense of purpose and direction)
c. Antusiasme (semangat)
d. Keramahan dan kecintaan (friendliness and affection)
e. Integritas (integrity)
f. Penguasaan teknis (tecnical mastery)
g. Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)
h. Kecerdaasan (intelligene)
i. Keterampilan mengajar (teaching skill)
j. Kepercayaan (faith)
BAB IV
Kepemimpinan metode dan tipe kepemimpinan
Metode kepemimpinan ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam
membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu.
Menurut Ordway Tead, metode kepemimpinan :
a. Memberi perintah
b. Memberikan celaan dan pujian
c. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
d. Peka terhadap saran-saran
e. Memperkuat rasa kesatuan kelompok
f. Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok
g. Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidaak benar.
Tipe kepemimpinan
a. Tipe kharismatis
Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga mempunyai banyak pengikut. Kepemimpinan
kharismatik dianggap memiliki kekuatan gaib (supernatural power) dan kemampuan-
kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa.
Kepemimpinan yang kharismatik memiliki insipirasi, keberanian, dan berkeyakinan
teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
b. Tipe paternalistis dan maternalistis
Tipe pemimpin ini bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau ibu yang
penuh kasih sayang.
Kepemipinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan
dengan sifat-sifat sbb :
Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan.
Mereka bersikap terlalu melindungi
Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri.
Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif.
Mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada
pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreatifitas
mereka.
Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe paternalistik, yang
membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-
protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang
berlebihan.
c. Tipe militeristis
Tipe pemimpin ini banyak menggunakan sistem pemerintah, sistem komando, dari
atasan ke bawahan sifatnya keras, sangat otoriterm, menghendaki bawahan agar selalu
patuh, penuh acara formalitas.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeris adalah :
Lebih banyak menggunakan sistem komando atau perintah, keras dan sangat
otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda kebesaran yang
berlebihan.
Menuntutnya adalah displin yang keras dan kaku dari bawahan.
Tidak menghendaki saran, usul, sugesti dan kritikan-kritikan dari bawahannya
Komunikasi hanya berlangsung searah
d. Tipe otokratis
Tipe pemimpin ini berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus
dipatuhi. Pemimpin ini selalu berperan sebagai pemain tunggal, dan kekuasaan yang
bersifat absolute.
Ciri-ciri kepemipinan otokratis adalah :
Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi
Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal
Berambisi untuk merajai situasi
Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri
Bawahan tidak pernah diberi informasi yang detail tentang rencana dan tindakan
yang akan dilakukan
Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan
pribadi
Adanya sikap ekslusivisme
Selalu ingin berkuasa secara absolute
Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku
Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh
e. Tipe laisser faire
Tipe pemimpin ini membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri, semua pekerjaan
dan tanggung jawab dilakukan oleh karyawan. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Pemimpin hanya simbol yang tidak memilik
keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah,
tidak mampu melakukan korrdinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja
yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara
penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang
dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau
f. Tipe populistis
Tipe pemimpin ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai
masyarakat tradisional, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang
luar negeri. Kepemimpinan ini mengutamakan penghidupan kembali sikap
nasionalisme.
g. Tipe administratif
Pemimpin tipe ini merupakan pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul perkembangan teknis,
manajemen modern dan perkembangan sosial. Pemimpin biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintah. Pada tipe kepemimpinan
ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu, teknologi, insdustri, manajemen
modern dan perekmbangan sosial di tengah masyarakat.
h. Tipe demokratis
Tipe kepemimpinan ini berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada
pengikutnya. Tipe kepemimpinan ini juga menekankan pada rasa tanggung jawab dan
kerjasama yang baik antar karyawan.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan
nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan
bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif
mungkin pada saat-saat kondisi yang tepat.
BAB V
Asas dan fungsi kepemimpinan tugas-tugas kepemimpinan
Azas-azas kepemimpinan ialah :
a. Kemanusiaan
b. Efisien
c. Kesejahteraan dan kebahagiaan
Sikap moral pemimpin adalah sikap yang bertanggung jawab moral, berdasarkan
otonomi, yang menuntut agar dia selalu bersikap kritis dan realistis.
Etika profesi pemimpin memberikan landasan kepada setiap pemimpin untuk selalu :
a. Bersikap kritis dan rasional
b. Bersikap otonom
c. Memberikan perintah dan larangan yang adil
BAB VII
Pemimpin dan komunikasi
Komunikasi adalah perhubungan atau persambungan. Bisa juga diartikan sebagai arus
informasi yang ada di tengah masyarakat. Maka sebagai makhluk sosial yang harus
memertahankan hidupnya, manusia harus selalu menjalin komunikasi dengan manusia
lain, untuk bisa bekerja sama dan berjuang bersama-sama.
Manfaat komunikasi bagi kelompok atau organisasi :
a. Menghubungkan semua unsur, sehingga terjadi kesetiakawanan dan loyalitas antar
sesama.
b. Perilaku operasional yang efisien
c. Pembangkitan rasa keterlibatan
d. Pemantapan esprit de corps
e. Juga berguna bagi peningkatan rasa tanggung jawab serta semangat bekerja/berjuang,
demi kemajuan organisasi.
BAB VIII
Rekapitulasi Tugas-tugas pemimpin
Pada zaman modern dan demokrasi sekarang, orang berkepentingan dengan
pemimpin dan kepemimpinan yang baik, dengan ciri-ciri karakteristik pribadi, dan
individu yang baik serta efisien, agar menghasilkan kemanfaatan dan kesejahteraan
yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia. Sebab pemimpin yang buruk dan tidak
efisien pasti menyebar banyak penderitaan dan penyakit sosial di tengah masyarakat
luas. Maka efisiensi kepemimpinan itu tidak hanya diukur dengan kriterium efisiensi
teknis saja, akan tetapi juga dengan kriterium mental, kesejahteraan mental, serta
kesejahteraan manusiawi. Karena itu azas kepemimpinan ialah kemanusiaan,
efisiensi, dan kesejahteraan kebaikan.
Selanjutnya, teknik kepemimpinan perlu diperhatikan masalah etika profesi
pemimpin, kebutuhan dan motivasi manusia, dinamika kelompok, komunikasi,
kemampuan mengambil keputusan, keterampilan berdiskusi.
Kedudukan pemimpin selalu dikaitkan dengan kemampuan, kewibawaan, dan
kekuasaannya. Ketiga faktor ini mewarnai tipe kepemimpinan dan pribadi pemimpin,
yang dapat mengarahkan tingkah laku rakyat dalam suatu negara ke arah kegiatan-
kegiatan pembangunan.
BAB IX
Manajemen dan kepemimpinan determinan dan kekuatan yang berhubungan
dengan kepemimpinan
Manajemen dengan bermacam-macam fungsinya itu jelas erat kaitannya dengan
kepemimpinan. Setiap fungsi manajemen memerlukan pemimpin dan kepemimpinan.
Dalam pelaksanaan managing, seseorang manajer juga merupakan seorang pemimpin
yang memancarkan kepemimpinannya, sesuai dengan asas-asas kepemimpinan yang
baik.
Tiga determinan yang ikut menentukan efektivitas beroperasinya kepemimpinan ialah
:
a. Faktor pribadi
b. Faktor posisi
c. Faktor situasi dan tempat
BAB X
Kepemimpinan demokratis dan kepemimpinan abnormal
Pemimpin demokratis tulen itu merupakan pembimbing yang baik, juga penuntun
yang efisien bagi kelompoknya. Maka organisasi atau lembaga itu bukanlah masalah
pribadi individual pemimpin, akan tetapi kekuatan organisasi tersebut justru terletak
pada partisipasi aktif dari setiap anggotanya. Maka tugas pemimpin demokratis yang
pokok adalah mendinamisasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan bawahannya.
Bila sekelompok besar bawahan atau rakyat menjadi abnormal atau jahat, maka
timbullah kondisi abnormal di tengah masyarakat. Hal ini hendaklah dicari
penyebabnya oleh pemimpin.