Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan dan kependudukan berhubungan erat antara satu dengan yang

lainnya. Jumlah penduduk di dunia cenderung terus meningkat. Bila tidak

dilakukan pengendalian jumlah penduduk akan menimbulkan masalah sosial.

Pada suatu waktu lahan yang tersedia tidak dapat lagi memenuhi dan

menyediakan tempat bagi penduduk yang membutuhkan. Fakta menunjukkan

bahwa pertambahan penduduk yang cepat di daerah perkotaan dapat

mengakibatkan munculnya masalah kesehatan baru di daerah tersebut.

Perkembangan penduduk yang cepat akan mempengaruhi kehidupan di

masyarakat diantaranya dalam bidang pendidikan, pelayanan kesehatan,

lapangan pekerjaan, kehidupan sosial ekonomi dan lingkungan hidup. Untuk

mencegah masalah tersebut maka pemerintah mengadakan Program Keluarga

Berencana (KB) (Syahlan, 1996).

Keluarga Berencana sudah begitu melembaga di masyarakat, hampir

seluruh lapisan masyarakat telah mengenal KB. Terbukti, sekitar 70 persen

Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada di Indonesia saat ini telah menjadi peserta

KB aktif dengan cara kontrasepsi modern (Mardiya, 1999).

Pemerintah sekarang berkedudukan sebagai fasilitator dan motivator,

sementara masyarakat disamping sebagai obyek juga sebagai subyek

(pelaksana) program-programnya. Dalam Undang-undang No.10 Tahun 1992

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,


2

KB tidak lagi diterjemahkan sebagai upaya pengaturan kelahiran semata, tetapi

lebih dari itu diartikan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Mardiya, 1999).

KB dapat dilakukan dengan berbagai


1 metode kontrasepsi, yaitu metode

sederhana dan metode modern. Metode sederhana dapat dilakukan dengan alat

maupun tanpa alat. Metode kontrasepsi modern dapat dilakukan dengan

kontrasepsi hormonal, IUD (Intra Uterine Device) dan kontrasepsi mantap

(Syahlan, 1996).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-

2003, tingkat penggunaan kontrasepsi di Indonesia terdiri dari pil 13,2 %, intra

uterine device/ IUD 6,2 %, suntikan 27,8 %, kondom 0,9 %, susuk 4,3 %,

tubektomi, 3,7 %, dan vasektomi 0,4 %.

(http://www.kesehatan/beritasehat.com).

Dari data di atas proporsi akseptor KB yang memakai kontrasepsi

hormonal lebih banyak dibandingkan dengan metode yang lain. Tetapi efek

samping pemakaian kontrasepsi ini pun lebih banyak dikeluhkan oleh akseptor

KB dibandingkan dengan akseptor KB non hormonal (SDKI, 1994). Keluhan

akseptor KB ini berupa gejala seperti gemetar, susah tidur, sering kaget dan

mudah lelah, akibat dari pemakaian kontrasepsi hormonal ini dapat

menimbulkan rasa cemas (Cunningham et.al, 1995).

Efek samping yang merugikan dari pemakaian kontrasepsi hormonal

perlu dibicarakan lebih mendetail dan mendalam. Masyarakat khususnya PUS


3

(Pasangan Usia Subur) atau akseptor baru, perlu memperoleh pengetahuan yang

objektif dan seimbang antara keuntungan dan kerugian akibat pemakaian alat

kontrasepsi hormonal agar akseptor tidak merasa cemas dengan pemakaian alat

kontrasepsi yang telah digunakan (Mardiya, 1999).

Berdasarkan survei pendahuluan pada bulan Agustus 2022 di Puskesmas

Banyumulek Lombok Barat diperoleh informasi bahwa kunjungan akseptor KB

adalah 1940 orang, sedangkan yang memakai kontrasepsi hormonal 1623 (83

%), Ada 48,5 % memakai suntik dan 35,5 % memakai pil serta yang memakai

susuk 16 %. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti ditemui 4 dari 10

akseptor baru menyatakan bahwa merasa takut dan kecemasan terhadap efek

samping yang mungkin terjadi akibat dari pemakaian kontrasepsi hormonal

yang dipakainya.

Pada dasarnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi

kecemasan seseorang. Menurut Hawari (2004) bahwa stress psikososial

(pekerjaan, ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, hubungan

interpersonal, lingkungan, dan usia) dapat mempengaruhi kecemasan

seseorang. Dari hasil studi pendahuluan juga ditemukan bahwa sebagian dari

akseptor baru di Puskesmas Banyumulek Lombok Barat tersebut mempunyai

pendidikan lulusan SD sampai SMP, dan bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk meneliti dan

menganalisis sejauh mana hubungan tingkat pengetahuan tentang pemakaian

kontrasepsi hormonal dengan tingkat kecemasan pada akseptor Baru di Wilayah

Kerja Puskesmas Banyumulek Lombok Barat.


4

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan tingkat pengetahuan tentang pemakaian kontrasepsi

hormonal dengan tingkat kecemasan pada akseptor baru di wilayah kerja

Puskesmas Banyumulek Lombok Barat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang pemakaian

kontrasepsi hormonal dengan tingkat kecemasan pada akseptor baru di

wilayah kerja Puskesmas Banyumulek Lombok Barat.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan pada akseptor baru di wilayah kerja

Puskesmas Kesesi II Kabupaten Pekalonagan.

b. Mengetahui tingkat kecemasan pada akseptor baru di wilayah kerja

PuskesmasBanyumulek Lombok Barat.

c. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang pemakaian

kontrasepsi hormonal dengan tingkat kecemasan pada akseptor baru di

wilayah kerja Puskesmas Banyumulek Lombok Barat.

D. Manfaat Penelitian

1. Puskesmas

Dapat melakukan pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi bagi calon

akseptor baru
5

2. Akseptor baru

Dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya dan dapat

mengurangi tingkat kecemasan pemakaian kontrasepsi hormonal pada

akseptor baru

3. Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bidang kontrasepsi dan

metodologi penelitian.

4. Institusi Pendidikan

Untuk melakukan metode praktek pendidikan kesehatan bagi mahasiswa

tentang kontrasepsi.
6

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMAKAIAN


KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA
AKSEPTOR BARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUMULEK
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh :

EDI MULJATI SIDIK


NIM : 1420120003EX

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU
2022
7

Anda mungkin juga menyukai