Anda di halaman 1dari 19

HADITS TARBAWI

HADITS - HADITS TENTANG PENDIDIKAN

Makalah ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas : Hadis Tarbawi

Dosen Pengampu : Dr.H. Fachrudin Ln.,M.Ag

DI SUSUN OLEH :

MUTIARA NUR AZIS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

HAJI AGUS SALIM CIKARANG

2022/1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-


Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hadits-hadits Tentang Pendidikan” ini dengan baik dan lancar. Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Hadits
Tarbawi.

Dengan tersusunya makalah ini, maka penulis mengharapkan kritik


dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan tambahan


pengetahuan untuk pembaca. Penulis juga berharap agar pembaca setelah
membaca makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis, Amin.

Bekasi, 10 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Dasar Pendidikan dalam Hadits....................................................................5

B. Tujuan Pendidikan dalam Hadits..................................................................5

C. Lembaga Pendidikan dalam Hadits...............................................................6

D. Materi Pendidikan dalam Hadits...................................................................7

E. Metode Pendidikan dalam Hadits.................................................................8

F. Pendidikan dalam Hadits..............................................................................9

G. Peserta didik dalam Hadits............................................................................9

H. Pendidikan Wanita dalam Hadits................................................................10

I. Motivasi dan Evaluasi Pendidikan..............................................................10

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-qurthubi menjelaskan bahwa kata uswat, adalah suatu yang


diteladani. Artinya meneladani semua perbuatannya, dan menjadikannya
sebagai hiburan dalam semua kondisinya. Dengan demikian uswat
rasulullah pada hakikatnya menyangkut masalah duniawi dan akhirat.
Keduanya melekat pada keteladanan rasulullah SAW, meskipun
demikian, rasulullah SAW tetap memberikan ruang gerak, fleksibilitas
kepada umat untuk memikirkan dan memusyawarahkan kepada apa-apa
yang dianggap lebih baik untuk dijalankan.

Tujuan pendidikan hendaknya hanya untuk menjadi orang yang


berilmu, pembelajar, pendengar, dan pecinta ilmu. Jangan pernah
mencapai tujuan yang sifatnya hanya sementara , jabatan, pangkat, dan
kekayaan.

Lembaga merupakan tempat berlangsungnya pelaksanaan


pendidikan. Keberadaan lembaga pendidikan sangat penting, karena
dengan keberadaan lembaga juga berfungsi sebagai tempat yang nyaman
bagi para penuntut ilmupengetahuan dan para pendidik.

Pada masa rasulullah paling tidak ada empat macam lembaga


pendidikan yaitu : rumah sahabat, kuttab, masjid dan suffat.

Rumah pada umumnya di pahami sebagai tempat tinggal satu


keluarga. Fungsi rumah, bermacam-macam, misalnya : tempat istirahat,
tempat makan, tidur, tempat barang-barang berharga, dan sebagainya.

Materi pendidikan yang sangat penting untuk di ajarkan kepada


peserta didik yang tertuang dalam hadis diantaranya adalah pendidikan
akidah, materi Fiqih, Qur’an, ibadah, dan keterampilan.

1
Metode dalam bahasa Arab disebut dengan al-thariq, artinya jalan.
Jalan adalah sesuatu yang dilalui supaya sampai ke tujuan. Mengajarkan
materi pelajaran agar dapat diterima peserta didik hendaknya
menggunakan jalan yang tepat, atau dalam bahasa yang lebih tepatnya cara
dan upaya yang dipakai pendidik. Muhammad ‘Abdu Rahim Ghunaimat
mendefinisikan metode mengajar sebagai cara-cara yang praktis yang
menjalankan tujuan-tujuan dari maksud-maksud pengajaran.

Sosok rasulullah SAW sebagai pendidik ideal dapat dilihat dari,


profil rasulullah SAW sebagai murabbi, mu’alim, mu’addib, mudarris, dan
mutli.

peserta didik adalah setiap orang yang meluangkan waktunya


untuk belajar kepada seorang pendidik. Peserta didik adalah orang yang
berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik
maupun psikis. Dengan demikian ia tidak bisa disamakan dengan orang
dewasa yang berukuran kecil karena mempunyai spesifikasi tersendiri.

peserta didik adalah setiap orang yang meluangkan waktunya


untuk belajar kepada seorang pendidik. Peserta didik adalah orang yang
berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik
maupun psikis. Dengan demikian ia tidak bisa disamakan dengan orang
dewasa yang berukuran kecil karena mempunyai spesifikasi tersendiri.

Dalam al-qur’an dan hadits tidak terdapat larangan menuntut ilmu


untuk kaum wanita. Bahkan sebaliknya, islam mewajibkan wanita
menuntut ilmu pengetahuan seperti halnya kepada laki-laki. Agama islam
memberikan hak yang sama bagi laki-laki dan wanita untuk menuntut ilmu
pengetahuan. Rasul juga bersabda, bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban
bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan.

Dalam al-qur’an dan hadits tidak terdapat larangan menuntut ilmu


untuk kaum wanita. Bahkan sebaliknya, islam mewajibkan wanita
menuntut ilmu pengetahuan seperti halnya kepada laki-laki. Agama islam

2
memberikan hak yang sama bagi laki-laki dan wanita untuk menuntut ilmu
pengetahuan. Rasul juga bersabda, bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban
bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan.

Banyak ahli penegasan, bahwa istilah motifasi berasal dari kata


motif, yang dapat dimaknai sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat.
Motif tidak dapat diambil secara langsung, tatapi dapat di interprestasikan
dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit
tenaga munculnya suatu tingkah lakutertentu.

Disisi lain, sumardi suryabrata lebih menekankan motifasi terhadap


sesuatu yang terdapat dalam diri pribadi orang yang mendorongnya untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai tujuan. Oleh karena
itu, bagi penulis motif itu adalah potensi internal individu (al-fithrat al-
dakhiliyyat al-fardhiyyat), yang telah tercipta ketika ruh di tiupkan
kedalam jasad, yang mendorongnya untuk melakukan suatu aktifitas. Sifat
abstrak, namun sangat menentukan terhadap sikap perbuatan individu.

Sama halnya dengan motif, pandangan ahli tentang motifasi


bervariasi, Mc Donal memandang motifasi sebagai perubahan energi
didalam energi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Asnawir, lebih menekankan
motifasi kepada penggerak dalam diri manusia untuk berbuat serta
memberikan arah kepada perbuatan tersebut.

Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau


harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar
adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan
tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan
dalam bentuk hasil belajar.

3
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Dasar – Dasar Pendidikan dalam Hadits


2. Apa Tujuan Pendidikan dalam Hadits
3. Pengertian Lembaga Pendidikan dalam Hadits
4. Bagaimana Materi Pendidikan dalam Hadits
5. Pengertian Metode Pendidikan dalam Haits
6. Bagaimana Pendidik dalam Hadits
7. Pengertian Peserta didik dalam Hadits
8. Jelaskan Pendidikan Wanita dalam Hadits
9. Bagaimana Motivasi dan Evaluasi dalam Hadits

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Dasar – Dasar Pendidikan dalam Hadits


2. Mengetahui Tujuan Pendidikan dalam Hadits
3. Mengetahui Lembaga Pendidikan dalam Hadits
4. Mengetahui Materi Pendidikan dalam Hadits
5. Mengetahui Metode Pendidikan dalam Haits
6. Mengetahui Pendidik dalam Hadits
7. Mengetahui Pengertian Peserta didik dalam Hadits
8. Mengetahui Pendidikan tentang Wanita dalam Hadits
9. Mengetahui Motivasi dan Evaluasi dalam Hadits

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Pendidikan dalam Hadits

Dalam ayat-ayat diatas memberikan pemahaman bahwa salah satu


tujuan alqur‟an adalah mendidik manusia melalui metode nalar serta sarat
dengan kegiatan membaca, meneliti mempelajari dan observasi, yang
biasa dikenal dengan istilah tadabbur. Oleh karena itu, pelaksanaan
pendidikan Islam harus senantiasa mengacu pada pemahaman konsep
dasar bahwa manusia mesti meyakini dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang
mulia, dan melalui proses keyakinan dan ikhtiar maka manusia akan
mendapatkan pola pendidikan yang jelas.

َ ۚ َ‫اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َربِّكَ الَّ ِذيْ خَ ل‬


‫ا‬-‫ق‬
٢-‫ق‬ ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬َ َ‫َخل‬
‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬ َ ُّ‫ اِ ْق َرْأ َو َرب‬-
‫الَّ ِذ ْي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم‬
٥ - ‫َعلَّ َم ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬

Terjemahnya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
bacalah, dan tuhanmulah yang Maha pemurah,yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.13

B. Tujuan Pendidikan dalam Hadits

Ayat di atas menunjukkan bahwa tidaklah sepantasnya seluruh


individu orang-orang yang beriman (muslim) berangkat kemedan perang
untuk memerangi kaum Kuffar dengan menggunakan senjata, akan tetapi
hendaknya terdapat salah seorang diantar setiap golongan mencari
pendidikan yang layak agar kembali kepada masyarakatnya dan mendidik

5
mereka agar senantiasa menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari
jilatan api Neraka.

‫ ِذرُوا‬p‫دِّي ِن َولِيُ ْن‬p‫وا فِي ال‬ppُ‫ةٌ لِيَتَفَقَّه‬pَ‫طاِئف‬ َ ‫ ٍة ِم ْنهُ ْم‬pَ‫ ِّل فِرْ ق‬p‫ َر ِم ْن ُك‬pَ‫وْ اَل نَف‬ppَ‫رُوا َكافَّةً فَل‬pِ‫َو َما َكانَ ْال ُمْؤ ِمنُونَ لِيَ ْنف‬
َ‫قَوْ َمهُ ْم ِإ َذا َر َجعُوا ِإلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُون‬

Terjemahnnya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi


semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.

C. Lembaga Pendidikan dalam Hadits

Berdasarkan matan hadis diatas dapat diambil aspek tarbawinya,


antara lain;

1. Rasulullah memberikan nasehat/ pengajaran kepada kaum wanita di


tempat yang terpisahatau secara tersendiri, biasanya tempat
pengajaran Rasulullah adalah masjid.
2. Bolehnya seorang murid menanyakan keterangan gurunya atau
seorang pengikut mengkritisi pendapat orang yang belum yang
dipahaminya.
Jika dikaitkan dengan judul yaitu masjid sebagai madrasah maka disini
aspek tarbawi nya dapat dilihat dari tempat pengajaran atau lembaga
pendidikan Rasulullah dalam mengajar. Nabi saw.tidak memiliki
madrasah yang permanen.
Beliau tidak memiliki pondok pesantren untuk pendidikan, tempat
beliau duduk memberikan ceramah dihadapan para santrinya. Namun,
majelis-majelis keilmuan beliau luas, umum, dan universal( syamil),
laksana hujan turun disetiap tempat, memberikan manfaat kepada para
orang-orang khusus maupun orang-orang umum.

6
Pada umumnya sahabat berkumpul di masjid untuk menunaikan shalat-
shalat fardhu, maka beliau lebih banyak menyelenggarakan majelis-
majelis keilmuan di masjid. Masjid dengan demikian menjadi tempat
yang resmi sekaligus murni untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, serta
untuk mengulangi pelajaran, nasihat dan petunjuk.

‫َب الرِّ َجا ُل‬ َ ‫ َذه‬،‫ يارسول هللا‬:‫ت‬ ْ َ‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلّم فَقال‬ َ ‫ت اِ ْم َرَأةٌ إلَى َرسُوْ ِل هللا‬ ْ ‫ َجا َء‬: ‫ع َْن َأبي سعيد‬
‫وْ ِم‬ppَ‫ اِجْ تَ ِم ْعنَ فِ ْي ي‬:َ ‫ال‬pَ‫ فَق‬.‫ك هللا‬َ p‫ا عَلّ َم‬pp‫ا ِم ّم‬ppَ‫ ِه تُ َعلّ ُمن‬p‫ك فِ ْي‬ َ p‫ا ِم ْن نَ ْف ِس‬ppَ‫لْ لَن‬pp‫ا جْ َع‬ppَ‫ ف‬،َ‫ك‬pِ‫ ِد ْيث‬p‫بِ َح‬
َ p‫ا نَأتِ ْي‬pp‫ك يَوْ ًم‬
‫ هُ هللا‬p‫ا عَلّ َم‬pp‫لم فَ َعلّ َمه ُّن ِم ّم‬pp‫ فَأتَاه ُّن َرسُو ُل هللا صلى هللا عليه وس‬. َ‫ فَا جْ تَ ِم ْعن‬.‫َكذاوكذافِ ْي َم َكا ِن َك َذا َو َك َذا‬
:‫ت اِ ْم َرأة ٌ ِم ْنه ُّن‬ ْ َ‫فَقَا ل‬. ‫ار‬ ِ ّ‫ َما ِم ْن ُك َّن إ ْم َرأةٌ تَقَ ّد َم بَ ْينَ يَ َد ْيهَا ِم ْن َولِ ِدهَا ثَاَل ثَةٌ إاّل َكانَ لَهَا ِح َجابًا ِمنَ الن‬:‫ثُ َّم قال‬
‫ َو ْاثنَي ِْن‬p،‫ َو ْاثنَ ْي ِن‬p،‫ َو ْاثنَ ْي ِن‬:‫ال‬ppppppppppp‫ا َم ّرتَ ْي ِن ثُ ّم ق‬pppppppppppَ‫ فَأعَا َد ْته‬:‫ا َل‬pppppppppppَ‫ول هللا اِ ْثنَ ْي ِن؟ ق‬ppppppppppp‫يارس‬.
(‫لم‬p‫ باب تعليم النبي صلى هللا عليه وس‬,‫ كتاب إالعتصام بالكتاب والسنة‬,‫رواه البخاري في الصحيح‬
‫)أمته من الرجال والنساءمماعلمه هللا ليس برأي والتمثيل‬

Terjemah Hadis : Dari Abu Sa’id, “ Seorang perempuan datang


kepada Rasulullah SAW lalu berkata, ‘ Wahai Rasulullah, kaum laki-laki
telah pergi dengan haditsmu. Tetapkanlah untuk kami atas kemauanmu
suatu hari yang kami datang padamu di hari itu, agar engkau mengajarkan
kepada kami apa yang diajarkan Allah kepadamu’. Beliau bersabda,
‘Berkumpullah pada hari ini dan itu, di tempat ini dan itu’. Maka mereka
pun berkumpul. Lalu Rasulullah SAW datang menemui mereka dan
mengajarkan kepada mereka apa yang diajarkan Allah kepadanya. Setelah
itu beliau bersabda, ‘Tidak ada seorang perempuan pun diantara kalian
yang ditinggal mati tiga orang anaknya, melainkan anaknya itu menjadi
penghalang bagi ibunya dari neraka’. Seorang perempuan diantara mereka
berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana dengan dua orang?’ Beliau
bersabda,’Dan dua orang, dan dua orang, dan dua orang’.”

D. Materi Pendidikan dalam Hadits

7
Tujuan pendidikan Islam dapat diringkas dari hadis ini dan para
filosof bersepakat bahwa pendidikan akhlak merupakan jiwa
pendidikan Islam.

‫إنما بعثت ألتمم مكارم األخالق‬

(Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak

E. Metode Pendidikan dalam Hadits

Perintah Nabi di atas memberikan pelajaran kepada para pendidik


bahwa di dalam melaksanakan tugas pendidikan, para guru/pendidik dituntut
untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan,
berupaya membuat peserta didik untuk merasa betah dan senang tinggal di
sekolah bersamanya,dan bukan sebaliknya justru memberikan kesan seram
agar para siswa takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian justru
akan membuat siswa tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan sulit
untuk bisa mencintai para guru beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang
di berikan kepada mereka

Hadist diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat


dengan semudah mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta
didik tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan dengan suasana di
kelas. Dengan pemilihan metode yang sesuai dan tepat maka berjalannya
proses pembelajaran akan mudah dan menyenangkan bagi peserta didik.
Suasana pembelajaran yang mudah dan menyenangkan ini akan
mempengaruhi minat belajar peserta didik untuk telibat aktif dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan
maksimal.

ِ ‫ث َأ َحدًا ِم ْن َأصْ َحابِ ِه فِي بَع‬


‫رُوا‬p ‫ْض اَ ْم ِر ِه قَا َل بَ ِّش‬ َ ِ ‫ع َْن َأبِ ْي ُموْ َسى قَا َل َكانَ َرسُوْ ُل هَّللا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا بَ َع‬
)‫َوالَ تُنَفِّرُوا َويَ ِّسرُوا َوالَ تُ َع ِّسرُا (رواه مسلم‬

8
Artinya: Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah
SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di dalam sebagian
perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira dan
janganlah mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-
soal agama dan janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim)

F. Pendidikan dalam Hadits

Dengan ilmu dan pendidikan yang baik, maka kita akan sukses
dunia dan akhirat. Dikatakan bahwa siapa yang ingin sukses di dunia,
maka pelajarilah ilmu dunia. Sedangkan siapa yang ingin sukses di akhirat,
maka pelajarilah ilmu akhirat atau ilmu agama. Yang diwajibkan dalam
agama islam tentulah ilmu syariat agama.

ْ ِ‫ ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى ْالف‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ط َر ِة‬ َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫ع َْن اَبِ ْى ه َُر ْي َرةَ َر‬
) ‫ارى َو ُم ْسلِ ْم‬ِ ‫(ر َواهُ ْالبُ َخ‬ َ ‫ص َرنِ ِه اَوْ يُ َم ِّج َسنِ ِه‬ ِّ َ‫فَاَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه اَوْ يُن‬

Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda :


“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang
menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

G. Peserta didik dalam Hadits

Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam suatu


pendidikan secara formal adalah orang yang sedang berada dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, maupun spikis.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang pndidikan
Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Demikian penting seorang peserta didik,
maka begitu banyak hadis-hadis yang berkenaan dengan keutamaan,
karakteristik serta syarat yang dimiliki peserta didik.

Hadis Tentang Keutamaan Peserta Didik

9
Terhindar dari Kutukan Allah

ٌ‫ة‬pَ‫ ُّد ْنيَا َم ْلعُون‬p‫و ُل َأالَ ِإ َّن ال‬ppُ‫لَّ َم يَق‬p‫ ِه َو َس‬p‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬p‫ص‬
َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬
ُ ‫عن أبى هُ َري َْرةَ يَقُو ُل َس ِمع‬
‫ رواه الترمذى‬.‫ُون َما فِيهَا ِإالَّ ِذ ْك ُر هَّللا ِ َو َما َواالَهُ َوعَالِ ٌم َأوْ ُمتَ َعلِّ ٌم‬
ٌ ‫َم ْلع‬

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw.


bersabda: Sesungguhnya dunia dan isinya terkutuk, kecuali zikrullah dan
hal-hal terkait dengannya, alim (guru), dan peserta didik.

Dari hadis di atas jelaslah bahwa salah satu yang tidak terhindar
dari kutukan Allah adalah peserta didik, hal ini karena peserta didik
merupakan sosok yang sedang mencari kebenaran yaitu dengan menuntut
ilmu, sehingga ketika pendidik telah memiliki ilmu derajatnya akan di
angkat oleh Allah swt.

H. Pendidikan Wanita dalam Hadits

Pendidikan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Baik


dalam Alquran maupun dalam hadits, hukum menuntut ilmu adalah wajib
sebagaimana telah diperintahkan untuk setiap Muslim. Bukan hanya pada
laki-laki, tapi juga wanita. Bahkan seorang Mohammad Hatta juga telah
menyatakan betapa pentingnya pendidikan bagi seorang wanita, “Jika
kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu orang. Namun,
jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.

‫ض َعافًا خَ افُوا َعلَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّقُوا هَّللا َ َو ْليَقُولُوا قَوْ ال َس ِديدًا‬


ِ ً‫ش الَّ ِذينَ لَوْ تَ َر ُكوا ِم ْن َخ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬
َ ‫َو ْليَ ْخ‬

Artinya : “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila


seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan
lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan
perkataan yang benar”. (An-Nisa’: 9)

I. Motivasi dan Evaluasi Pendidikan

10
Statemen ini berkaitan dengan kegiatan evaluasi terhadap diri
sendiri.Asumsi yang mendasar statement tersebut adalah bahwa Allah
SWT mengutus dua malaikat Raqib dan Atid sebagai pengawas terhadap
manusia.Karena itulah manusia dituntut selalu waspada dan
memperhitungkan segala tindakannya, agar kehidupannya kelak tidak
merugi.

Evaluasi terhadap diri orang lain (peserta didik) merupakan bagian


dari kegiatan pendidikan Islam. Kegiatan ini tidak sekedar boleh, tetapi
bahkan dihaurskan.Keharusan di sini tentunya berdasarkan niat amar
ma’ruf nahi munkar, yang bertujuan untuk perbaikan perbuatan sesama
umat Islam.Syarat penilaian ini adalah haruslah bersifat segera dan tidak
dibiarkan berlarut-larut, sehingga anak didik tidak tenggelam dalam
kebimbangan, kebodohan, kezaliman, dan agar dapat melangkah lebih baik
dari perilaku yang sebelumnya.

‫ب قَا َل َحا ِسبُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم قَ ْب َل َأ ْن تُ َحا َسبُوا‬


ِ ‫ع َْن ُع َم َر ْب ِن ْال َخطَّا‬

Artinya;“Evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi”.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan pada era rasulullah SAW


sudah jelas dan tidak membutuhkan pembuktian. Dalam al-qur’an di
jelaskan bahwa al-qur’an diturunkan supaya tidak ada hujjah bagi orang-
orang kafir, sebagai bukti bahwa informasi tentang dzat allah SWT dan
segala hukumnya sudah dijelaskan dalam al-qur’an yang dibawa oleh
rasulullah SAW.

Tujuan pendidikan hendaknya hanya untuk menjadi orang yang


berilmu, pembelajar, pendengar, dan pecinta ilmu. Jangan pernah
mencapai tujuan yang sifatnya hanya sementara , jabatan, pangkat, dan
kekayaan.

Lembaga merupakan tempat berlangsungnya pelaksanaan


pendidikan. Keberadaan lembaga pendidikan sangat penting, karena
dengan keberadaan lembaga juga berfungsi sebagai tempat yang nyaman
bagi para penuntut ilmupengetahuan dan para pendidik. Pada masa
rasulullah paling tidak ada empat macam lembaga pendidikan yaitu :
rumah sahabat, kuttab, masjid dan suffat.

Materi pendidikan yang sangat penting untuk di ajarkan kepada


peserta didik yang tertuang dalam hadis diantaranya adalah pendidikan
akidah, materi Fiqih, Qur’an, ibadah, dan keterampilan.

Mengajarkan materi pelajaran agar dapat diterima peserta didik


hendaknya menggunakan jalan yang tepat, atau dalam bahasa yang lebih

12
tepatnya cara dan upaya yang dipakai pendidik. Muhammad ‘Abdu Rahim
Ghunaimat mendefinisikan metode mengajar sebagai cara-cara yang
praktis yang menjalankan tujuan-tujuan dari maksud-maksud pengajaran.

Sosok rasulullah SAW sebagai pendidik ideal dapat dilihat dari,


profil rasulullah SAW sebagai murabbi, mu’alim, mu’addib, mudarris, dan
mutli

peserta didik adalah setiap orang yang meluangkan waktunya


untuk belajar kepada seorang pendidik. Peserta didik adalah orang yang
berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik
maupun psikis. Dengan demikian ia tidak bisa disamakan dengan orang
dewasa yang berukuran kecil karena mempunyai spesifikasi tersendiri.

peserta didik adalah setiap orang yang meluangkan waktunya


untuk belajar kepada seorang pendidik. Peserta didik adalah orang yang
berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik
maupun psikis.

Dalam al-qur’an dan hadits tidak terdapat larangan menuntut ilmu


untuk kaum wanita. Bahkan sebaliknya, islam mewajibkan wanita
menuntut ilmu pengetahuan seperti halnya kepada laki-laki. Agama islam
memberikan hak yang sama bagi laki-laki dan wanita untuk menuntut ilmu
pengetahuan.

Dalam al-qur’an dan hadits tidak terdapat larangan menuntut ilmu


untuk kaum wanita. Bahkan sebaliknya, islam mewajibkan wanita
menuntut ilmu pengetahuan seperti halnya kepada laki-laki. Agama islam
memberikan hak yang sama bagi laki-laki dan wanita untuk menuntut ilmu
pengetahuan. Rasul juga bersabda, bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban
bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan.

Banyak ahli penegasan, bahwa istilah motifasi berasal dari kata


motif, yang dapat dimaknai sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat.

13
Disisi lain, sumardi suryabrata lebih menekankan motifasi terhadap
sesuatu yang terdapat dalam diri pribadi orang yang mendorongnya untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai tujuan.

Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau


harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar
adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan
tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan
dalam bentuk hasil belajar.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://news.detik.com/berita/d-5164607/surat-al-alaq-ayat-1-5-lengkap-dengan-
arab-latin-dan-terjemahannya

http://sanadthkhusus.blogspot.com/2011/11/tujuan-pendidikan-dalam-
perspektif.html?m=1

https://hikmahhafidh.wordpress.com/2015/06/20/hadits-tarbawi/

https://muhammadirfanudinkurniawan.wordpress.com/2017/11/23/materi-
pendidikan-dalam-hadits/

https://www.fiqihmuslim.com/2017/12/hadits-tentang-pendidikan.html

http://zainalmasrizai.blogspot.com/2012/09/hadis-hadis-tentang-peserta-
didik.html?m=1

https://dalamislam.com/hukum-islam/wanita/keutamaan-pendidikan-bagi-wanita

15

Anda mungkin juga menyukai