Kerugian Finansial
Kerugian langsung berupa merosotnya reputasi sehingga pendapatan
perusahaan menurun
Kerugian pendapatan seperti penghentian operasional perusahaan yang
disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak dapat ditempatinya ruang kerja
tertentu
Kerugian mengganti kewajiban hak orang lain artinya membayar uang kepada
kreditur
Kerugian membayar denda-denda yang disebabkan oleh adanya tuntutan
hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung.
Kerugian biaya dalam membangun citra positif kembali kepada masyarakat.
2. Kerugian Reputasi
Kerugian sulitnya untuk bersaing dengan kompetitor
Kerugian kredibilitas perusahaan menurun di masyarakat
Kerugian lainnya adalah kerugian yang ditimbulkan oleh resiko
kepatuhan pegawai (compliance). Pegawai yang tidak patuh dapat merusak
keseluruhan sistem kerja. Hal ini disebabkan karena ketidakpatuhan yang
dibuatnya dapat mengganggu koordinasi dan pelimpahan tanggung jawab oleh
atasannya. Kerahasiaan perusahaan pun dapat terancam dengan munculnya
pegawai seperti ini. Mereka akan cenderung mengupayakan berbagai hal
untuk memuaskan kepentingan sendiri meskipun harus melanggar peraturan.
3. Aspek hukum dan peraturan, Tidak mematuhi peraturan yang berlaku dapat
mengakibatkan adanya tuntutan perdata atau pidana yang menyebabkan
kerusakan reputasi, denda dan sanksi
Sumber (https://esqtraining.com/kenapa-nyonya-meneer-bangkrut/ )
a. Risiko Intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti:
kerusakan aktiva karena ulah karyawannya sendiri, kecelakaan kerja, mismanajemen
atau yang berhubungan dengan faktor-faktor yang memengaruhi pasaran produk.
Risiko ini juga sering disebut risiko bisnis.
b. Risiko Ekstern yaitu risiko yang berasal luar perusahaan, seperti: risiko
pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan policy pemerintah
dan sebagainya. Salah satu jenis risiko eksternal yang penting adalah risiko
finansial, yaitu yang muncul dari kemungkinan kerugian dalam pasar
keuangan, yaitu akibat adanya perubahan pada variabel-variabel keuangan.
Risiko ini biasanya berhubungan dengan leverage dan risiko di mana
kewajiban dan liabilitas tidak bisa dipertemukan dengan aset lancar
Pt jamu nyonya meneer dalam hal ini dapat digolongkan ke dalam kategori
resiko intern. Artinya, Jamu nyonya meneer masih dapat dicegah dikemudian
hari untuk menghindari peristiwa yang sama. Misalnya menerapkan cash flow
management yang baik tidak akan terjadi beban utang yang banyak. Beratnya
beban utang yang ditanggung, membuat perusahaan tak lagi sehat. Selain
beban utang, sengketa perebutan kekuasaan antarkeluarga disebut-sebut
menjadi pemicu bangkrutnya perusahaan ini.
Sumber ( https://www.merdeka.com/uang/analisa-penyebab-bangkrutnya-
produsen-jamu-nyonya-meneer.html )