Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DAN MODEL TEORI KEPERAWATAN SISTER CALLISTA


ROY
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan

Oleh :
Fauziah Rifka A 220110166035
Gina Nurul A 220110166042
Indri Hairani 220110166040
Ismi Kharisma F 220110166066
Leni Restiani 220110166018
Meisya Isdiarti P 220110166010
Neli Hartini 220110166055
Nindia Ramadhanty 220110166019
Puji Adi K 220110166067
Sifa Nuraini 220110166074
Sopia Marlina 220110166034
Tina Lestari 220110166048
Via Komalasari 220110166052
UNIVERSITAS PADJAJARAN KAMPUS GARUT
GARUT
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah

Konsep dan Model Teori Keperawatan Sister Callista Roy ini. Makalah ini

diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah Falsafah dan

Teori Keperawatan.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan

masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk

dapat menyelesaikan makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik

dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan

semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-

makalah selanjutnya.

Garut, September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Sister Callista Roy..................................................................3
B. Teori dan Model Keperawatan Sister Callista Roy...........................4
C. Kelebihan dan Kelemahan Teori Sister Callista Roy........................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................13

B. Saran.......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,

kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang

spesifik. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan

para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma

keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan

perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan

sebagai seorang perawat. Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan

berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah

model Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial

dalam adaptasi keperawatan, yaitu : Manusia, lingkungan , kesehatan dan

keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu

mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku

secara adaptif karena menurut roy, manusia adalah makhluk holostic yang

memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Biografi Sister Callista Roy?

2. Bagaimana Teori dan Model Keperawatan Sister Callista Roy?

3. Bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Teori ini?

1
2

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana Biografi Sister Callista Roy

2. Untuk mengetahui bagaimana Teori dan Model Keperawatan Sister

Callista Roy

3. Untuk mengetahui bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Teori ini


BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Sister Callista Roy

Sister Callista Roy adalah seorang suster dari saint joseph of

carondelet. roy dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles

California. Roy menerima Bachelor o Art Nursing pada tahun 1963 dari

Mount Saint Marys Colloge dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada

tahun 1966 di Uiversity of California Los Angeles.

Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun

1964 ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam

sebuah seminar dengan Dorrothy E.Johnson, Roy tertantang untuk

mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. konsep adaptasi

mempengaruhi roy dalam kerangka konsepnya yang sesuaindengan

keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan

kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis-psikologis. untuk

memulai membangun pengertian konsepnya, Helsen mengartikan respon

adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat

adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan

tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli, dan residual

stimuli.

3
4

B. Teori dan Model Keperawatan Sister Callista Roy

Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista

Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses

adaptasi seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy

adalah :

1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-

menerus berinteraksi dengan lingkungan.

2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi

perubahan-perubahan biopsikososial.

3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas

kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan

respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.

4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang

lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka

ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif

maupun negatif.

5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari

dari kehidupan manusia.

Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja

adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk

memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan

respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya


5

derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh

dorongan tiga jenis stimulus yaitu :

1. Focal stimuli : Individu segera menghadap

2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek

Dari focal stimuli.

3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.

Empat Elemen utama dari teori Roy adalah :

1. Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan

2. Konsep lingkungan

3. Konsep sehat dan

4. Keperawatan.

Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu

sama lain karena merupakan suatu sistem.

1. Manusia

Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena

manusialah yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu

individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang

sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “

ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.

2. Lingkungan
6

Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu

merupakan elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan

didefinisikan oleh Roy adalah“Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-

pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan

dan perilaku individu dan kelompok”. Dalam hal ini Roy menekankan

agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan

adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada

individu terhadap adanya perubahan.

3. Sehat

Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being

and becoming an integrated and whole person”. Integritas individu dapat

ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh,

reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara

meningkatkan respon adaptifnya.

4. Keperawatan

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan

menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan

menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat.

Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan

juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan

damai.Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur

stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan
7

lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus

tertinggi.

Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme

yaitu Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator.

Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep diri,

fungsi peran dan Interpendensi. Regulator digambarkan sebagai aksi dalam

hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis,

konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut penjelasan dari empat

efektor yang telah disebutkan.

1. Mode Fungsi Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan

fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis

yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi

menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari

5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri

dari 4 bagian yaitu :

a. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu

ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy

1991).

b. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk

mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti

jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).


8

c. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan

ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).

d. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan

istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis

dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen

tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).

e. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses

imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana

hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan

perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).

f. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan

bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan .

Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.

( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).

g. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di

dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel

dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis

dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984,

dalam Roy 1991).

h. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis

merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme

seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan

mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi


9

kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh

(Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).

i. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai

dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi

fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan

dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme

( Howard & Valentine dalam Roy,1991)

2. Mode Konsep Diri

Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan

penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia.

Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis

antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri

menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the

personal self.

a. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya

berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya.

Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan,

seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.

b. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,

moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas,

hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area

ini.
10

3. Mode fungsi peran

Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial

seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan

dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana

seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.

4. Mode Interdependensi

Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang

dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi

dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.

Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan

kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.

Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi

dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan

berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi

dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi

dan menerima.

Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon

inefektif. Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau

meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau

maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik

respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia

sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme

adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan


11

melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator

adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem

saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah

gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi,

termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan

membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya

mempertahankan untuk mencari bantuan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Sister Callista Roy

1. Kelebihan

Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak

pada teori praktek. Dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy

perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu

mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode

interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang

dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual,

sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan

akurat.

Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami

individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses

mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi

stress.
12

2. Kelemahan

Kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada

sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi

pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan

proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku

cara merawat (caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak

mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para

pasiennya.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Konsep-konsepnya tentang person Roy menjelaskan bahwa person

bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-

masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara

menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara

konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan

lingkungan terjadi pertukaran informasi. Interaksi yang konstan antara orang

dan lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun

eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara

integritas dirinya dan selalu beradaptasi dan proses kontribusi perawat

terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat.

B. Saran

Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan

mempelajari setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang

dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan

ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma

dan budaya. Juga mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi

sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi

stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa

sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S., J. 2010. Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC

Potter, P, A,. Perry, A., G. 2010. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik. Jakarta:EGC

http://dwinoviapritama.blogspot.co.id/2012/06/model-konsep-dan-teori-

keperawatan.html

http://makalahkdk.blogspot.co.id/2016/10/konsep-dan-teori-calista-roy.html

14

Anda mungkin juga menyukai