Anda di halaman 1dari 2

BANK SYARIAH

MENURUT UU PERBANKAN SYARIAH

Semua hal yang menyangkut tentang Bank Syariah NOMOR 21 TAHUN 2008 Penggabungan, peleburan, pengambilalihan
dan Unit Usaha Syariah, kelembagaan, kegiatan dilakukan pada sesama bank Syariah oleh Bank
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan Indonesia apabila bank mengalami kepailitan dalam
kegiatan usahanya usahanya

Aspek perbankan meliputi : kecukupan modal, kualitas Susunan Organisasi terdiri dari :
aset, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas
manajemen yang menggambarkan kapabilitas dalam
aspek keuangan, kepatuhan terhadap Prinsip Syariah dan
prinsip manajemen Islami, serta aspek lainnya

BANK Uji kemampuan dan kepatutan bertujuan untuk


Perizinan diberikan oleh Bank SYARIAH menjamin kompetensi, kredibilitas, integritas, dan
Indonesia sebagai Bank Syariah pelaksanaan tata kelola yang sehat (good corporate
atau Unit Usaha Syariah governance) dari pemilik, pengurus bank, dan
pengawas syariah.

Bentuk badan hukum adalah


Perseroan Terbatas penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi
Akad adalah: a. musyawarah; b. mediasi perbankan;
c. melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional
Kegiatan usaha berupa tabungan, simpan pinjam, (Basyarnas) atau lembaga arbitrase lain; dan/atau d.
deposito, transfer, pembayaran tagihan berdasarkan melalui pengadilan dalam lingkungan Peradilan
akad yang tidak bertentangan dengan hokum syariah Umum.

Bank Syariah dilarang melakukan kegiatan yang sanksi administratif dikenakan terhadap anggota
dilarang oleh hukum Syariah, melakukan penjualan komisaris atau anggota direksi secara personal yang
saham secara langsung di pasar modal, melakukan melakukan kesalahan, tetapi tidak menutup
kegiatan asuransi bukan sebagai agen pemasaran kemungkinan sanksi administratif dikenakan secara
produk asuransi syariah kolektif apabila kesalahan tersebut dilakukan secara
kolektif.
BANK SYARIAH
MENURUT UU PERBANKAN

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara NOMOR 10 TAHUN 1998 Penggabungan, peleburan, pengambilalihan
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dilakukan oleh Bank Indonesia apabila bank
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam mengalami kepailitan dalam usahanya
lalu lintas pembayaran
Susunan Organisasi terdiri dari :
Aspek perbankan meliputi : ketentuan kecukupan
modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, dan usaha lainnya

Uji kemampuan dan kepatutan bertujuan untuk


BANK menjamin kompetensi, kredibilitas, integritas, dan
SYARIAH pelaksanaan tata kelola yang sehat (good corporate
Perizinan ditetapkan oleh Bank governance) dari pemilik, pengurus bank, dan
Indonesia pengawas syariah.

Bentuk badan hukum adalah penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi
hokum Indonesia Akad adalah: a. musyawarah; b. mediasi perbankan;
c. melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional
(Basyarnas) atau lembaga arbitrase lain; dan/atau d.
melalui pengadilan dalam lingkungan Peradilan
Umum.
Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah tidak
melakukan kegiatan usaha secara konvensional
sanksi administratif berupa : a. denda uang; b.
teguran tertulis; c. penurunan tingkat kesehatan
bank; d. larangan untuk turut serta dalam kegiatan
dilarang memberikan kredit atau pembiayaan kliring; e. pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik
persyaratan yang berbeda kepada Nasabah Debitur untuk kantor cabang tertentu maupun untuk bank
dan atau pihak-pihak terafiliasi secara keseluruhan; f. pemberhentian pengurus
bank; g. dimasukkan dalam daftar hitam perbankan

Anda mungkin juga menyukai