Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI

Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Administrasi dan Manajemen Sekolah

OLEH:

KELOMPOK 2

ASRAH MADHANI A1I121006


NURUL HILDAYANTI A1I121020
FITRAH YANI A1I121090
RISNA WATI A1I121109
SULAIM AS SYIFA A1I121115
NURFADILA EKA PUSPITA A1I119085

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kami Nabi
Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan tak lupa kepada kita semua
selaku umatnya.
Ucapan terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada pihak yang telah mendukung
penyelesaian makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini sebagai pemenuhan salah satu
tugas mata kuliah Administrasi dan Manajemen Sekolah. Kami mengharapkan tugas makalah
ini dapat bermanfaat untuk kita semua sebagai wujud penambahan wawasan di bidang ilmu
pendidikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam melakukan
penelaahan dan perbaikan di waktu mendatang.

2
DAFTAR ISI

Sampul..............................................................................................................................1
Kata Pengantar .............................................................................................................. 2
Daftar Isi.......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
A. Latar belakang...................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................................
Sentralisasi Versus Desentralisasi
A. Sentralisasi............................................................................................................ 6
B. Desentralisasi........................................................................................................ 7
C. Kelebihan Dan Kekurangan Sentralisasi............................................................ 10
D. Kelebihan Dan Kelemahan Desentralisasi.......................................................... 11
Kualitas Pemimpin Dan Pendidikan Kepemimpinan
A. Kualitas Pemimpin ............................................................................................ 11
B. Prinsip-Prinsip Pemimpin................................................................................... 14
C. Top Ten Kualitas Pemimpin............................................................................... 16
D. Pemimpin Efektif................................................................................................ 17
E. Membuat Pemimpin Efektif .............................................................................. 19
F. Pendidikan kepemimpinan ................................................................................ 21
Menjadi Pemimpin Yang Jenius
A. Mengadaptasi Scenario....................................................................................... 23
B. Sosok Pemimpin Jenius...................................................................................... 23
C. Enam Peraturan Manajer Jenius ........................................................................ 24
D. Great Leader ...................................................................................................... 26
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 29
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 30

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sentralisasi adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah
tinggal menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang
telah digariskan menurut Undang-Undang. Menurut ekonomi manajemen sentralisasi
adalah memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager atau yang berada
di suatu puncak pada sebuah struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan
pemerintah sebelum otonomi daerah.
Sehingga dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai
fenomena sebagai dampak sistem pendidikan sentralistik, maka upaya mewujudkan
pendidikan yang dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan berpikir,
mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam kelompok kreatif
penuh inisiatif dan impati, memiliki keterampilan interpersonal yang memadai sebagai
bekal masyarakat menjadi sangat sulit untuk di wujudkan.
Undang-Undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada
pasal- I disebutkan bahwa “desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh
pemerintah pusat kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintah dalam sistem negara kesatuan RI”. (Undang-Undang RI dalam Arif Rahman,
2010: 130). Desentralisasi dipilih karena sesuai dengan asas demokrasi. Desentralisasi
pendidikan merupakan perubahan paradigma yang awalnya adalah sentaralistik, dan ini
adalah konsekuensi dari ditetapkannya Undang-Undang tentang pemerintah otonomi
daerah nomor 22 tahun 1999. Pemerintah mengambil kebijakan ini dengan pertimbangan
agar pemerintah daerah sepenuhnya bertanggung jawab untuk mengelola pendidikan di
daerahnya masing- masing.
Konsep desentralisasi banyak dikemukakan oleh para ahli dalam berbagai kajian
ilmu politik maupun ilmu pemerintahan. Setiap ahli memberikan pemahaman yang
berbeda baik dari aspek kewenangan, administrasi maupun hal lainnya dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Rondinelli (1983) menjelaskannya bahwa desentralisasi
memiliki pengertian yang luas mencakup setiap penyerahan kewenangan dari pemerintah
pusat baik kepada pemerintah daerah maupun kepada pejabat pemerintah pusat yang
ditugaskan di daerah

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Sentralisasi dan Desentralisasi?
2. Apa kelebihan dan kekurangan sentralisasi dan desentralisasi?
3. Bagaimana kualitas pemimpin dan pendidikan kepemimpinan seharusnya?
4. Bagaimanakah menjadi pemimpin yang jenius?

C. Tujuan
1. Dapat memahami apa itu Sentralisasi dan Desentralisasi
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sentralisasi dan desentralisasi
3. Mengetahui dan memahami kualitas pemimpin dan pendidikan kepemimpinan yang
seharusnya
4. Mengetahui cara menjadi pemimpin yang jenius

5
BAB II
KAJIAN TEORI

Sentralisasi Versus Desentralisasi

A. Sentralisasi
Sentralisasi berasal dari bahasa inggris yang berakar dari kata Centre yang artinya adalah
pusat atau tengah. Secara terminology sentralisasi diartikan sebagai
1. B.N. Marbun dalam bukunya Kamus Politik mengatakan bahwa sentralisasi yang
paham nya kita kenal dengan sentralisme adalah pola kenegaraan yang memusatkan
seluruh pengambilan keputusan politik ekonomi, social di satu pusat
2. Sentralisasi adalah seeluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat.

Sentralisasi adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal
menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan menurut Undang-Undang. Menurut ekonomi manajemen sentralisasi adalah
memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager atau yang berada di suatu
puncak pada sebuah struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pemerintah sebelum
otonomi daerah.
Kelemahan sistem sentralisasi adalah dimana sebuah kebijakan dan keputusan
pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga
waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama. Indonesia sebagai negara
berkembang dengan berbagai kesamaan ciri sosial budayanya, juga mengikuti sistem
sentralistik yang telah lama dikembangkan pada negara berkembang. Konsekuensinya
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia serba seragam, serba keputusan dari atas, seperti
kurikulum yang seragam tanpa melihat tingkat relevansinya bagi kehidupan anak dan
lingkungannya (Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, 2001). Konsekuensinya, posisi dan peran siswa
cenderung dijadikan sebagai objek agar yang memiliki peluang untuk mengembangkan
kreatifitas dan minatnya sesuai dengan talenta yang dimilikinya.
Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai fenomena yang
memperhatikan seperti:
1) Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan;
2) Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi,
hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran; 3

6
3) Keseragaman pola pembudayaan masyarakat;
4) Melemahnya kebudayaan daerah dan
5) Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas (Umaedi, 2000).

Dengan demikian, sebagai dampak sistem pendidikan sentralistik, maka upaya


mewujudkan pendidikan yang dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan
berpikir, mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam kelompok
kreatif penuh inisiatif dan impati, memiliki keterampilan interpersonal yang memadai sebagai
bekal masyarakat menjadi sangat sulit untuk di wujudkan.

B. Desentralisasi
Secara etimologis, istilah desentaralisasi berasal dari bahasa latin “de” artinya lepas dan
“centrum” yang berarti pusat, sehingga bisa diartikan lepas dari pusat. (Arif Rahman, 2010:
129).
Undang-Undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada pasal- I
disebutkan bahwa “desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah
pusat kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem
negara kesatuan RI”. (Undang-Undang RI dalam Arif Rahman, 2010: 130). Desentralisasi
dipilih karena sesuai dengan asas demokrasi. Desentralisasi pendidikan merupakan perubahan
paradigma yang awalnya adalah sentaralistik, dan ini adalah konsekuensi dari ditetapkannya
Undang-Undang tentang pemerintah otonomi daerah nomor 22 tahun 1999. Pemerintah
mengambil kebijakan ini dengan pertimbangan agar pemerintah daerah sepenuhnya
bertanggung jawab untuk mengelola pendidikan di daerahnya masing- masing.
Konsep desentralisasi banyak dikemukakan oleh para ahli dalam berbagai kajian ilmu
politik maupun ilmu pemerintahan. Setiap ahli memberikan pemahaman yang berbeda baik
dari aspek kewenangan, administrasi maupun hal lainnya dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Rondinelli (1983) menjelaskannya bahwa desentralisasi memiliki pengertian
yang luas mencakup setiap penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat baik kepada
pemerintah daerah maupun kepada pejabat pemerintah pusat yang ditugaskan di daerah.
Dalam definisi yang dikemukakan oleh Cheema dan Rondinelli (1983:18) dijelaskan
desentralisasi yaitu sebagai penyerahan wewenang perencanaan, pengambilan keputusan,
atau administratif dari pemerintah pusat kepada organisasi-organisasi lapangannya, unit
administratif lokal, semi otonom dan organisasi parastatal, pemerintah daerah, atau lembaga
swadaya masyarakat.

7
Berdasarkan definisi tersebut bahwa desentralisasi demikian luas pengertiannya.
Penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada daerah atau unit yang ada di
bawahnya dalam hal perencanaan, pengambilan keputusan dan penyelenggaraan administrasi,
adalah sebagai inti dari desentralisasi. Dalam penjelasan yang lebih jauh, Rondinelli
(1983:18) menjelaskan bentuk desentralisasi dapat dibedakan terutama oleh sejauh mana
wewenang untuk merencanakan, memutuskan, dan mengelola diserahkan dari pemerintah
pusat kepada organisasi lain dan berbagai daerah otonomi “organisasi terdesentralisasi” yang
dilaksanakan dalam menjalankan tugas mereka. Dengan demikian substansi dari
desentralisasi berdasarkan pengertian di atas terletak pada wewenang (otoritas) dalam hal
merencanakan, memutuskan dan mengelola tugas yang menjadi kewenangan dia secara
mandiri. Konteks desentralisasi dalam pemahaman ini lebih mengutamakan bahwa
kewenangan yang diterima oleh daerah atau organisasi yang bersangkutan menyangkut
keseluruhan proses dalam kegiatan yang menjadi kewenangan dia. Mulai dari perencanaan
dan pengambilan keputusan, melaksanakan apa yang telah direncanakan dan mengawasi serta
mengevaluasi keberhasilan dari yang dilaksanakan tersebut.
Desentralisasi di Indonesia sudah ada cukup lama, dimulai sejak tahun 1973, yaitu
sejak diterbitkannya UU no. 5 tahun 1973 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah
otonomi dan pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pusat dan
daerah. Dan terdapat pula pada PP No. 45 tahun 1992 dan dikuatkan lagi melalui PP No. 8
tahun 1995. Menurut UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, desentralisasi
dikonsepsikan sebagai penyerahan wewenang yang disertai tanggung jawab pemerintah oleh
pemerintah pusat kepada daerah otonom.
Beberapa alasan yang mendasari perlunya desentralisasi:
1) Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas;
2) Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi;
3) Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga dapat meningkatkan
efisiensi;
4) Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal;
5) Mengakomodasi kepentingan politik; dan
6) Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif.
Desentralisasi Community Based Education mengisyaratkan terjadinya perubahan
kewenangan dalam pemerintah antara lain:

8
1) Perubahan berkaitan dengan urusan yang tidak diatur oleh pemerintah pusat, secara
otomatis menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, termasuk dalam pengelolaan
pendidikan; dan
2) Perubahan berkenaan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan, dalam hal ini
pelempahan wewenang dalam pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke daerah
otonom, yang menempatkan kabupaten/kota sebagai sentra desentralisasi.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada orang-orang pada level bawah (daerah). Pada sistem pendidikan yang
terbaru tidak lagi menerapkan sistem pendidikan sentralisasi, melainkan sistem otonomi
daerah atau otda yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil
kebijakan yang tadinya diputuskan seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Dari beberapa pengalaman di negara lain, kegagalan desentralisasi di akibatkan oleh
beberapa hal:
1) Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi memungkinkan terjadinya
perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-
gesa;
2) Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi dan
daerah;
3) Kemampuan keuangan daerah yang terbatas;
4) Sumber daya manusia yang belum memadai;
5) Kapasitas manajemen daerah yang belum memadai;
6) Restrukturisasi kelembagaan daerah yang belum matang; dan
7) Pemerintah pusat secara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya.
Selain dampak negatif tentu saja desentralisasi pendidikan juga telah membuktikan
keberhasilannya antara lain:
1) Mampu memenuhi tujuan politis, yaitu melaksanakan demokratisasi dalam pengelolaan
pendidikan;
2) Mampu membangun partisipasi masyarakat sehingga melahirkan pendidikan yang
relevan, karena pendidikan benar-benar dari oleh dan untuk masyarakat; dan
3) Mampu menyelenggarakan pendidikan dengan memfasilitasi proses belajar mengajar
yang kondusif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas belajar siswa.

9
C. Kelebihan Dan Kekurangan Sentralisasi
1. Kelebihan
Secara teoritis sentralisasi memiliki kelebihan antara lain:
o Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. seluruh efektivitas organisasi terpusat
sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
o Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegerasi. Tidak perlu jenjang
koordinasi yang terlalu jauh antara unit pengambilan keputusan dan yang akan
melaksanakan atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan tersebut.
o Peningkatan resource sharing dan sinergi. Sumberdaya dapat dikelola secara lebih
efisien karena dilakukan lebih terpusat.
o Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset dapat dipergunakan secara
bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-
beda.
o Perbaikan koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of
command.
o Pemusatan expertise. Keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara
maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang
2. Kelemahan
Sentralisasi memiliki kelemahan diantaranya:
o Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan.
Pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak
mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan tersebut.
o Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi
sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan
yang terlalu tinggi.
o Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat
bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.
o Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit
karena banyaknya masalah pada level unit organisasi yang di bawah.

10
o Perspektif luas tapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan
berdasar perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang
mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Desentralisasi


1. Kelebihan
Kelebihan yang diperoleh dari desentralisasi apabila dilaksanakan secara
optimal adalah Meningkatnya mutu pendidikan nasioanal. Dari segi politik
desentralisasi dimaksudkan untuk kepentingan daerah maupun untuk mendukung
politik dan kebijakan nasional melalui pembangunan proses demokrasi lapisan bawah.
Dari segi manjemen, desentalisasi dapat meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan
akuntabilitas publik. Dari segi kultural, desentralisasi dimaksudkan untuk
memperhatikan kekhususan, keistimewaan suatu daerah, seperti geografis, kondisi
penduduk, perekonomian, dan kebudayaan. Dari segi segi pembangunan,
desentralisasi dapat melancarkan formulasi dan implementasi program untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Kelemahan
Kelemahan desentralisasi adalah kebijakan ini sangat memungkinkan
menimbulkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, ini sangat tergantung dari
pendapatan asli daerah (PAD) masing-masing. Kekurangan lain yaitu desentralisasi
memberikan peluang kekuasaan yang cukup kuat dan besar bagi para Kepala Dinas
Pendidikan. Hal ini membuka peluang terciptanya raja-raja kecil di daerah, khususnya
ketika kontrol pemerintah provinsi dan pusat tidak lagi berperan dalam pengambilan
keputusan.

Kualitas Pemimpin Dan Pendidikan Kepemimpinan

A. Kualitas Pemimpin
1. Fokus
Seorang pemimpin atau leader harus mampu memutuskan sesuatu dengan cepat
dan tepat. Fokus adalah hal yang harus dimiliki oleh berbagai leader bukan hanya di
sebuah perusahaan, tapi juga seperti komunitas, organisasi dan lain sebagainya. Setiap
pemimpin harus memiliki tingkat fokus yang tinggi. Ia harus mampu memutuskan
sesuatu di saat waktu yang mendesak sekalipun.

11
2. Keyakinan
Kepercayaan bukan hanya diberikan oleh bawahan kepada leadernya. Ini bukan
sekedar percaya apakah leader yang kita pilih cocok, pas dan sesuai dengan visi dan
misi yang diemban. Tapi keyakinan ini juga harus ditanamkan kepada seorang leader
kepada bawahan mereka. Setiap leader harus memberikan kepercayaan bahwa
bawahan mereka mampu melakukan dan melaksanakan setiap pekerjaan yang
memiliki visi dan misi bersama.
3. Transparansi
Setiap karyawan mengharapkan sebuah transparansi di dalam perusahaannya.
Baik dengan organisasi, rekan kerja maupun dengan leader mereka. Transparansi ini
akan membantu setiap karyawan untuk lebih bersemangat dalam mengabdikan dirinya
untuk perusahaan. Dan membuat mereka konsisten sepenuhnya terhadap apa yang
mereka berikan kepada perusahaan.
4. Integritas
Menjadi seorang pemimpin atau leader dengan integritas yang tinggi terhadap
bawahan ataupun perusahaan memang hal yang sedikit sulit. Dengan perubahan yang
akan selalu ada, setiap pemimpin diharapkan memiliki integritas yang tidak menurun,
bahkan nantinya cenderung meningkat. Tentu saja untuk mendukung perkembangan
baik dari segi perusahaan maupun sumber daya manusia yang dipimpinnya.
5. Inspiratif
Membantu dalam hal bekerja mungkin menjadi kualitas leader yang diharapkan
setiap karyawan. Salah satunya yaitu meningkatkan semangat setiap karyawan.
Melalui motivasi yang menginspirasi setiap karyawan, maka leader akan
mendapatkan tempat yang tinggi di hati bawahannya.
6. Semangat
Membantu dalam banyak hal tentu membutuhkan semangat yang tidak sedikit.
Ya, setiap leader harus memiliki semangat yang luar biasa besar. Bukan untuk diri
bawahan atau karyawan mereka, tapi juga untuk meningkatkan kualitas diri mereka
sendiri. Bersikap positif dan meningkatkan semangat akan membantu setiap leader
berkembang.
7. Inovasi
Tidak bisa dipungkiri, berkembangnya teknologi memberikan keleluasaan untuk
kita mengembangkan kemampuan atau potensi diri kita. Setiap leader diharapkan

12
mampu berinovasi terhadap setiap perkembangan zaman maupun sumber daya yang
terbatas. Ya, inovasi tetap harus berkembang.
8. Kesabaran
Menjadi sabar untuk seorang leader atau pemimpin bukanlah hal yang mudah.
Tapi mengatur setiap emosi harus selalu diterapkan. Tidak bisa dielakkan lagi, jika
akan ada banyak masalah yang datang, tapi bagaimana menghadapinya dengan hati
sabar adalah kuncinya
9. Tenang
Selain sabar, kualitas lainnya adalah ketenangan. Sabar dan tenang dalam
menerima, mengahdapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi harus selalu
diterapkan. Tenang akan memberikan banyak kemudahan bagi seorang leader untuk
menghadapi masalah dan melakukan banyak hal.
10. Asli
Setiap manusia memang menggunakan topeng untuk bisa beradaptasi dan
diterima oleh lingkungan, tidak termasuk seorang leder. Dengan sedikit topeng
kewibawaan dan kebijaksanaan, atau bahkan sikap beraninya, ada kalanya seorang
leader pun juga harus menunjukkan diri mereka yang sebenarnya.
11. Keterbukaan berpikir
Membuka pikiran dan memperluas wawasan akan meningkatkan kualitas setiap
leader saat mereka harus memimpin. Pemimpin dengan pemikiran yang terus
berkembang akan membuat mereka mudah beradaptasi dengan perubahan zaman.
Terlebih dengan kebutuhan dan keharusan organisasi mereka berkembang di
masyarakat ataupun pasar.
12. Tegas
Mungkin kualitas yang satu ini akan sangat diingat oleh siapapun. Pemimpin
atau leader harus memiliki sisi tegas di dalam dirinya. Mereka adalah seorang
pemimpin yang memiliki wewenang untuk memutuskan sesuatu hal. Ketegasan
seorang pemimpin juga akan membantunya dalam mengadili setiap kesalahan dan
kebenaran yang ada.
13. Kepribadiaan yang kuat
Mungkin kualitas yang satu ini akan sangat diingat oleh siapapun. Pemimpin
atau leader harus memiliki sisi tegas di dalam dirinya. Mereka adalah seorang
pemimpin yang memiliki wewenang untuk memutuskan sesuatu hal. Ketegasan

13
seorang pemimpin juga akan membantunya dalam mengadili setiap kesalahan dan
kebenaran yang ada.
14. Memiliki kemampuan memberdayakan
Bukan memerintah, namun lebih pada meminta bantuan dalam menyelesaikan
setiap tugas yang harus diselesaikan. Tidak akan memungkinkan jika semua tugas
dikerjakan oleh 1 orang saja. Itu sebabnya seorang leader membutuhkan bawahan
yang siap membantu. Dengan kemampuan memberdayakan inilah setiap pemimpin
akan lebih mudah menyelesaikan dan menggapai goals yang sudah ditetapkan
bersama dengan bawahan mereka.
15. Kemampuan komunikasi
Kemampuan komunikasi ini sangat dibutuhkan oleh leader manapun.
Kemampuan ini akan membantu setiap leader untuk menyampaikan visi, misi dan
goals yang dimiliki kepada setiap karaywan atau bawahan mereka. Tidak ada batasan
bahwa mereka yang pantas menjadi seorang leader adalah mereka yang
berkepribadian ekstrovert. Karena telah dibuktikan beberapa leader di dunia ini adalah
seorang introvert yang dikenal tidak banyak berbicara dan cenderung pemalu dan juga
pendiam. Komunikasi di sini lebih pada kemampuan menyampaikan maksud dengan
pendekatan yang baik agar lebih mudah dipahami oleh siapapun yang mendengarkan.

B. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan
1. Memimpin Dengan Memberi Contoh
Prinsip kepemimpinan efektif yang pertama adalah dengan selalu memberi
contoh pada anggota timmu. Seorang pemimpin sukses selalu menunjukkan
kapasitasnya dengan menunjukkan caranya bersikap, mengerjakan tugas, dan
menyelesaikan pekerjaann.
Dengan memberikan contoh, orang-orang di sekitar akan melihat bahwa kamu
adalah seorang pemimpin yang percaya diri dan berdedikasi. Mereka pun akan dengan
senang hati mengikuti dan meniru sikap serta perilakumu ketika bekerja.
2. Menjaga hubungan baik dengan orang lain
Prinsip selanjutnya adalah selalu menjaga hubungan baik dengan orang lain,
terlepas pangkat atau jabatannya.Oleh karena itu, skill  interpersonal dan komunikasi
sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin. Tentunya dengan menjaga hubungan baik
dengan orang lain, akan lebih mudah untukmu memimpin anggota timmu.
3. Selalu berkomunikasi

14
Selalu berkomunikasi adalah prinsip selanjutnya untuk mencapai kepemimpinan
yang efektif. Komunikasi yang terbuka dan positif di tempat kerja memungkinkan
setiap orang untuk memahami satu sama lain. Dengan begitu, kamu bisa menghindari
adanya miskomunikasi dalam pekerjaan serta hubunganmu ke orang lain serta klien.
4. Mengakui Kesalahan
Tidak ada manusia yang sempurna. Karena itu, membuat kesalahan adalah hal
wajar. Namun, mengakui kesalahan bisa jadi sesuatu yang sulit dilakukan banyak
orang. Sebagai seorang pemimpin, kamu harus selalu siap untuk mengakui kesalahan.
Hal ini menjadi salah satu prinsip kepemimpinan yang efektif.
Kamu bisa belajar dari kesalahan tersebut, lalu membantu anggota timmu untuk
tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan berbagi pengalaman. Tidak hanya itu,
dengan mengakui kesalahan, kamu juga akan dianggap sebagai seorang pemimpin
yang bisa diandalkan. Orang-orang di sekitarmu pun tidak ragu untuk percaya dan
mengikuti keputusanmu
5. Selalu mendengarkan orang lain
Selain berkomunikasi, mendengarkan orang lain pun menjadi salah satu prinsip
mencapai kepemimpinan yang efektif. ketika mendengarkan, kamu bisa mendapatkan
informasi baru dan bernilai yang dapat membantumu untuk memimpin lebih efektif.
Kamu tidak perlu setuju terhadap seluruh hal yang kamu dengar, tapi mencoba
untuk memahaminya adalah sebuah keharusan. Dengan mendengarkan orang lain dan
memproses informasi yang diterima sebelum merespons akan buat anggota timmu
merasa dihargai.
6. Bangun kultur positif
Membangun kultur dan lingkungan kerja yang positif, akan membentuk tim
yang saling percaya, punya semangat tinggi, serta minim terjadinya drama. Tentunya,
memastikan hal ini terjadi merupakan salah satu prinsip kepemimpinan yang efektif.
Dengan kultur yang positif, kamu membuat kerja timmu semakin lancar yang turut
meningkatkan produktivitas.
7. Terbuka terhadap perbedaan
Prinsip kepemimpinan yang efektif selanjutnya adalah dengan bersikap terbuka
terhadap perbedaan, baik dalam pendapat atau latar belakang setiap orang. dengan
bersikap terbuka terhadap perbedaan, kamu sebagai pemimpin bisa mendapatkan
perspektif dan pendekatan baru terhadap suatu masalah. Tidak hanya itu, perbedaan

15
pun dapat mendorong terjadinya inovasi dan membawa ide-ide baru. Sehingga, hal
tersebut akan meningkatkan kesuksesan timmu.
8. Mengutamakan kerja sama
Kerja sama memungkinkan setiap orang untuk saling berbagi informasi,
strategi, dan kesuksesan.Sehingga, mengutamakan kerja sama menjadi salah satu
prinsip untuk kepemimpinan yang efektif. Tidak hanya itu, kerja sama pun
membentuk kekompakan tim dan membuat setiap orang di dalamnya merasa nyaman
ketika bekerja.
9. Memiliki visi dan nilai yang kuat
Sebagai seorang pemimpin, salah satu prinsip mencapai kepemimpinan yang
efektif adalah dengan punya visi dan nilai yang kuat. Sehingga, orang-orang di
sekitarnya bisa turut terinspirasi dan termotivasi. Dengan memiliki nilai dan visi yang
kuat serta jelas, kredibilitasmu juga akan terlihat di mata anggota tim.
10. Memiliki teknologi dan inovasi
Perkembangan teknologi yang semakin pesat tentu harus dimanfaatkan oleh
setiap orang, termasuk seorang pemimpin. Sehingga, memanfaatkan teknologi
menjadi salah satu prinsip untuk kepemipinan yang efektif. Teknologi menjadi alat
untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, meningkatkan produktivitas, dan
mencapai visimu serta perusahaan.
11. Mengembangkan pemimpin baru
Prinsip kepemimpinan efektif yang terakhir adalah dengan membantu orang di
sekitarmu untuk menjadi pemimpin baru melalui edukasi, pelatihan,
maupun mentorship.
Salah satu bagian menjadi seorang leader yang baik adalah memastikan ada
orang lain yang dapat menggantikan peranmu ketika dibutuhkan. Di sisi lain, ketika
setiap orang menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, mereka akan termotivasi untuk
memberikan hasil yang berkualitas tinggi.

C. Top Ten Kualitas Kepemimpinan


Burnham (1977) menyebutkan bahwa kualitas kepemimpinan terdiri dari empat
komponen pokok yakni:
1. Vision,
2. Creativity,
3. Sensitivity,

16
4. Subsidiarity.

Visi merupakan gambaran tentang masa depan suatu organisasi, yang berisi tentang
tujuan, nilai-nilai dan pemikiran-pemikiran masa depan organisasi. Oleh karena itu visi dapat
berperan sebagai pemandu arah perjalanan organisasi. Pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang memiliki visi yang jelas, sehingga sikap perilaku dan kemampuannya sejalan dengan
harapan-harapan organisasi. Hal tersebut di atas dapat terwujud dari kualitas kepemimpinan
seseorang, dan menurut Kouzes dan Posner (2007), kualitas kepemimpinan unggul yaitu:

1. Pemimpin yang menantang proses


2. Memberikan inspirasi wawasan bersama
3. Memungkinkan orang lain dapat bertindak dan berpartisipasi
4. Mampu menjadi penunjuk jalan
5. Memotivasi bawahan

Sedangkan menurut Burwash (1996), pemimpin yang berkualitas tidak puas dengan
“status quo” dan memiliki keinginan untuk terus mengembangkan dirinya. Beberapa kriteria
kualitas kepemimpinan yang baik antara lain, memiliki komitmen organisasional yang kuat,
visionary, disiplin diri yang tinggi, antusias, berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang
tinggi, manajemen waktu, mampu menangani setiap tekanan, mampu sebagai pendidik bagi
bawahannya, empati, berpikir positif, memiliki dasar spiritual yang kuat, dan selalu siap
melayani.

D. Pemimpin Efektif

Kepemimpinan yang efektif adalah dimana kepemimpinan tersebut mampu memotivasi


bawahanya untuk terus berjuang menuju kesuksesan, memiliki semangat bekerja, produktif,
berorientasi terhadap hasil dan tentunya akan memberikan dampak positif kepada perusahaan
atau kelompok yang sedang dipimpin. Kepemimpinan efektif memiliki prinsip dasar yaitu:
1. Rasa saling percaya
Kepercayaan pada pemimpin menunjukkan bahwa pengikut/bawahan merasa puas
dengan kepemimpinan. Rasa saling percaya harus ada diantara pemimpin dan yang
dipimpin. Jika tidak, maka yang dipimpin akan seenaknya tidak mau mengikuti
kebijakan.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah kemampuan mutlak yang harus dipenuhi oleh pemimpin. Pemimpin
perlu berkomunikasi untuk membantu memahami visi untuk mencapai tujuan.

17
3. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah hal penting dari kepemimpinan, ada 3 model paling
dasar yaitu direktif, lanjutan, partisipatif, dan konsultatif.

Karakteristik yang harus dimiliki pemimpin efektif yaitu:


1. Memiliki visi ke depan
Pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yang harus memiliki visi jelas dan
mampu mengimplementasikan visi menjadi tindakan.
2. Cakap secara teknis
Pemimpin tidak harus menguasai tugas pengikut/bawahan. Tetapi pemimpin harus
memiliki kecakapan teknis yang berkaitan untuk mencapai tujuan.
3. Membuat keputusan tepat
Pemimpin hrs dpt menyelesaikan masalah dengan membuat keputusan yg tepat. Untuk
memutuskan sesuatu butuh informasi yg akurat serta perencanaan yg jelas.
4. Berkomunikasi dengan baik
Pemimpin harus memastikan setiap deskripsi tugas dimengerti, dilaksanakan, dan
diawasi. Setiap perkembngan yang penting perlu dikomunikasikan dengan elemen
organisasi agar timbul rasa memiliki. Pemimpin juga harus dapat menggunakan
kemampuan komunikasi untuk membangun hubungan interpesonal dengan bawahan.
5. Memberikan keteladanan dan contoh
Kata-kata tidak akan memiliki kekuatan bila orang yang mengucapkannya melakukan
hal yang berlawanan. Pemimpin yang baik: memberi keteladanan, rendah hati, realistis,
dan ramah.
6. Mampu mempercayai orang
Pemimpin meski hebat tidak dapat bekerja sendiri. Pemimpin yang baik harus mampu
mendelegasikan tugas dan mempercayai org lain.
7. Mampu menahan emosi
8. Tahan menghadapi tekanan
Pemimpin yang tidak tahan menghadapi tekanan, akan dapat membuat kesalahan-
kesalahan fatal yang dapat membuat kegagalan.
9. Bertanggung jawab

18
Ketika ada pengambilan keputusan baik buruk atau baik maka harus berani
bertanggung jawab dan tidak melempar masalah. Tanggung jawab bukan saja berani
mengakui kesalahan tetapi juga mencari solusi dari permasalahan yang muncul.
10. Mengenali anggota
Pemimpin harus kenal masing-masing anggotanya/pengikut/bawahan. Pemimpin perlu
kenal kemampuan dan karakter anggota sehingga dapat menempatkan anggota pada
posisi yang tepat.
11. Cekatan dan penuh inovasi
Pemimpin harus sigap terhadap perubahan situasi dan memanfaatkan peluang-peluang
yang ada dengan sumber daya yang tersedia.

E. Membuat Pemimpin Efektif


Ketika Anda memasuki peran seorang pemimpin, Anda perlu memahami cara
terbaik untuk menavigasi peluang baru ini. Semakin banyak waktu dan usaha yang Anda
investasikan pada posisi tersebut sejak awal, semakin sukses Anda dan tim Anda
nantinya.
langkah-langkah berikut untuk menjadi pemimpin yang efektif:
o Pimpin dengan memberi contoh
Untuk menjadi pemimpin yang efektif, motivasi tim Anda untuk bertindak dan
tampil dengan cara tertentu. Ketika Anda berpegang pada standar tertentu dan berperilaku
sesuai dengan itu, itu memberi tim Anda sesuatu untuk ditiru. Misalnya, ketika Anda
memiliki sikap positif saat menghadapi situasi yang menantang, itu dapat membantu
meningkatkan semangat dan mengurangi kecemasan karena begitulah cara Anda
menangani situasi serupa di masa lalu. Memimpin dengan memberi contoh juga
memungkinkan Anda menetapkan pedoman tentang cara menangani tantangan tertentu
dan cara merangkul perubahan. Pada akhirnya, ini dapat membantu Anda mendorong tim
Anda menuju kesuksesan.
o Merangkul kegagalan
Sebagai pemimpin baru, Anda mungkin menghadapi situasi yang tidak berjalan
seperti yang Anda harapkan. Sangat penting untuk bertanggung jawab atas tindakan dan
keputusan Anda—bahkan jika itu mengakibatkan kegagalan. Sementara pencapaian dapat
mengingatkan Anda tentang kesuksesan Anda, kegagalan dapat membantu Anda menjadi
pemimpin yang lebih baik di kemudian hari. Pastikan untuk melihat kegagalan sebagai

19
peluang pertumbuhan dan kesempatan untuk menunjukkan kepada tim Anda bahwa Anda
dapat mengatasinya. Rangkullah kegagalan alih-alih bersembunyi di baliknya untuk
menunjukkan kepada tim Anda pentingnya transparansi.
o Jujur
Promosikan komunikasi yang terbuka dan jujur untuk membantu tim Anda merasa
lebih cenderung untuk datang kepada Anda dengan masalah atau masalah yang mungkin
muncul. Transparansi ini dapat menjadi contoh bagi tim Anda dan mendorong mereka
untuk terbuka dengan komunikasi mereka sendiri. Ketika Anda jujur tentang apa yang
Anda lakukan atau pikirkan, itu membantu mereka merasa terhubung dengan Anda dan
membuat mereka tahu bahwa Anda menghargai mereka sebagai rekan kerja atau
karyawan. Pastikan komunikasi Anda jujur, transparan, dan jelas untuk memastikan
semua orang mengerti apa yang Anda coba katakana.
o Pertahankan tim Anda di garis depan
Karena tujuan utama dari kepemimpinan yang efektif adalah untuk membimbing
sekelompok orang, maka penting untuk mendahulukan mereka. Ini melibatkan
mengetahui dan memahami kebutuhan, tujuan, kepribadian, dan gaya kerja mereka.
Semakin baik Anda mengenal tim Anda, semakin efektif Anda mempersiapkan diri untuk
memimpin mereka. Luangkan waktu untuk mengutamakan mereka dan biarkan mereka
tahu bahwa mereka dihargai di perusahaan dan bahwa Anda mendukung kesuksesan
mereka.
o Buat diri Anda selalu terbuka
Demikian pula, Anda perlu memastikan bahwa Anda selalu terbuka untuk
mendengarkan tim Anda. Misalnya, ketika seseorang di tim Anda menghadapi tantangan
dan mereka perlu menyampaikannya kepada Anda, penting bagi Anda untuk siap
membantu mereka menyelesaikan masalah tersebut
o Tetapkan tujuan yang jelas
Seperti halnya tujuan perusahaan, tujuan tim Anda perlu spesifik dan terukur.
Pastikan semua orang di tim Anda memahami apa yang diharapkan dari mereka untuk
mencapai tujuan tertentu, Ini memastikan mereka memiliki waktu yang lebih mudah
untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Ketika Anda membuat tujuan ini dapat diukur,
itu membuatnya lebih mudah untuk melacak kemajuan tim Anda dan menawarkan saran
untuk perbaikan sesuai kebutuhan.
o Buat solusi yang efektif

20
Ketika Anda menghadapi masalah-masalah tertentu, penting untuk memikirkan
dampak jangka panjang dan menciptakan solusi yang dipikirkan dengan baik. Bahkan jika
Anda merasa cenderung membuat resolusi cepat dan mudah, solusi yang baik dan terukur
dapat membantu Anda menghindari masalah serupa di masa depan. Ini juga dapat
membantu Anda menghindari masalah ini dari menjadi masalah yang lebih besar. Fokus
pada masalah secara keseluruhan dan pastikan untuk mempertimbangkan efek jangka
panjang dari situasi ini jika tidak ditangani dengan benar.
o Terhubung dengan tim Anda
Meskipun Anda berada dalam peran kepemimpinan atau manajerial, tim Anda perlu
merasa nyaman di sekitar Anda. Untuk melakukan ini, membangun hubungan pribadi
namun profesional dengan mereka yang mempromosikan rasa hormat dan kepercayaan.
Bangun hubungan pribadi dan nyata dengan masing-masing anggota tim Anda.
Tumbuhkan koneksi ini melalui komunikasi di tempat kerja atau pada acara perusahaan.
Pastikan Anda pribadi dan mudah didekati setiap saat.
o Mendorong pertumbuhan
Sebagai seorang pemimpin, Anda perlu memberi tim Anda kesempatan bagi mereka
untuk maju di bidangnya. Apakah itu melalui pelatihan atau bimbingan sehari-hari,
tawarkan dukungan tim Anda saat mencapai tujuan mereka. Berinvestasi dalam
kesuksesan mereka dengan membantu mereka mengembangkan keterampilan mereka
atau menumbuhkan yang baru. Misalnya, Anda dapat membantu mereka menumbuhkan
keterampilan memecahkan masalah mereka dengan memberi mereka proyek yang
menantang dan menawarkan panduan Anda di sepanjang jalan. Ini juga dapat membantu
meningkatkan pertumbuhan pribadi mereka mengenai emosi mereka juga.
o Kenali kesuksesan tim Anda
Ketika tim Anda mencapai sesuatu, hadiahi mereka atau kenali kesuksesan mereka
untuk meningkatkan moral dan menunjukkan penghargaan Anda. Misalnya, jika tim
Anda memenuhi tujuan penjualannya, tulislah catatan yang berterima kasih kepada
mereka untuk kerja keras mereka atau memberi mereka kartu hadiah. Gerakan kecil ini
dapat menyoroti rasa terima kasih Anda dan memungkinkan tim Anda tahu Anda
menghargai pekerjaan yang mereka masukkan. Ketika mereka merasa dihargai, mereka
lebih cenderung untuk bekerja dengan sikap positif dan memiliki keinginan untuk
mereplikasi keberhasilan ini.

21
F. Pendidikan Kepemimpinan
Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang komplek dan sulit,
karena sifat dasar kepemipinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi,
perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman
tentan kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
Kepemimpian melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam yang terjadi di antara
orang-orang yang menginginkan perubahan yang signifikan, dan perubahan tersebut
mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan).
Kepemimpinan (leadership) adalah kegiatan manusia dalam kehidupan. Secara
etimologi, kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
“pimpin” yang jika mendapat awalan “me” menjadi “memimpin” yang berarti menuntun,
menunjukkan jalan dan membimbing. Perkataan lain yang sama pengertiannya adalah
mengetuai, mengepalai, memandu dan melatih dalam arti mendidik dan mengajari supaya
dapat mengerjakan sendiri. Adapun pemimpin berarti orang yang memimpin atau
mengetuai atau mengepalai. Sedang kepemimpinan menunjukkan pada semua perihal
dalam memimpin, termasuk kegiatannya.
Sebenarnya kepemimpinan merupakan cabang dari ilmu administrasi, khususnya
ilmu administrasi negara. Ilmu administrasi adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial,
dan merupakan salah satu perkembangan dari filsafat. Sedang inti dari administrasi adalah
manajemen. Keberhasilan suatu organisasi atau kelompok dalam mencapai tujuan yang
ingin diraih, bergantung pada kepemimpinan seorang pemimpin. Jadi kepemimpian
menduduki fungsi kardinal dan sentral dalam organisasi, manajemen maupun administrasi.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kepemimpinan. Antara lain:
1. Menurut Seokarto Indrafachrudi kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan
yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menunutun, menggerakan dan jika perlu memaksa orang lain agar ia menerima
pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian
tujuan-tujuan tertentu.
2. Menurut Nanang Fattah “Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang
mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam
kerjanya dengan menggunakan kekuasaan”.
3. Menurut Kartini Kartono “Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang,

22
Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua
sumbersumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Pendidikan sendiri adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual
Leadership (kepemimpinan) dalam pendidikan adalah suatu kemampuan untuk
mendorong atau mempengaruhi dalam lingkup penggerakan pelaksanaan pendidikan
demi tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatannya
pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya
sehubungan dengan tugastugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas
pemimpin harus memberikan arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam
melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Tiap-tiap orang yang merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas
memimpin di dalam lapangan pendidikan dapat disebut pemimpin pendidikan, misalnya
orang tua di rumah, guru disekolah, Kepala pendidikan di sekolah maupun pengawas
pendidikan di kantor pembinaan pendidikan dan di daerah pelayanannya.
Kepemimpinan sangatlah dibutuhkan dalam pembinaan pendidikan. Kepemimpinan
adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang dipimpin. Kepemimpinan
tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis di antara pemimpin
dan individu-individu yang dipimpin (ada relasi inter-personal). Kepemimpinan ini bisa
berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian satu tujuan tertentu.
Dengan demikian, pemimpin tersebut ada apabila terdapat satu kelompok atau satu
organisasi.

Menjadi Pemimpin Yang Jenius


A. Mengadaptasi Scenario
Situasi belum bisa dikatakan membaik, namun hal tersebut tidak boleh menjadikan
seluruh lapisan pesimisitis. Para pemimpin sedang di uji kepemimpinannya di tengah
situasi krisis ini, Karena, banyak hal berubah dan perlu di adaptasi.
Vistage, organisasi pelatihan para eksekutif, melakukan survei pada kuartal kedua
tahun 2020. Pada survei bertajuk CEO Confidence Index 2020, Vistage menemukan
bahwa empat tantangan utama yang dihadapi para pemimpin selama pandemi

23
berlangsung. Dilansir dari lnc, berikut merupakan empat tantangan tersebut dan
bagaimana pemimpin bisa menghadapinya.
o Moral
Burnout menjadi ancaman nyata bagi para pemimpin yang akan terus ditantang untuk
memotivasi para pekerjanya yang masih berjuang di tengah tekanan untuk
menunjukkan kinerja apik. Pemimpin juga harus mempriorotaskan karyawan karena
hal itu juga bisa membantu pemimpin terhindar dari kelelahan dan memperkuat
perusahaan untuk terus lanjut di tengah ketidakpastian.
o Ketidakpastian
Pemimpin harus jeli mengambil keputusan berdasarkan informasi yang berkembang.
Mereka perlu mengandalkan insting mereka dikombinasikan dengan pengalaman,
pengetahuan, serta apa yang dipelajari, dilihat, dan dipikirkan. Put yourself in their
shoes. Pemimpin harus bisa mempelajari perspektif lain bukan hanya tentang
bagaimana dirinya memandang sesuaatu, tetapi juga bagaimana orang lain melihat
suatu isu. Ini adalah kunci untuk membuat keputusan terbaik.
Adapun karakteristik pemimpin yang adaptif dan efektif menurut Albano, 2012
adalah:
a) Berpikir dan bertindak strategis untuk mempengaruhi lingkungan
b) Bersifat proaktif, mampu memprediksi peluang dan merancang pemikiran untuk
memanfaatkan peluang
c) Multi perspektif dalam pengambilan keputusan
d) Mengedepankan kreativitas dalam mengembangkan solusi
e) Sensitive terhadap tuntunan jaman
f) Berani menganbil resiko
g) Sangat menghargai inovasi dan personal.

B. Sosok Pemimpin Jenius


Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi
perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam
memilih dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemimpin jenius ialah pemimpin yang ketika mengambil keputusan menggunakan
IQ dan EQ nya. Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu:

24
o Kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif
o Mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif
o Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

C. Enam Peraturan Manajer Jenius


Menjadi seorang atasan pada sebuah perusahaan merupakan hal yang penuh
tantangan untuk dilakukan. Walaupun kamu bukan menjadi seorang “manajer”, namun
pasti kamu pernah menangani pekerjaan untuk menyusun sebuah peraturan atau hal
manajemen lainnya. Karena setiap tanggung jawab yang dibebankan kepada kamu pasti
memiliki unsur manajemen di dalamnya. Seperti contoh, anak buah adalah mereka yang
menjadikan visi kamu menjadi nyata, dan tugas kamu adalah memastikan apakah mereka
melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan visi misi perusahaan. Tidak ada dasar-
dasar yang benar dalam menjalankan sebuah manajemen perusahaan. Yang perlu di garis
besar kan adalah bagaimana caranya menjalankan sebuah teknik manajemen yang efektif.
Namun, kamu dapat mempelajari beberapa cara untuk menjalani manajemen yang efektif
di bawah ini:
1. Menetapkan tujuan kerja sebagai tim
Dalam menyatukan kinerja anggota tim buatlah sebuah aturan kerja yang membuat
mereka untuk melakukan pekerjaan bersama, sehingga tiap anggota tim memiliki
kesempatan untuk mempelajari hal baru. Berikan dorongan pada tim untuk fokus pada
tujuan sehingga menginspirasi mereka untuk bekerja lebih baik.
2. Memberikan Informasi yang mudah dimengerti
Cara kamu berkomunikasi dengan tim tentu akan mempengaruhi kinerja tim kamu.
Berikan penjelasan yang jelas, tepat, jelas dan benar saat memberikan instruksi,
berbicara dalam meeting atau memberikan informasi terkini perusahaan. Ini berlaku
dalam media komunikasi apapun, baik disampaikan langsung, melalui e-mail, atau
telepon. Kejelasan, ketepatan, dan ketelitian adalah cara terbaik untuk menghindarkan
miskomunikasi.
3. Bersikap Transparan
Sikap keterbukaan atau transparansi menunjukkan integritas kamu selaku seorang
pemimpin dan membangun kepercayaan dalam tim. Jika kamu menutupi atau

25
menyembunyikan informasi, maka akan membahayakan hubungan dan kepercayaan
anak buah serta menurunkan sikap respek mereka pada kamu sebagai pemimpin.
4. Pahami anggota tim memiliki kemampuan yang berbeda
Tim kamu terdiri dari individu-individu yang memiliki keunikan, minat, kekuatan,
kelemahan dan ide yang beragam. Jangan pernah menggunakan metode atau
pendekatan yang sama dalam memberikan motivasi atau dorongan. Fokus untuk
mengenali tiap individu dan buatlah pendekatan yang sesuai untuk masing-masing
individu.
5. Mendukung opini atau ide
Untuk menjaga ide tetap segar dan berkembang, lakukan brainstroming tiap minggu.
Semakin banyak orang yang terlibat aktif dalam diskusi dan memberikan ide-ide
perbaikan atau peningkatan kinerja perusahaan tentu hal ini akan berdampak baik.
Perlakukan semua ide yang diberikan anggota tim dengan sama. Jangan pernah
memandang sebelah mata sebuah ide, walaupun ide yang diberikan tidak sesuai
dengan visi kamu.
6. Menjadi panutan
Sebagai seorang pemimpin, sikap dan perilaku kamu hendaknya harus bisa dijadikan
sebagai panutan. Jika kamu datang terlambat, maka tim akan tidak tepat waktu. Jika
kamu mudah marah, maka tim akan mudah tersulut emosinya saat pekerjaan mereka
tidak beres. Berusahalah untuk menjadi panutan yang ideal di hadapan tim kamu.

Menjadi seorang manajer yang cakap tidak semata-mata mendorong anak buah
untuk bekerja keras. Jika kamu terlalu memaksakan kehendak tentu akan memberikan
rasa tertekan pada anggota timmu, bahkan kehilangan loyalitas pada Perusahaan. Tapi,
jika kamu terlalu memanjakan juga tidak berdampak baik, karena karyawan akan menjadi
pemalas atau mudah bosan. Maka dari itu dibutuhkan soft skill yang memadai untuk
menjadi seorang manajer sebuah perusahaan.

D. Great Leader
Kita pasti setuju, kalau menjadi seorang pemimpin yang baik itu tidaklah mudah. Akan
tetapi, bukannya gak mungkin kalau suatu saat nanti, salah satu di antara kalian akan menjadi
seorang great leader. Apalagi jika kamu termasuk orang yang penuh percaya diri, berani
mengemukakan pendapat, dan terampil dalam menyelesaikan persoalan. Bisa jadi, ada bibit-
bibit pemimpin di dalam dirimu selama ini. Seorang great leader memiliki sifat:

26
1. Selalu bepikir positif dan optimis dalam segala hal
Sikap pertama yang menonjol dari seorang great leader adalah, dia mempunyai
optimisme yang tinggi. Ketika ingin mencapai atau mendapatkan sesuatu, maka dia gak
akan segan-segan untuk totalitas, berusaha mendapatkannya. Selain itu, dia juga selalu
berpikiran positif, maka saat ada halangan yang datang, itu gak akan membuat
semangatnya luntur. Dia percaya, bahwa dalam setiap proses, pasti akan menemui
persoalan. Daripada mundur dan angkat tangan, lebih baik coba selesaikan masalah
tersebut. Karena baginya, masalah itu datang selalu beserta dengan solusinya. Kita hanya
harus pandai-pandai membaca situasi dan menemukan solusi tersebut.
2. Punya pendirian yang teguh dan tidak gampang tepengaruh
Sebagai seorang pemimpin yang baik, dia gak akan bergantung pada opini atau
pendapat orang lain. Bukan berarti egois, ya. Tentu saja dirinya juga punya pemikiran
yang terbuka, mau mendengarkan saran serta masukan dari orang lain. Akan tetapi, soal
keputusan tetap ada di tangannya. Dia selalu punya pendirian yang kuat, dan akan
mempertahankannya mati-matian. Jika dirasa pendirian tersebut adalah benar, dan
terpenting tidak merugikan orang lain.

3. Hati-hati dalam mengambil keputusan dan tidak takut akan risiko


Salah satu tugas seorang pemimpin adalah mengambil keputusan. Namun, dalam
pengambilan keputusan tersebut gak bisa dilakukan dengan gegabah, apalagi
sembarangan. Harus dipikirkan dulu dengan serius. Selain itu, segala keputusan pasti
mempunyai risikonya masing-masing. Bagi seorang pemimpin yang baik, itu adalah hal
yang biasa. Adanya risiko gak akan membuatnya gentar, dan main jalur aman. Justru
dengan adanya risiko itu, dia merasa tertantang, dan akan berusaha untuk bisa
mengalahkannya.
4. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan bisa diandalkan
Meskipun statusnya menjadi seorang pemimpin, tapi bukan berarti bisa bertindak
semena-mena pada anggota tim lainnya. Justru seorang pemimpin yang baik, akan
merasa mempunyai tanggung jawab yang paling besar. Tak hanya untuk dirinya sendiri,
bahkan dia akan memikirkan serta mempertimbangkan kesejahteraan tim-nya. Tentu
saja, dengan begitu dia menjadi orang yang bisa diandalkan. Karena memang seorang
pemimpin adalah otak, sekaligus penggerak dalam suatu tim kerja. Jika pemimpinnya

27
saja gak bisa berkomitmen dengan tanggung jawabnya, bisa dipastikan anggota tim
lainnya akan melakukan hal yang serupa.
5. Peka terhadap potensi yang dimiliki oleh orang lain
Dia yang memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni, akan mempunyai kepekaan
terhadap orang lain. Meskipun hanya mengobrol dan memperhatikan seseorang sebentar
saja, dia bisa langsung melihat potensi apa yang ada pada diri orang tersebut. Maka gak
heran, bila dia bisa selalu tepat dalam menempatkan seseorang di posisi tertentu.
Sebaliknya, seorang pemimpin yang buruk, hanya akan memaksakan orang lain untuk
mengerjakan sesuatu yang tak sesuai dengan bidang keahliannya.
6. Tidak pernah pelit ilmu dan selalu tertarik mempelajari hal baru Otomatis, seorang
pemimpin yang baik juga didukung dengan kepandaian serta pengetahuan yang luas. Di
samping itu, dia juga gak akan ragu untuk mempelajari hal baru. Bahkan terkadang, apa
yang dia pelajari terkesan remeh. Namun meskipun berpengetahuan luas, dan terbilang
cerdas, dia gak pernah pelit membagikan ilmunya. Siapa pun yang datang bertanya, atau
meminta pendapat, pasti akan ditanggapi dengan positif. Itu karena dia senang, melihat
orang yang mau belajar, mengasah potensi dan menggali ilmu sedalam-dalamnya.
Daripada mereka yang malas-malasan, dan hanya bergantung pada orang lain saja.

7. Befikir dulu sebelum berbicara, itulah kenapa banyak orang yang kagum pada kata-
katanya

The last but not least, seorang pemimpin yang baik gak akan asal bicara tanpa dipikirkan
terlebih dahulu, apa yang dia ucapkan. Maka tak heran, kalau dia termasuk irit ngomong.
Bukannya pendiam atau pasif, tapi saat diam itu dia tengah melihat situasi, mencari solusi
dan memilih kata-kata yang tepat, sehingga tanpa bicara panjang lebar pun, orang akan
mudah mengerti maksud yang hendak disampaikannya. Jadi gak heran, kalau banyak orang di
sekitarnya, selalu sukses dibuat kagum oleh kata-kata yang terucap darinya.

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
o Sentralisasi adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal
menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan menurut Undang-Undang. Menurut ekonomi manajemen sentralisasi adalah
memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager atau yang berada di
suatu puncak pada sebuah struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan
pemerintah sebelum otonomi daerah.
o Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan
kepada orang-orang pada level bawah (daerah). Pada sistem pendidikan yang terbaru
tidak lagi menerapkan sistem pendidikan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah
atau otda yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil
kebijakan yang tadinya diputuskan seluruhnya oleh pemerintah pusat.

29
o Kepemimpinan sangatlah dibutuhkan dalam pembinaan pendidikan. Kepemimpinan
adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang dipimpin. Kepemimpinan
tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis di antara
pemimpin dan individu-individu yang dipimpin (ada relasi inter-personal).
Kepemimpinan ini bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak,
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian
satu tujuan tertentu. Dengan demikian, pemimpin tersebut ada apabila terdapat satu
kelompok atau satu organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

30

Anda mungkin juga menyukai