Anda di halaman 1dari 5

KETERKAITAN ANTARA HUKUM, MORAL, DAN ETIKA

Penulis1

ABSTRAK
Kata etika sudah melekat dalam setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan
sesamanya. Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang
dikerjakannya itu salah, benar, baik, atau buruk. Dari arti kata, etika dapat
disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin mos yang berarti adat
kebiasaan. Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda tantang hubungan
antara moral dan etika. Menurut Lawrence Konhberg terdapat hubungan antara
moral dengan etika. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari konsepsi-
konsepsi abstrak dalam diri manusia tentang apa yang dianggap baik (sehingga
harus dianut dan diataati dan apa yang dianggap buruk sehingga harus di hindari.

Kata Kunci : Hukum, Moral, Etika

PENDAHULUAN
Kata etika sudah melekat dalam setiap interaksi yang dilakukan manusia
dengan sesamanya. Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang dikerjakannya itu salah, benar, baik, atau buruk11 . Setiap manusia selalu erat
kaitannya dengan etika, baik ketika manusia tersebut berperilaku dalam
lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kerja. Manusia sebagai
makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan
sesamanya tidak dapat lepas dari etika. Kehidupan manusia yang sarat akan
kepentingan dan tujuan membuat manusia terkadang melupakan pentingnya
keberadaan etika yang sebenarnya melekat pada diri mereka masing-masing.
Manusia itu sendiri hendaknya selalu bertindak dan bekerja sesuai etika yang

1
Muhammad Nuh, S.H.,M.H.,Adv. Etika Profesi Hukum, Pustaka Setia Offset, 2011, hlm xvii.
diterapkan di lingkungan kerja mereka masingmasing serta mengingat kembali
etika tersebut agar ia dapat bertindak dan bekerja dengan mengutamakan etika
daripada kepentingan dan tujuan masingmasing pribadi. Kehidupan
bermasyarakat sekarang sudah mengarah pada konflikkonflik baik secara
horizontal maupun vertikal. Konflik-konflik tersebut terjadi akibat dari kurangnya
kesadaran manusia akan etika yang mengakibatkan tingkah laku manusia yang
semakin tidak pada hakekatnya sebagai manusia yang beradab. Setiap tindakan
dan perbuatan manusia cenderung mengarah terhadap penguasaan terhadap
kepentingan yang meliputi diri mereka sendiri, sehingga memicu konflik antar
manusia itu sendiri.

PEMBAHASAN
Jika kita membahas tentang norma, etika, dan hukum tentunya kita tidak
dapat melepaskannya dari segi moral. Dari arti kata, etika dapat disamakan
dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin mos yang berarti adat kebiasaan.
Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda tantang hubungan antara
moral dan etika. Menurut Lawrence Konhberg terdapat hubungan antara moral
dengan etika. Menurut Lawrence Konhberg pendidikan moral merupakan dasar
dari pembangunan etika. Pendidikan moral itu sendiri terdiri dari ilmu sosiologi,
budaya, antropologi, psikologi, filsafat,pendidikan, dan ilmu poitik. Pendapat
Lawrence Konhberg berbeda dengan pendapat Sony Keraf. Soni Keraf
membedakan antara moral dengan etika. Nilai-nilai moral mengandung nasihat,
wejangan, petuah, peraturan, dan perintah turun temurun melalui suatu budaya
tertentu. Sedangkan etika merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai nilai
dan norma manusia yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku
hidup manusia.
Karena etika dan moral saling mempengaruhi, maka keduanya tentu
memiliki hubungan yang erat dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Norma sebagai bentuk perwujudan dari etika dan moral yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat. Norma tersebut dapat berbeda-beda antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Meski tiap daerah memiliki norma yang berbeda-beda
namun tujuannya tetap sama yaitu mengatur kehidupan bermasyarakat agar
tercipta suasana yang mendukung dalam hidup bermasyarakat. Sedangkan hukum
merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat yang memiliki etika, moral, dan norma-norma didalamnya Hukum
berperan sebagai `penjaga` agar etika, moral, dan norma-norma dalam masyarakat
dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap etika,moral, dan
norma maka hukum akan berperan sebagai pemberi sanksi. Sanksi tersebut dapat
berupa sanksi sosial sebagai akibat dari pelanggaran norma-norma sosial
masyarakat dan sanksi hukum apabila norma-norma yang dilanggar juga termasuk
dalam wilayah peraturan hukum yang berlaku.
Mengingat entitas hukum, etika dan moral sebagai prinsip dan nilai hidup
sangat dekat, sedekat nadi dalam diri kita. Namun padanan ketiganya sangat
mengkristal, melupakan ranah otoritas substansiil di dalamnya, meliputi
epistimologi, karakteristik, orientatif dan nilai kegunaannya. Bersamaan dengan
kristalisasi itu, saya rasa perlu menguraikan secara deskriptif-personifikatif
bagaimana ketiganya berafielasi dalam hidup keseharian. Hukum, secara sepintas
mungkin alur pikiran kita didikti pada serangkaian aturan pemerintah yang kerap
kali memicu ketidakpatuhan atau kontroversial dan pastinya bermuara di
pengadilan22. Pemahaman demikian tidak ubahnya dengan onani keilmuan yang
mengeksplorasi pemaknaan hukum melalui keadaan yang bercampur aduk dengan
dinamika di luarnya. Di sini, hukum hanya terbatas pada seonggok istilah untuk
membatasi masyarakat yang dalangnya sendiri adalah pemerintah (legislatifw.
Padahal tidak demikian.
Dalam banyak rekam jejak sejarah, banyak pemikir berusaha merumuskan
konsep ideal tentang hukum, seperti Immanual Kant, Karl Von Savigny atau
Soejono Soekanto. Ada pula yang menyatakan keninsbian dalam merumuskan
konsep hukum yang begitu luas dan universal. Kenyataan yang membuat kita
tidak akan pernah sampai dalam rumusan yang final tentang hukum. Moral dan
etika tidak ubahnya dua mata sisi uang. Bertemu dalam satu prinsip penilaian
baik-buruknya suatu tindakan. Keduanya sering terlontar melalui ungkapan
sehari-hari ketika mendeskripsikan perilaku seseorang, “Perilaku amoral
(demoralisasiw” atau “tindakan etis”. Kenyataan bahwa moral dan etika memiliki
2
Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum, Cetakan ke 01, Penerbit Universitas Atmajaya, Yogyakarta,
2010.
kesamaan sebagai suatu “prinsip menilai” yang secara kultural melembaga dalam
tatanan masyarakat-objeknya adalah perbuatan, menjadi ukuran baik dan buruk
serta tujuannya untuk membentuk kepribadian.
Dalam perkembangannya, kajian keilmuan tetap membedakan kedua
istilah tersebut, baik fleksibelitas juga penggunannya. Dalam pembedaan pertama,
jangkauan konteks etika lebih luas dari pada moral. Seseorang memberikan
pernyataan “baik” atau “buruk” terhadap suatu perilaku-terlepas dari pandangan di
luarnya-dikatakan sebagai moral. Sedangkan etika menilai suatu tindakan berdasar
pada patokan nilai umum yang berlaku dalam suatu masyarakat. Moral bersifat
subjektif perorangan yang memungkinkan munculnya pertentangan, etika bersifat
objektif mengacu pada kerangka umum yang berlaku sehingga menjadi penilaian
yang utuh dan menyeluruh.

PENUTUP
Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari konsepsi-konsepsi
abstrak dalam diri manusia tentang apa yang dianggap baik (sehingga harus dianut
dan diataatiw dan apa yang dianggap buruk sehingga harus di hindari. Moral
berasal dari bahasa Latin (Gunaniw, yaitu moralismos, moris yang diartikan
sebagai adat, istiadat, kebiasaan, cara, tingkah laku, dan kelakuan. Atau dapat pula
diartikan mores yang merupakan gambaran atau adat istiadat, kelakuan, tabiat,
watak, akhlak dan cara hidup. Etika yaitu untuk menentukan ukuran atas
perbuatan manusia yang dipandang baik oleh masyarakat atau berhubungan
dengan apa dan bagaimana seseorang sebaiknya berucap atau bertindak pada saat
dia berhungan dengan manusia lain.

DAFTAR REFERENSI
Harris, Sam, The Moral Landscape How Science Can Determine Human values,
Transworld Publisher, London, 2010.
Hart, H.L.A., Konsep Hukum The conept of Law, Cetakan Pertama, Penerbit
Nusa Media, Bandung, 2009.
Marwan dan Jimmy P, Kamus Hukum, Cetakan Pertama, Reality Publisher,
Surabaya, 2009.
Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum, Cetakan ke 01, Penerbit Universitas
Atmajaya, Yogyakarta, 2010.

Anda mungkin juga menyukai