Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL JEMBATAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT DALAM UJIAN SIDANG


SARJANA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ASAHAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEFIA FITRI


NPM 19011013

JURUSAN TEKNIK
SIPIL FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
ASAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL
JEMBATAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT DALAM UJIAN SIDANG


SARJANA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ASAHAN

DISUSUN OLEH :
DEFIA FITRI
19011013

Disahkan Oleh : Disetujui Oleh :


Ketua Prodi Teknik Sipil Dosen Pembimbing

(Ir.Muhammad Irwansyah,ST,MT) (Amir Hamzah,ST,MT)


NIDN : 0113088202 NIDN: 0115126501

JURUSAN TEKNIK
SIPIL FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
ASAHAN
UNIVERSITAS ASAHAN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JL. Jend. Ahmad Yani, Telp. (0623) 347222
Kisaran - 21224

SURAT IZIN ASISSTENSI LAPORAN


No :…………./SIA-BSJ/TS/20…….

Tugas : Perencanaan Bangunan Sipil Jembatan


Diberikan Kepada : Defia Fitri (19011013)
Perpanjang I : ………………………………………
Perpanjang II : ………………………………………
Asistensi Diberikan Oleh : Amir Hamzah,ST,MT

Kisaran, ………………………. 20……..


Ketua Prodi Teknik Sipil

Ir.Muhammad Irwansyah,ST,MT
NIDN : 0113088202

Catatan :
- Asistensi hanya dapat dilayani oleh dosen Ybs,
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan perencanaan bangunan sipil jembatan
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini dibuat berdasarkan peraturan yang ada pada peraturan
SNI dan mengambil beberapa referensi dari buku mengenai perencanaan bangunan sipil
jembatan, adapun perencanaan ini dibuat bertujuan untuk menambah pemahaman bagi siswa
dan sebagai bekal untuk di dunia kerja.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan pada laporan perencanaan
ini, namun meskipun demikian saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan
yang terbaik dalam penulisan laporan ini, saya menyusun laporan ini berdasarkan ilmu yang
telah saya dapatkan dari bangku kuliah dan berbagai referensi yang saya cari di internet dan
buku.
Dalam penyelesaian laporan ini, saya telah banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka dalam kesempatan ini kami berterima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ayah dan ibu saya yang tercinta atas semua dukungan yang telah diberikan kepada
saya.
2. Bapak Ir.Muhammad Irwansyah,ST,MT, sebagai ketua Prodi Teknik Sipil UNA.
3. Bapak Amir hamzah,ST,MT, sebagai Dosen Pembimbing Perencanaan Bangunan
Sipil Jembatan.
4. Dosen-dosen yang telah mengajarkan ilmu pengetahuannya kepada saya.
5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi
kepada saya.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Inderapura, 07 Oktober 2022


Hormat, Saya

(Defia Fitri)
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..........…………………………………………………………………………


Lembar Pengesahan ..…………………………………………………………………………
Lembar Asistensi ....……………………………………………………………………….......
Kata Pengantar …....………………...…………………………………………………….......
Daftar Isi ........……………………………………………………………………………........

BAB I PENDAHULUAN ..…………………………………………………………………....


1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................
1.3 Tujuan Perencanaan ..............................................................................................................
1.4 Manfaat Perencanaan ............................................................................................................
1.5 Lingkup Perencanaan ............................................................................................................
BAB II PERENCANAAN STRUKTUR ..……………….....……………..………................
2.1 Pengertian Jembatan ..............................................................................................................
2.2. Bagian-Bagian Konstruksi Jembatan Beton Bertulang ........................................................
2.2.1 Bangunan Atas Jembatan ...................................................................................................
2.2.2 Bangunan Bawah Jembatan ................................................................................................
2.2.3 Oprit Jembatan ...................................................................................................................
2.2.4 Bangunan Pengaman Jembatan ..........................................................................................
2.3 Dasar-Dasar Perencanaan ......................................................................................................
2.3.1 Beban Primer ......................................................................................................................
2.3.2 Beban Skunder ...................................................................................................................
2.4 Jembatan Berdasarkan Fungsinya .........................................................................................
2.4.1 Jembatan Berdasarkan Bahannya .......................................................................................
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR .................................................................................
1. Perencanaan Lantai Kendaraan ...............................................................................................
a). Data – Data .............................................................................................................................
b). Analisa Struktur .....................................................................................................................
c). Rencana Tulangan Pelat Lantai Kendaraan ...........................................................................
d). Pemeriksaan Geser Pons Pada Lantai ....................................................................................
e). Gambar Rencana Tulangan Lentur Lantai Jembatan .............................................................
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN ABUTMENT .............................................................
1. Input ........................................................................................................................................
2. Pengecekan ..............................................................................................................................
2.1 Analisa Stabilitas ...................................................................................................................
2.2 Analisa Struktur .....................................................................................................................
BAB V PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T ..........................................
a. Data StruktuR Atas ..................................................................................................................
b. Bahan Struktur .........................................................................................................................
c. Analisis Beban .........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan adalah suatu konstruksi yang terletak di atas permukaan air atau permukaan
tanah yang menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lainnya yang dipisahkan oleh
rintangan-rintangan seperti sungai atau lalu lintas yang padat. Seiring dengan meningkatnya
perkembangan kegiatan kehidupan manusia terhadap kebutuhan moda transportasi maka
jembatan menjadi suatu solusi dalam mempercepat laju transportasi darat dengan mengurangi
jarak tempuh dan waktu untuk melalui lalu lintas yang padat. Untuk menghasilkan suatu
jembatan yang berkualitas maka harus diperhitungkan dengan benar parameter-parameter dan
kondisi jembatan tersebut. Salah satu parameter jembatan yang penting adalah frekuensi
alamiah yang timbul akibat beban dinamis.

Sebagai awalnya digunakan metode empiris. Mereka membuat beberapa perkiraan


intelegensi tentang material yang kuat sebagai bahan pembuatan jembatan. Sebelum masa
sekarang, manusia terdahulu membuat jembatan balok sederhana dengan pohon yang
tumbang melintas diatas sungai. Dengan memanfaatkan teknilogi yang ada, manusia
membuat penemuan dan inovasi terbaru membuat jembatan dengan material yang lebih kuat
seperti baja, beton, dan lain-lain.

Dalam kesempatan ini penulis akan merencanakan jembatan beton bertulang dengan
panjang jembatan 10 meter, bentang 4 meter, jumlah gelagar 4 buah, lebar trotoar 1 meter,
mutu beton 20 Mpa dan mutu baja 240 Mpa untuk diameter < 10 mm dan 390 mpa untuk
diameter 10 mm

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang, dapat disimpulkan
rumusan masalah tentang cara merencanakan struktur jembatan rangka baja dan cara
menghitung kebutuhan strukturnya.

1.3 Tujuan Perencanaan

a. Merencanakan struktur perhitungan plat beton.


b. Menentukan gelagar memanjang dan melintang.
c. Merencanakan struktur rangka jembatan.
1.4 Manfaat Perencanaan

a. Memperdalam pemahaman dan perencanaan jembatan beton bertulang.


b. Sebagai pedoman atau referensi untuk merencanakan di dunia kerja, serta
mengaplikasikan di lapangan.

1.5 Lingkup Perencanaan

a. Struktur yang ditinjau pada jembatan baja ini adalah plat beton, gelagar
memanjang, gelagar melintang, struktur rangka jembatan ( rangka utama, ikatan
angin atas dan bawah ) dan sambungan.
b. Struktur pembebanan untuk jembatan sesuai dengan RSNI T-02-2005.
c. Buku jembatan DR. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA.
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR

2.1 Pengertian Jembatan

Jembatan merupakan suatu konstruksi yang dibuat untuk memudahkan akses


transportasi yang melewati sungai, rel kereta api, ataupun jalan raya. Jembatan juga
didefinisikan sebagai suatu prasarana transportasi untuk menghubungkan suatu daerah
karena adanya rintangan misalnya sungai, jurang ataupun laut. Menurut Ir. H.J. Struyk dalam
bukunya “Jembatan”, jembatan merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk
meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada pada kontur yang lebih rendah.
Rintangan ini biasanya merupakan jalan lain (jalan air atau lalu lintas biasa).

2.2 Bagian-Bagian Konstruksi Jembatan Beton Bertulang

Konstruksi jembatan beton bertulang pada umumnya terdiri dari 4 bagian, yaitu:

2.2.1 Bangunan Atas Jembatan

Bangunan atas terletak pada bagian atas konstruksi yang menopang beban- beban
akibat lalu lintas kendaraan, orang, barang ataupun berat sendiri dari konstruksi. Bagian-
bagian yang termasuk bangunan atas jembatan beton bertulang adalah:

a. Tiang Sandaran

Tiang Sandaran digunakan untuk memberi rasa aman bagi kendaraan dan orang yang
akan melewati jembatan tersebut. Fungsi dari tiang sandaran adalah sebagai perletakan
dari pipa sandaran. Biasanya tingginya 125-145 cm dengan lebar 16 cm dan tebal 10 cm.

b. Trotoar

Trotoar adalah bagian yang digunakan sebagai perlintasan bagi pejalan kaki.
Biasanya memiliki lebar 0,5-2,0 m.

c. Lantai Trotoar

Lantai Trotoar adalah lantai tepi dari plat jembatan yang berfungsi menahan beban-
beban yang terjadi akibat tiang sandaran, pipa sandaran, beban trotoar dan beban pejalan
kaki.
d. Lantai Kendaraan

Lantai Kendaraan adalah bagian tengah dari plat jembatan yang berfungsi sebagai
perlintasan kendaraan. Lebar jalur untuk kendaraan dibuat cukup untuk perlintasan dua
buah kendaraan yang besar sehingga kendaraan dapat melaluinya dengan leluasa.

e. Balok Diafragma

Balok Diafragma merupakan pengaku dari gelegar-gelegar memanjang dan tidak


memikul beban plat lantai dan diperhitungkan seperti balok biasa.

f. Balok Memanjang

Balok Memanjang merupakan balok utama yang memikul beban dari lantai
kendaraan maupun beban kendaraan yang melewati jembatan tersebut dan kemudian
beban-beban tersebut didistribusikan menuju pondasi. Besarnya ukuran balok memanjang
tergantung dari panjang bentang.

2.2.2 Bangunan Bawah Jembatan

a. Kepala Jembatan (Abutment)

Kepala Jembatan atau abutment adalah tempat perletakan bangunan bagian atas
jembatan. Abutment disesuaikan dengan hasil penyelidikan tanah dan sedapat mungkin
harus diletakan diatas tanah keras supaya dapat tercapai tegang tanah yang diizinkan.
Dengan memperhitungkan resiko terjadinya erosi maka paling tidak dasar abutment harus
berada 2 m dibawah muka tanah asli, terutama untuk abutment dengan pondasi langsung.

b. Pelat Injak

Pelat injak adalah bagian dari bangunan bawah suatu jembatan yang berfungsi untuk
menyalurkan beban yang diterima diatasnya secara merata menuju tanah dibawahnya
dan juga untuk mencegah terjadinya defleksi yangterjadi pada permukaan jalan.

c. Pondasi

Pondasi adalah dari jembatan yang tertanam didalam tanah. Fungsi dari pondasi
adalah untuk menahan beban-beban bangunan yang berada diatasnya dan meneruskannya
ketanah dasar, baik kearah vertikal maupun kearah horizontala. Dalam perencanaan suatu
konstruksi bangunan yang kuat, stabil dan ekonomis, perlu diperhitungkan hal-hal
sebagai berikut:
 Daya dukung tanah serta sifat-sifat tanah

 Jenis serta besar kecilnya bangunan yang akan dibuat

 Keadaan lingkungan lokasi pelaksanaan

 Peralatan yang tersedia

 Waktu pelaksanaan kegiatan pelaksanaan konstruksi

d. Dinding Sayap

Dinding sayap adalah bagian dari bangunan bawah jembatan yang berfungsi untuk
menahan tegangan tanah dan memberikan kestabilan pada posisi tanahterhadap jembatan.

2.2.3 Oprit Jembatan


Oprit Jembatan adalah bangunan yang terletak dibelakang abutment, sebagai
penghubung antara jalan dengan jembatan. Oprit juga dikenal sebagai timbunan tanah yang
berada dibelakang abutment.

2.2.4 Bangunan Pengaman Jembatan


Bangunan Pengaman Jembatan berfungsi sebagai pengaman terhadap pengaruh sungai
yang bersangkutan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

2.3 Dasar-Dasar Perencanaan

2.3.1 Beban Primer


Beban Primer adalah muatan atau beban yang merupakan beban utama dalam
perhitungan tegangan untuk setiap perencanaan jembatan. Beban-beban primer terdiri
dari :
a. Beban Mati
Beban Mati adalah semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau
bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan
suatu kesatuan tetap dengannya. Berat sendiri dari bagian bangunan adalah berat dari
bagian tersebut dan elemen-elemen struktur lain yang dipikulnya. Termasuk dalam hal ini
adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktur ditambah dengan
elemen non struktur yang dianggap tetap.
Tabel 2.1 Berat Isi Untuk Beban Jembatan (KN/𝒎𝟑)

Berat/satuan Isi Kerapatan Masa


No Bahan
(KN/𝑚3) (Kg/𝑚3)
1 Campuran Alumunium 26,7 2720
2 Lapisan Permukaan Beraspal 22,0 2240
3 Besi Tuang 71,0 7200
4 Timbunan Tanah Dipadatkan 17,2 1760
5 Kerikil Dipadatkan 18,8-22,7 1920-2320
6 Aspal Beton 22,0 2240
7 Beton Ringan 12,25-19,6 1250-2000
8 Beton Normal 22,0-25,0 2240-2560
9 Beton Prategang 26,0-26,0 2560-2840
10 Beton Bertulang 23,5-25,5 2400-2600
11 Timbal 111 11400
12 Lempung Lepas 12,5 1280
13 Batu Pasangan 23,5 2400
14 Neoprin 11,3 1150
15 Pasir Kering 15,7-17,2 1600-1760
16 Pasir Basah 18,0-18-8 1840-1920
17 Lumpur Lunak 17,2 1760
18 Baja 77,0 7850
19 Kayu (Ringan) 7,8 800
20 Kayu (Keras) 11,0 1120
21 Air Murni 9,8 1000
22 Air Garam 10,0 1025
23 Besi Tempa 75,5 7680
(Sumber :RSNI-T-02-2005)
Tabel 2.2 Faktor Beban Umum

(Sumber : RSNI T-02-2005)

Tabel 2.3 Faktor Beban Berat Sendiri

(Sumber :RSNI T-02-2005)


b. Beban Hidup
a) Beban terbagi rata (BTR)
Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas qKPa, dimana besarnya q
tergantung panjang total yang dibebani L seperti berikut :

L30 m : q = 9,0 KPa(1)

15
L30 m : q = 9,0 (0,5 +) KPa(2)

Dengan pengertian :

- q adalah intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah


memanjangjembatan.
- L adalah panjang total jembatan yang dibebani (meter)

Gambar 2.1 Beban D : BTR vs Panjang yang dibebani

b) Beban Garis (BGT)

Beban garis (BGT) dengan intensitas p KN/m harus ditempatkan tegak lurus
terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49,0
KN/m.Untuk mendapatkan momen lentur negatif maksimum pada jembatan menerus,
BGT kedua identik harus ditempatkan pada posisidalam arah melintang jembatan pada
bentang lainnya.
Gambar 2.2 Beban Lajur D

FBD yang digunakan untuk kedalaman yang dipilih harus diterapkan untuk
bangunan seutuhnya.

Gambar 2.3 FBD Untuk Beban Lajur D

 Penyebaran beban D pada arah melintang


Beban “D” harus disusun pada arah melintang sedemikian rupa sehingga
menimbulkan momen maksimum. Penyusunan komponen-komponen BTR dan BGT
dari beban “D” pada arah melintang harus sama. Penempatan beban ini dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Bila lebar jalur kendaraan pada jembatan kurang atau sama dengan 5,5 m, maka
beban “D” harus ditempatkan pada seluruh jalur dengan intensitas 100 %.
b. Apabila lebar jalur lebih besar dari 5,5 m, beban “D”bharus ditempatkan pada
jumlah lajur lalu lintas rencana (nl) yang berdekatan , dengan intensitas 100 %.
Hasilnya adalah beban garis ekuivalen sebesar nl x 2,75 p KN, kedua-duanya bekerja
berupa strip pada jalur selebar nl x 2,75 m.
c. Lajur lalu lintas rencana yang membentuk strip ini bisa ditempatkandimanasaja
pada jalur jembatan. Beban “D” tambahan harus ditempatkan pada seluruh lebar sisa
dari jalur dengan intensitas sebesar 50 %.

Gambar 2.4 Penyebaran Pembebanan D Pada Arah Melintang

Tabel 2.5 Faktor Beban Akibat Beban D

(Sumber : RSNI T-02-2005)


 Beban Truk t

Gambar 2.5 Pembebanan Truk T (500 KN)

FBD diambil 30 %. Harga FDB yang dihitung digunakan pada seluruh


bagian bangunan yang ada diatas permukaan tanah.

Tabel 2.6 Faktor Beban Akibat Beban T

(Sumber : RSNI T-02-2005 )

 Beban Pejalan Kaki


Semua elemen dari trotoar atau jembatan penyebrangan yang langsung
memikul beban pejalan kaki harus direncanakan untuk beban nominal 5 KPa.
Lajur pejalan kaki dan trotoar harus direncanakan untuk memikul beban per 𝑚2
dari luas yang dibebani. Luas bagian yang dibebani adalah luas yang terkait
dengan elemen bangunan yang ditinjau. Apabila trotoar memungkinkan
digunakan untuk kendaraan ringan atau ternak, maka trotoar harus direncanakan
untuk bisa memikul beban hidup terpusat sebesar 20 KN.
TABEL 2.7 Faktor Beban Akibat Pejalan Kaki

(Sumber :RSNI T-02-2005)

Sandaran untuk pejalan kaki harus direncanakan untuk dua pembebanan


rencana daya layan yaitu w = 0,75 KN/ meter. Beban-beban ini bekerja secara
bersamaan dalam arah menyilang dan vertikal pada masing-masing sandaran.

2.3.2 Beban Skunder


a. Gaya Rem

Gambar 2.6 Gaya Rem Per lajur 2,75 m (KBU)

b. Beban Angin
Menurut RSNI T-02-2005 : 34, pengaruh beban angin sebesar 150 Kg/𝑚2 pada
jembatan ditinjau berdasarkan bekerjanya beban angin horizontal yang terbagi rata
pada bidang vertikal dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Jumlah
luas bidang jembatan yang dianggap terkena angin ditetapkan dalam suatu persen
tertentu terhadap luas bagian-bagian sisi jembatan dan luas bidang vertikal beban
hidup. Luas bidang vertikal beban hidup ditentukan sebagai suatu permukaan
bidang vertikal yang mempunyai tinggi menerus sebesar 2 meter diatas lantai
kendaraan.
Luas ekuivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian yang
masih dalam arah tegak lurus sumbu arah memanjang jembatan. Angin harus
bekerja secara merata pada seluruh bangunan atas.
Beban angin dihitung dengan rumus :
𝑻𝑬𝑾 = 0,0012 x Cw x (Vw)𝟐 Ab

Dimana :

𝑇𝐸𝑊 = Kecepanan angin rencana (m/s)

Cw = Koefisien seret

Vw = Kecepatan angin
Ab = Luas koefisien samping jembatan (𝑚2)

TABEL 2.8 Koefisien Seret Cw

(Sumber : RSNI T-02-2005 : 34)

Tabel 2.9 Kecepatan Angin Vw

(Sumber : RSNI T-02-2005)


2.4 Jembatan Berdasarkan Fungsinya

1. Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge)

Gambar 2.1 Jembatan jalan raya

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan
seperti sungai, rel kereta apiataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan
pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari
infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows).
Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban
maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.

2. Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge )

Gambar 2.2 Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge)


Jembatan ini dirancang khusus untuk dapat dilintasi oleh alat transportasi yaitu kereta
api, ruang bebas hambatan, hingga beban yang diterima oleh jembatan juga disesuiakan
dengan berat kereta api tersebut.

3. Jembatan Pejalan Kaki atau Penyebrangan (Pedestrian Bridge )

Gambar 2.3 Jembatan pejalan kaki atau penyebrangan (Pedestrian Bridge )

Jembatan ini memiliki fungsi yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang
dilewati penyebrang jalan tersebut serta dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pejalan kaki.

2.4.1 Jembatan Berdasarkan Bahannya

1. Jembatan Kayu ( Log Bridge )

Gambar 2.4 Jembatan Kayu ( Log Bridge )

Jembatan kayu adalah jembatan yang memiliki panjang yang relatif pendek dan beban
yang diterima juga ringan. Meskipun penggunaan kayu, struktur dalam perencanaan atau
persiapan harus mempertimbangkan gaya.

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan jembatan kayu, diantaraya sebagai berikut :
a) Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat
dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
b) Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus
dan tenaga ahli yang tinggi. Sebagai contohnya pada sambungan konstruksi
jembatan baja memerlukan peralatan dan ketrampilan tenaga kerja tersendiri,
sedangkan pada konstruksi kayu dapat menggunakan bor tangan.
c) Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana
menguntungkan untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan
beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat dipasang tanpa bekisting
dan tulangan, sehingga menghemat biaya.
d) Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton.
e) Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar dan
dipadukan dengan lingkungan sekitar.

2. Jembatan Pasangan Batu Kali/Bata

Gambar 2.5 Jembatan Pasangan Batu Kali/Bata

Jembatan pasangan batu merupakan jembatan yang bahan utamanya terbuat dari batu
dan bata. Untuk pembuatan jembatan dengan batu ini umumnya kontruksi jembatan harus
dibuat melengkung. Seiring dengan berjalannya waktu jembatan ini sudah tidak digunakan
lagi karena tidak cocok untuk bentang yang panjang. Berikut ini adalah kelebihan dan
kekurangan dari jembatan batu :

a) Kelebihan :
 Merupakan bahan yang memiliki nilai estetika tinggi.
 Tahan terhadap air dan api.
 Bahan mudah didapat.
b) Kekurangan :
 Tidak cocok untuk bentang panjang.
 Jembatan menjadi berat.
 Biaya relatif mahal.

3. Jembatan Beton (Concrete Bridge )

Gambar 2.6 Jembatan Beton (Concrete Bridge )

Jembatan yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan pada abad ke 19,
industry semen mendominasi setelah tahun 1865, beton banyak digunakan untuk jembatan
lengkung dan konstruksi bagian bawah, jembatan beton bertulang pertama kali dibangun
setelah ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk struktur, yaitu di prancis pada
tahun 1875. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari jembatan beton :

a) Kelebihan :
 Memiliki kuat tekan yang tinggi.
 Tahan terhadap air dan api.
 Biaya pemeliharaan cukup rendah.

b) Kekurangan :
 Memilki nilai estetika yang rendah.
 Dibutuhkan bekisting yang mahal.
 Kekuatan tidak merata.
 Memilki berat yang besar dibandingkan dengan baja.
4. Jembatan Baja ( Steel Bridge )

Gambar 2.7 Jembatan Baja (Steel Bridge )

Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja:
deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel, pada jembatan baja
saya akan menerangkan jembatan rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk dari
rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan untuk
mendistribusikan beban ke setiap rangka-rangkanya. Rangka batang tersebut terdiri dari
batang tarik dan batang tekan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari jembatan
baja :

a) Kelebihan :
 Instalasi lebih mudah.
 Biaya pembuatan lebih hemat.
 Kuat tarik tinggi.
 Beban angin kecil.
 Mempunyai berat yang ringan.
b) Kekurangan :
 Mudah mengalami korosi bila perawatannya kurang.
 Biaya perawatan yang mahal.
 Tidak tahan terhadap api.
 Kurang fleksible
5. Jembatan Komposit ( Compossite Bridge )

Gambar 2.8 Jembatan Komposit (Compossite Bridge)

Jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang
berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.

Jembatan komposit yang umum digunakan adalah kombinasi antara bahan konstruksi
baja dengan beton bertuang, yaitu dengan mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan
beton bertulang sebagai plat lantai jembatan.
BAB III

PERHITUNGAN STRUKTUR

1. PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN

10
15 15 10 10 10 10 15 15
1,5

2% Lapis aspal 50 mm 2%

Trotoir Beton Tumbuk K175


Parapet

S S S S

Gambar 1 : Penampang melintang jembatan.

A). DATA - DATA


1. DATA GEOMETRIS JEMBATAN
Tebal slab lantai jembatan ts = h = 20.0 cm
Tebal lapisan aspal + overlay ta = 10.0 cm
Tebal genangan air hujan th = 5.0 cm
Jarak antara gelagar baja S = 185.0 cm
Lebar jalur lalu-lintas b1 = 10 m
Lebar trotoar b2 = 1,5 m
Lebar total jembatan bt = 10,5 m
Panjang bentang jembatan L = 9,5 meter

2. DATA MATERIAL
a. BETON
Mutu beton, K-250 = 250
kg/cm2
Kuat tekan beton, fc' = = 20,8
0,83 K/10 MPa.
Modulus Elastis Ec = = 21410 MPa.
4700 fc'
Angka Poison, μ = 0.2
Koefisien muai panjang = 10-5 / o C < Keteranga
untuk beton, α 30 MPa. n
Modul 2,
hal. 19
b. BAJA
Baja tulangan dengan φ > 12 mm U - 39
Tegangan leleh baja, fy = U . 10 = 390 MPa.
Baja tulangan dengan φ ≤ 12 mm U - 24
Tegangan leleh baja, fy = U . 10 = 240 MPa.

c. BERAT JENIS (Specific Gravity) Keterangan


Berat beton bertulang Wc = 25.0 kN/m 3
Modul 2, hal. 4-5
Berat beton tidak bertulang W'c = 24.0 kN/m3
Berat aspal Wa = 22.0 kN/m3
Berat jenis air Ww = 9.8 kN/m3
Berat baja Ws = 77 kN/m3
B). ANALISA STRUKTUR.
Ditinjau lantai selebar 1,00 meter pada arah memanjang jembatan.
1. BERAT SENDIRI (MS)
Faktor beban, Keterangan
Layan, KSMS = 1,0 Modul 2 hal. 5
Ultimit, KUMS = 1,3 (RSNI T-02-2005)

Tebal Berat Beban


No. Je ni s B e b a n
m kN/m3 kN/m'
Lantai jembatan 0.200 25.0 5.00
Berat sendiri QMS 5.00

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Faktor beban, Keterangan
Layan, KSMA = 1,0 Modul 2 hal. 5
Ultimit, KUMA = 2,0 (RSNI T-02-2005)

Tebal Berat Beban


No. Je ni s B e b a n
m kN/m 3
kN/m'
1. Lapisan aspal + overlay 0.100 22.0 2.200
2. Air hujan 0.050 9.8 0.490
Beban mati tambahan QMA 2.690

3. BEBAN TRUK "T" (TT)


Faktor beban, Keterangan
Layan, KSTT = 1,0 Modul 2 hal. 11-12
Ultimit, KUTT = 1,8 (RSNI T-02-2005)
Panjang jembatan, = 31,5 meter
Faktor beban dinamis = 30% Modul 2 hal. 14
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T),
besarnya = 112,5 kN.
Beban Truk menjadi, (1 + 0,30) x 112,5 kN, PTT = 146,25 kN.

Gambar 2 : Tekanan gandar roda.


4. BEBAN ANGIN (EW) Keterangan
Koefisien seret, Cw = 1,2 Modul 2 hal. 19-21
(RSNI T-02-2005)

Keterangan Notasi Layan Ultimit Satuan


Faktor beban KEW 1,00 1,20
Kecepatan angin untuk lokasi > 5 km dari pantai, Vw 25 30 m/det

Rumus,
TEW = 0,0012 Cw (Vw)2 [ kN/m’]

TEW
h=2m
h/2
PEW = 1,75 m TEW
h/2

PEW

1,75 m

Gambar 3 : Beban garis mendatar (TEW) pada bidang samping kenderaan.

Beban garis pada lantai akibat angin,

𝑃𝐸𝑊 = ℎ/2 𝑇𝐸 [𝑘𝑁/𝑚′]


1,75 𝑚
𝑊
Beban angin
(TEW),
Layan Ultimit
VEW = 25 m/det VEW = 30 m/det

TEW = 0,0012 x (1,2) x (25 m/det)2 TEW = 0,0012 x (1,2) x (30 m/det)2
TEW = 0,900 kN/m’ TEW = 1,296 kN/m’.

PEW = (1/1,75) x (0,900 kN/m’) PEW = (1/1,75) x (1,296


kN/m’) PEW = 0,514 kN/m’ PEW =
0,741 kN/m’.

5. PENGARUH TEMPERATUR (ET) Keterangan


Faktor beban, Modul 2 hal. 18-19
Layan, KSTT = 1,0 (RSNI T-02-2005)
Ultimit, KUTT = 1,2
Temperatur rata-rata minimum Tmin = 15 oC
Temperatur rata-rata minimum Tmaks = 40 oC
Selisih temperatur ΔT = 25 oC
Kuat tekan beton fc' = 20,8 Mpa
Koefisien muai akibat temp. untuk fc' < 30 Mpa α = 10-5 / oC
Modulus elastisitas untuk fc' < 30 Mpa Ec = 21410 Mpa

6. MOMEN PADA LANTAI JEMBATAN


a.
Akibat berat sendiri, (QMS).

Beban mati (berat sendiri)


QMS kN/m’

A E

B C D
SS S S
- 1/12 QMS S2

1/24 QMS S2

Gambar 4 : Nilai momen lapangan dan tumpuan akibat berat sendiri lantai.

Berat sendiri, QMS = 5 kN/m’.


Jarak gelagar, S = 1,8T50 m 2

Momen tumpuan maksimum, M = 1/12 Q S = 1,426042 kN.m’


MS MS
Momen lapamgan maksimum, M L
MS = 1/24 QMS S2 = 0,713021 kN.m’

b.
Akibat beban mati tambahan, (QMA).

QMA kN/m’

A E

B C D
SSSS
- 5/48 QMA S2
- 1/24 QMA S2

1/48 QMA S2 5/96 QMA S 2

Gambar 5 : Nilai momen lapangan dan tumpuan akibat beban mati tambahan.

Beban mati tambahan, QMA = 2,690 kN/m’.


Jarak gelagar, S = 1,850 m
Momen tumpuan maksimum, M T = 5/48 Q S2 = 0,959013 kN.m’
Momen
M lapamgan maksimum, MAL MS
= 5/96 Q S2 = 0,479507 kN.m’
MA MS
c.
Akibat beban truk T, (PTT).

P P
a1b1 a2b2

A E

B C D
SSSS

- 1/16 P S - 5/32 P S

1/32 P S
9/64 P S

Gambar 6 : Nilai momen lapangan dan tumpuan akibat beban terpusat PTT dan PEW.

Beban truk T, PTT = 146,250 kN.


Jarak gelagar, S = 1,850 m
Momen tumpuan maksimum, MTTT = 5/32 PTT S = 42,275391 kN.m’.
Momen lapangan maksimum, MTTL = 9/64 PTT S = 38,047852 kN.m’.

d.
Akibat beban angin, (PEW).
Lihat gambar 6 diatas,
S
Beban kondisi layan, PEW = 0,514 kN. (Ditinjau selebar 1,00 meter arah memanjang
U
Beban kondisi ultimit, PEW = 0,741 kN. jembatan).
Jarak gelagar, S = 1,850 m

Kondisi layan,
Momen tumpuan maksimum, TS
= 5/32 P EWS . S = 0,148578 kN.m’.
E
M
Momen lapangan maksimum, M EWLS = 9/64 PEWS . S = 0,133720 kN.m’.

Kondisi ultimit,
Momen tumpuan maksimum, TU
= 5/32 PEW U . S = 0,214195 kN.m’.
E
M
Momen lapangan maksimum, M EWLU = 9/64 PEWU . S = 0,192776 kN.m’.

e.
Akibat pengaruh temperatur, (T).
Momen inertia lantai beton,
I = 1/12 b h3 = 1/12 . (1000 mm) . (200 mm)3
= 666666666,7 mm4.
Modulus elastisitas, Ec = 21410 MPa.
Koefisien muai, α = 10-5 / oC
Tebal lantai, h = 200 mm
Lihat gambar 7 berikut,
Momen tumpuan maksimum, METT = 1/4 ΔT . α . EI/h = 4,460 kN.m’.
ΔT ΔT
AE

B C D
SSSS
1/4 ΔT α EI/h

1/2 ΔT α EI/h 1/2 ΔT α EI/h


5/4 ΔT α EI/h h 5/4 ΔT α EI/h

Geometri penampang1000 mm

Gambar 7 : Nilai momen tumpuan akibat pengaruh temperatur.

Lihat gambar 8 berikut,


Momen lapangan maksimum, METL = 7/8 ΔT . α . EI/h = 15,611 kN.m’.

ΔT ΔT
A E

B C D
SSSS
1/4 ΔT α EI/h 1/4 ΔT α EI/h

Geometri penampang
1/2 ΔT α EI/h
7/8 ΔT α EI/h h
5/4 ΔT α EI/h 1000 mm

Gambar 8 : Nilai momen lapangan akibat pengaruh temperatur.


f.
KOMBINASI MOMEN.
f1). Berikut rekapitulasi momen pada lapangan dan tumpuan,

Tabel 1 : REKAPITULASI MOMEN


Faktor Daya Keadaan M Lapangan M Tumpuan
No. Jenis beban
Beban Layan Ultimit kN.m'. kN.m'.
1. Berat sendiri KMS 1.00 1.30 0.713021 1.426042
2. B. Mati tambahan KMA 1.00 2.00 0.479507 0.959013
3. Beban truk T KTT 1.00 1.80 38,047852 42,275391
4. Pengaruh temp. KET 1.00 1.20 15.611108 4.460316
5.a Beban angin KEW 1.00 0,133720 0,148578
5.b Beban angin KEW 1.20 0,192776 0,214195

Kombinasi momen dilakukan dengan merujuk pada tabel 40 RSNI T-02-2005, atau
pada Modul 2 – Pembebanan Jembatan, tabel 20, halaman 24, seperti berikut,
f2). KOMBINASI 1 -Momen Lapangan
Kond. Kond.
Layan Ultimi
Aksi Aksi t
Faktor beban M Lapangan MS Lapangan MU Lapangan
No. Jenis beban
Layan Ultimit kN.m'. kN.m'. kN.m'.
1. Berat sendiri 1,00 1,30 0,713021 X KBL 0,713021 X KBU 0,926927
2. B. Mati tambahan 1,00 2,00 0,479507 X KBL 0,479507 X KBU 0,959013
3. Beban truk T 1,00 1,80 38,047852 X KBL 38,047852 X KBU 68,486133
4. Pengaruh temp. 1,00 1,20 15,611108 o KBL 15,611108 o KBL 15,611108
5.a Beban angin 1,00 0,133795
5.b Beban angin 1,20 0,192664
Σ 54,851486 Σ 85,983180

f3). KOMBINASI 1 - Momen Tumpuan


Kond. Kond.
Layan Ultimi
Aksi Aksi t
Faktor beban M Tumpuan MS Tumpuan MU Tumpuan
No. Jenis beban
Layan Ultimit kN.m'. kN.m'. kN.m'.
1. Berat sendiri 1,00 1,30 1,426042 X KBL 1,426042 X KBU 1,853854
2. B. Mati tambahan 1,00 2,00 0,959013 X KBL 0,959013 X KBU 1,918026
3. Beban truk T 1,00 1,80 42,275391 X KBL 42,275391 X KBU 76,095703
4. Pengaruh temp. 1,00 1,20 4,460316 o KBL 4,460316 o KBL 4,460316
5.a Beban angin 1,00 0,148661
5.b Beban angin 1,20 0,214071
Σ 49,120762 Σ 84,327900

f3). KOMBINASI 2 -Momen Lapangan


Kond. Kond.
Layan Ultimi
Aksi Aksi t
Faktor beban M Lapangan MS Lapangan MU Lapangan
No. Jenis beban
Layan Ultimit kN.m'. kN.m'. kN.m'.
1. Berat sendiri 1,00 1,30 0,713021 X KBL 0,713021 X KBU 0,926927
2. B. Mati tambahan 1,00 2,00 0,479507 X KBL 0,479507 X KBU 0,959013
3. Beban truk T 1,00 1,80 38,047852 o KBL 38,047852 o KBL 38,047852
4. Pengaruh temp. 1,00 1,20 15,611108 0,7KBL 10,927775
5.a Beban angin 1,00 0,133795
5.b Beban angin 1,20 0,192664
Σ 50,168154 Σ 39,933792

f4). KOMBINASI 2 - Momen Tumpuan


Kond. Kond.
Layan Ultimi
Aksi Aksi t
Faktor beban M Tumpuan MS Tumpuan MU Tumpuan
No. Jenis beban
Layan Ultimit kN.m'. kN.m'. kN.m'.
1. Berat sendiri 1,00 1,30 1,426042 X KBL 1,426042 X KBU 1,853854
2. B. Mati tambahan 1,00 2,00 0,959013 X KBL 0,959013 X KBU 1,918026
3. Beban truk T 1,00 1,80 42,275391 o KBL 42,275391 o KBL 42,275391
4. Pengaruh temp. 1,00 1,20 4,460316 0,7KBL 3,122222
5.a Beban angin 1,00 0,148661
5.b Beban angin 1,20 0,214071
Σ 47,782667 Σ 46,047271
C). RENCANA TULANGAN PELAT LANTAI KENDERAAN
Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor (PBKT) atau kondisi ultimit.
c1). TULANGAN LAPANGAN (Tulangan lentur positif).
Momen rencana (KOMBINASI 1), Mu = 85,983180 kN.m'.
Mutu beton, fc' = 20,8 Mpa.
Mutu baja, fy = 390 Mpa.
Tebal pelat lantai kenderaan, h = 200 mm.
Tebal selimut beton (diambil), d' = 35 mm.
Tebal efektif lantai, d = (h - d') = 165 mm.
Lebar lantai yang ditinjau, b = 1000 mm.
Diameter tulangan lentur rencana, dt = 16 Mm
Faktor reduksi kekuatan lentur φ = 0,80
Momen nominal, Mn = Mu/φ = 107,478976 kN.m'.
a). Tulangan Lentur.
Tahanan momen nominal,

𝑀𝑛 = (107,478976 𝑘𝑁. 𝑚′ × 10 )
6

𝑅𝑛 = = 3,947804 𝑁/𝑚𝑚2
𝑏. 𝑑2 ( 1000 𝑚𝑚 )( 165 𝑚𝑚 )2

Faktor distribusi tegangan beton, β1 = 0,85 (untuk fc’ < 30 MPa).

Tahanan momen maksimum,


𝑓𝐹 20,8 600
𝜌𝑏 = 𝛽 . 0,85. 𝑐 . ( 600 ) = (0,85). (0,85). .( )
1 𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 390 600+390

𝜌𝑏 = 0,023297

𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . (0,023297) = 0,017473

1. (0,017473). (390)
𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 = (0,017473) . (390). (1 − 2 )
0,85 . (20,8 )
𝗁
Rmaks = 5,498053 N/mm > Rn 2

Rasio tulangan yang diperlukan,


𝐹
0,85 .𝑓
𝑐
𝜌𝑏 = . (1 2.𝑅𝑛
𝑓𝑦 − √1 − 0,85 . 𝑐
)

0,85 .(20,8) 2.(3,947804)


𝜌𝑏 = 390 . (1 − √1 − 0,85 .(20,8) ) = 0,011614

Luas tulangan yang diperlukan,

As = ρ . b . d = (0,011614) . (1000 mm) . (165 mm) = 1916,3 mm2.

Jarak terjauh (maksimum) antara tulangan untuk lebar b = 1000 mm,


2
1/ 4π dt . b 0,25.(3,14).(16 mm)2 .(1000 mm)
s= = = 105 mm
As 1916,3 mm 2

Rencanakan tulangan lentur, D16 - 100

Tulangan dipasang dengan jarak 100 mm, maka luas tulangan terpasang,

1/ 4π dt 2 . b 0,25.(3,14).(16 mm)2 .(1000 mm)


As = =
s 100 mm
= 2009,6 mm2 > 1916,3 mm2

b). Tulangan Bagi.


Tulangan bagi yang dipasang pada arah memanjang jembatan,

As' = 50% As = 50% . (1916,3 mm2) = 958,14 mm2.

Gunakan diameter tulangan bagi, dt’ = 14 mm.

Jarak minimum antara tulangan,


1𝜋 (𝑑 ′)2 0,25. (3,14). (14 𝑚𝑚)2
𝑡
𝑠 = 4 𝐴𝑠′ = = 161 𝑚𝑚
958,14 𝑚𝑚2

Tulangan bagi bukanlah tulangan yang bersifat struktural, dengan kata lain tulangan
bagi tidak memikul momen lentur, sehingga jarak antara tulangan dapat dibulatkan
ke atas menjadi 170 mm.
Rencana tulangan bagi, D14 – 170

c 2). TULANGAN TUMPUAN (Tulangan lentur negatip).

Momen rencana (KOMBINASI 1), Mu = 84,327900 kN.m'.


Mutu beton, fc' = 20,8 Mpa.
Mutu baja, fy = 390 Mpa.
Tebal pelat lantai kenderaan, h = 200 mm.
Tebal selimut beton (diambil), d' = 35 mm.
Tebal efektif lantai, d = (h - d') = 165 mm.
Lebar lantai yang ditinjau, b = 1000 mm.
Diameter tulangan lentur rencana, dt = 16 mm
Faktor reduksi kekuatan lentur φ = 0,80
Momen nominal, Mn = Mu/φ = 105,409875 kN.m'.
a). Tulangan Lentur.

Tahanan momen nominal,

𝑀𝑛 = (105,409875 𝑘𝑁. 𝑚′ × 10 )
6

𝑅𝑛 = = 3,871804 𝑁/𝑚𝑚2
𝑏. 𝑑2 ( 1000 𝑚𝑚 )( 165 𝑚𝑚 )2

Faktor distribusi tegangan beton, β1 = 0,85 (untuk fc’ < 30 MPa).


Tahanan momen maksimum,
𝑓𝐹 20,8 600
𝜌𝑏 = 𝛽 . 0,85. 𝑐 . ( 600 ) = (0,85). (0,85). .( )
1 𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 390 600+390

𝜌𝑏 = 0,023297

𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . (0,023297) = 0,017473

1. (0,017473). (390)
𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 = (0,017473) . (390). (1 − 2 )
(
0,85 . 20,8 )
𝗁
Rmaks = 5,498053 N/mm2 > Rn

Rasio tulangan yang diperlukan,


𝐹
0,85 .𝑓
𝑐
𝜌𝑏 = . (1 2 . 𝑅𝑛
𝑓𝑦 − √1 − 0,85 . 𝑐
)

0,85 .(20,8) 2.(3,871804)


𝜌𝑏 = 390 . (1 − √1 − 0,85 .(20,8) ) = 0,011353

Luas tulangan yang diperlukan,


As = ρ . b . d = (0,011353) . (1000 mm) . (165 mm) = 1873,2 mm2.

Jarak terjauh (maksimum) antara tulangan untuk lebar b = 1000 mm,


1/ 4π d 2 . b
s= 0,25.(3,14).(16 mm)2 .(1000 mm)
t
= = 107,28 mm
As 1873,2 mm 2

Rencanakan tulangan lentur, D16 - 100

Tulangan dipasang dengan jarak 100 mm, maka luas tulangan terpasang,

1/ 4π dt 2 . b
As = s 0,25.(3,14).(16 mm)2 .(1000 mm)
=
100 mm
= 2009,6 mm > 1873,2 mm
2 2

b). Tulangan Bagi.


Tulangan bagi yang dipasang pada arah memanjang jembatan,
As' = 50% As = 50% . (1873,2 mm2) = 936,6 mm2.
Gunakan diameter tulangan bagi, dt’ = 14 mm.
Jarak minimum antara tulangan,
1/ 4π (dt ' )2 .
sb = 0,25.(3,14).(14 mm)2 . (1000 mm)
= =164,3,8 mm
As' 936,6 mm2
Tulangan bagi bukanlah tulangan yang bersifat struktural, dengan kata lain tula ngan
bagi tidak memikul momen lentur, sehingga jarak antara tulangan dapat dibulatkan
ke atas menjadi 150 mm.
Rencana tulangan bagi, D14 – 170
D). PEMERIKSAAN GESER PONS PADA LANTAI

Pelat lantai jembatan

Aspal
ta ta

h h

au b
v

u a
b v

a = 200 mm ; b = 500 mm
RSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk

Gambar 9 : Bidang geser pons pada lantai jembatan.

Bidang geser pons,


u = a + ta + ta + 1/2h + 1/2h = a + 2 ta + h
v = b + ta + ta + 1/2h + 1/2h = b + 2 ta + h
Dimana,
a = 200 mm ; b = 500 mm
ta = 100 mm ; h = 200 mm
u = 200 mm + 2 . (100 mm) + 200 mm = 600 mm.
v = 500 mm + 2 . (100 mm) + 200 mm = 900 mm
b' = 2 u + 2 v = 2 . (600 mm) + 2 . (900 mm) = 3000 mm
d = 165 mm
Apons = b' . d = (3000 mm) . (165 mm) = 495000 mm2.

Mutu beton, K-250, fc’ = 20,8 MPa.


Tekanan gandar roda, PTT = 146,250 kN.
Faktor reduksi kekuatan Φ = 0,70
geser,

Kekuatan nominal lantai terhadap geser tanpa tulangan geser,


1 120,8 MPa
Vc = fc . b'. d = 6 . (3000 mm).(165 mm)
6
Vc = 375,81 kN

Kekuatan geser terfaktor,


Vu = φ . Vc = 0,70 . (375,81 kN) = 263,06 kN > PTT = 146,250 kN.
Pelat lantai tanpa tulangan geser aman terhadap geser pons.
E). GAMBAR RENCANA TULANGAN LENTUR LANTAI JEMBATAN.

Tulangan tumpuan Tulangan bagi


D 16 - 100 D 14 - 170

D 14 - 170
Tulangan bagi
D 16 - 100
Tulangan lapangan
1850 mm 1850 mm
BAB IV
PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK - T

A. DATA STRUKTUR ATAS

Panjang bentang jembatan L= 10.00 m


Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B1 = 4.00 m
Lebar trotoar B2 = 1.00 m
Lebar total jembatan B1 + 2 * B2 = 6.00 m
Jarak antara Girder s= 1.50 m
Dimensi Girder : Lebar girder b= 0.50 m
Tinggi girder h= 1.20 m
Dimensi Diafragma : Lebar diafragma bd = 0.30 m
Tinggi diafragma hd = 0.50 m
Tebal slab lantai jembatan ts = 0.20 m
Tebal lapisan aspal + overlay ta = 0.10 m
Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m
Tinggi bidang samping ha = 2.50 m
Jumlah balok diafragma sepanjang L, nd = 4 bh
Jarak antara balok diafragma, sd = L/nd = 2.5 m

B. BAHAN STRUKTUR

Mutu beton : K - 250


Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K / 10 = 20.75 MPa
Modulus elastik, Ec = 4700 *  fc' = 21409.519 MPa
Angka poisson = 0.20
Modulus geser G = Ec / [2*(1 + )] = 8921 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton α= 1.0.E-05 C

Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U - 39
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 390 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U - 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa

Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 25.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24.00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22.00 kN/m3
Berat jenis air, ww = 9.80 kN/m3
C. ANALISIS BEBAN

1. BERAT SENDIRI (MS)


Faktor beban ultimit : KMS = 1.3
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen
struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Beban berat
sendiri balok diafragma pada Girder dihitung sbb. :

Panjang bentang Girder, L=


Berat satu balok diafragma, Wd = bd * (hd - ts) * s * wc = 10.00m
3.375kN
Jumlah balok diafragma sepanjang bentang L, nd =
4bh
Beban diafragma pada Girder, Qd = nd * Wd / L =
1.35kN/m
Beban berat sendiri pada Girder
No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 1.50 0.20 25.00 7.50
2 Girder 0.50 1.00 25.00 12.50
3 Diafragma Qd = 1.35
QMS = 21.35

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS) :
VMS = 1/2 * QMS * L = 106.750 kN
MMS = 1/8 * QMS * L =
2
266.875 kNm

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)

Faktor beban ultimit : KMA = 1.3


Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin
besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban
tambahan seperti :

1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari,


2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
Panjang bentang Girder, L 10.0 m

Beban mati tambahan pada Girder


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 1.50 0.10 22.00 3.30
2 Air hujan 1.50 0.05 9.80 0.74
Beban mati tambahan : QMA 4.04
=
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban tambahan (MA) :
VMA = 1/2 * QMA * L = 20.175
kN
MMA = 1/8 * QMA * L2 = 50.438
kNm

4. BEBAN LALU-LINTAS

4.1. BEBAN LAJUR "D" (TD)

Faktor beban ultimit : KTD = 2.0


Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly Distributed
Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti pd Gambar 1. UDL mempunyai
intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung pd panjang bentang L yg dibebani lalu-lintas seperti
Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8.0 kPa untuk L ≤ 30
q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30
Untuk panjang bentang,
10.0 m q= 8.00 kPa
p= 44.00 kN/m
L= KEL mempunyai intensitas,
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.40 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untul 50 < L < 90 m
DLA = 0.30 untuk L ≥ 90 m

Jarak antara girder s = 1.50 m


Untuk panjang bentang, L = 10.0 m, maka DLA = 0.40

Beban lajur pada Girder, QTD = q * s 12.00 kN/m


= PTD = (1 + DLA) * p * s 92.40 kN
=

Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) = 106.20
kN
MTD = 1/8 * QTD * L2 + 1/4 * PTD * L = 381.00
kNm

4.2. BEBAN TRUK "T" (TT)

Faktor beban ultimit : KTT = 2.0


Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang
besarnya, T= 100kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0.40
Beban truk "T" : PTT = ( 1 + DLA ) * T = 140.00kN
a = 5.00 m
b = 5.00 m

Panjang bentang Girder, L=


Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban truk "T" : 10.0 m
VTT = [ 9/8 * L - 1/4 * a + b ] / L * PTT = 210.00
kN
MTT = VTT * L/2 - PTT * b = 350
kNm

Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan pengaruh
terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T VTT = 210.00 kN
Momen maksimum akibat beban, D MTD = 381.00 kNm

4. GAYA REM (TB)

Faktor beban ultimit : KTB = 2.0


Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan
dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya
rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250 untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) untul 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB = 500 untuk Lt ≥ 180 m

Panjang bentang Girder, L= 10.00 m


Jumlah Girder, ngirder = 5 bh
Gaya rem, HTB = 250 kN
Jarak antara Girder, s= 1.50 m
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m : TTB =HTB / ngirder = 50 kN
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis.
Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q * s =
12.00kN/m
PTD = p * s =
66.00kN
TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) =
9.30kN
< 50.00kN
Diambil gaya rem, TTB = 50.00kN

Lengan thd. Titik berat balok, y = 1.80 + ta + h/2 = 2.50 m


Beban momen akibat gaya rem, M = TTB * y 125.00 kNm
= Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
VTB = M / L = 12.50 kN
MTB = 1/2 * M = 62.50 kNm

6. BEBAN ANGIN (EW)

Faktor beban ultimit : KEW = 1.2


Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban
angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
2
TEW = 0.0012*Cw*(Vw) kN/m2 dengan, Cw = 1.2
35
Kecepatan angin rencana, Vw = m/det
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1.764 kN/m2
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x x= 1.75 m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = 1/2*h / x * TEW = 1.008 kN/m

Panjang bentang Girder, L=


Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) : 10.0 m
VEW = 1/2 * QEW * L = 5.040 kN
MEW = 1/8 * QEW * L2 = 12.600 kNm
7. PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap gaya
yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada
tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar :
T = 20 C
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.0.E-05 C
Panjang bentang Girder, L= 10.00 m
Shear stiffness of elastomeric bearing, k= 15000 kN/m
Temperatur movement,  = α * T * L= 0.0020 m
Gaya akibat temperatur movement, FET = k *  = 30.00 kN

Tinggi Girder, h = 1.20 m h=


Eksentrisitas, e = h / 2 = 0.60 e = h/2 = 1.20m
0.60m
Momen akibat pengaruh temperatur, M = FET*e =
18.000kNm
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur (ET) :
VET = M/L = 1.800 kN
MET = M = 18.000 kNm

8. BEBAN GEMPA (EQ)

Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke bawah
minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50% koefisien gempa
horisontal statik ekivalen.

Koefisien beban gempa horisontal : Kh =


C*S

Kh = Koefisien beban gempa horisontal,


C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat S =
Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa
(daktilitas) dari struktur.

Waktu getar struktur dihitung dengan rumus : T =


2 *  *  [ Wt / ( g * KP ) ]

Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu
satuan lendutan.
g = percepatan grafitasi bumi, g=
9.8 m/det
2
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri, QMS = 21.35kN/m
Beban mati tambahan, QMA = 4.04kN/m
Panjang bentang, L= 10.00m
Berat total, Wt = (QMS + QMA)*L = 253.85kN
1.20
Ukuran Girder, b = 0.50 m h= m
0.072
Momen inersia penampang Girder, I = 1/12 * b * h3 = 4
23453m
Modulus elastik beton, Ec = 23452953Mpa
Ec = 81053kPa
Kekakuan lentur Girder, Kp = 48 * Ec * I / L3 = 0.1123kN/m
Waktu getar, T = 2**  [ Wt / (g * KP)] detik
=

Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium).


Lokasi wilayah gempa Wilayah = 3
Koefisien geser dasar, C= 0.18
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang, maka faktor
tipe struktur dihitung dengan rumus, S = 1.0 * F
dengan, F = 1 25 - 0.025 * n dan F harus diambil ≥ 1
F = faktor perangkaan,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.
Untuk nilai, n = 1 maka : n= 1
F = 1.25 - 0.025 * n = 1.225
Faktor tipe struktur, S = 1.0 * F = 1.225
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C*S = 0.221
Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50% * Kh = 0.110 > 0.10
Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0.110

Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt = 27.98 kN


Beban gempa vertikal, QEQ = TEQ / L
2.79 kN/m
= Gaya geser dan momen pada Girder akibat gempa vertikal (EQ) :
VEQ = 1/2 * QEQ * L = 13.993 kN
MEQ = 1/8 * QEQ * L2 = 34.984 kNm

9. KOMBINASI BEBAN ULTIMATE

No. Jenis Beban Faktor Komb-1 Komb-2 Komb-3


Beban
1 Berat sendiri (MS) 1.30   
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00   
3 Beban lajur "D" (TD) 2.00   
4 Gaya rem (TB) 2.00  
5 Beban angin (EW) 1.20 
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 
7 Beban gempa (EQ) 1.00 

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor M Mu Mu Mu
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1.30 266.88 346.94 346.94 346.94
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00 50.44 100.88 100.88 100.88
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2.00 381.00 762.00 762.00 762.00
4 Gaya rem (TB) 2.00 62.50 125.00 125.00
5 Beban angin (EW) 1.20 12.60 15.12
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 18.00 21.60
7 Beban gempa (EQ) 1.00 34.98 34.98
1349.93 1356.41 1244.80

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor V Vu Vu Vu
Beban (kN) (kN) (kN) (kN)
1 Berat sendiri (MS) 1.30 106.75 138.78 138.78 138.78
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00 20.18 40.35 40.35 40.35
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2.00 210.00 420.00 420.00 420.00
4 Gaya rem (TB) 2.00 12.50 25.00 25.00
5 Beban angin (EW) 1.20 5.04 6.05
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 1.80 2.16
7 Beban gempa (EQ) 1.00 13.99 13.99
630.17 626.29 613.12
Momen ultimate rencana girder Mu = 1349.93 kNm
Gaya geser ultimate rencana girder Vu = 630.17 kN

10. PEMBESIAN GIRDER


10.1. TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit Girder, Mu = 1349.93kNm
Mutu beton : K - 250 fc' = 20.75Mpa
Mutu baja tulangan : U - 39 fy = 390Mpa
Tebal slab beton, ts = 200mm
Lebar badan Girder, b= 500mm
Tinggi Girder, h= 1200
mm
Lebar sayap T-Girder diambil nilai yang terkecil dari : L/4 = 2500
s= 1500mm
12 * ts =
2400mm
1500mm
Diambil lebar efektif sayap T-Girder, beff = 2000 mm beff =
150mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm d' =
2.0.E+05mm
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa Es = 0.85MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, 1 =

rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600/(600+fy) = 0.0232974


Rmax = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] = 5.4980533
Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0
Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = 1050
Momen nominal rencana, Mn = Mu/ = 1687.4156
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 1.0203571
Rn < Rmax
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - Ö (1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ))] = 0.0026967
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.0035897
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * beff * d = 4247.31mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 32 mm
As1 = p/4 * D2 = 804.25mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = 5.28
Digunakan tulangan, 14 D 32
As = As1 * n = 11259.468mm2
Tebal selimut beton, td = 30mm
Diameter sengkang yang digunakan, ds = 13
mm
nt = 6
Jumlah tulangan tiap baris,
Jarak bersih antara tulangan, mm
X = ( b - nt * D - 2 * td - 2 * ds) / (nt - 1) = 44.4 mm
> 35 mm OK
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga : As' = 30% * As = 3377.8404 mm2
Digunakan tulangan, 5 D 32
10.2. KONTROL KAPASITAS MOMEN ULTIMATE

Tebal slab beton, ts = 200 mm


Lebar efektif sayap, beff = 1500 mm
Lebar badan Girder, b= 500 mm
Tinggi Girder, h= 1200 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm
Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = 1050 mm
Luas tulangan, As = 11259.47 mm2
Kuat tekan beton, fc' = 20.75 Mpa
Kuat leleh baja, fy = 390 MPa
Untuk garis netral berada di dalam sayap T-Girder, maka : Cc > Ts
Gaya internal tekan beton pada sayap,
Cc = 0.85 * fc' * beff * ts = 5291250 N
Gaya internal tarik baja tulangan, Ts = As * fy = 4391192.5 N
Cc > Ts Garis netral di dalam sayap

a = As * fy / ( 0.85 * fc' * beff ) =


Jarak garis netral, c = a / 1 = 165.98 mm
195.27 mm
Regangan pada baja tulangan tarik, s = 0.003 * (d - c) / c =
0.0131
< 0.03 OK
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 4246.328 kNm
Kapasitas momen ultimit, & * Mn = 3506.390 kNm  * Mn 3397.0627 kNm
=
1349.93 kNm
> Mu
O

10.3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu =


Mutu beton : K - 300 Kuat tekan beton, fc' = 630.17kN
Mutu baja tulangan: U - 39 Kuat leleh baja, fy = 24.9MPa
390MPa
Faktor reduksi kekuatan geser, =
0.75
Lebar badan Girder, b= 500mm
Tinggi efektif Girder, d= 1050mm
Kuat geser nominal beton, Vc = ( fc') / 6 * b * d * 10-3 = 436.624kN
 * Vc = 327.46 kN
Perlu tulangan geser

 * Vs = Vu -  * Vc = 302.705 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 403.607 kN

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :


Vsmax = 2 / 3 *  fc' * [ b * d ] * 10-3 =
1746.49 kN
Vs < Vsmax
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser, Digunakan OK
sengkang berpenampang : 2
Av = /4 * D2 * n = D 13
Luas tulangan geser sengkang, 265.465
mm2
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :
S = Av * fy * d / Vs = 269.341mm
Digunakan sengkang, 2 D 13 - 200
Pada badan girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan,
sh = 0.001
Luas tulangan susut, Ash = h * b * d = 525 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm
Jumlah tulangan susut yang diperlukan, n = Ash / (  /4 * D ) =
2
3.96
Digunakan tulangan,
4 D 13

10.4. LENDUTAN BALOK

Mutu beton : K - 250 Kuat tekan beton, fc' = 20.75 MPa


Mutu baja tulangan: U - 39 Kuat leleh baja, fy = 390 MPa
Modulus elastis beton, Ec = 4700 *  fc' = 21410 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2. 0.E+05 MPa
Tinggi balok, h= 1.20 m
Lebar balok, b= 0.50 m
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.15 m
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1.05 m
Luas tulangan balok, As = 0. 011259 2
m
Inersia brutto penampang balok, Ig = 1/12 * b * h3 = 0.072 4
m
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 *  fc' * 103 = 3188.6518 kPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 9.3
n * As = 0.105 2
m
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 0.210 m
Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
Icr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 0.07570m4
yt = h/2 = 0.60m
Momen retak : Mcr = fr * Ig / yt = 382.638Nmm
Momen akibat beban mati dan beban hidup (MD+L)
No. Jenis Beban Momen
(kNm)
1 Berat sendiri (MS) 266.88
2 Beban mati tambahan (MA) 50.44
3 Beban lalulintas (TD/TT) 381.00
4 Gaya rem (TB) 62.50
MD+L = 760.81

Inersia efektif untuk perhitungan lendutan


Ie = ( Mcr / M D+ )3 * Ig + [ 1 - ( Mcr / M D+L )3 ] * Icr = 0.0752 m
4

L 10.00
Panjang bentang balok, L= m

10.4.1. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)


Beban akibat berat sendiri, QMS
= 21.3 kN/m
Lendutan akibat berat sendiri (MS) :
MS = 5/384*QMS*L4 / ( Ec*Ie) =
0.0017 m

10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Beban akibat berat sendiri, QMA
= 4.0 kN/m
Lendutan akibat berat sendiri (MS) :
MA = 5/384*QMA*L4 / ( Ec*Ie) = 0.00033 m

10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD)


Beban lajur "D" : Beban terpusat, PTD = 92.40 kN
Beban merata, QTD = 12.00 kN/m
Lendutan akibat beban lajur "D" (TD) :
TD = 1/48* PTD*L3 / (Ec*Ie) + 5/384*QTD*L4 / ( Ec*Ie) = 0.00217 m

10.4.3. LENDUTAN AKIBAT GAYA REM (TB)


Momen akibat gaya rem, MTB
= 62.5 kNm
Lendutan akibat gaya rem (TB) :
TB = 0.0642 * MTB * L2 / ( Ec*Ie) =
0.0002

10.4.4. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)


Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan, QEW
1.00 kN/m
= Lendutan akibat beban angin (EW) :
EW = 5/384*QEW*L4 / ( Ec*Ie) = m
0.000

10.4.5. LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET) Momen


akibat temperatur movement, MET
18.0 kNm
= Lendutan akibat pengaruh temperatur (ET) :
ET = 0.0642 * MET * L2 / ( Ec*Ie) =
0.0000 m
10.4.6. LENDUTAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ)
Beban gempa vertikal, QEQ
= 2.79 kN/m
Lendutan akibat beban gempa (EQ) :
EQ = 5/384*QEQ*L4 / ( Ec*Ie) =
0.000 m

Lendutan maksimum maks = L/240 0.04167 m


=
No. Jenis Beban Komb-1 Komb-2 Komb-3
(kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 0.0017 0.0017 0.0017
2 Beban mati tambahan (MA) 0.0003 0.0003 0.0003
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 0.0022 0.0022 0.0022
4 Gaya rem (TB) 0.0002 0.0002
5 Beban angin (EW) 0.0001
6 Pengaruh Temperatur (ET) 0.0001
7 Beban gempa (EQ) 0.0002
0.0045 0.0045 0.0044
< L/240 < L/240 < L/240
OK OK OK

Pembesian T-Girder
11. BALOK DIAFRAGMA
11.1. BEBAN PADA BALOK DIAFRAGMA

Distribusi beban lantai pada balok diafragma adalah sebagai berikut : Ukuran

balok diafragma,
Lebar, bd = 0.30 m
Tinggi, hd = 0.50 m
Panjang bentang balok diafragma,
s= 2.0 m
Tebal lantai
ts = 0.2 m

Berat sendiri (MS) :


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 2.00 0.20 25.00 10.00
2 Balok diafragma 0.30 0.30 25.00 2.25
QMS = 12.25
Gaya geser dan momen akibat berat sendiri :
VMS = 1/2 * QMS * s = 12.250 kN
MMS = 1/12 * QMS * s2 = 4.083 kNm
Beban mati tambahan (MA) :
No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 2.00 0.10 22.00 4.40
2 Air hujan 2.00 0.05 9.80 0.98
QMS = 5.38

Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan :


VMA = 1/2 * QMA * s = 5.380 kN
MMA = 1/12 * QMA * s2 = 1.793 kNm

Beban truk "T" (TT) :


Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang
besarnya, T= 100kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA 0.40
=
140.00
Beban truk "T" : PTT = (1 + DLA) * T = kN
Gaya geser dan momen akibat beban "T",
VTT = 1/2 * PTT = 70.00 kN
MTT = 1/8 * PTT * s = 35.00 kNm
Kombinasi beban ultimit :
No. Jenis beban Faktor V M Vu Mu
Beban (kN) (kNm) (kN) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1.30 12.25 4.08 15.925 5.308
2 Beb.mati tamb (MA) 2.00 5.38 1.79 10.760 3.587
3 Beban truk "T" (TT) 2.00 70.00 35.00 140.000 70.000
166.685 78.895

11.2. MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA BALOK DIAFRAGMA


Momen ultimit rencana balok diafragma, Mu = 78.895 kNm
Gaya geser ultimit rencana balok diafragma, Vu = 166.685 kN

12. PEMBESIAN BALOK DIAFRAGMA

12.1. TULANGAN LENTUR


Momen rencana ultimit balok diafragma, Mu = 78.895 kNm Mu =
Mutu beton : K - 250 Kuat tekan beton, fc' = 78.895kNm
Mutu baja tulangan: U - 39 Kuat leleh baja, fy = 20.75MPa
390MPa
Modulus elastis beton, Ec = 4700 *  fc' =
21410MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.0.E+05MPa
Lebar balok, b = bd = 300mm
Tinggi balok, h = hd = 500mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50mm
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, 1 = 0.85

b = 1* 0.85 * fc’/ fy * 600/(600+fy) = 0.0232974


Rmax = 0.75*b*fy*[1-1/2*0.75*b*fy/(0.85*fc')] = 5.4980533
Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0.80
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 450 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu/ = 98.61875 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 1.6233539
Rn < Rmax OK
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  (1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ))] = 0.004374
Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = 0.0035897
Luas tulangan yang diperlukan, As =  * b * d = 590.49mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 25 mm
As1 = p/4 * D2 = 490.87mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = 1.20
Digunakan tulangan, 2 D 25
As = As1 * n = 981.748mm2
12.2. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu =


Mutu beton : K - 250 Kuat tekan beton, fc' = 166.69kN
Mutu baja tulangan: U - 39 Kuat leleh baja, fy = 20.75MPa
390MPa
Faktor reduksi kekuatan geser, =
0.75
Lebar badan Girder, b= 300mm
Tinggi efektif Girder, d= 450mm
Kuat geser nominal beton, Vc = ( fc') / 6 * b * d * 10-3 = 102.492kN
 * Vc 76.869kN
= Perlu tulangan geser

 * Vs = Vu -  * Vc = 89.816 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 119.754 kN

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :


Vsmax = 2 / 3 *  fc' * [ b * d ] * 10-3 =
409.97 kN
Vs < Vsmax
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser, Digunakan OK
sengkang berpenampang : Av = /4 2* D2 * n =D 12
Luas tulangan geser sengkang, 226.195
mm2
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :
S = Av * fy * d / Vs = 331.488mm
Digunakan sengkang, 2 D 12 - 200

Pembesian balok diafragma


BAB V
ANALISA PERHITUNGAN ABUTMENT
1. Input

B0B1B2 Dimensi :

HT = 5.80 m
Rh1 B0 = 0.20 m
B1 = 0.40 m
B2 = 0.15 m
H1 B3 = 0.15 m
Rb1 B4 = 1.50 m
H6 B5 = 0.40 m
B1+B2>B5? ok
Slope 1:n B6 = 2.60 m
H10
B3 BT = 4.50 m
H2 H1 = 0.60 m
HT H1 maks = 0.60 m
ho
H2 = 4.55 m
H3 = 0.25 m
H4 = 0.40 m
B4 B5 B6
H5 = - m
Hw2 H6 = 0.15 m
H10 = 5.15 m
Hw1 H3
ho = 4.40 m

H4
BT

berat jenis
tanah 1.80 t/m3
tanah jenuh 2.00 t/m3
beton 2.40 t/m3
reaksi struktur
atas
Normal Vn=Rd+Rl 89.83 ton
Gempa Ve=Rd 76.03 ton
He= 21.29 ton (He=2 kh Rd, untuk tumpuan sendi )
Jenis tumpuan sendi (He=kh Rd, untuk tumpuan roll)
(Input sendi atau roll)
beban tambahan 0.50 t/m2

Parameter
q : beban tambahan(t/m2) 0.5
q' : beban tambahan (t/m2) (=0) 0.0
 : berat jenis tanah (t/m3) 1.8
 : sudut permukaan tanah (derajat) 0.0
 : sudut geser dalam (derajat) 35.0
 1: sudut geser antara tanah dan dinding (derajat) normal 23.3 (=2/3)
 2: sudut geser antara tanah dan tanah (derajat) normal 0.0
 E1: sudut geser antara tanah dan dinding (derajat) gempa 17.5 (=1/2)
 E2: sudut geser antara tanah dan tanah (derajat) gempa 24.6
 : sudut dinding (derajat) 0.0
c : kohesi tanah (t/m2) (tidak berpengaruh) 0.0
kh : koefisien gempa 0.14
Uc: koefisien uplift 0.7
Koefisien geser = Tan  b = 0.6
Qa : daya dukung tanah ijin normal t/m2 34.1
Qae: daya dukung tanah ijin gempa t/m2 51.2

1 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,In
Rh1 = 0.50 m
Rb1 = 0.15 m
Hw1 = 2.00 m
Hw2 = 2.00 m
Slope = 1.00 slp 1:n

kondisi normal kondisi gempa


kuat tekan rencana beton c kg/m2 225 225
koefisien regangan (beton) 0.0035 0.0035
beton bertulang
tegangan ijin
beton ca kg/m2 75 112.5
tulangan sa kg/m2 2300 3450
geser a kg/m2 6.5 9.75
titik leleh baja tulangan
sy kg/cm2 3000 3000
modulus Young's (baja tulangan) 2100000 2100000
rasion modulus Young n 21 14

Lebar abutmen BL = 4.50 m


penyangga dari parapet = 0.15 m

2 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,In
2. Pengecekan

2.1 Analisa Stabilitas

Kondisi normal Kondisi gempa


guling e= 0.270 m e= 0.578 m
BT / 6 = 0.750 m BT / 3 = 1.500 m
(e < BT/6) OK (e < BT/3) OK
geser Fs =Hu / H= 4.857 Fs =Hu / H= 2.114
Fs > 2.0 OK Fs > 1.25 OK
daya dukung Qmax = 20.926 t/m2 Qmax = 27.155 t/m2
Qmax < O Qmax < O
Qa K t/m2 Qa K t/m2 `

2.2 Analisa Struktur

(1) Badan

Potongan A-A Potongan B-B


Normal Gempa Normal Gempa
penulangan sisi belakang
(tulangan tarik) D (mm) 22 22 22 22
(vertikal) interval (mm) 75 75 150 150
As1 (cm2) 228.1 228.1 114.0 114.0
penulangan sisi depan
(tulangan tekan) D (mm) 22 22 22 22
(vertikal) interval (mm) 150 ok 150 ok 150 ok 150 ok
As3 (cm2, >As1/2) 114.0 >=114,0 114.0 >=114,0 114.0 >=57,0 114.0 >=57,0
Sengkang (horisontal) D (mm) 16 16
interval (mm) 200 200
interval maksimum (mm) 264 264
dimensi rencana
lebar efektif (lebar keseluruhan) (cm) 450.0 450.0 450.0 450.0
selimut beton (cm) 10.0 10.0 10.0 10.0
tinggi efektif (cm) 30.0 30.0 30.0 30.0
beban rencana Mf (t m) 61.23 185.15 39.66 117.39
Nd (t) 114.63 100.83 108.80 95.00
S (t) 25.98 58.13 19.71 42.69
Pengecekan tulangan minimum
1.7 Mf < Mc ? Jika tidak, cek Mu cek Mu cek Mu cek Mu cek Mu
Mu > Mc ? ok ok ok ok
kebutuhan luas tulangan (cm2) 119.76 64.36 66.49 41.22
Pengecekan terhadap tegangan ijin sebagai balok persegi sebagai kolom sebagai balok persegi sebagai kolom
tegangan tekan c kg/cm2 53.33 ok 203.58 Ckeck 51.76 ok 153.99 Ckeck
tegangan tarik s kg/cm2 1145.14 ok 471.66 ok 1360.58 ok 1015.66 ok
s' kg/cm2 364.86 ok 1742.83 ok - 1098.66 ok
tegangan geser m kg/cm2 2.46 ok 5.24 ok 5.05 ok 3.85 ok

3 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,In
(2) Pondasi

jemari tumit
normal normal gempa
penulangan
sisi atas (tulangan tarik) D(mm) 22 22
searah jembatan interval (mm) 150 150
As5 (cm2) 25.34 25.34
(tulangan tekan) D(mm) 22
searah jembatan interval (mm) 300 ok
As5 (cm2, >As7/2) 12.67 >=12,67
(tulangan bagi) D(mm) 16 16 16
interval (mm) 300 ok 150 ok 150 ok
As6 (cm2, >As5/3) 6.70 >=4,50 13.40 >=8,45 13.40 >=8,45
sisi bawah (tulangan tarik) D(mm) 22
searah jembatan interval (mm) 150
As7 (cm2) 25.34
(tulangan tekan) D(mm) 22 22
searah jembatan interval (mm) 300 ok 300 ok
As7 (cm2, >As5/2) 12.67 >=12,67 12.67 >=12,67
(tulangan bagi) D(mm) 16 16 16
interval (mm) 150 ok 300 ok 300 ok
As8 (cm2, >As7/3) 13.40 >=8,45 6.70 >=4,50 6.70 >=4,50
dimensi rencana
lebar efektif (lebar pias) 100 100 100
(cm) 10 10 10
selimut beton (cm) 55 55 55
tinggi efektif (cm)
beban rencana Mf 25.85 7.14 29.51
Nd 0.00 0.00 0.00
S 32.05 14.79 14.79
pengecekan terhadap tulangan minimum
1.7 Mf < Mc ? Jika tidak, cek Mu cek Mu ok cek Mu
Mu > Mc ? ok check
kebutuhan tulangan (cm2) 23.64 6.53 17.99
pengecekan tegangan ijin
tegangan tekan 54.78 ok 15.12 ok 62.54 ok
tegangan lentur 2102.43 ok 580.43 ok 2400.14 ok
tegangan geser 6.61 Cek 3.05 ok 3.05 ok

4 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,In
DIMENSI ABUTMEN Perhitungan Stabilitas

B0 B1 B2
tipe abutment
S50
tipe bangunan atas
talang

Rh1

H1
Rb1

H6

B3
H10

HT H2
ho

B4 B5 B6

H3

H4

BT

tipe bangunan atas talang

satuan : m
dimensi lebar penyangga
HT B1 B2 B3 B4 B5 B6 BT H1 H2 H3 H4 H5 H6 H10 ho abutmenBL dari parapet

TipeS50 5.80 0.40 0.15 0.15 1.50 0.40 2.60 4.50 0.60 4.55 0.25 0.40 - 0.15 5.15 4.40 4.50 0.15
B1+B2>B5? ok H1 maks 0.60
Hw1 Hw2 Rh1 Rb1 B0

2.00 2.00 0.50 0.15 0.20

1 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Berat Abutmen Beban dan Momen
B0 B1 B2 luas berat beban jarak momen
0.20 0.40 0.15 No. jenis vertikal X Y X Y
m2 t/m3 t/m m m t.m/m t.m/m
Badan 1 0.450 2.40 1.080 1.675 5.500 1.809 5.940
2 0.015 2.40 0.036 1.367 5.150 0.049 0.185
3 0.060 2.40 0.144 1.700 5.125 0.245 0.738
H1 4 0.011 2.40 0.027 2.000 5.150 0.054 0.139
0.60 ① ⑮ 5 1.760 2.40 4.224 1.700 2.850 7.181 12.038
6 0.188 2.40 0.450 1.000 0.650 0.450 0.293
7 0.100 2.40 0.240 1.700 0.525 0.408 0.126
② ④ ⑯ 0.15 ⑰ 8 0.325 2.40 0.780 2.767 0.483 2.158 0.377
1: 1 ③
H6 9 1.800 2.40 4.320 2.250 0.200 9.720 0.864
HT H10 1.50 0.15 3.05 Sub-total 4.709 11.301 22.074 20.700
5.80 5.15 B3 ⑱ Total 21.189 50.855 99.332 93.152

H2

4.55 2.90 1.55 ho
⑬ 1.35 4.40 Badan

Jemari 12 1.125 1.80 2.025 1.000 4.050 2.025 8.201
1.35 13 2.325 1.80 4.185 0.750 2.775 3.139 11.613
B4 1.50 B5 B6 14 0.000 1.80 0.000 0.500 0.567 0.000 0.000
0.40 2.60 13' 2.025 2.00 4.050 0.750 1.325 3.038 5.366
Hw1 14' 0.188 2.00 0.375 0.500 0.567 0.188 0.213
2.00 0.25 ⑭ ⑥ ⑦ ⑧ 20
Sub-total 5.663 10.635 8.389 25.393
Hw2 Total 25.481 47.858 37.749 114.270
0.40 ⑨ 2.00
Tumit
BT 4.50 15 1.470 1.80 2.646 3.075 5.500 8.136 14.553
16 0.011 1.80 0.020 1.950 5.100 0.039 0.103
17 0.368 1.80 0.662 3.275 5.125 2.166 3.390
18 7.930 1.80 14.274 3.200 3.525 45.677 50.316
19 3.510 1.80 6.318 3.200 1.325 20.218 8.371
20 0.325 1.80 0.585 3.633 0.483 2.126 0.283
19' 3.510 2.00 7.020 3.200 1.325 22.464 9.302
berat jenis 20' 0.325 2.00 0.650 3.633 0.483 2.362 0.314
tanah 1800 kg/m3 Sub-total 17.449 32.175 103.188 86.632
tanah (jenuh air) 2000 kg/m3 total beban tambahan (t) 5.5125 Total 78.519 144.786 464.346 389.844
beton 2400 kg/m3 pusat gaya (m) 3.275

kemiringan saluran 1 Slope 1: n Xo=Mx/V Yo=My/V


reaksi Badan 1.953 m 1.832 m
normal Vn=Rd+Rl 89.83 ton Hn=0 Tanah jemari 0.789 m 2.388 m
gempa Ve=Rd 76.03 ton tumit 3.207 m 2.693 m
He= 21.2884 ton
beban tambahan 0.5 t/m2

2 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Tekanan Tanah
q
Parameter
q : beban tambahan (t/m2) 0.5
q' : beban tambahan (t/m2) (=0) 0.0
qa1  : berat jenis tanah (t/m3) 1.8
 sat: berat jenis tanah jenuh air (t/m3) 2
 : sudut permukaan tanah (derajat) 0.0
 : sudut geser dalam (derajat) 35.0
 1: sudut geser tanah dengan tembok (derajat) kondisi normal 23.3 (=2/3)
H10  2: sudut geser tanah dengan tanah (derajat) kondisi normal 0
5.15  E1: sudut geser tanah dengan tembok (derajat) kondisi gempa 17.5 (=1/2)
HT  E2: sudut geser tanah dengan tanah (derajat) kondisi gempa 24.6
5.80
 : sudut kemiringan tembok (derajat) 0.0
H2 4.55
c : kohesi tanah (t/m2) (tidak berpengaruh) 0.0
kh : koefisien gempa 0.14

 : sudut permukaan tanah (radian) 0.000


 : sudut geser dalam (radian) 0.611
2.00 2.00
H3  1: sudut geser tanah dengan tembok (radian) kondisi normal 0.407
0.25  2: sudut geser tanah dengan tanah (radian) kondisi normal 0.000
H4
0.40
 E1: sudut geser tanah dengan tembok (radian) kondisi gempa 0.305
qw2 qa2qa3qw1  E2: sudut geser tanah dengan tanah (radian) kondisi gempa 0.429
qu1
qu2  : sudut kemiringan tembok (radian) 0.000
 : tan-1 kh (radian) 0.139
BT 4.50
 E: sudut geser dalam kondisi gempa /2(radian) 0.305
Uc: koefisien uplift 0.7
Tekanan Tanah
Kondisi normal
Kondisi gempa :
Uraian
Uraian
Pa : tekanan tanah aktif (t/m2/m)
8.557 Pea : tekanan tanah aktif (t/m2/m) 9.636
Ka 1: koefisien tekana tanah, tanah dengan tanah
0.27099 Kea1 : koefisien tekanan tanah aktif 0.336044
Ka 2: koefisien tekana tanah, tembok dengan
0.24441 0.333219
tanah y : pusat gaya vertikal
2.086 y: pusat gaya vertikal 2.004
X: pusat gaya horisontal = BT
4.5 X: pusat gaya horisontal = BT 4.5
PV : tekanan vertikal = Pa sin 
0 PV : tekanan vertikal = Pea sin E 4.011
PH : tekanan horisontal= Pa cos
8.557 PH : tekanan horisontal = Pea cos E 8.762

qa1 = 0.271 x 0.50 = 0.135 qa1 = 0.336 x 0.00 = 0.000


qa2 = 0.271 x 3.80 x 1.80 = 1.854 qa2 = 0.336 x 3.80 x 1.80 = 2.299
qa3 = 0.271 x 2.00 x 1.00 = 0.542 qa3 = 0.336 x 2.00 x 1.00 = 0.672
qw1 = 2.000 x 1.00 = 2.000 qw1 = 2.000 x 1.00 = 2.000
qw2 = -2.000 x 1.00 = -2.000 qw2 = -2.000 x 1.00 = -2.000
qu1 = -2.00 x 0.7 = -1.34 qu1 = -2.00 x 0.7 -1.34
qu2 = -2.00 x 0.7 = -1.34 qu2 = -2.00 x 0.7 -1.34

3 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
kondisi normal kondisi gempa

No. Uraian H Y HY No. Uraian H Y HY


Pa1 = 0.135 x 5.800 = 0.786 2.900 2.279 Pa1= 0.000 x 5.800 = 0.000 2.900 0.000
Pa2 = 1.854 x 3.800 x 0.500 = 3.522 3.267 11.505 Pa2 = 2.299 x 3.800 x 0.500 = 4.367 3.267 14.266
Pa2' = 1.854 x 2.000 = 3.707 1.000 3.707 Pa2' = 2.299 x 2.000 = 4.597 1.000 4.597
Pa3 = 0.542 x 2.000 x 0.500 = 0.542 0.667 0.361 Pa3 = 0.672 x 2.000 x 0.500 = 0.672 0.667 0.448
Total (Pa) 8.557 2.086 17.852 Total 9.636 2.004 19.311
Pw1 = 2.000 x 2.000 x 0.500 = 2.000 0.667 1.333 Pw1 = 2.000 x 2.000 x 0.500 = 2.000 0.667 1.333
Pw2 = -2.000 x 2.000 x 0.500 = -2.000 0.667 -1.333 Pw2 = -2.000 x 2.000 x 0.500 = -2.000 0.667 -1.333
Total 0.000 0.000 0.000 Total 0.000 0.000 0.000

No. uraian V X VX No. uraian V X VX


Pu1 = -1.340 x 4.500 x 0.500 = -3.015 1.500 -4.523 Pu1 = -1.34 x 4.500 x 0.500 = -3.015 1.500 -4.523
Pu2 = -1.340 x 4.500 x 0.500 = -3.015 3.000 -9.045 Pu2 = -1.34 x 4.500 x 0.500 = -3.015 3.000 -9.045
Total -6.030 2.250 -13.568 Total -6.030 2.250 -13.568

Analisa Stabilitas

Kasus 1 Kondisi Normal

1 Momen dan pusat gaya

Uraian beban beban jarak (m) momen ( t.m)


V (t) H (t) X Y Mx My
Badan 50.85 1.95 1.83 99.32 0.00 kombinasi pusat gaya
Tanah jemari 47.86 0.79 2.39 37.76 0.00 Xo=(Mx-My)/V 1.980 m
tumit 144.79 3.21 2.69 464.33 0.00
Reaksi (jembatan) 89.83 0.00 1.55 5.20 139.24 0.00 eksentrisitas
Tekanan tanah 0.00 38.51 4.50 2.09 0.00 80.34 e=(BT/2-Xo) 0.270 m
Tekanan hidrostatis 0.00 0.00 0.00 0.00
Tekanan up-lift -27.14 2.25 -61.05 momen lentur M =V x e 84.03 t.m
Beban tambahan 5.51 0.00 3.28 0.00 18.05 0.00
 311.71 38.51 697.64 80.34

2 Analisa stabilitas

2.1 Guling

e<=(BT/6) e= 0.270 m BT/6 > e ? Ok


BT/6= 0.750 m

4 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
2.2 Geser

koefisien geser = Tan  b = 0.6


gaya geser pada dasar
pondasi Hu = V . Tan  b 187.02 ton
angka keamanan terhadap geser
Fs=Hu/H 4.857 Fs >2,0 ? Ok

2.3 Daya dukung e

daya dukung tanah ijin 34.1 t/m2 V


Qa reaksi dari pondasi H

Qmaks (min)  V 6M
BL   BL  BT Q min
2
BT max
Q
reaksi pondasi maksimum Q maks
Q maks = 20.926 t/m2 Qmaks < Qa ? Ok
BT
reaksi pondasi minimum Q min
Q min = 9.860 t/m2

Kasus 2 Kondisi Gempa

1 Momen dan pusat gaya

Uraian beban beban jarak (m) momen (t.m)


V (t) H (t) X Y Mx My
Badan 50.85 7.12 1.95 1.83 99.32 13.04 kombinasi pusat gaya
Tanah jemari 47.86 0.79 2.39 37.76 0.00 Xo=(Mx-My)/V 1.672 m
tumit 144.79 20.27 3.21 2.69 464.33 54.59
Reaksi (jembatan) 76.03 21.29 1.55 5.70 117.85 121.34 eksentrisitas
Tekanan tanah 18.05 39.43 4.50 2.00 81.22 79.02 e=(BT/2-Xo) 0.578 m
Tekanan hidrostatis 0.00 0.00 0.00
Tekanan up-lift -27.14 2.25 -13.57 momen lentur M =V x e 179.58 t.m
Beban tambahan 0.00 0.00 4.50 2.09 0.00 0.00
 310.44 88.11 786.91 267.99

2 Analisa stabilitas

2.1 Guling

e<=(BT/3) e= 0.578 m BT/6 > e ? OK


BT/3= 1.500 m

5 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
2.2 Sliding

koefisien geser = Tan  b = 0.6


gaya geser pada dasar pondasi
Hu = V . Tan  b 186.27 ton
angka keamanan terhadap geser
Fs=Hu/H 2.114 Fs > 1,25 ? OK

2.3 Daya dukung


daya dukung tanah ijin 51.20 t/m2 e
Qa reaksi dari pondasi e > BT/6 ?
V
H
bila e < BT/6 bila e > BT/6

Qmaks (min)  V 6M X=3(BT/2-e) = 5.015 m


BL   BL  BT
2 Q
BT
reaksi pondasi maksimum Q maks reaksi pondasi Qe
Q maks = 27.155 t/m2 Q=2V/(BL.X)= 27.514 t/m2
X
reaksi pondasi minimum Q min
Q min = 3.507 t/m2
BT
Qmaks < Qa? Ok Qe < Qa? Ok
Qmaks = 27.15 t/m2
Qmin = 3.51 t/m2
X= 4.50 m

Daya Dukung Tanah


(1) Data perencanaan
B = 35.00 o cB = 0.00 t/m2 s' = 1.00 t/m3 (=satw)
B = 4.50 m z = 0.65 m L = 4.50 m

(2) Daya dukung tanah ultimate, (qu)

Perhitungan daya dukung tanah ultimate menggukan persamaan berikut ini :


Rumus Terzaghi :

6 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
qu =  c Nc + s' z Nq +  s' B

N faktor bentuk

 = 1.30  = 0.40

bentuk pondasi : segi empat , B x L

bentuk pondasi  
1 menerus 1.00 0.50
2 persegi 1.30 0.40
3 segi empat , B x L 1.30 0.40
(B < L) (= 1.09 + 0.21 B/L)
(B > L) (= 1.09 + 0.21 L/B)
4 bulat , diameter = B 1.30 0.30

faktor daya dukung

Nc = 57.0 Nq = 44.0 N = 41.0

 Nc Nq N
0 5.7 0.0 0.0
5 7.0 1.4 0.0
10 9.0 2.7 0.2
15 12.0 4.5 2.3
20 17.0 7.5 4.7
25 24.0 13.0 9.5
30 36.0 23.0 20.0
35 57.0 44.0 41.0
37 70.0 50.0 55.0
39 > 82.0 50.0 73.0

 c Nc = 0.000
s' z Nq = 28.600
 s' B N = 73.800

qu = 102.40 t/m2

(3) Daya dukung tanah ijin, )


(qa

qa = qu / 3 = 34.13 t/m2 (angka kemanan = 3 , kondisi normal )


qae = qu / 2 = 51.20 t/m2 (angka kemanan = 2 , kondisi gempa)

7 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Perhitungan Struktur, Badan Abutmen

1 Beban dan momen lentur pada badan abutmen


dimensi
B0 B1 B2 B0 B1 B2 B3 B5 H1 H2 H5 H6
0.40 0.15 0.20 0.40 0.15 0.15 0.40 0.60 4.55 0.00 0.15
0.20 Hw1 Hw2
2.00 2.00

Lp lebar abutmen
hs
Bw= 4.5 pelat injak dari 0
H1 koefisien gempa kh= 0.14
0.60 ①
penyangga dari parapet hs= 0.15 m
④ H6 potongan A-A

② ③ 0.15 beban jarak momen beban jarak momen Mi=


0.15 No. vertikal X Mx horisontal Y My Mx+My
t/m m t.m/m t/m m t.m/m t.m/m

0.40B5
H2 B B3 B 1 1.080 -0.125 -0.135 0.151 4.850 0.733 0.598
4.55 ⑤ 2 0.036 0.267 0.010 0.005 4.650 0.023 0.033
(H1+H2)/2
4.40 3 0.144 0.000 0.000 0.020 4.475 0.090 0.090
2.58
ho 4 0.027 -0.300 -0.008 0.004 4.650 0.018 0.009
5 4.224 0.000 0.000 0.591 2.200 1.301 1.301
1.35 or
Y  5.511 -0.134 0.772 2.166 2.032
1.35 Total 24.800 -0.601 3.472 9.745 9.144
A Hw1'

A
X (0,0)
Potongan B-B
Distance AB: 1.35 m
Potongan B-B
beban jarak momen beban jarak momen Mi=
No. vertikal X Mx horisontal Y My Mx+My
t/m m t.m/m t/m m t.m/m t.m/m
1 1.080 -0.125 -0.135 0.151 3.500 0.529 0.394
2 0.036 0.267 0.010 0.005 3.300 0.017 0.026
3 0.144 0.000 0.000 0.020 3.125 0.063 0.063
4 0.027 -0.300 -0.008 0.004 3.300 0.012 0.004
5 2.928 0.000 0.000 0.410 1.525 0.625 0.625
 4.215 -0.134 0.590 1.246 1.113
Total 18.968 -0.601 2.655 5.609 5.008

2 Beban dan momen lentur akibat struktur atas


beban jarak momen beban jarak momen Mi=
No. vertikal X Mx horisontal Y My Mx+My
t/m m t.m/m t/m m t.m/m t.m/m
Potongan A - A
Normal Rd + Rl 89.83 0.15 13.4745 0 0 0 13.4745
gempa Rd 76.03 0.15 11.4045 21.2884 4.95 105.37758 116.78208
Section B-B
Normal Rd + Rl 89.83 0.15 13.4745 0 0 0 13.4745
gempa Rd 76.03 0.15 11.4045 21.2884 3.60 76.63824 88.04274

3 Tekanan tanah

1) Potongan B-B
a) Kondisi normal
qa1
q1=qs*Ka q1= 0.122 t/m
q2=(qs+*H)*Ka q2= 2.388 t/m
EaH=(q1+q2)*(1/2)*H*cos Eah= 4.380 t/m
y=[H*(2q1+q2)]/[3*(q1+q2)] y= 1.328 m
S=EaH*Bw S= 19.711 ton
My=EaH*Bw*y My= 26.183 t.m B qa2 3.80
diman qs beban tambahan 0.5 t/m2
Ka2 koefisien tekanan tanah aktif 0.244 1.35
1.35
 berat jenis tanah 1.8 t/m3
berat jenis tanah jenuh air 2.0 t/m3 A
 sudut geser tanah dgn dinding 0.4067 radian qw2 qa3 qw1
 3.80 m
y pusat gaya (m)
S gaya geser (ton)
Bw lebar abutmen 4.50 m
1/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
b) Kondisi gempa
qe1=q'*Kea qe1= 0.000 t/m
q2=(q'+*H)*Kea qe2= 2.299 t/m
EeH=(qe1+qe2)*(1/2)*H*cos EaH= 4.165 t/m
y=[H*(2qe1+qe2)]/[3*(qe1+qe2)] y= 1.267 m
S=EeH*Bw S= 18.743 ton
My=EeH*Bw*y My= 23.741 t.m/m

where q' beban tambahan (kondisi gempa) 0 t/m2


Kea koefisien tekanan tanah aktif 0.336
 berat jenis tanah 1.8 t/m3
 sudut geser tanah dengan dinding 0.3054 radian
 3.80 m
y pusat gaya (m)
S gaya geser (ton)
Bw lebar abutmen 4.50 m

2) Potongan A-A

a) Kondisi normal
uraian
EaH : tekanan tanah aktif (t/m2/m) Pa x cos  5.773
Ka2 koefisien tekan tanah aktif 0.244
y: pusat gaya vertikal y= 1.839
S = EaH*Bw S= 25.977
My = EaH*Bw*y My = 47.76
qa1 = 0.244 x 0.50 = 0.122
qa2 = 0.244 x 3.80 x 1.80 = 1.672
qa3 = 0.244 x 1.35 x 1.00 = 0.330
qw1 = 1.350 x 1.00 = 1.350
qw2 = -1.350 x 1.00 = -1.350

Kondisi normal
No. Uraian H Y HY
Pa1 = 0.122 x 5.150 = 0.629 2.575 1.621
Pa2 = 1.672 x 3.800 x 0.500 = 3.176 2.617 8.311
Pa2' = 1.672 x 1.350 = 2.257 0.675 1.523
Pa3 = 0.330 x 1.350 x 0.500 = 0.223 0.450 0.100
Total (Pa) per m 6.285 1.839 11.556
Pw1 = 1.350 x 1.350 x 0.500 = 0.911 0.450 0.410
Pw2 = -1.350 x 1.350 x 0.500 = -0.911 0.450 -0.410
Total (per m) 0.000 0.000
Total seluruh lebar lebar = 4.500 m 0.000 0.000 0.000

b) Kondisi gempa
Uraian
Pea : tekanan tanah aktif (t/m2/m) Pa x cos  7.417
Kea koefisien tekanan tanah aktif 0.336
y: pudat gaya vertikal y = 1.757
S = EaH*Bw S = 33.374
My = EaH*Bw*y My = 58.625
qa1 = 0.336 x 0.00 = 0.000
qa2 = 0.336 x 3.80 x 1.80 = 2.299
qa3 = 0.336 x 1.35 x 1.00 = 0.454
qw1 = 1.350 x 1.00 = 1.350
qw2 = -1.350 x 1.00 = -1.350

kondisi gempa
No. Uraian H Y
Pa1= 0.000 x 5.150 = 0.000 2.575 0.000
Pa2 = 2.299 x 3.800 x 0.500 = 4.367 2.617 11.428
Pa2' = 2.299 x 1.350 = 3.103 0.675 2.095
Pa3 = 0.454 x 1.350 x 0.500 = 0.306 0.450 0.138
Total (per m) 7.776 1.757 13.660
Pw1 = 1.350 x 1.350 x 0.500 = 0.911 0.450 0.410
Pw2 = -1.350 x 1.350 x 0.500 = -0.911 0.450 -0.410
Total (per m) 0.000 0.000
Total (per lebar) lebar = 4.500 m 0.000 0.000 0.000

2/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
4 Rekapitulasi gaya Intersectional
kondisi normal kondisi gempa
Uraian momen beban geser momen beban geser
M (t.m) N (ton) S (ton) M (t.m) N (ton) S (ton)
Potongan A-A
badan abutmen 0.00 24.80 0.00 9.74 24.80 3.47
reaksi pada abutment 13.47 89.83 0.00 116.78 76.03 21.29
tekanan hidrostatis 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
tekanan tanah 47.76 0.00 25.98 58.63 0.00 33.37
Total 61.23 114.63 25.98 185.15 100.83 58.13
Potongan B-B
badan abutmen 0.00 18.97 0.00 5.61 18.97 2.66
reaksi pada abutment 13.47 89.83 0.00 88.04 76.03 21.29
tekanan hidrostatis 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
tekanan tanah 26.18 0.00 19.71 23.74 0.00 18.74
Total 39.66 108.80 19.71 117.39 95.00 42.69

5 Perhitungan penulangan asumsi sebagai balok, kondisi normal

1) Momen retak Potongan A-A Potongan B-B

Mc= Zc*('ck + N/Ac) Mc= 5658475.9 kg.cm/m 5244475.9 kg.cm/m


= 56.584759 t.m/m 52.444759 t.m/m
dimana, Mc momen retak kg.cm kg.cm
Zc modulus penampang
Zc=b*h1^2/6 b=100 cm 120000 cm3 120000 cm3
'ck tegangan tarik beton (lentur)
'ck = 0.5*ck^(2/3) 18.496591 kg/cm2 18.496591 kg/cm2
 ck= 225 kg/cm2
N gaya normal (kg) 114630 kg 100830 kg
Ac luas penampang beton = b*h1 4000 cm2 4000 cm2
h1 tebal penampang, B5 40 cm 40 cm
b 450 cm 450

2) Pengecekan terhadap momen retak dan momen lentur rencana

momen lentur rencana Mf 61.235 t.m/m 39.657 t.m/m

Cek Mf & Mc
1.7*Mf > Mc ?, jika ya, cek momen lentur ultimate
1.7*Mf = 104.099 t.m 67.418 t.m
Mc= 56.585 t.m 52.445 t.m
1.7*Mf>Mc? ya, cek momen lentur ultimate ya, cek momen lentur ultimate
3) Momen lentur ultimate

Mu=As* sy{d-(1/2)*[As* sy]/[0.85* Mu= 8687826.2 kg.cm Mu= 5752259.5 kg.cm


= 86.878262 t.m = 57.522595 t.m
dimana,
Mu momen lentur ultimate t.m t.m
As luas tulangan tarik cm2 cm2
 sy titik leleh tulangan 3000 kg/cm2 3000 kg/cm2
d tinggi efektif = h1- selimut beton 30.0 cm 30.0 cm
selimut beton d1= 10 cm
h1= 40.0 cm
'ck kuat tekan rencana beton 225 kg/cm2 225 kg/cm2
b lebar efektif 450 cm 450 cm

As=Mf/( sa*j*d) 102.654 cm2 66.482 cm2


 sa= tegangan ijin baja 2300 kg/cm2 2300 kg/cm2
tulangan
j= 1 -k/3 (=8/9 ) 0.865 0.865
or k = n/{n+ sa/ ca)
n = rasio modulu Young's 21 21
 ca tegangan ijin beton 75 kg/cm2 75 kg/cm2

Cek Mu & Mc Mu = 86.878 t.m Mu = 57.523 t.m


Mc = 56.585 t.m Mc = 52.445 t.m
Mu>Mc? ok ok

3/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
4) Penulangan

Pengecekan tulangan tunggal atau tulangan ganda

M1= (d/Cs)^2*sa*b >Mf? M1= 5336644.1 kg.cm 5336644.1 kg.cm


= 53.366 t.m 53.366 t.m
dimana, M1 momen tahanan
Cs ={2m/[s*(1-s/3)]}^(1/2) 13.212 13.212
s (n*ca)/(n*ca+sa) 0.406 0.406
m sa/ca 30.667 30.667
sa 2300 kg/cm2 2300 kg/cm2
ca 75 kg/cm2 75 kg/cm2
n 21 21

Cek M1 > Mf? M1= 53.366 t.m 53.366 t.m


Mf= 61.235 t.m 39.657 t.m
M1<Mf: tulangan tarik + tekan M1>Mf: tulangan tunggal

(a) Tulangan tarik

Tul. Maksimum, As maks = 0.02*b*d = 270.0 cm2 270.0 cm2


Tul. Minimum , As min = b*4.5%= 20.3 cm2 20.3 cm2
kebutuhan tulangan As req= 102.654 cm2 66.482 cm2
dipakai D = 22 - 75 mm 22 - 150 mm
jumlah kebutuhan tulangan unit=b/interval= 60 unit 30 unit

luas tulangan As = 228.080 cm2 ok 114.040 cm2 ok

Mrs=sa*As2(d-d2) Mrs= 10491622 kg.cm Mrs= 7868685.4 kg.cm


= 104.916 t.m = 78.687 t.m
dimana, Mrs momen tahanan oleh tulangan tarik
As2 As2= As-As1=As - M1/{sa*(1-s/3)*d}
As2= 228.079 cm2 As2= 114.039 cm2
d sa= 2300 kg/cm2 sa= 2300 kg/cm2
d1 d= 30 cm d= 30 cm
h
d2= 10 cm d2= 0 cm

(b) Tulangan tekan, bila M1 < Mf


M' = Mf - M1=sa*As'*(d - d2) M'= 7.87 t.m 0.00 t.m
As' = M'/[sa*(d - d2)] As'= 17.1045 cm2 0 cm2
M1= 53.366 t.m 53.366 t.m
Mf= 61.235 t.m 39.657 t.m
hd d2
d1 d= 30 cm 30 cm
d2= 10 cm 0 cm
sa= 2300 kg/cm2 2300 kg/cm2
kebutuhan luas tulanga As' req= 17.1045 cm2 0 cm2
dipakai D = 22 - 150 mm 22 - 150
luas tulangan As' = 228.080 cm2 ok 114.040 cm2

5) Pengecekan tegangahn ijin


(a) Hanya tulangan tarik
Mf 61.235 t.m 39.657 t.m
S 25.977 ton 58.134 ton
s = Mf/(As*j*d) 1099.98 kg/cm2 ok 1360.58 kg/cm2 ok
c = 2*Mf/(k*j*b*d^2) 66.46 kg/cm2 ok 51.76 kg/cm2 ok
m = S/(b*j*d) 2.365 kg/cm2 ok 5.054 kg/cm2 ok
p=As/(b*d) 0.01689 0.00845
k={(n*p)^2+2*n*p}^0.5 - n*p 0.55924 0.44410
j= 1-k/3 0.81359 0.85197
b b= 450 cm 450 cm
d= 30 cm 30 cm
n= 21 21
x=kd
h d

As
d1

4/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
(b) Tulangan tarik & tulangan tekan
Mf 61.235 t.m 39.657 t.m
S 25.977 ton 58.134 ton
c = Mf/(b*d^2*Lc) 53.33 kg/cm2 ok 29.89 kg/cm2
s = n*c*(1-k)/k 1145.14 kg/cm2 ok 1226.76 kg/cm2
s' = n*c*(k-d2/d)/k 364.86 kg/cm2 ok 627.78 kg/cm2
m = S/(b*j*d) 2.462 kg/cm2 ok 4.557 kg/cm2
p=As/(bd) 0.01689 0.00845
p'=As'/(bd) 0.01689 0.00845
k={n^2(p+p')^2+2n(p+p'*d2/d)}^05-n(p+p') 0.49442 0.33851
Lc=(1/2)k(1-k/3)+(np'/k)(k-d2/d)(1-d2/d) 0.28353 0.32755
j=(1-d2/d)+k^2/{2*n*p*(1-k)}*(d2/d-k/3) 0.78150 0.94491
b= 450 cm 450 cm
b d2= 10 cm 0 cm
d2 d= 30 cm 30 cm
n= 21 21
As' x=kd
hd

As
d1

6 Perhitungan penulangan asumsi sebagai kolom, kondisi gempa


1) Luas minimum asumsi sebagai kolom
Acmin = N/(0.008sa+ca) Acmin = 719.697 cm2 678.069 cm2
dimana, sa tegangan ijin baja 3450 kg/m2 3450 kg/m2
ca tegangan ijin beton 112.5 kg/m2 112.5 kg/m2
N gaya aksial 100.830 ton 94.998 ton
check: Ac (design) = b b*c= 18000 > Acmin ok 18000 > Acmin

2) Momen retak
Mc= Zc*('ck + N/Ac) = 2891787.5 kg.cm 2852907.5 kg.cm
= 28.918 t.m 28.529 t.m
dimana, Mc momen retak kg.cm kg.cm
Zc modulus penampang
Zc=b*h2^2/6 120000 cm3 120000 cm3
b= 450 cm 450 cm
'ck tegangan tarik beton (lentur)
'ck = 0.5*ck^(2/3) 18.497 kg/cm2 18.497 kg/cm2
 ck= 225 kg/cm2 225 kg/cm2
N gaya aksial 100.830 Ton 94.998 Ton
Ac luas beton = b*h2 18000 cm2 18000 cm2
h tebal penampang 40 cm 40 cm
Tulangan minimum
(a) asumsi balok As min = b(m)*4.5 cm2 As min= 20.25 cm2 As min= 20.25 cm2
(b) asumsi kolom As min=0.008*Ac min As min= 5.76 cm2 As min= 5.42 cm2
Tulangan maksimum
(a) asumsi balok As max = 0.002*b*d As maks= 270 cm2 As maks= 270 cm2
(b) asumsi kolom As max = 0.006*Ac As maks= 1080 cm2 As maks= 1080 cm2
3) Pengecekan terhadap momen retak dan momen lentur rencana
momen lentur rencana Mf 185.152 t.m 117.393 t.m
Cek Mf & Mc 1.7*Mf>Mc?, jika ya, cek momen lentur ultimate
1.7*Mf = 314.758 t.m 199.568 t.m
Mc= 28.918 t.m 28.529 t.m
1.7*Mf>Mc? ya, cek momen lentur ultimate ya, cek momen lentur ultimate

5/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
4) Pengecekan kebutuhan tulangan dihitung pada kondisi beban eksentris

As={[c*(s/2)-N/(b*d)]/sa}*b*d As= 42.905 cm2 27.473 cm2


dimana,
c tegangan beton c= 115.52 kg.cm2 98.47 kg.cm2
penyelesaian persamaan Eq1 berikut ini :
Eq1 = c^3 + [3*sa/(2*n)-3*Ms/(b*d^2)]*c^2 - 6*Ms/(n*b*d^2)*sa*c - 3*Ms/(n^2*b*d^2)*sa^2 = 0
sa tegangan ijin baja tulangan sa = 3450 kg.cm2 3450 kg.cm2
Ms momen eksentris, Ms=N(e+c) Ms= 19523496 kg.cm 12689250 kg.cm
e jarak eksentrisitas e = M/N e= 183.63 cm 123.57 cm
M momen lentur M= 185.15 t.m 117.39 t.m
N gaya aksial N= 100.83 ton 95.00 ton
n rasio modulus Young's n= 14.00 14.00
c c=h/2 - d1 c= 10 cm 10 cm
h tinggi penampang h= 40.0 cm 40.0 cm
b lebar penampang b= 450.0 cm 450.0 cm
d1 selimut beton d1= 10 cm 10 cm
d lebar efektif penampang d=h-d1 d= 30.0 cm 30.0 cm
s s=n*c/(n*c+sa) s= 0.319 0.286
[3*sa/(2*n)-3*Ms/(b*d^2)]= 225.02436 275.64842
6*Ms/(n*b*d^2)*sa= 71276.257 46325.832
3*Ms/(n^2*b*d^2)*sa^2= 8782253.1 5708004.3
c (coba-coba)= 116 c (coba-coba)= 98
Eq1 (coba-coba)= ####### re-check Eq1 (coba-coba)= - re-check
6641982
cross cek ####### ok cross cek -6641982 ok

5) Momen lentur ultimate


Mu=c*(h/2-0.4X)+Ts'(h/2-d2)+Ts(h/2-d1)
Mu=min(Mu1,Mu2) Mu= 6525950 kg.cm 4870966 kg.cm
50 65.259 t.m 48.710 t.m
bila X>0 bila X<0 bila X>0
dimana, 50 7887076 Mu2= 6525949.9 5224402 Mu2=
Mu momen lentur ultimate (t.m)
c 0.68*ck*b*X c= 367374 c= -656.68 304638 c=
ck kuat tekan rencana beton ck= 225 kg/cm2 225 kg/cm2
b lebar penampang b= 450 cm 450 cm
X penyelesaian persamaan Eq2 berikut ini X= 5.336 X= -4.292 4.425 X=
Ts' As'*Es*cu*(X-d2)/X Ts'= -137828 Ts'= 525052 -127221 Ts'=
As' tulangan tekan As'=0.5 As As'= 21.453 13.737
As kebutuhan tulangan tarik As= 42.905 27.473
Es modulus Young's (baja tulangan) Es= 2100000 2100000
cu koefisien regangan Ibeton) cu= 0.0035 0.0035
h tinggi penampang h= 40 cm 40 cm
d1 selimut beton (daerah tarik) d1= 10 cm 10 cm
d2 selimut beton (daerah tekan) d2= 10 cm 10 cm

persamaan Eq2
*X^2 + (-Ts-N)*X-*d2=0
 0.68*ck*b = 68850 68850
 As'*Es*cu = 157678 100964
Ts As*sy Ts= 128716 82419
sy titik leleh baja tulangan sy= 3000 kg/cm2 3000 kg/cm2
N gaya aksial N= 100830 kg 94997.5 kg
masukkan nilai a,b,c sebagai berikut a=   68850   68850
b= -Ts-N = -71868 -Ts-N = -76453
c= - *d2 = -1576777 - *d2 = -1009639
akhirnya, X= (-b+(b^2-4ac)^0.5)/(2*a) X= 5.336 4.425
X= (-b-(b^2-4ac)^0.5)/(2*a) X= -4.292 -3.314

Cek Mc & Mu Mu= 65.259 t.m 48.710 t.m


Mc= 28.918 t.m 28.529 t.m
Mu>Mc ? ok ok

6/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
6) Penulangan

h d d2
d

tulangan maksimum, As maks = 270 cm2 270 cm2


tulangan minimum, As maks = 20.250 cm2 20.250 cm2

(a) Tulangan tarik


kebutuhan tulangan As req= 42.905 cm2 27.473 cm2
dipakai D 22 @ 75 mm 22 @ 150 mm
lebar kolom b= 450 cm2 450 cm2
luas tulangan As = 228.080 cm2 ok 114.040 cm2 ok

(b) Compressive Bar


kebutuhan tulangan As' req= 21.453 cm2 13.737 cm2
dipakai D 22 @ 150 mm 22 @ 150 mm
lebar kolom b= 450 cm2 450 cm2
luas tulangan As' = 114.040 cm2 ok 114.040 cm2 ok
(c ) S
engkang
diameter minimum ' min = 12 mm 12 mm
digunakan ' = 16 mm 16 mm
interval antar tulangan, harus mengikuti kondisi dibawah ini :
<= d= 300 mm 300 mm
interval tul. : t m<= 12* = 264 mm 264 mm
<= 48* ' 768 mm 768 mm
interval rencana t= 200 mm ok 200 mm ok
7) Pengecekan tegangan ijin, kondisi gempa
(a) hanya tulangan tarik
Mf 185.152 t.m 117.393 t.m
S 58.134 ton 42.687 ton
s = Mf/(As*j*d) 3235.24 kg/cm2 ok 3932.39 kg/cm2 check
c = 2*Mf/(k*j*b*d^2) 222.73 kg/cm2 check 173.81 kg/cm2 check
m = S/(b*j*d) 5.149 kg/cm2 ok 3.624 kg/cm2 ok
p=As/(b*d) 0.01689 0.00845
k={(n*p)^2+2*n*p}^0.5 - n*p 0.49080 0.38225
j= 1-k/3 0.83640 0.87258
b b= 450 cm 450 cm
d= 30 cm 30 cm
n= 14 14
x=kd
h d

As
d1

(b) Tulangan tarik dan tulangan tekan


Mf 185.152 t.m 117.393 t.m
S 58.134 ton 42.687 ton
c = Mf/(b*d^2*Lc) 207.421 kg/cm2 check 168.916 kg/cm2 check
s = n*c*(1-k)/k 3294.658 kg/cm2 ok 3978.092 kg/cm2 check
s' = n*c*(k-d2/d)/k 837.707 kg/cm2 ok 250.516 kg/cm2 ok
m = S/(b*j*d) 5.243 kg/cm2 ok 3.666 kg/cm2 ok
p=As/(bd) 0.01689 0.00845
p'=As'/(bd) 0.00845 0.00845
k={n^2(p+p')^2+2n(p+p'*d2/d)}^05-n(p+p') 0.46848 0.37283
Lc=(1/2)k(1-k/3)+(np'/k)(k-d2/d)(1-d2/d) 0.22040 0.17160
j=(1-d2/d)+k^2/{2*n*p*(1-k)}*(d2/d-k/3) 0.82132 0.86256
b b= 450 cm 450 cm
d2 d2= 10 cm 10 cm
d= 30 cm 30 cm
As' x=kd n= 14 14
h d

As
d1

7/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
7 Pengecekan terhadap tegangan beton dan tegangan baja
potongan A-A potongan B-B
normal gempa normal gempa
tinggi penampang h cm 40 40 40 40
lebar efektif b cm 450 450 450 450
selimut beton d' cm 10 10 10 10
kebutuhan tulangan As cm2 228.080 228.080 114.040 114.040
As' cm2 114.040 114.040 114.040 114.040
momen M kgf/cm 6123450 18515201 3965746.4 11739275
gaya aksial N kgf 114630 100830 108797.5 94997.5
gaya geser S kgf 25977 58134.33 19711.115 42686.786
rasio modulus Young n 21 14 21 14
c 10 10 10 10
e 53.419 183.629 36.451 123.575
a1 100.258 490.886 49.352 310.724
b1 5436.555 11939.845 2327.829 5261.175
c1 -135368 -284273 -52943 -109481
x 40 26 39 20
311,771 365,357 169,090 135,50
4
Check Check Check Check
a2 9064.64 5791.55 8709.01 4588.32
b2 6.57 11.42 7.10 13.20
b3 1188.88 1240.52 618.71 782.91
b4 30.29 15.74 28.71 10.39
b5 1188.88 1240.52 618.71 782.91
b6 -10.29 4.26 -8.71 9.61
c 73.48 ok 203.58 Check 53.45 ok 153.99
s -394.00 ok 471.66 ok -252.51 ok 1015.66
s' 1159.98 ok 1742.83 ok 832.54 ok 1098.66
c 2.343 ok 5.243 ok 1.778 ok 3.850

8/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
REKAPITULASI PERHITUNGAN DESAIN
Seaction A-A Section B-B
Uraian simbol satuan kondisi normal kondisi gempa kondisi normal kondisi gem
kondisi perhitungan balok persegi kolom balok persegi kolom

dimensi utama\
kuat tekan beton rencana c kg/m2 225 225 225 225
lebar efektif penampang, Bw b cm 450 450 450 450
tinggi penampang h cm 40.0 40.0 40.0 40.0
selimut beton (daerah tarik) d1 cm 10 10 10 10
selimut beton (daerah tekan) d2 cm 10 10 - 10
tinggi efektif penampang d cm 30 30.0 30 30
tengan ijin beton ca kg/m2 75 112.5 75 112.5
tulangan sa kg/m2 2300 3450 2300 3450
geser a kg/m2 6.5 9.75 6.5 9.75
titik leleh baja tulangan sy kg/m2 3000 3000 3000 3000

Penulangan
tulangan tarik dibutuhkan As req. cm2 102.66 42.91 66.49 27.48
direncanakan As cm2 228.08 D22-75 228.08 D22-75 114.04 D22-150 114.04

tulangan tekan dibutuhkan As' req. cm2 17.10 21.45 0.00 13.74
direncanakan As' cm2 114.04 D22-150 114.04 D22-150 114.04 D22-150 114.04

sengkang direncanakan Aso D16-200

Beban rencana
momen lentur rencana Mf t.m 61.235 185.152 39.657 117.393
gaya aksial rencana Nd ton 114.630 100.830 108.798 94.998
gaya geser S ton 25.977 58.134 19.711 42.687

Pengecekan terhadap tulangan minimum


momen retak Mc t.m 56.585 28.918 52.445 28.529
1.7*Mf 104.099 314.758 67.418 199.568
1.7*Mf < Mc ? Jika tidak, cek If Mu cek Mu cek Mu cek Mu cek Mu
momen lentur ultimate Mu t.m 86.878 65.259 57.523 48.710
Mu > Mc ? ok ok ok ok
tulangan maksimum As max cm2 270.00 270.00 270.00 270.00
tulangan minimum As min cm2 20.25 20.25 20.25 20.25
kebutuhan tulangan As req. 119.76 64.36 66.49 41.22
cm2 direncanakan tulangan As cm2 342.12 342.12 228.08 228.08

pengecekan terhadap tegangan ijin, asumsi balok persegi


rasio modulu Youg n 21 14 21 14
tinggi efektif d cm 30 30 30 30
tegangan tekan c kg/cm2 53.33 ok 51.76 ok
tegangan tarik (lentur) s kg/cm2 1145.14 ok 1360.58 ok
s' kg/cm2 364.86 ok -
tegagan geser m kg/cm2 2.462 ok 5.054 ok

Pengcekan terhadap tegangan ijin, asumsi kolom


tegangan tekan c kg/cm2 73.48 ok 203.58 check 53.45 ok 153.99
tegangan tarik (lentur) s kg/cm2 -394.00 ok 471.66 ok -252.51 ok 1015.66
s' kg/cm2 1159.98 ok 1742.83 ok 832.54 ok 1098.66
tegagan geser m kg/cm2 2.343 ok 5.243 ok 1.778 ok 3.850

9/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
unit:m
ho
4.40

H1+H2
5.15

10/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
11/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
12/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
mm
ok

13/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
ok
ok
ok
ok

ok

14/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
bila X<0
4870966

-507.08

-3.314
405602

15/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
16/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Check
ok
ok
ok

17/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
pa

D22-150

D22-150

D16-200

check
ok
ok
ok

18/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Perhitungan Struktur, Pondasi

1 Beban dan momen lentur pada pondasi

1) Kondisi perhitungan
l1
kondisi normal jemari

M
(0,0)

Ra=Qmaks Ra'

Q maks Q min
B4

BT

tumit
l2

kondisi gempa
M
(0,0)

Q Ra'
Ra=Qmin

X
BT
B6

2) Footing
Dimensi satuan : m
B4 B5 B6 BT H3 H4 HT
B4 B5 B6 1.50 0.40 2.60 4.50 0.25 0.40 5.80
lebar abutmen HT-H3-H4
Bw= 4.50 m 5.15
H3 ⑥ ⑦ ⑧
berat jenis material
F2
⑨ tanah 1800 kg/m3 1.80 t/m3
H4 F1 F3 beton 2400 kg/m3 2.40 t/m3
beban tambahan q 500 kg/m3 0.50 t/m3
BT q'= q gempa 0 kg/m3 0 t/m3

sisi jemari kondisi normal kondisi gempa


luas berat beban jarak momen beban jarak momen koefisien gempa
No. jenis vertikal X Mx horisontal Y My Kh = 0.14
m2 t/m3 t/m m t.m/m t/m m t.m/m
6 0.188 2.4 0.450 0.500 0.225 0.063 0.483 0.030
F1 0.600 2.4 1.440 0.750 1.080 0.202 0.200 0.040
sub-total 1.890 1.305 0.265 0.071
Jarak l1 l1 (X) 0.690 m l1 (Y) 0.267 m

sisi tumit kondisi normal kondisi gempa


luas berat beban jarak momen beban jarak momen
No. jenis vertikal X Mx horisontal Y My
m2 t/m3 t/m m t.m/m t/m m t.m/m
8 0.325 2.4 0.780 0.867 0.676 0.109 0.525 0.057
F3 1.040 2.4 2.496 1.300 3.245 0.349 0.200 0.070
sub-total 3.276 3.921 0.459 0.127
Jarak l2 l2 (X) 1.197 m l2 (Y) 0.277 m

1d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
3) Tekanan tanah, pada sisi tumit saja
kondisi normal kondisi gempa
beban mati (tanah) W1= 32.175 t/m We1= 32.175 t/m
jarak l3 = Xo-(B4+B5) l3 = 1.307 m l3 = 1.307 m
momen lentur Md Md= 42.056 t.m/m Mde= 42.056 t.m/m

beban tambahan W2 = q*B6 W2= 1.300 t/m We2= 0.000 t/m


jarak l4 = B6/2 l4 = 1.300 m l4 = 1.300 m
momen lentur Ms Ms= 1.690 t.m/m Mse= 0.000 t.m/m

tekanan tanah vertikal Pv = Pv= 2.557 t/m Pve= 2.392 t/m


Pv=sin *{ (1/2)*Ka**HT^2 + q*Ka*HT}
koefisien tekanan tanah aktif Ka= 0.244 Kea= 0.333
sudut antar tanah dan dinding = 0.4067 radian  e= 0.3054 radian
jarak l5 =B6*(2/3) l5 = 1.733 m l5 = 1.733 m
momen lentur Me Me= 4.431 t.m/m Mee= 4.146 t.m/m

4) Reaksi dari pondasi

reaksi dari pondasi


normal Q maks 20.926 t/m2
Q min 9.860 t/m2
gempa Q maks 27.155 t/m2
Q min 3.507 t/m2
X 4.500 m

Reaksi dari pondasi, sisi jemari


kondisi normal
Rat = Q maks Rat= 20.926 t/m2 panjang kantilever = B4 = 1.500 m
Ra't = Q maks-(B4/BT)*(Q maks - Qmin) Ra't= 17.237 t/m2
kondisi gempa
Reat= Q Reat= 27.155 t/m2 panjang kantilever = B4 = 1.500 m
Rea't= Q*(X-B4)/X Reat'= 18.103 t/m2

Reaksi dari pondasi, sisi tumit


kondisi normal
Rah= Q min Rah= 9.860 t/m2 panjang kantilever =B6= 2.600 m
Ra'h= Q maks-[(B4+B5)/BT]*(Qmaks - Qmin) Ra'h= 16.254 t/m2
Seismic Condition
Reah'= Q*(X-B4-B5)/X Rea'h= 17.170 t/m2 pnj kantilever =X-B4-B5= 2.600 m
Reah= Qmin Reah= 3.507 t/m2
Reah'= Q*(X-B4-B5)/X Rea'h= 15.689 t/m2 pnj kantilever =X-B4-B5= 3.115 m
Reah= 0 Reah= 0.000 t/m2
Reah'= Q*(X-B4-B5)/X Rea'h= 17.170 t/m2 pnj kantilever =X-B4-B5= 2.600 m
Reah= Qmin Reah= 3.507 t/m2

5) Gaya interseksional akibat reaksi

Axial Force = 0 tf/m per m


sisi jemari Heel Section
kondisi normal kondisi gempa Normal C ondition Seismic C ondition
Uraian momen geser momen geser Moment Shearing Moment Shearing
M S Ms Ss M S Ms Ss
(t.m/m) (t/m) (t.m/m) (t/m) (tf.m/m) (tf/m) (tf.m/m) (tf/m)
pondasi -1.305 -1.890 -1.305 -1.890 3.921 3.276 3.921 3.276
beban mati, tanah 42.056 32.175 42.056 32.175
beban tambahan 1.690 1.300 0.000 0.000
tekanan tanah 0.000 0.000 10.779 6.219
reaksi dari pondasi 22.158 28.622 27.155 33.943 -40.530 -33.948 -27.246 -26.879
Total 20.853 26.732 25.850 32.053 7.136 2.803 29.510 14.790
93.839 120.295 116.323 144.239 32.114 12.614 132.794 66.556

2d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
2 Perhitungan penulangan untuk sisi jemari

1) Momen retak

Mc= Zc*('ck + N/Ac) Mc= 3082765 kg.cm/m = 30.828 t.m/m

dimana, Mc momen retak kg.cm


Zc modulus penampang
Zc=b*h1^2/6 166667 cm3
b= 100 cm
'ck tegangan tarik beton (lentur)
'ck = 0.5*ck^(2/3) 18.497 kg/cm2
 ck= 225 kg/cm2
N gaya aksial (=0) 0 ton
Ac luas beton = b*h1 6500 cm2
h1 ketebalan penampang, (H3+H4) 65 cm

2) Pengecekan terhadap momen retak dan momen lentur rencana

momen lentur rencana Mf = maks (M,Me) 25.850 t.m/m

kondisi normal 20.853 t.m/m


kondisi gempa 25.850 t.m/m

Cek Mf & Mc 1.7*Mf>Mc?, jika ya, cek momen lentur ultimater


1.7*Mf = 43.944 t.m
Mc= 30.828 t.m 1.7*Mf>Mc? ya, cek momen lentur ultimate

3) Momen lentur ultimate

Mu=As* sy{d-(1/2)*[As* sy]/[0.85* ck*b]} Mu= 3768613 kg.cm = 37.686 t.m

dimana, Mu momen lentur ultimate t.m


As luas tulangan tarik cm2
 sy titik leleh baja tulangan 3000 kg/cm2
d tinggi efektif = h1- selimut beton 55 cm
selimut beton d1= 10 cm
h1= 65.0 cm
'ck kuat tekan rencana beton 225 kg/cm2
b lebar efektif 100 cm

As=Mf/( sa*j*d) 23.637 cm2


 sa= tegangan ijin baja 2300 kg/cm2
j= 1 -k/3 (=8/9 ) 0.865
or k = n/{n+ sa/ ca)
n= rasio modulus Young's 21
 ca tegangan ijin beton 75 kg/cm2

Cek Mu & Mc Mu = 37.686 t.m


Mc = 30.828 t.m Mu > Mc? ok

4) Penulangan

pengecekan tulangan tunggal atau tulangan rangkap

M1= (d/Cs)^2*sa*b >Mf? M1= 3986012 kg.cm/m = 39.860 t.m/m

dimana, M1 momen tahanan


Cs ={2m/[s*(1-s/3)]}^(1/2) 13.2117
s (n*ca)/(n*ca+sa) 0.4065
m sa/ca 30.6667
sa 2300 kg/cm2 tekan
ca 75 kg/cm2
tarik
n 21

Cek M1 > Mf ? M1= 39.860 t.m M1>Mf: hanya tulangan tarik


Mf= 25.850 t.m

3d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
(a) Tulangan tarik

tulangan maksimum As maks = 0.02*b*d = 110.0 cm2


tulangan minimum As min = b*4.5%= 4.5 cm2 d
luas kebutuhan tulangan As req= 23.637 cm2 h d1
dipakai D 22 - 150 mm
jumlah unit tulangan unit=b/pitch = 6.66667 unit
luas tulangan As = 25.342 cm2 ok

Mrs=sa*As2(d-d2) Mrs= 3205740 kg.cm = 32.057 t.m

dimana, Mrs momen tahanan oleh tulangan tarik As2


As2= As-As1=As - M1/{sa*(1-s/3)*d} As2= 25.342 cm2
sa= 2300 kg/cm2 d= 55 cm
d2= 0 cm

(b) Tulangan tekan, bila M1<Mf

M' = Mf - M1=sa*As'*(d - d2)


M'= 0.000 t.m
h d2
d
As' = M'/[sa*(d - d2)] As'= 0.000 cm2 d1

d= 55 cm M1= 39.860 t.m


d2= 0 cm Mf= 25.850 t.m
sa= 0 kg/cm2

kebutuhan tulangan As' req= 0.000 cm2


dipakai D = 22 - 300 mm
luas tulangan As' = 12.671 cm2 ok

5) Pengecekan tegangan ijin

(a) Tulangan tarik saja

Mf 25.8495 t.m/m b
S max(S,Ss) 32.05 t/m
s = Mf/(As*j*d) 2102.43 kg/cm2 check s < sa ? ok
c = 2*Mf/(k*j*b*d^2) 54.78 kg/cm2 check c < ca ? ok x=kd
m = S/(b*j*d) 6.607 kg/cm2 check m < a ? cek h

p=As/(b*d) 0.00461 b= 100 cm As


k={(n*p)^2+2*n*p}^0.5 - n*p 0.35367 d= 55 cm d1
j= 1-k/3 0.88211 n= 21

(b) Tulangan tarik & tulangan tekan

Mf 25.850 t.m
S 32.053 ton
b
c = Mf/(b*d^2*Lc) 44.842 kg/cm2 check c < ca ? ok d2
s = n*c*(1-k)/k 2018.702 kg/cm2 check s < sa ? ok
s' = n*c*(k-d2/d)/k 941.684 kg/cm2 check s' < sa ? ok x=kd
As'
m = S/(b*j*d) 6.344 kg/cm2 check m < a ? ok hd
p=As/(bd) 0.00461
p'=As'/(bd) 0.00230 As
k={n^2(p+p')^2+2n(p+p'*d2/d)}^05-n(p+p') 0.31810 d1
Lc=(1/2)k(1-k/3)+(np'/k)(k-d2/d)(1-d2/d) 0.19056
j=(1-d2/d)+k^2/{2*n*p*(1-k)}*(d2/d-k/3) 0.91870

b= 100 cm d2= 0 cm
d= 55 cm n= 21

4d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
3 Perhitungan kebutuhan tulangan padan sisi tumit (kondisi normal)

1) Momen retak

Mc= Zc*('ck + N/Ac) Mc= 3082765


kg.cm/m = 30.828 t.m/m

dimana, Mc momen retak kg.cm


Zc modulus penampang
Zc=b*h1^2/6 166667 cm3
b= 100 cm
'ck tegangan tarik
(lentur)
'ck = 0.5*ck^(2/3) 18.497 kg/cm2
 ck= 225 kg/cm2
N gaya aksial (=0) 0 ton
Ac luas beton = b*h1 6500 cm2
h1 ketebalan penampang, (H3+H4) 65 cm

2) Pengecekan terhadap momen retak dan momen lentur rencana Me>0 Me<0

momen lentur rencana Mf = 7.136 t.m/m


tarik tekan
kondisi normal M = 7.136 t.m/m tekan tarik
kondisi gempa Ms = 29.510 t.m/m

Cek Mf & Mc 1.7*Mf>Mc?, jika ya, cek momen lentur


ultimate 1.7*Mf = 12.132 t.m
Mc= 30.828 t.m 1.7*Mf > Mc? Tidak, tidak perlu cek momen lentur ultimate

3) Momen lentur ultimate

Mu=As* sy{d-(1/2)*[As* sy]/[0.85* ck*b]} Mu= 1066687 kg.cm = 10.667 t.m

dimana, Mu momen lentur ultimate t.m


As luas tulangan tarik cm2
 sy titik leleh baja tulangan 3000 kg/cm2
d tinggi efektif = h1- selimut beton 55 cm
selimut beton d1= 10 cm
h1= 65 cm
'ck kuat tekan rencana beton 225 kg/cm2
b lebar efektif 100 cm

As=Mf/( sa*j*d) 6.525 cm2


 sa= tegangan ijin baja 2300 kg/cm2
j= 1 -k/3 (=8/9 ) 0.865
or k = n/{n+ sa/ ca)
n= rasio modulus Young's 21
 ca tegangan ijin beton 75 kg/cm2

Cek Mu & Mc Mu = 10.667 t.m


Mc = 30.828 t.m Mu > Mc ? tidak digunakan

4) Penulangan

Pengecekan tulangan tunggal atau tulangan rangkap

M1= (d/Cs)^2*sa*b >Mf? M1= 3986012 kgf.cm/m = 39.860 tf.m/m

dimana, M1 momen tahanan


Cs ={2m/[s*(1-s/3)]}^(1/2) 13.2117
s (n*ca)/(n*ca+sa) 0.4065
m sa/ca 30.6667
sa 2300 kg/cm2
ca 75 kg/cm2
n 21

Cek M1 > Mf ? M1= 39.860 t.m M1>Mf: Hanya tulangan tarik


Mf= 7.136 t.m

5d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
(a) Tulangan tarik

tulangan maksimum As maks = 0.02*b*d = 110.0 cm2


tulangan minimum As min = b*4.5%= 4.5 cm2 h d
kebutuhan tulangan As req= 6.525 cm2 d1
dipakai D 22 - 150 mm
jumlah unit yg dibutuhkan unit=b/interval = 6.66667 unit inteval disamakan dengan sisi jemari
luas tulangan As = 25.342 cm2 ok

Mrs = sa*As2(d-d2) Mrs= 3205740 kg.cm = 32.057 t.m

dimana, Mrs momen tahanan oleh tulangan tarik As2


As2 = As - As1= As - M1/{sa*(1-s/3)*d} As2= 25.342 cm2
sa = 2300 kg/cm2 d= 55 cm
d2 = 0 cm

(b) Tulangan tekan, bila M1<Mf


M' = Mf - M1=sa*As'*(d - d2 M' = 0.000 t.m
As' = M'/[sa*(d - d2)] As' = 0.000 cm2

h d d2
d= 55 cm M1 = 39.860 t.m d1
d2 = 0 cm Mf = 7.136 t.m
sa = 2300 kg/cm2
kebutuhan tulangan As' req= 0.000 cm2
dipakai D 22 - 300 mm
luas tulangan As' = 12.671 cm2 ok

5) Pengecekan tegangan
ijin
(a) Hanya tulangan tarik
Mf 7.13636 t.m/m b
S max(S,Ss) 14.79 t/m
s = Mf/(As*j*d) 580.43 kg/cm2 cek s < sa ? ok
c = 2*Mf/(k*j*b*d^2) 15.12 kg/cm2 cek c < ca ? ok x=kd
m = S/(b*j*d) 3.049 kg/cm2 cek m < a ? ok h

p=As/(b*d) 0.00461 b= 100 cm As


k={(n*p)^2+2*n*p}^0.5 - n*p 0.35367 d= 55 cm d1
j= 1-k/3 0.88211 n= 21

(b) Tensile Bar & Compressive Bar


Mf 7.136 t.m
S 14.790 ton b
c = Mf/(b*d^2*Lc) 12.38 kg/cm2 cek c < ca ? ok d2
s = n*c*(1-k)/k 557.31 kg/cm2 cek s < sa ? ok
s' = n*c*(k-d2/d)/k 259.97 kg/cm2 cek s' < sa ok x=kd
As'
? hd
p=As/(bd) 0.00461
p'=As'/(bd) 0.00230 As
k={n^2(p+p')^2+2n(p+p'*d2/d)}^05-n(p+p') 0.31810 d1
Lc=(1/2)k(1-k/3)+(np'/k)(k-d2/d)(1-d2/d) 0.19056
j=(1-d2/d)+k^2/{2*n*p*(1-k)}*(d2/d-k/3) 0.91870
b= 100 cm d2 = 0 cm
d= 55 cm n= 21

6d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
4 Perhitungan penulangan untuk sisi tumit (kondisi gempa)
1) Momen retak
Mc= Zc*('ck + N/Ac) Mc= 3082765
kg.cm/m = 30.828 t.m/m
dimana, Mc momen retak kg.cm
Zc modulus penampang
Zc=b*h1^2/6 166667 cm3
b= 100 cm
'ck tegangan tarik beton (lentur)
'ck = 0.5*ck^(2/3) 18.497 kg/cm2
 ck= 225 kg/cm2
N gaya aksial (=0) 0 ton
Ac luas beton = b*h1 6500 cm2
h1 tebal penampang, (H3+H4) 65 cm

2) Pengecekan terhadap momen retak dan momen lentur rencana


Me>0 Me<0
momen lentur rencana Mf = maks (M,Me) 29.510 t.m/m
kondisi normal M = 7.136 t.m/m tekan tarik
kondisi gempa Me= 29.510 t.m/m
tarik
Cek Mf & Mc 1.7*Mf > Mc ?, jika ya, cek momen lentur
ultimate tekan
1.7*Mf = 50.167 t.m
Mc= 30.828 t.m 1.7*Mf > Mc? ya, cek momen lentur ultimate

3) Momen lentur ultimate


Mu=As* sy{d-(1/2)*[As* sy]/[0.85* ck*b]} Mu= 2892072 kg.cm = 28.921 t.m
dimana, Mu momen lentur ultimate t.m
As luas tulangan cm2
 sy titik leleh baja tulangan 3000 kg/cm2
d tinggi efektif = h1- selimut beton 55 cm
selimut beton d1= 10 cm
h1= 65 cm
'ck kuat tekan rencana beton 225 kg/cm2
b lebar efektif 100 cm
As=Mf/( sa*j*d) 17.989 cm2
 sa= tegangan ijin baja 3450 kg/cm2
j= 1 -k/3 (=8/9 ) 0.865
or k = n/{n+ sa/ ca)
n = rasio modulus Young's 21
 ca tegangan ijin beton 112.5 kg/cm2
Cek Mu & Mc Mu = 28.921 t.m
Mc = 30.828 t.m Mu > Mc ? Cek
4) Penulangan

Pengecekan tulangan tunggal atau tulangan rangkap

M1= (d/Cs)^2*sa*b >Mf ? M1= 5979018 kg.cm/m = 59.790 t.m/m

dimana, M1 momen tahanan


Cs ={2m/[s*(1-s/3)]}^(1/2) 13.2117
s (n*ca)/(n*ca+sa) 0.4065
m sa/ca 30.6667
sa 3450 kg/cm2
ca 112.5 kg/cm2
n 21

Cek M1 > Mf? M1 = 59.790 t.m M1>Mf: Hanya tulangan tarik


Mf = 29.510 t.m

7d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
(a) Tensile Bar

tulangan maksimum As maks = 0.02*b*d = 110.0 cm2


tulangan minimum As min = b*4.5%= 4.5 cm2 h d
kebutuhan tulangan As req= 17.989 cm2 d1
dipakai D 22 @ 150 mm
jumlah unit yang dibutuhkan unit=b/interval= 6.66667 unit interval disamakan dengan sisi jemari
luas tulangan As = 25.342 cm2 ok

Mrs = sa*As2(d-d2) Mrs= 4808610 kg.cm = 48.086 t.m

dimana, Mrs momen tahanan oleh tulangan tarik As2


As2= As-As1=As - M1/{sa*(1-s/3)*d} As2 = 25.342 cm2
sa = 3450 kg/cm2 d= 55 cm
d2 = 0 cm

(b) Tulangan tekan, bila M1 < Mf

M' = Mf - M1=sa*As'*(d - d2)


M' = 0.000 t.m
hd d2
d1
As' = M'/[sa*(d - d2)] As' = 0.000 cm2

d= 55 cm M1 = 59.790 t.m
d2 = 0 cm Mf = 29.510 t.m
sa = 3450 kg/cm2

kebutuhan tulangan As' req = 0 cm2


dipakai D = 22 - 300 mm
luas tulangan As' = 12.671 cm2 ok

5) Pengecekan terhadap tegangan ijin

(a) Hanya tulangan tarik b

Mf 29.510 t.m/m
S max(S,Ss) 14.790 t/m x=kd
s = Mf/(As*j*d) 2400.14 kg/cm2 cek s < sa ? ok hd
c = 2*Mf/(k*j*b*d^2) 62.54 kg/cm2 cek c < ca ? ok
m = S/(b*j*d) 3.049 kg/cm2 cek m < a ? ok As
d1
p=As/(b*d) 0.00461 b= 100 cm
k={(n*p)^2+2*n*p}^0.5 - n*p 0.35367 d= 55 cm
j= 1-k/3 0.88211 n= 21

(b) Tulangan tarik & tulangan tekan

Mf 29.510 t.m
S 14.790 ton
b
c= Mf/(b*d^2*Lc) 51.19 kg/cm2 cek c < ca ? ok
   d2
s = n*c*(1-k)/k 2304.55 kg/cm2 cek s < sa ? ok
s' = n*c*(k-d2/d)/k 1075.03 kg/cm2 cek s' < sa ? ok
As' x=kd
m = S/(b*j*d) 2.927 kg/cm2 cek m < a ? ok
hd

p=As/(bd) 0.00461
As
p'=As'/(bd) 0.00230
k={n^2(p+p')^2+2n(p+p'*d2/d)}^05-n(p+p') 0.31810 d1
Lc=(1/2)k(1-k/3)+(np'/k)(k-d2/d)(1-d2/d) 0.19056
j=(1-d2/d)+k^2/{2*n*p*(1-k)}*(d2/d-k/3) 0.91870

b= 100 cm d2 = 0 cm
d= 55 cm n= 21

8d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Rekapitulasi Perhitungan Desain, Pondasi
Uraian simbol satuan sisi jemari sisi tumit keterangan
Kondisi perhitungan balok persegi balok persegi
normal gempa
Dimensi utama
kekuatan rencana beton c kg/cm2 225 225 225 (K225)
lebar efektif penampang b cm 100 100 100
tinggi penampang, H4 h cm 65 65 65
selimut beton (tarik) d1 cm 10 10 10
selimut beton (tekan) d2 cm - - -
tinggi efektif penampang d cm 55 55 55
tegangan ijin beton ca kg/cm2 75 75 112.5 (K225)
tulangan sa kg/cm2 2300 2300 3450
geser a kg/cm2 6.5 6.5 9.75
titik leleh baja tulangan sy kg/cm2 3000 3000 3000

Penulangan
tulangan tarik dibutuhkan As req. cm2 23.64 6.53 17.99
direncanakan As cm2 25.34 D22-150 25.34 D22-150 25.34 D22-150

tulangan tekan dibutuhkan As' req. cm2 0.00 0.00 0.00


direncanakan As' cm2 12.67 D22-300 12.67 D22-300 12.67 D22-300

Beban rencana
momen lentur rencana Mf t.m/m 25.850 7.136 29.510
gaya aksial rencana Nd t/m 0.000 0.000 0.000
gaya geser S t/m 32.053 14.790 14.79

Pengecekan tulangan minimum


momen retak Mc t.m 30.828 30.828 30.8277
1.7*Mf 43.944 12.132 50.167
1.7*Mf < Mc ? Jika tidak, cek Mu cek Mu ok cek Mu
momen lentur ultimate Mu t.m 37.686 28.921
Mu > Mc ? ok check
tulangan maksimum As max cm2 110.00 110.00 110.00
tulangan minimum As min cm2 4.50 4.50 4.50
kebutuhan tulangan As req. cm2 23.64 6.53 17.99
rencana tulangan As cm2 38.01 38.01 38.01

Pengecekan terhadap tegangan ijin


rasio modulus Young's n 21 21 21
tinggi efektif d cm 55 55 55
tegangan tekan c kg/cm2 54.78 ok 15.12 ok 62.54 ok
teganngan tarik s kg/cm2 2,102 ok 580 ok 2,400 ok
s' kg/cm2 - - -
tegangan geser m kg/cm2 6.607 cek 3.049 ok 3.049 ok

9d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
PENULANGAN ABUTMENT JEMBATAN

B1 = 0,40 m
B0 = 0,20 mB2 = 0,15 m B3 = 0,15 m

D 16 - 200 D 22 - 150

D 16 - 200 D 16 - 200

H1 = 0,60 mD 22 - 150 D 22 - 150

H6 = 0,15 m
D 16 - 200 D 16 - 200

D 22 - 150 D 22 - 150

HT = 5,80 m h0 = 4,40 m
H2 = 4,55 m

D 22 - 150 2 D 22 - 150

D 16 - 200 D 16 - 200

D 22 - 150
D 16 - 150 D 16 - 150D 22 - 150

H3 = 0,25 m

H4 = 0,40 m

D 22 - 150 D 16 - 150D 22 - 150

B4 = 1,50 m B5 = 0,40 m B6 = 2,60 m

BT = 4,50 m

Anda mungkin juga menyukai