DISUSUN OLEH :
JURUSAN TEKNIK
SIPIL FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
ASAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL
JEMBATAN
DISUSUN OLEH :
DEFIA FITRI
19011013
JURUSAN TEKNIK
SIPIL FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
ASAHAN
UNIVERSITAS ASAHAN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JL. Jend. Ahmad Yani, Telp. (0623) 347222
Kisaran - 21224
Ir.Muhammad Irwansyah,ST,MT
NIDN : 0113088202
Catatan :
- Asistensi hanya dapat dilayani oleh dosen Ybs,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan perencanaan bangunan sipil jembatan
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini dibuat berdasarkan peraturan yang ada pada peraturan
SNI dan mengambil beberapa referensi dari buku mengenai perencanaan bangunan sipil
jembatan, adapun perencanaan ini dibuat bertujuan untuk menambah pemahaman bagi siswa
dan sebagai bekal untuk di dunia kerja.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan pada laporan perencanaan
ini, namun meskipun demikian saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan
yang terbaik dalam penulisan laporan ini, saya menyusun laporan ini berdasarkan ilmu yang
telah saya dapatkan dari bangku kuliah dan berbagai referensi yang saya cari di internet dan
buku.
Dalam penyelesaian laporan ini, saya telah banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka dalam kesempatan ini kami berterima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ayah dan ibu saya yang tercinta atas semua dukungan yang telah diberikan kepada
saya.
2. Bapak Ir.Muhammad Irwansyah,ST,MT, sebagai ketua Prodi Teknik Sipil UNA.
3. Bapak Amir hamzah,ST,MT, sebagai Dosen Pembimbing Perencanaan Bangunan
Sipil Jembatan.
4. Dosen-dosen yang telah mengajarkan ilmu pengetahuannya kepada saya.
5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi
kepada saya.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
(Defia Fitri)
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Jembatan adalah suatu konstruksi yang terletak di atas permukaan air atau permukaan
tanah yang menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lainnya yang dipisahkan oleh
rintangan-rintangan seperti sungai atau lalu lintas yang padat. Seiring dengan meningkatnya
perkembangan kegiatan kehidupan manusia terhadap kebutuhan moda transportasi maka
jembatan menjadi suatu solusi dalam mempercepat laju transportasi darat dengan mengurangi
jarak tempuh dan waktu untuk melalui lalu lintas yang padat. Untuk menghasilkan suatu
jembatan yang berkualitas maka harus diperhitungkan dengan benar parameter-parameter dan
kondisi jembatan tersebut. Salah satu parameter jembatan yang penting adalah frekuensi
alamiah yang timbul akibat beban dinamis.
Dalam kesempatan ini penulis akan merencanakan jembatan beton bertulang dengan
panjang jembatan 10 meter, bentang 4 meter, jumlah gelagar 4 buah, lebar trotoar 1 meter,
mutu beton 20 Mpa dan mutu baja 240 Mpa untuk diameter < 10 mm dan 390 mpa untuk
diameter 10 mm
Dari permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang, dapat disimpulkan
rumusan masalah tentang cara merencanakan struktur jembatan rangka baja dan cara
menghitung kebutuhan strukturnya.
a. Struktur yang ditinjau pada jembatan baja ini adalah plat beton, gelagar
memanjang, gelagar melintang, struktur rangka jembatan ( rangka utama, ikatan
angin atas dan bawah ) dan sambungan.
b. Struktur pembebanan untuk jembatan sesuai dengan RSNI T-02-2005.
c. Buku jembatan DR. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA.
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
Konstruksi jembatan beton bertulang pada umumnya terdiri dari 4 bagian, yaitu:
Bangunan atas terletak pada bagian atas konstruksi yang menopang beban- beban
akibat lalu lintas kendaraan, orang, barang ataupun berat sendiri dari konstruksi. Bagian-
bagian yang termasuk bangunan atas jembatan beton bertulang adalah:
a. Tiang Sandaran
Tiang Sandaran digunakan untuk memberi rasa aman bagi kendaraan dan orang yang
akan melewati jembatan tersebut. Fungsi dari tiang sandaran adalah sebagai perletakan
dari pipa sandaran. Biasanya tingginya 125-145 cm dengan lebar 16 cm dan tebal 10 cm.
b. Trotoar
Trotoar adalah bagian yang digunakan sebagai perlintasan bagi pejalan kaki.
Biasanya memiliki lebar 0,5-2,0 m.
c. Lantai Trotoar
Lantai Trotoar adalah lantai tepi dari plat jembatan yang berfungsi menahan beban-
beban yang terjadi akibat tiang sandaran, pipa sandaran, beban trotoar dan beban pejalan
kaki.
d. Lantai Kendaraan
Lantai Kendaraan adalah bagian tengah dari plat jembatan yang berfungsi sebagai
perlintasan kendaraan. Lebar jalur untuk kendaraan dibuat cukup untuk perlintasan dua
buah kendaraan yang besar sehingga kendaraan dapat melaluinya dengan leluasa.
e. Balok Diafragma
f. Balok Memanjang
Balok Memanjang merupakan balok utama yang memikul beban dari lantai
kendaraan maupun beban kendaraan yang melewati jembatan tersebut dan kemudian
beban-beban tersebut didistribusikan menuju pondasi. Besarnya ukuran balok memanjang
tergantung dari panjang bentang.
Kepala Jembatan atau abutment adalah tempat perletakan bangunan bagian atas
jembatan. Abutment disesuaikan dengan hasil penyelidikan tanah dan sedapat mungkin
harus diletakan diatas tanah keras supaya dapat tercapai tegang tanah yang diizinkan.
Dengan memperhitungkan resiko terjadinya erosi maka paling tidak dasar abutment harus
berada 2 m dibawah muka tanah asli, terutama untuk abutment dengan pondasi langsung.
b. Pelat Injak
Pelat injak adalah bagian dari bangunan bawah suatu jembatan yang berfungsi untuk
menyalurkan beban yang diterima diatasnya secara merata menuju tanah dibawahnya
dan juga untuk mencegah terjadinya defleksi yangterjadi pada permukaan jalan.
c. Pondasi
Pondasi adalah dari jembatan yang tertanam didalam tanah. Fungsi dari pondasi
adalah untuk menahan beban-beban bangunan yang berada diatasnya dan meneruskannya
ketanah dasar, baik kearah vertikal maupun kearah horizontala. Dalam perencanaan suatu
konstruksi bangunan yang kuat, stabil dan ekonomis, perlu diperhitungkan hal-hal
sebagai berikut:
Daya dukung tanah serta sifat-sifat tanah
d. Dinding Sayap
Dinding sayap adalah bagian dari bangunan bawah jembatan yang berfungsi untuk
menahan tegangan tanah dan memberikan kestabilan pada posisi tanahterhadap jembatan.
15
L30 m : q = 9,0 (0,5 +) KPa(2)
Dengan pengertian :
Beban garis (BGT) dengan intensitas p KN/m harus ditempatkan tegak lurus
terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49,0
KN/m.Untuk mendapatkan momen lentur negatif maksimum pada jembatan menerus,
BGT kedua identik harus ditempatkan pada posisidalam arah melintang jembatan pada
bentang lainnya.
Gambar 2.2 Beban Lajur D
FBD yang digunakan untuk kedalaman yang dipilih harus diterapkan untuk
bangunan seutuhnya.
b. Beban Angin
Menurut RSNI T-02-2005 : 34, pengaruh beban angin sebesar 150 Kg/𝑚2 pada
jembatan ditinjau berdasarkan bekerjanya beban angin horizontal yang terbagi rata
pada bidang vertikal dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Jumlah
luas bidang jembatan yang dianggap terkena angin ditetapkan dalam suatu persen
tertentu terhadap luas bagian-bagian sisi jembatan dan luas bidang vertikal beban
hidup. Luas bidang vertikal beban hidup ditentukan sebagai suatu permukaan
bidang vertikal yang mempunyai tinggi menerus sebesar 2 meter diatas lantai
kendaraan.
Luas ekuivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian yang
masih dalam arah tegak lurus sumbu arah memanjang jembatan. Angin harus
bekerja secara merata pada seluruh bangunan atas.
Beban angin dihitung dengan rumus :
𝑻𝑬𝑾 = 0,0012 x Cw x (Vw)𝟐 Ab
Dimana :
Cw = Koefisien seret
Vw = Kecepatan angin
Ab = Luas koefisien samping jembatan (𝑚2)
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan
seperti sungai, rel kereta apiataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan
pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari
infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows).
Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban
maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
Jembatan ini memiliki fungsi yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang
dilewati penyebrang jalan tersebut serta dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pejalan kaki.
Jembatan kayu adalah jembatan yang memiliki panjang yang relatif pendek dan beban
yang diterima juga ringan. Meskipun penggunaan kayu, struktur dalam perencanaan atau
persiapan harus mempertimbangkan gaya.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan jembatan kayu, diantaraya sebagai berikut :
a) Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat
dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
b) Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus
dan tenaga ahli yang tinggi. Sebagai contohnya pada sambungan konstruksi
jembatan baja memerlukan peralatan dan ketrampilan tenaga kerja tersendiri,
sedangkan pada konstruksi kayu dapat menggunakan bor tangan.
c) Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana
menguntungkan untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan
beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat dipasang tanpa bekisting
dan tulangan, sehingga menghemat biaya.
d) Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton.
e) Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar dan
dipadukan dengan lingkungan sekitar.
Jembatan pasangan batu merupakan jembatan yang bahan utamanya terbuat dari batu
dan bata. Untuk pembuatan jembatan dengan batu ini umumnya kontruksi jembatan harus
dibuat melengkung. Seiring dengan berjalannya waktu jembatan ini sudah tidak digunakan
lagi karena tidak cocok untuk bentang yang panjang. Berikut ini adalah kelebihan dan
kekurangan dari jembatan batu :
a) Kelebihan :
Merupakan bahan yang memiliki nilai estetika tinggi.
Tahan terhadap air dan api.
Bahan mudah didapat.
b) Kekurangan :
Tidak cocok untuk bentang panjang.
Jembatan menjadi berat.
Biaya relatif mahal.
Jembatan yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan pada abad ke 19,
industry semen mendominasi setelah tahun 1865, beton banyak digunakan untuk jembatan
lengkung dan konstruksi bagian bawah, jembatan beton bertulang pertama kali dibangun
setelah ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk struktur, yaitu di prancis pada
tahun 1875. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari jembatan beton :
a) Kelebihan :
Memiliki kuat tekan yang tinggi.
Tahan terhadap air dan api.
Biaya pemeliharaan cukup rendah.
b) Kekurangan :
Memilki nilai estetika yang rendah.
Dibutuhkan bekisting yang mahal.
Kekuatan tidak merata.
Memilki berat yang besar dibandingkan dengan baja.
4. Jembatan Baja ( Steel Bridge )
Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja:
deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel, pada jembatan baja
saya akan menerangkan jembatan rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk dari
rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan untuk
mendistribusikan beban ke setiap rangka-rangkanya. Rangka batang tersebut terdiri dari
batang tarik dan batang tekan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari jembatan
baja :
a) Kelebihan :
Instalasi lebih mudah.
Biaya pembuatan lebih hemat.
Kuat tarik tinggi.
Beban angin kecil.
Mempunyai berat yang ringan.
b) Kekurangan :
Mudah mengalami korosi bila perawatannya kurang.
Biaya perawatan yang mahal.
Tidak tahan terhadap api.
Kurang fleksible
5. Jembatan Komposit ( Compossite Bridge )
Jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang
berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.
Jembatan komposit yang umum digunakan adalah kombinasi antara bahan konstruksi
baja dengan beton bertuang, yaitu dengan mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan
beton bertulang sebagai plat lantai jembatan.
BAB III
PERHITUNGAN STRUKTUR
10
15 15 10 10 10 10 15 15
1,5
2% Lapis aspal 50 mm 2%
S S S S
2. DATA MATERIAL
a. BETON
Mutu beton, K-250 = 250
kg/cm2
Kuat tekan beton, fc' = = 20,8
0,83 K/10 MPa.
Modulus Elastis Ec = = 21410 MPa.
4700 fc'
Angka Poison, μ = 0.2
Koefisien muai panjang = 10-5 / o C < Keteranga
untuk beton, α 30 MPa. n
Modul 2,
hal. 19
b. BAJA
Baja tulangan dengan φ > 12 mm U - 39
Tegangan leleh baja, fy = U . 10 = 390 MPa.
Baja tulangan dengan φ ≤ 12 mm U - 24
Tegangan leleh baja, fy = U . 10 = 240 MPa.
Rumus,
TEW = 0,0012 Cw (Vw)2 [ kN/m’]
TEW
h=2m
h/2
PEW = 1,75 m TEW
h/2
PEW
1,75 m
TEW = 0,0012 x (1,2) x (25 m/det)2 TEW = 0,0012 x (1,2) x (30 m/det)2
TEW = 0,900 kN/m’ TEW = 1,296 kN/m’.
A E
B C D
SS S S
- 1/12 QMS S2
1/24 QMS S2
Gambar 4 : Nilai momen lapangan dan tumpuan akibat berat sendiri lantai.
b.
Akibat beban mati tambahan, (QMA).
QMA kN/m’
A E
B C D
SSSS
- 5/48 QMA S2
- 1/24 QMA S2
Gambar 5 : Nilai momen lapangan dan tumpuan akibat beban mati tambahan.
P P
a1b1 a2b2
A E
B C D
SSSS
- 1/16 P S - 5/32 P S
1/32 P S
9/64 P S
Gambar 6 : Nilai momen lapangan dan tumpuan akibat beban terpusat PTT dan PEW.
d.
Akibat beban angin, (PEW).
Lihat gambar 6 diatas,
S
Beban kondisi layan, PEW = 0,514 kN. (Ditinjau selebar 1,00 meter arah memanjang
U
Beban kondisi ultimit, PEW = 0,741 kN. jembatan).
Jarak gelagar, S = 1,850 m
Kondisi layan,
Momen tumpuan maksimum, TS
= 5/32 P EWS . S = 0,148578 kN.m’.
E
M
Momen lapangan maksimum, M EWLS = 9/64 PEWS . S = 0,133720 kN.m’.
Kondisi ultimit,
Momen tumpuan maksimum, TU
= 5/32 PEW U . S = 0,214195 kN.m’.
E
M
Momen lapangan maksimum, M EWLU = 9/64 PEWU . S = 0,192776 kN.m’.
e.
Akibat pengaruh temperatur, (T).
Momen inertia lantai beton,
I = 1/12 b h3 = 1/12 . (1000 mm) . (200 mm)3
= 666666666,7 mm4.
Modulus elastisitas, Ec = 21410 MPa.
Koefisien muai, α = 10-5 / oC
Tebal lantai, h = 200 mm
Lihat gambar 7 berikut,
Momen tumpuan maksimum, METT = 1/4 ΔT . α . EI/h = 4,460 kN.m’.
ΔT ΔT
AE
B C D
SSSS
1/4 ΔT α EI/h
Geometri penampang1000 mm
ΔT ΔT
A E
B C D
SSSS
1/4 ΔT α EI/h 1/4 ΔT α EI/h
Geometri penampang
1/2 ΔT α EI/h
7/8 ΔT α EI/h h
5/4 ΔT α EI/h 1000 mm
Kombinasi momen dilakukan dengan merujuk pada tabel 40 RSNI T-02-2005, atau
pada Modul 2 – Pembebanan Jembatan, tabel 20, halaman 24, seperti berikut,
f2). KOMBINASI 1 -Momen Lapangan
Kond. Kond.
Layan Ultimi
Aksi Aksi t
Faktor beban M Lapangan MS Lapangan MU Lapangan
No. Jenis beban
Layan Ultimit kN.m'. kN.m'. kN.m'.
1. Berat sendiri 1,00 1,30 0,713021 X KBL 0,713021 X KBU 0,926927
2. B. Mati tambahan 1,00 2,00 0,479507 X KBL 0,479507 X KBU 0,959013
3. Beban truk T 1,00 1,80 38,047852 X KBL 38,047852 X KBU 68,486133
4. Pengaruh temp. 1,00 1,20 15,611108 o KBL 15,611108 o KBL 15,611108
5.a Beban angin 1,00 0,133795
5.b Beban angin 1,20 0,192664
Σ 54,851486 Σ 85,983180
𝑀𝑛 = (107,478976 𝑘𝑁. 𝑚′ × 10 )
6
𝑅𝑛 = = 3,947804 𝑁/𝑚𝑚2
𝑏. 𝑑2 ( 1000 𝑚𝑚 )( 165 𝑚𝑚 )2
𝜌𝑏 = 0,023297
1. (0,017473). (390)
𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 = (0,017473) . (390). (1 − 2 )
0,85 . (20,8 )
𝗁
Rmaks = 5,498053 N/mm > Rn 2
Tulangan dipasang dengan jarak 100 mm, maka luas tulangan terpasang,
Tulangan bagi bukanlah tulangan yang bersifat struktural, dengan kata lain tulangan
bagi tidak memikul momen lentur, sehingga jarak antara tulangan dapat dibulatkan
ke atas menjadi 170 mm.
Rencana tulangan bagi, D14 – 170
𝑀𝑛 = (105,409875 𝑘𝑁. 𝑚′ × 10 )
6
𝑅𝑛 = = 3,871804 𝑁/𝑚𝑚2
𝑏. 𝑑2 ( 1000 𝑚𝑚 )( 165 𝑚𝑚 )2
𝜌𝑏 = 0,023297
1. (0,017473). (390)
𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 = (0,017473) . (390). (1 − 2 )
(
0,85 . 20,8 )
𝗁
Rmaks = 5,498053 N/mm2 > Rn
Tulangan dipasang dengan jarak 100 mm, maka luas tulangan terpasang,
1/ 4π dt 2 . b
As = s 0,25.(3,14).(16 mm)2 .(1000 mm)
=
100 mm
= 2009,6 mm > 1873,2 mm
2 2
Aspal
ta ta
h h
au b
v
u a
b v
a = 200 mm ; b = 500 mm
RSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk
D 14 - 170
Tulangan bagi
D 16 - 100
Tulangan lapangan
1850 mm 1850 mm
BAB IV
PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK - T
B. BAHAN STRUKTUR
Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U - 39
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 390 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U - 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa
Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 25.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24.00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22.00 kN/m3
Berat jenis air, ww = 9.80 kN/m3
C. ANALISIS BEBAN
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS) :
VMS = 1/2 * QMS * L = 106.750 kN
MMS = 1/8 * QMS * L =
2
266.875 kNm
4. BEBAN LALU-LINTAS
Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) = 106.20
kN
MTD = 1/8 * QTD * L2 + 1/4 * PTD * L = 381.00
kNm
Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan pengaruh
terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T VTT = 210.00 kN
Momen maksimum akibat beban, D MTD = 381.00 kNm
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap gaya
yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada
tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar :
T = 20 C
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.0.E-05 C
Panjang bentang Girder, L= 10.00 m
Shear stiffness of elastomeric bearing, k= 15000 kN/m
Temperatur movement, = α * T * L= 0.0020 m
Gaya akibat temperatur movement, FET = k * = 30.00 kN
Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke bawah
minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50% koefisien gempa
horisontal statik ekivalen.
Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu
satuan lendutan.
g = percepatan grafitasi bumi, g=
9.8 m/det
2
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri, QMS = 21.35kN/m
Beban mati tambahan, QMA = 4.04kN/m
Panjang bentang, L= 10.00m
Berat total, Wt = (QMS + QMA)*L = 253.85kN
1.20
Ukuran Girder, b = 0.50 m h= m
0.072
Momen inersia penampang Girder, I = 1/12 * b * h3 = 4
23453m
Modulus elastik beton, Ec = 23452953Mpa
Ec = 81053kPa
Kekakuan lentur Girder, Kp = 48 * Ec * I / L3 = 0.1123kN/m
Waktu getar, T = 2** [ Wt / (g * KP)] detik
=
* Vs = Vu - * Vc = 302.705 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 403.607 kN
L 10.00
Panjang bentang balok, L= m
Pembesian T-Girder
11. BALOK DIAFRAGMA
11.1. BEBAN PADA BALOK DIAFRAGMA
Distribusi beban lantai pada balok diafragma adalah sebagai berikut : Ukuran
balok diafragma,
Lebar, bd = 0.30 m
Tinggi, hd = 0.50 m
Panjang bentang balok diafragma,
s= 2.0 m
Tebal lantai
ts = 0.2 m
* Vs = Vu - * Vc = 89.816 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 119.754 kN
B0B1B2 Dimensi :
HT = 5.80 m
Rh1 B0 = 0.20 m
B1 = 0.40 m
B2 = 0.15 m
H1 B3 = 0.15 m
Rb1 B4 = 1.50 m
H6 B5 = 0.40 m
B1+B2>B5? ok
Slope 1:n B6 = 2.60 m
H10
B3 BT = 4.50 m
H2 H1 = 0.60 m
HT H1 maks = 0.60 m
ho
H2 = 4.55 m
H3 = 0.25 m
H4 = 0.40 m
B4 B5 B6
H5 = - m
Hw2 H6 = 0.15 m
H10 = 5.15 m
Hw1 H3
ho = 4.40 m
H4
BT
berat jenis
tanah 1.80 t/m3
tanah jenuh 2.00 t/m3
beton 2.40 t/m3
reaksi struktur
atas
Normal Vn=Rd+Rl 89.83 ton
Gempa Ve=Rd 76.03 ton
He= 21.29 ton (He=2 kh Rd, untuk tumpuan sendi )
Jenis tumpuan sendi (He=kh Rd, untuk tumpuan roll)
(Input sendi atau roll)
beban tambahan 0.50 t/m2
Parameter
q : beban tambahan(t/m2) 0.5
q' : beban tambahan (t/m2) (=0) 0.0
: berat jenis tanah (t/m3) 1.8
: sudut permukaan tanah (derajat) 0.0
: sudut geser dalam (derajat) 35.0
1: sudut geser antara tanah dan dinding (derajat) normal 23.3 (=2/3)
2: sudut geser antara tanah dan tanah (derajat) normal 0.0
E1: sudut geser antara tanah dan dinding (derajat) gempa 17.5 (=1/2)
E2: sudut geser antara tanah dan tanah (derajat) gempa 24.6
: sudut dinding (derajat) 0.0
c : kohesi tanah (t/m2) (tidak berpengaruh) 0.0
kh : koefisien gempa 0.14
Uc: koefisien uplift 0.7
Koefisien geser = Tan b = 0.6
Qa : daya dukung tanah ijin normal t/m2 34.1
Qae: daya dukung tanah ijin gempa t/m2 51.2
1 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,In
Rh1 = 0.50 m
Rb1 = 0.15 m
Hw1 = 2.00 m
Hw2 = 2.00 m
Slope = 1.00 slp 1:n
2 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,In
2. Pengecekan
(1) Badan
3 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,In
(2) Pondasi
jemari tumit
normal normal gempa
penulangan
sisi atas (tulangan tarik) D(mm) 22 22
searah jembatan interval (mm) 150 150
As5 (cm2) 25.34 25.34
(tulangan tekan) D(mm) 22
searah jembatan interval (mm) 300 ok
As5 (cm2, >As7/2) 12.67 >=12,67
(tulangan bagi) D(mm) 16 16 16
interval (mm) 300 ok 150 ok 150 ok
As6 (cm2, >As5/3) 6.70 >=4,50 13.40 >=8,45 13.40 >=8,45
sisi bawah (tulangan tarik) D(mm) 22
searah jembatan interval (mm) 150
As7 (cm2) 25.34
(tulangan tekan) D(mm) 22 22
searah jembatan interval (mm) 300 ok 300 ok
As7 (cm2, >As5/2) 12.67 >=12,67 12.67 >=12,67
(tulangan bagi) D(mm) 16 16 16
interval (mm) 150 ok 300 ok 300 ok
As8 (cm2, >As7/3) 13.40 >=8,45 6.70 >=4,50 6.70 >=4,50
dimensi rencana
lebar efektif (lebar pias) 100 100 100
(cm) 10 10 10
selimut beton (cm) 55 55 55
tinggi efektif (cm)
beban rencana Mf 25.85 7.14 29.51
Nd 0.00 0.00 0.00
S 32.05 14.79 14.79
pengecekan terhadap tulangan minimum
1.7 Mf < Mc ? Jika tidak, cek Mu cek Mu ok cek Mu
Mu > Mc ? ok check
kebutuhan tulangan (cm2) 23.64 6.53 17.99
pengecekan tegangan ijin
tegangan tekan 54.78 ok 15.12 ok 62.54 ok
tegangan lentur 2102.43 ok 580.43 ok 2400.14 ok
tegangan geser 6.61 Cek 3.05 ok 3.05 ok
4 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,In
DIMENSI ABUTMEN Perhitungan Stabilitas
B0 B1 B2
tipe abutment
S50
tipe bangunan atas
talang
Rh1
H1
Rb1
H6
B3
H10
HT H2
ho
B4 B5 B6
H3
H4
BT
satuan : m
dimensi lebar penyangga
HT B1 B2 B3 B4 B5 B6 BT H1 H2 H3 H4 H5 H6 H10 ho abutmenBL dari parapet
TipeS50 5.80 0.40 0.15 0.15 1.50 0.40 2.60 4.50 0.60 4.55 0.25 0.40 - 0.15 5.15 4.40 4.50 0.15
B1+B2>B5? ok H1 maks 0.60
Hw1 Hw2 Rh1 Rb1 B0
1 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Berat Abutmen Beban dan Momen
B0 B1 B2 luas berat beban jarak momen
0.20 0.40 0.15 No. jenis vertikal X Y X Y
m2 t/m3 t/m m m t.m/m t.m/m
Badan 1 0.450 2.40 1.080 1.675 5.500 1.809 5.940
2 0.015 2.40 0.036 1.367 5.150 0.049 0.185
3 0.060 2.40 0.144 1.700 5.125 0.245 0.738
H1 4 0.011 2.40 0.027 2.000 5.150 0.054 0.139
0.60 ① ⑮ 5 1.760 2.40 4.224 1.700 2.850 7.181 12.038
6 0.188 2.40 0.450 1.000 0.650 0.450 0.293
7 0.100 2.40 0.240 1.700 0.525 0.408 0.126
② ④ ⑯ 0.15 ⑰ 8 0.325 2.40 0.780 2.767 0.483 2.158 0.377
1: 1 ③
H6 9 1.800 2.40 4.320 2.250 0.200 9.720 0.864
HT H10 1.50 0.15 3.05 Sub-total 4.709 11.301 22.074 20.700
5.80 5.15 B3 ⑱ Total 21.189 50.855 99.332 93.152
⑫
H2
⑤
4.55 2.90 1.55 ho
⑬ 1.35 4.40 Badan
⑲
Jemari 12 1.125 1.80 2.025 1.000 4.050 2.025 8.201
1.35 13 2.325 1.80 4.185 0.750 2.775 3.139 11.613
B4 1.50 B5 B6 14 0.000 1.80 0.000 0.500 0.567 0.000 0.000
0.40 2.60 13' 2.025 2.00 4.050 0.750 1.325 3.038 5.366
Hw1 14' 0.188 2.00 0.375 0.500 0.567 0.188 0.213
2.00 0.25 ⑭ ⑥ ⑦ ⑧ 20
Sub-total 5.663 10.635 8.389 25.393
Hw2 Total 25.481 47.858 37.749 114.270
0.40 ⑨ 2.00
Tumit
BT 4.50 15 1.470 1.80 2.646 3.075 5.500 8.136 14.553
16 0.011 1.80 0.020 1.950 5.100 0.039 0.103
17 0.368 1.80 0.662 3.275 5.125 2.166 3.390
18 7.930 1.80 14.274 3.200 3.525 45.677 50.316
19 3.510 1.80 6.318 3.200 1.325 20.218 8.371
20 0.325 1.80 0.585 3.633 0.483 2.126 0.283
19' 3.510 2.00 7.020 3.200 1.325 22.464 9.302
berat jenis 20' 0.325 2.00 0.650 3.633 0.483 2.362 0.314
tanah 1800 kg/m3 Sub-total 17.449 32.175 103.188 86.632
tanah (jenuh air) 2000 kg/m3 total beban tambahan (t) 5.5125 Total 78.519 144.786 464.346 389.844
beton 2400 kg/m3 pusat gaya (m) 3.275
2 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Tekanan Tanah
q
Parameter
q : beban tambahan (t/m2) 0.5
q' : beban tambahan (t/m2) (=0) 0.0
qa1 : berat jenis tanah (t/m3) 1.8
sat: berat jenis tanah jenuh air (t/m3) 2
: sudut permukaan tanah (derajat) 0.0
: sudut geser dalam (derajat) 35.0
1: sudut geser tanah dengan tembok (derajat) kondisi normal 23.3 (=2/3)
H10 2: sudut geser tanah dengan tanah (derajat) kondisi normal 0
5.15 E1: sudut geser tanah dengan tembok (derajat) kondisi gempa 17.5 (=1/2)
HT E2: sudut geser tanah dengan tanah (derajat) kondisi gempa 24.6
5.80
: sudut kemiringan tembok (derajat) 0.0
H2 4.55
c : kohesi tanah (t/m2) (tidak berpengaruh) 0.0
kh : koefisien gempa 0.14
3 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
kondisi normal kondisi gempa
Analisa Stabilitas
2 Analisa stabilitas
2.1 Guling
4 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
2.2 Geser
Qmaks (min) V 6M
BL BL BT Q min
2
BT max
Q
reaksi pondasi maksimum Q maks
Q maks = 20.926 t/m2 Qmaks < Qa ? Ok
BT
reaksi pondasi minimum Q min
Q min = 9.860 t/m2
2 Analisa stabilitas
2.1 Guling
5 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
2.2 Sliding
6 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
qu = c Nc + s' z Nq + s' B
N faktor bentuk
= 1.30 = 0.40
bentuk pondasi
1 menerus 1.00 0.50
2 persegi 1.30 0.40
3 segi empat , B x L 1.30 0.40
(B < L) (= 1.09 + 0.21 B/L)
(B > L) (= 1.09 + 0.21 L/B)
4 bulat , diameter = B 1.30 0.30
Nc Nq N
0 5.7 0.0 0.0
5 7.0 1.4 0.0
10 9.0 2.7 0.2
15 12.0 4.5 2.3
20 17.0 7.5 4.7
25 24.0 13.0 9.5
30 36.0 23.0 20.0
35 57.0 44.0 41.0
37 70.0 50.0 55.0
39 > 82.0 50.0 73.0
c Nc = 0.000
s' z Nq = 28.600
s' B N = 73.800
qu = 102.40 t/m2
7 d920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Perhitungan Struktur, Badan Abutmen
Lp lebar abutmen
hs
Bw= 4.5 pelat injak dari 0
H1 koefisien gempa kh= 0.14
0.60 ①
penyangga dari parapet hs= 0.15 m
④ H6 potongan A-A
0.40B5
H2 B B3 B 1 1.080 -0.125 -0.135 0.151 4.850 0.733 0.598
4.55 ⑤ 2 0.036 0.267 0.010 0.005 4.650 0.023 0.033
(H1+H2)/2
4.40 3 0.144 0.000 0.000 0.020 4.475 0.090 0.090
2.58
ho 4 0.027 -0.300 -0.008 0.004 4.650 0.018 0.009
5 4.224 0.000 0.000 0.591 2.200 1.301 1.301
1.35 or
Y 5.511 -0.134 0.772 2.166 2.032
1.35 Total 24.800 -0.601 3.472 9.745 9.144
A Hw1'
A
X (0,0)
Potongan B-B
Distance AB: 1.35 m
Potongan B-B
beban jarak momen beban jarak momen Mi=
No. vertikal X Mx horisontal Y My Mx+My
t/m m t.m/m t/m m t.m/m t.m/m
1 1.080 -0.125 -0.135 0.151 3.500 0.529 0.394
2 0.036 0.267 0.010 0.005 3.300 0.017 0.026
3 0.144 0.000 0.000 0.020 3.125 0.063 0.063
4 0.027 -0.300 -0.008 0.004 3.300 0.012 0.004
5 2.928 0.000 0.000 0.410 1.525 0.625 0.625
4.215 -0.134 0.590 1.246 1.113
Total 18.968 -0.601 2.655 5.609 5.008
3 Tekanan tanah
1) Potongan B-B
a) Kondisi normal
qa1
q1=qs*Ka q1= 0.122 t/m
q2=(qs+*H)*Ka q2= 2.388 t/m
EaH=(q1+q2)*(1/2)*H*cos Eah= 4.380 t/m
y=[H*(2q1+q2)]/[3*(q1+q2)] y= 1.328 m
S=EaH*Bw S= 19.711 ton
My=EaH*Bw*y My= 26.183 t.m B qa2 3.80
diman qs beban tambahan 0.5 t/m2
Ka2 koefisien tekanan tanah aktif 0.244 1.35
1.35
berat jenis tanah 1.8 t/m3
berat jenis tanah jenuh air 2.0 t/m3 A
sudut geser tanah dgn dinding 0.4067 radian qw2 qa3 qw1
3.80 m
y pusat gaya (m)
S gaya geser (ton)
Bw lebar abutmen 4.50 m
1/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
b) Kondisi gempa
qe1=q'*Kea qe1= 0.000 t/m
q2=(q'+*H)*Kea qe2= 2.299 t/m
EeH=(qe1+qe2)*(1/2)*H*cos EaH= 4.165 t/m
y=[H*(2qe1+qe2)]/[3*(qe1+qe2)] y= 1.267 m
S=EeH*Bw S= 18.743 ton
My=EeH*Bw*y My= 23.741 t.m/m
2) Potongan A-A
a) Kondisi normal
uraian
EaH : tekanan tanah aktif (t/m2/m) Pa x cos 5.773
Ka2 koefisien tekan tanah aktif 0.244
y: pusat gaya vertikal y= 1.839
S = EaH*Bw S= 25.977
My = EaH*Bw*y My = 47.76
qa1 = 0.244 x 0.50 = 0.122
qa2 = 0.244 x 3.80 x 1.80 = 1.672
qa3 = 0.244 x 1.35 x 1.00 = 0.330
qw1 = 1.350 x 1.00 = 1.350
qw2 = -1.350 x 1.00 = -1.350
Kondisi normal
No. Uraian H Y HY
Pa1 = 0.122 x 5.150 = 0.629 2.575 1.621
Pa2 = 1.672 x 3.800 x 0.500 = 3.176 2.617 8.311
Pa2' = 1.672 x 1.350 = 2.257 0.675 1.523
Pa3 = 0.330 x 1.350 x 0.500 = 0.223 0.450 0.100
Total (Pa) per m 6.285 1.839 11.556
Pw1 = 1.350 x 1.350 x 0.500 = 0.911 0.450 0.410
Pw2 = -1.350 x 1.350 x 0.500 = -0.911 0.450 -0.410
Total (per m) 0.000 0.000
Total seluruh lebar lebar = 4.500 m 0.000 0.000 0.000
b) Kondisi gempa
Uraian
Pea : tekanan tanah aktif (t/m2/m) Pa x cos 7.417
Kea koefisien tekanan tanah aktif 0.336
y: pudat gaya vertikal y = 1.757
S = EaH*Bw S = 33.374
My = EaH*Bw*y My = 58.625
qa1 = 0.336 x 0.00 = 0.000
qa2 = 0.336 x 3.80 x 1.80 = 2.299
qa3 = 0.336 x 1.35 x 1.00 = 0.454
qw1 = 1.350 x 1.00 = 1.350
qw2 = -1.350 x 1.00 = -1.350
kondisi gempa
No. Uraian H Y
Pa1= 0.000 x 5.150 = 0.000 2.575 0.000
Pa2 = 2.299 x 3.800 x 0.500 = 4.367 2.617 11.428
Pa2' = 2.299 x 1.350 = 3.103 0.675 2.095
Pa3 = 0.454 x 1.350 x 0.500 = 0.306 0.450 0.138
Total (per m) 7.776 1.757 13.660
Pw1 = 1.350 x 1.350 x 0.500 = 0.911 0.450 0.410
Pw2 = -1.350 x 1.350 x 0.500 = -0.911 0.450 -0.410
Total (per m) 0.000 0.000
Total (per lebar) lebar = 4.500 m 0.000 0.000 0.000
2/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
4 Rekapitulasi gaya Intersectional
kondisi normal kondisi gempa
Uraian momen beban geser momen beban geser
M (t.m) N (ton) S (ton) M (t.m) N (ton) S (ton)
Potongan A-A
badan abutmen 0.00 24.80 0.00 9.74 24.80 3.47
reaksi pada abutment 13.47 89.83 0.00 116.78 76.03 21.29
tekanan hidrostatis 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
tekanan tanah 47.76 0.00 25.98 58.63 0.00 33.37
Total 61.23 114.63 25.98 185.15 100.83 58.13
Potongan B-B
badan abutmen 0.00 18.97 0.00 5.61 18.97 2.66
reaksi pada abutment 13.47 89.83 0.00 88.04 76.03 21.29
tekanan hidrostatis 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
tekanan tanah 26.18 0.00 19.71 23.74 0.00 18.74
Total 39.66 108.80 19.71 117.39 95.00 42.69
Cek Mf & Mc
1.7*Mf > Mc ?, jika ya, cek momen lentur ultimate
1.7*Mf = 104.099 t.m 67.418 t.m
Mc= 56.585 t.m 52.445 t.m
1.7*Mf>Mc? ya, cek momen lentur ultimate ya, cek momen lentur ultimate
3) Momen lentur ultimate
3/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
4) Penulangan
As
d1
4/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
(b) Tulangan tarik & tulangan tekan
Mf 61.235 t.m 39.657 t.m
S 25.977 ton 58.134 ton
c = Mf/(b*d^2*Lc) 53.33 kg/cm2 ok 29.89 kg/cm2
s = n*c*(1-k)/k 1145.14 kg/cm2 ok 1226.76 kg/cm2
s' = n*c*(k-d2/d)/k 364.86 kg/cm2 ok 627.78 kg/cm2
m = S/(b*j*d) 2.462 kg/cm2 ok 4.557 kg/cm2
p=As/(bd) 0.01689 0.00845
p'=As'/(bd) 0.01689 0.00845
k={n^2(p+p')^2+2n(p+p'*d2/d)}^05-n(p+p') 0.49442 0.33851
Lc=(1/2)k(1-k/3)+(np'/k)(k-d2/d)(1-d2/d) 0.28353 0.32755
j=(1-d2/d)+k^2/{2*n*p*(1-k)}*(d2/d-k/3) 0.78150 0.94491
b= 450 cm 450 cm
b d2= 10 cm 0 cm
d2 d= 30 cm 30 cm
n= 21 21
As' x=kd
hd
As
d1
2) Momen retak
Mc= Zc*('ck + N/Ac) = 2891787.5 kg.cm 2852907.5 kg.cm
= 28.918 t.m 28.529 t.m
dimana, Mc momen retak kg.cm kg.cm
Zc modulus penampang
Zc=b*h2^2/6 120000 cm3 120000 cm3
b= 450 cm 450 cm
'ck tegangan tarik beton (lentur)
'ck = 0.5*ck^(2/3) 18.497 kg/cm2 18.497 kg/cm2
ck= 225 kg/cm2 225 kg/cm2
N gaya aksial 100.830 Ton 94.998 Ton
Ac luas beton = b*h2 18000 cm2 18000 cm2
h tebal penampang 40 cm 40 cm
Tulangan minimum
(a) asumsi balok As min = b(m)*4.5 cm2 As min= 20.25 cm2 As min= 20.25 cm2
(b) asumsi kolom As min=0.008*Ac min As min= 5.76 cm2 As min= 5.42 cm2
Tulangan maksimum
(a) asumsi balok As max = 0.002*b*d As maks= 270 cm2 As maks= 270 cm2
(b) asumsi kolom As max = 0.006*Ac As maks= 1080 cm2 As maks= 1080 cm2
3) Pengecekan terhadap momen retak dan momen lentur rencana
momen lentur rencana Mf 185.152 t.m 117.393 t.m
Cek Mf & Mc 1.7*Mf>Mc?, jika ya, cek momen lentur ultimate
1.7*Mf = 314.758 t.m 199.568 t.m
Mc= 28.918 t.m 28.529 t.m
1.7*Mf>Mc? ya, cek momen lentur ultimate ya, cek momen lentur ultimate
5/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
4) Pengecekan kebutuhan tulangan dihitung pada kondisi beban eksentris
persamaan Eq2
*X^2 + (-Ts-N)*X-*d2=0
0.68*ck*b = 68850 68850
As'*Es*cu = 157678 100964
Ts As*sy Ts= 128716 82419
sy titik leleh baja tulangan sy= 3000 kg/cm2 3000 kg/cm2
N gaya aksial N= 100830 kg 94997.5 kg
masukkan nilai a,b,c sebagai berikut a= 68850 68850
b= -Ts-N = -71868 -Ts-N = -76453
c= - *d2 = -1576777 - *d2 = -1009639
akhirnya, X= (-b+(b^2-4ac)^0.5)/(2*a) X= 5.336 4.425
X= (-b-(b^2-4ac)^0.5)/(2*a) X= -4.292 -3.314
6/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
6) Penulangan
h d d2
d
As
d1
As
d1
7/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
7 Pengecekan terhadap tegangan beton dan tegangan baja
potongan A-A potongan B-B
normal gempa normal gempa
tinggi penampang h cm 40 40 40 40
lebar efektif b cm 450 450 450 450
selimut beton d' cm 10 10 10 10
kebutuhan tulangan As cm2 228.080 228.080 114.040 114.040
As' cm2 114.040 114.040 114.040 114.040
momen M kgf/cm 6123450 18515201 3965746.4 11739275
gaya aksial N kgf 114630 100830 108797.5 94997.5
gaya geser S kgf 25977 58134.33 19711.115 42686.786
rasio modulus Young n 21 14 21 14
c 10 10 10 10
e 53.419 183.629 36.451 123.575
a1 100.258 490.886 49.352 310.724
b1 5436.555 11939.845 2327.829 5261.175
c1 -135368 -284273 -52943 -109481
x 40 26 39 20
311,771 365,357 169,090 135,50
4
Check Check Check Check
a2 9064.64 5791.55 8709.01 4588.32
b2 6.57 11.42 7.10 13.20
b3 1188.88 1240.52 618.71 782.91
b4 30.29 15.74 28.71 10.39
b5 1188.88 1240.52 618.71 782.91
b6 -10.29 4.26 -8.71 9.61
c 73.48 ok 203.58 Check 53.45 ok 153.99
s -394.00 ok 471.66 ok -252.51 ok 1015.66
s' 1159.98 ok 1742.83 ok 832.54 ok 1098.66
c 2.343 ok 5.243 ok 1.778 ok 3.850
8/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
REKAPITULASI PERHITUNGAN DESAIN
Seaction A-A Section B-B
Uraian simbol satuan kondisi normal kondisi gempa kondisi normal kondisi gem
kondisi perhitungan balok persegi kolom balok persegi kolom
dimensi utama\
kuat tekan beton rencana c kg/m2 225 225 225 225
lebar efektif penampang, Bw b cm 450 450 450 450
tinggi penampang h cm 40.0 40.0 40.0 40.0
selimut beton (daerah tarik) d1 cm 10 10 10 10
selimut beton (daerah tekan) d2 cm 10 10 - 10
tinggi efektif penampang d cm 30 30.0 30 30
tengan ijin beton ca kg/m2 75 112.5 75 112.5
tulangan sa kg/m2 2300 3450 2300 3450
geser a kg/m2 6.5 9.75 6.5 9.75
titik leleh baja tulangan sy kg/m2 3000 3000 3000 3000
Penulangan
tulangan tarik dibutuhkan As req. cm2 102.66 42.91 66.49 27.48
direncanakan As cm2 228.08 D22-75 228.08 D22-75 114.04 D22-150 114.04
tulangan tekan dibutuhkan As' req. cm2 17.10 21.45 0.00 13.74
direncanakan As' cm2 114.04 D22-150 114.04 D22-150 114.04 D22-150 114.04
Beban rencana
momen lentur rencana Mf t.m 61.235 185.152 39.657 117.393
gaya aksial rencana Nd ton 114.630 100.830 108.798 94.998
gaya geser S ton 25.977 58.134 19.711 42.687
9/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
unit:m
ho
4.40
H1+H2
5.15
10/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
11/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
12/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
mm
ok
13/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
ok
ok
ok
ok
ok
14/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
bila X<0
4870966
-507.08
-3.314
405602
15/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
16/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Check
ok
ok
ok
17/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
pa
D22-150
D22-150
D16-200
check
ok
ok
ok
18/1d8920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Perhitungan Struktur, Pondasi
1) Kondisi perhitungan
l1
kondisi normal jemari
M
(0,0)
Ra=Qmaks Ra'
Q maks Q min
B4
BT
tumit
l2
kondisi gempa
M
(0,0)
Q Ra'
Ra=Qmin
X
BT
B6
2) Footing
Dimensi satuan : m
B4 B5 B6 BT H3 H4 HT
B4 B5 B6 1.50 0.40 2.60 4.50 0.25 0.40 5.80
lebar abutmen HT-H3-H4
Bw= 4.50 m 5.15
H3 ⑥ ⑦ ⑧
berat jenis material
F2
⑨ tanah 1800 kg/m3 1.80 t/m3
H4 F1 F3 beton 2400 kg/m3 2.40 t/m3
beban tambahan q 500 kg/m3 0.50 t/m3
BT q'= q gempa 0 kg/m3 0 t/m3
1d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
3) Tekanan tanah, pada sisi tumit saja
kondisi normal kondisi gempa
beban mati (tanah) W1= 32.175 t/m We1= 32.175 t/m
jarak l3 = Xo-(B4+B5) l3 = 1.307 m l3 = 1.307 m
momen lentur Md Md= 42.056 t.m/m Mde= 42.056 t.m/m
2d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
2 Perhitungan penulangan untuk sisi jemari
1) Momen retak
4) Penulangan
3d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
(a) Tulangan tarik
Mf 25.8495 t.m/m b
S max(S,Ss) 32.05 t/m
s = Mf/(As*j*d) 2102.43 kg/cm2 check s < sa ? ok
c = 2*Mf/(k*j*b*d^2) 54.78 kg/cm2 check c < ca ? ok x=kd
m = S/(b*j*d) 6.607 kg/cm2 check m < a ? cek h
Mf 25.850 t.m
S 32.053 ton
b
c = Mf/(b*d^2*Lc) 44.842 kg/cm2 check c < ca ? ok d2
s = n*c*(1-k)/k 2018.702 kg/cm2 check s < sa ? ok
s' = n*c*(k-d2/d)/k 941.684 kg/cm2 check s' < sa ? ok x=kd
As'
m = S/(b*j*d) 6.344 kg/cm2 check m < a ? ok hd
p=As/(bd) 0.00461
p'=As'/(bd) 0.00230 As
k={n^2(p+p')^2+2n(p+p'*d2/d)}^05-n(p+p') 0.31810 d1
Lc=(1/2)k(1-k/3)+(np'/k)(k-d2/d)(1-d2/d) 0.19056
j=(1-d2/d)+k^2/{2*n*p*(1-k)}*(d2/d-k/3) 0.91870
b= 100 cm d2= 0 cm
d= 55 cm n= 21
4d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
3 Perhitungan kebutuhan tulangan padan sisi tumit (kondisi normal)
1) Momen retak
2) Pengecekan terhadap momen retak dan momen lentur rencana Me>0 Me<0
4) Penulangan
5d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
(a) Tulangan tarik
h d d2
d= 55 cm M1 = 39.860 t.m d1
d2 = 0 cm Mf = 7.136 t.m
sa = 2300 kg/cm2
kebutuhan tulangan As' req= 0.000 cm2
dipakai D 22 - 300 mm
luas tulangan As' = 12.671 cm2 ok
5) Pengecekan tegangan
ijin
(a) Hanya tulangan tarik
Mf 7.13636 t.m/m b
S max(S,Ss) 14.79 t/m
s = Mf/(As*j*d) 580.43 kg/cm2 cek s < sa ? ok
c = 2*Mf/(k*j*b*d^2) 15.12 kg/cm2 cek c < ca ? ok x=kd
m = S/(b*j*d) 3.049 kg/cm2 cek m < a ? ok h
6d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
4 Perhitungan penulangan untuk sisi tumit (kondisi gempa)
1) Momen retak
Mc= Zc*('ck + N/Ac) Mc= 3082765
kg.cm/m = 30.828 t.m/m
dimana, Mc momen retak kg.cm
Zc modulus penampang
Zc=b*h1^2/6 166667 cm3
b= 100 cm
'ck tegangan tarik beton (lentur)
'ck = 0.5*ck^(2/3) 18.497 kg/cm2
ck= 225 kg/cm2
N gaya aksial (=0) 0 ton
Ac luas beton = b*h1 6500 cm2
h1 tebal penampang, (H3+H4) 65 cm
7d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
(a) Tensile Bar
d= 55 cm M1 = 59.790 t.m
d2 = 0 cm Mf = 29.510 t.m
sa = 3450 kg/cm2
Mf 29.510 t.m/m
S max(S,Ss) 14.790 t/m x=kd
s = Mf/(As*j*d) 2400.14 kg/cm2 cek s < sa ? ok hd
c = 2*Mf/(k*j*b*d^2) 62.54 kg/cm2 cek c < ca ? ok
m = S/(b*j*d) 3.049 kg/cm2 cek m < a ? ok As
d1
p=As/(b*d) 0.00461 b= 100 cm
k={(n*p)^2+2*n*p}^0.5 - n*p 0.35367 d= 55 cm
j= 1-k/3 0.88211 n= 21
Mf 29.510 t.m
S 14.790 ton
b
c= Mf/(b*d^2*Lc) 51.19 kg/cm2 cek c < ca ? ok
d2
s = n*c*(1-k)/k 2304.55 kg/cm2 cek s < sa ? ok
s' = n*c*(k-d2/d)/k 1075.03 kg/cm2 cek s' < sa ? ok
As' x=kd
m = S/(b*j*d) 2.927 kg/cm2 cek m < a ? ok
hd
p=As/(bd) 0.00461
As
p'=As'/(bd) 0.00230
k={n^2(p+p')^2+2n(p+p'*d2/d)}^05-n(p+p') 0.31810 d1
Lc=(1/2)k(1-k/3)+(np'/k)(k-d2/d)(1-d2/d) 0.19056
j=(1-d2/d)+k^2/{2*n*p*(1-k)}*(d2/d-k/3) 0.91870
b= 100 cm d2 = 0 cm
d= 55 cm n= 21
8d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
Rekapitulasi Perhitungan Desain, Pondasi
Uraian simbol satuan sisi jemari sisi tumit keterangan
Kondisi perhitungan balok persegi balok persegi
normal gempa
Dimensi utama
kekuatan rencana beton c kg/cm2 225 225 225 (K225)
lebar efektif penampang b cm 100 100 100
tinggi penampang, H4 h cm 65 65 65
selimut beton (tarik) d1 cm 10 10 10
selimut beton (tekan) d2 cm - - -
tinggi efektif penampang d cm 55 55 55
tegangan ijin beton ca kg/cm2 75 75 112.5 (K225)
tulangan sa kg/cm2 2300 2300 3450
geser a kg/cm2 6.5 6.5 9.75
titik leleh baja tulangan sy kg/cm2 3000 3000 3000
Penulangan
tulangan tarik dibutuhkan As req. cm2 23.64 6.53 17.99
direncanakan As cm2 25.34 D22-150 25.34 D22-150 25.34 D22-150
Beban rencana
momen lentur rencana Mf t.m/m 25.850 7.136 29.510
gaya aksial rencana Nd t/m 0.000 0.000 0.000
gaya geser S t/m 32.053 14.790 14.79
9d/9920ce8e6d0c40ebda3e8db8f8505d8418155f0e96e9fa19d9fa4140549b2ed9,
PENULANGAN ABUTMENT JEMBATAN
B1 = 0,40 m
B0 = 0,20 mB2 = 0,15 m B3 = 0,15 m
D 16 - 200 D 22 - 150
D 16 - 200 D 16 - 200
H6 = 0,15 m
D 16 - 200 D 16 - 200
D 22 - 150 D 22 - 150
HT = 5,80 m h0 = 4,40 m
H2 = 4,55 m
D 22 - 150 2 D 22 - 150
D 16 - 200 D 16 - 200
D 22 - 150
D 16 - 150 D 16 - 150D 22 - 150
H3 = 0,25 m
H4 = 0,40 m
BT = 4,50 m