Disusun oleh:
Afifah Wahyu Indrayani
NPM.171.050.3075
i
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
Afifah Wahyu Indrayani
NPM.171.050.3075
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “Penggunaan Serat Polypropylene Fiber Mesh Untuk Meningkatkan Kuat
Lentur dan Daktilitas Beton Normal”. Proposal skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat akademis dalam menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1) Sarjana
Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik, Universitas Tidar.
Penyusun
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NPM : 1710503075
……………………… ……………………….
NIDN. NIDN.
Dosen Pembimbing II
………………………
NIDN.
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...iv
2.2.1 Beton..................................................................................................... 23
v
2.2.6 Umur Beton .......................................................................................... 34
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Keruntuhan diluar 1/3 bentang (L) dan garis patah <5% …………….21
Gambar 2.3 Keruntuhan diluar 1/3 bentang (L) dan garis patah > 5% ………….22
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
infrastuktur, mulai dari gedung sebagai fasilitas publik hingga jalan raya sebagai
2002), beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan yang
dapat dituang dalam cetakan untuk dibentuk sesuai keinginan. ( Kurniati, 2018)
Menurut (Mulyadi & Rozi, 2017) beton merupakan salah satu material yang
kekuatan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara local, dan
mudah dalam perawatannya. Selain itu bahan bahan penyusun beton mudah didapat
karena sebagian besar dari bahan penyusun beton tersebut adalah bahan lokal
(kecuali semen portland atau bahan tambah kimia). Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat rupanya juga menyentuh aspek
dunia konstruksi. Teknologi konstruksi sampai saat ini masih berpengaruh besar
terhadap perkembangan dunia konstruksi, oleh sebab itu untuk memahami dan
1
Perkembangan dunia yang semakin maju dan serba canggih, teknologi beton
mempunyai potensi yang luas dalam bidang konstruksi. Hal ini menyebabkan beton
banyak digunakan untuk konstruksi bangunan gedung, jalan, jembatan dermaga dan
penambangan batuan sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara besar-
besaran yang menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk
keperluan pembetonan.
Salah satu sifat penting dari beton adalah daktilitas. Daktilitas beton yang
kekuatan tekan yang cepat pada daerah beban pasca puncak, sehingga
modulus elastisitas yang lebih rendah dari modulus elastisitas matrik beton
diharapkan dapat membuat beton lebih daktail. Dengan sifat daktail tersebut, serat
karakteristik beton. Penggunaan serat untuk memperkuat material yang getas telah
lama dikenal. Serat-serat yang telah umum dipergunakan antara lain terbuat dari
baja, polymer, atau fiber glass. Salah satu jenis serat yang dapat dipakai adalah serat
2
panjang dan lebar, dan lain sebagainya. Perencanaan fasilitas tersebut mengarah
kepada penggunaan beton dimana mencakup kekuatan, ketahanan, masa layan dan
efisiensi. Kuat lentur beton ini dapat ditingkatkan sehingga mampu menahan
tegangan lentur tanpa mengalami retakan. Salah satu cara adalah dengan
terjadi akibat tegangan lentur pada daerah beton tarik akan ditahan oleh serat-serat
tambahan ini, sehingga kuat lentur beton serat dapat lebih tinggi dibanding kuat
dan dikembangkan. Salah satu bahan serat yang unik digunakan adalah serat
merupakan serat yang memiliki berat jenis yang rendah dan tidak menyerap air,
sehingga serat ini tidak merubah fisik beton secara sigifikan namun dapat merubah
terlalu dini, baik akibat panas hidrasi maupun pembebabanan. Maka tercegahnya
mendukung tegangan-tegangan internal (aksial, lentur, dan geser) yang terjadi akan
Sifat kurang baik dari beton dapat diperbaiki dengan cara penambahan
3
dengan orientasi random, sehingga dapat mencegah terjadinya retakan mikro.
besar. Serat plastik atau polypropylene fiber merupakan salah satu bahan yang
mudah didapat dan harganya cukup murah. Polypropylene fiber adalah limbah
mempunyai struktur jaringan yang unik. Serat plastik atau polypropylene fiber
tegangan Tarik dan lentur dikarenakan sifat beton yang getas. Maka timbul
tentu saja dimaksudkan agar didapat beton yang mempunyai kemampuan daktilitas
yang tinggi dan mempunyai kuat lentur lebih dibanding dengan beton biasa.
sebagai berikut:
2. Bagaimana pengaruh serat dari polypropylene Fiber Mesh pada kuat lentur
beton normal ?
4
1.3 Batasan Masalah
Untuk mencapai sasaran dan agar penelitian lebih fokus pada tujuan sesuai
berikut:
1. Agregat kasar yang digunakan adalah campuran batu pecah dengan lolos
5. Bahan ikat adalah semen, digunakan semen jenis 1 merk holcim kemasan
50 kg/kantong).
6. Dimensi satu benda uji kuat lentur beton menggunakan silinder berukuran
Tidar Magelang.
5
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
6
1.6 Keaslian Penelitian
7
Tabel 1.1 Lanjutan
2 Sujatmiko & Pemanfaatan Fiber Dengan penambahan 120 ml
Polypropylene pada pada silinder di dapatkan nilai
Saifuddin
Beton Dengan slump test 6 cm sedangkan
(2018)
Penambahan pada balok dibutuhkan 410 ml
Napthoplast di Tinjau untuk mendapatkan slump test
Terhadap Kuat Tekan 5 cm.
dan Kuat Lentur Dengan penambahan fiber
polypropylene sampai dengan
1% kuat tekan dan kuat lentur
meningkat dibandingkan tidak
menggunakan serat tersebut,
sedangkan pada penambahan
serat fiber polypropylene 2%
kuat tekan menurun
dibandingkan dengan dengan
serat fiber 1% tetapi kuat
lenturnya meningkat.
Pada penambahan fiber
polypropylene sampai 1%
menghasilkan kuat tekan
maksimum dan kuat lentur
maksimum dengan
penambahan 2% fiber
polypropylene
3 Pratama & Kajian Kuat Tekan dan Pengaruh dengan adanya
Kuat Tarik Belah Beton penambahan serat nylon dapat
Hisyam (2016)
Kertas (Papercrete) meningkatkan kuat tarik belah
Dengan bahan Tambah beton kertas. Pada
Serat Nylon penambahan serat nylon pada
persentase 0 %, 0,25 %, 0,50
%, 0,75 %, dan 1 % per jumlah
8
Tabel 1.1 Lanjutan
berat semen berturut-turut
menghasilkan kuat tarik belah
beton kertas 0,170 MPa, 0,189
MPa, 0,189 MPa, 0,198 MPa,
dan 0,209 MPa. Sehingga
didapatkan hasil nilai kuat
tarik belah beton kertas
maksimum pada persentase
penambahan serat nylon 1 %
per jumlah berat semen sebesar
0,209 MPa terjadi kenaikan
sebesar 22,94 % dari kuat tarik
belah beton pada beton kertas
normal sebesar 0,170 MPa.
4 Buana & Pengaruh Diameter Penambahan serat polymer
Serat Polymeretilene etilene braid berdasarkan
Gunawan
Braid Terhadap Kuat peningkatan diameter dengan
(2016)
Tekan dan Kuat Tarik aspek rasio l/d=90 dalam
Belah Pada Beton Mutu campuran beton menurunkan
Tinggi nilai slump sehingga
mempengaruhi tingkat
workability, dari pengujian
yang telah dilakukan nilai
slump tertinggi didapat pada
adukan beton tanpa serat yaitu
sebesar 11,6 cm
Penambahan serat polymer
etilene braid berdasarkan
peningkatan diameternya
memberikan pengaruh
peningkatan terhadap kuat
9
Tabel 1.1 Lanjutan
tarik belah beton. Dari hasil
pengujian beton tanpa serat
memiliki kuat tarik belah
sebesar 6,04 MPa
5 Pratiwi, Kuat Tekan Beton Serat Penambahan serat dari 0,1%
menjadi 0,15% mengalami
Prayuda, & Menggunakan Variasi
peningkatan kuat tekan rata-
Saleh (2016) Fibre Optic dan
rata sebesar 8,4% dan
Pecahan Kaca penambahan serat dari 0,15%
menjadi 0,2% mengalami
peningkatan kuat tekan rata-
rata sebesar 21,9%.
Nilai modulus elastisitas yang
diperoleh berturut-turut adalah
22259,35 Mpa, 23173,43 Mpa,
dan 25583,72 Mpa.
6 Khairizal, Pengaruh Penambahan Hasil pengujian slump
menunjukkan bahwa dengan
Kurniawandy Serat Polypropylene
penambahan serat
& Terhadap Sifat Mekanis
polypropylene pada adukan
Kamaldi (2016) Beton Normal beton akan menurunkan
workability beton.
Hasil pengujian kuat lentur
menunjukkan bahwa beton
serat polypropylene
mempunyai kuat lentur yang
lebih tinggi daripada beton
normal dan meningkat seiring
penambahan serat
polypropylene. Peningkatan
10
Tabel 1.1 Lanjutan
kuat kuat lentur paling besar
adalah pada penambahan serat
1,0 kg/m3 yaitu sebesar
35,19%. Hasil pengujian
defleksi menunjukkan bahwa
beton serat polypropylene
mempunyai niilai defleksi
yang lebih tinggi daripada
beton normal
7 Henry Kapasitas Lentur Balok Balok polypropylene fiber
lebih lentur dibandingkan
Apriyatno Beton Bertulang
beton normal. Hal ini
(2017) Dengan Polypropylene
dibuktikan dengan
Fiber Sebesar 6% Dari peningkatan kelenturan
sebesar 22,6 % untuk BPF-
Berat Semen
100, BPF-75, BPF-50, dan
meningkat 9,7 %untuk BPF-25
dibandingkan beton normal.
Peningkatan kuat batas balok
secara optimal akan diperoleh
bila beton fiber hanya
ditempatkan secara parsial
pada bagian tarik, proporsi 75
% dari luas tampang balok.
8 Arintha Indah Pengaruh Serat Nilai kuat lentur optimum
didapat oleh sampel B dengan
Dwi Syafiarti Polypropilene dalam
kadar serat 0,6%. Namun
(2015) Beton Berpori
mengalami penurunan pada
kadar serat 1,2%, dan kembali
naik meskipun tidak terlalu
11
Tabel 1.1 Lanjutan
signifikan pada kadar serat
1,8%. Sampel A dengan CA/C
4, memiliki nilai kuat
lenturyang konstan pada
penambahan serat 0,6%.
Seperti halnya pada sampel B,
sampel A pada kadar serat
1,2% mengalami penurunan
kuat lentur dan mengalami
kenaikan pada kadar serat
1,8%.
9 Santoso & Efek penambahan Serat Pengaruh penambahan
campuran serat polypropylene
Widodo ( 2018) Polypropoylene
dapat meningkatkan beban
Terhadap Daya Lekat
maksimum. Kuat lentur beton
dan Kuat Lentur Pada pada variasi 0 kg serat sebesar
4,156 MPa, pada variasi 1 kg
Rehabilitas Struktur
serat sebesar 4,988 MPa, pada
Beton dengan Self-
variasi 2 kg serat sebesar 2,601
Compacting Repair MPa sedangkan pada variasi 3
kg sebesar 2,543 MPa.
Mortar ( SCRM)
Peningkatan yang paling besar
terjadi pada komposisi 1 kg
serat. Komposisi yang paling
optimum tercapai saat
penambahan serat
polypropylene sebesar 1kg/m3.,
karena dapat meningkatkan
kuat lentur sebesar 20,09 %.
12
Tabel 1.1 Lanjutan
10 Hanafi, Tinjauan Kuat Tekan Berdasarkan hasil pengujian
Sujatmiko & dan Kuat Lentur Beton kuat lentur beton menunjukkan
30,64%.
1.7 Hipotesis
Pada penelitian ini penggunaan serat polypropylene Fiber Mesh yang dicampur
dengan kerikil dalam adukan beton dimaksudkan untuk mendapatkan variasi yang
optimum yang menghasilkan beton dengan kuat lentur lebih besar atau beton yang
mampu menahan sifat daktilitas untuk struktur ringan dan memiliki ketahanan
terhadap cuaca sehingga tidak mudah retak sesuai dengan yang disyaratkan.
13
BAB II
polypropylene terhadap sifat mekanis pada beton normal. Dimana Beton yang
direncanakan mutu sedang, yaitu f’c 20 Mpa serta serat yang digunakan adalah serat
polypropylene cemfiber dengan dosis penambahan serat pada benda uji adalah 0,0
kg/m³; 0,4 kg/m³; 0,6 kg/m³ ; dan 0,8 kg/m³beton.Sifat mekanis beton yang
diperhitungan adalah kuat tekan, kuat tarik dan kuat lentur, pada umur 28 hari.
Dalam penelitian ini pengaruh terhadap kuat lentur pada umur 28 hari sebesar
5,2404 MPa atau mengalami peningkatan sebesar 11,26% dari beton normalnya.
Kuat lentur beton yang optimum pada beton serat dengan dosis 0,58 kg/m³ .
beton dengan penambahan napthoplast , jumlah total benda uji sebanyak 39 buah,
dengan prosentase fiber yang digunakan, sebesar 0%, 1%, 2%. Serta dicampurkan
dengan proporsi fly ash sebesar 30%. Kemudian diuji menggunakan uji kuat tekan
dengan variasi umur beton 7, 14, 28, hari dan balok 14, 28 hari untuk mencari varian
yang memiliki kuat tekan dan kuat lentur yang masih memenuhi standar
14
dengan menambahkan bahan tambahan kimia berupa Superplasticizer type F yang
kuat tekan dan kuat lentur dibanding dengan beton normal sebagai parameter.
fiber polypropylene.
Normal pembuatan sampel benda uji beton pada penelitian ini sebanyak 54 buah
sampel dengan setiap umur ada 3 buah. Umur yang di uji yaitu umur 28 hari dengan
prosentase fiber yang digunakan, sebesar 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1%.
Dengan hasil penelitian Nilai kuat lentur beton tanpa serat polypropylene sebesar
sebanyak 1,0 kg/m3 sebesar 7,12 MPa atau meningkat sebesar 35,19 %
balok beton bertulang dengan polypropylene fiber sebesar 6% dari berat semen.
Pengujian dilakukan dengan menambah beban (P) secara bertahap sebesar 0,5 ton,
dan mencatat defleksi atau lendutan pada dial gage. Intensitas beban pada saat
terjadi retak pertama pada bagian tarik dari balok, dan juga intensitas beban
ultimitnya diamati dan dicatat. Balok polypropylene fiber lebih lentur dibandingkan
beton normal. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kelenturan sebesar 22,6 %
15
Menurut penelitian Santoso & Widodo ( 2018), penelitian yang dikaji tentang
Efek penambahan Serat Polypropoylene Terhadap Daya Lekat dan Kuat Lentur
Pada Rehabilitas Struktur Beton dengan Self- Compacting Repair Mortar ( SCRM),
kg/m3 dan 3 kg/ m 3 yang dihitung berdasarkan volume beton. Pengujian beton
mekanik beton yang meliputi pengujian kuat geser interface dengan metode Bi-
Surface Direct Shear, dan kuat lentur pada umur 56 hari. Setiap varian terdiri dari
3 benda uji beton, jumlah varian ada 4 buah dan jumlah pengujian ada 3 macam,
sehingga jumlah benda uji keseluruhan ada 36 benda uji. Analisis data akan
Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton Menggunakan Bahan Polimer Polierta dengan
buah, dengan prosentase 1% zat additive polymer polierta dan bahan tambahan
fiber polypropylene dengan prosentase 1% dengan kadar serat 0,6 kg/m³ dan 2%
dengan kadar serat 1,2 kg/m³. Lalu menggunakan faktor air semen ( FAS ) 0,5.
Serta dicampurkan dengan proporsi fly ash sebesar 30%. Kemudian diuji
menggunakan uji kuat tekan dengan variasi umur beton 7, 14, dan 28 hari dan untuk
kuat lentur dengan variasi umur beton 14, dan 28 hari untuk mencari varian yang
memiliki kuat tekan dan kuat lentur yang masih memenuhi standar perencanaan.
Berdasarkan hasil pengujian kuat lentur beton menunjukkan bahwa beton fiber
polypropylene mempunyai kuat lentur yang lebih tinggi dari beton normal tanpa
16
fiber polypropylene dan peningkatan kuat lentur paling besar adalah pada
penambahan serat 1% yaitu pada umur 14 hari 36,5 kN, dan pada umur 28 hari kuat
Gunawan & Buana (2016) mengkaji penelitian tentang pengaruh diameter serat
polymeretilene braid pada beton mutu tinggi. Umur beton yang digunakan dalam
pengujian kuat tekan adalah 4,7, 14, 21 dan 28 hari untuk pengujian kuat tarik belah
umur 28 hari, dengan diameter serat yang digunakan adalah 0,8 mm, 1,0 mm dan
1,20 mm. Komposisi penambahan serat 0%, 0,3% dan 0,4% terhadap berat semen
yang akan dipakai. Dari masing-masing campuran beton tersebut dibuat tiga benda
uji. Maka jumlah kebutuhan benda uji ada sebanyak 126 buah. Dengan
sebanyak 1,0 kg/m3 sebesar 7,12 MPa atau meningkat sebesar 35,19 %
Polypropilene dalam Beton Berpori. Nilai kuat lentur optimum didapat oleh sampel
B dengan kadar serat 0,6%. Namun mengalami penurunan pada kadar serat 1,2%,
dan kembali naik meskipun tidak terlalu signifikan pada kadar serat 1,8%. Sampel
A dengan CA/C 4, memiliki nilai kuat lenturyang konstan pada penambahan serat
0,6%. Seperti halnya pada sampel B, sampel A pada kadar serat 1,2% mengalami
penurunan kuat lentur dan mengalami kenaikan pada kadar serat 1,8%.
17
2.2.1 Beton
agregat kasar, agregat halus, dan air, dengan atau tanpa bahan tambah. Ada
beberapa alasan mengapa beton sering dipergunakan pada bidang konstuksi selain
memiliki kuat tekan yang tinggi yaitu mudah dikerjakan, ekonomis, dan mudah
dibentuk.
1. Sifat Beton
diri dari campuran beton. Kondisi ini akan menyebabkan kropos pada beton
disebabkan oleh terlalu banyaknya air pada pembuatan beton salah satunya.
b. Tahan bakar
18
Sedangkan kekurangan penggunaan beton sebagai berikut :
a. Berat Jenis
Dalam ilmu teknologi beton dikenal jenis beton ringan ("leighweight concrete").
Beton ringan dapat dibuat dengan 3 (tiga) cara (Nevile, 1975), yaitu:
3. dengan eara tanpa memakai pasir (beton non pasir ), sehingga banyak
Beton ringan mempunyai berat jenis dibawah 2 gr/cm3 (beton biasa mempunyai
berat jenis 2,4 gr/cm3 ). Secara kasar beton ringan ini menurut berat jenisnya dibagi
1. beton ringanjenis antara 0,30 sampai 0,80 gr/cm3 yang biasanya dipakai
2. beton ringan dengan berat jenis antara 0,80 sampai 1,40 gr/cm3 yang dapat
19
3. beton ringan dengan beratjenis antara 1,40 sampai 2,00 gr/cm3 yang dapat
4. Berat jenis beton ringan dalam pembuatannya dipengaruhi oleh berat jenis
agregatnya.
Kuat lentur beton adalah kemampuan balok beton yang diletakan pada
dua perletakan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji,
yang diberikan padanya, sampai benda uji patah dan dinyatakan dalam Mega
Pascal (MPa) gaya tiap satuan luas (SNI 03-4431-1997). Besarnya kuat lentur
berikut :
keterangan:
20
Gambar 2.1 Keruntuhan pada pusat 1/3 bentang (L)
keterangan:
Gambar 2.2 Keruntuhan diluar 1/3 bentang (L) dan garis patah <5%
bentang (L)
Sumber : SNI 03-4431-1997
21
c. Untuk benda uji yang patahnya di luar 1/3 lebar pusat pada bagian tarik
beton dan jarak antara titik pembebanan dan titik patah lebih dari 5%
Gambar 2.3 Keruntuhan diluar 1/3 bentang (L) dan garis patah > 5%
bentang (L)
Sumber : SNI 03-4431-1997
5. Kekuatan Beton
kuat tariknya rendah. Kuat tekan beton biasanya berhubungan dengan sifat-
sifat lain maksudnya bila kuat tekannya tinggi, umumnya sifat-sifat lain juga
baik.
22
1. Umur beton
umum dianggap tidak naik lagi setelah umur 28 hari (standar kuat
Faktor air semen ialah perbandingan berat antara air dan semen
faktor air semen berkisar antara 0,40 – 0,60. Semakin tinggi mutu
beton yang hendak dicapai, semakin rendah nilai faktor air semen
3. Kekuatan Beton
berkurang.
23
terselimuti pasta semen. Akan tetapi, jika jumlah pasta semen terlalu
banyak maka kuat tekan beton didominasi oleh pasta semen yang
memiliki kuat tekan lebih rendah dari agregat, sehingga kuat tekan
5. Jenis semen
lain:
a. Kekasaran permukaan, karena permukaan agregat yang kasar dan tidak licin
membuat daya rekat antara permukaan agregat dan pasta semen lebih kuat
kerikil yang bulat. Maka, beton yang dibuat dari batu pecah lebih
c. Kuat tekan agregat, karena 70% volume beton terisi oleh agregat,
jika kuat tekan agregat rendah akan diperoleh kuat tekan beton
24
4. Material Penyusun Beton
a. Semen Portland
satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen
portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara
lain terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur,
Fungsi semen sendiri pada beton adalah untuk pengikat semua material
yang digunakan pada beton. Semen mempunyai sifat adhesive dan kohesif,
yang kompak. Semen adalah material yang hidrolis yang dapat beraksi dengan
air. Reaksi yang akan terjadi adalah semen akan terhidrasi sehingga membentuk
batu padat. Semen yang paling banyak digunakan dalam konstruksi adalah
semen protland.
b. Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar dan beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak
70% volume mortar atau beton. Walaupun namanya hanya sebagai bahan
pengisi akan tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau
25
mempunya ukuran buturian besar disebut agregat kasar, sedangkat agregat yang
Dalam hal ini, agregat yang dipakai adalah agregat agregat yang mempunyai
1. Agregat Kasar
lebih dari 5mm. Agregat kasar untuk beton ringan dapat berupa batu pecah,
Menurut PBI-1971 pasal 3.4, syarat syarat agregat kasar sebagai berikut :
a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari beban
agregat seluruhnya. Agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan.
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. apabila kadar lumpur melampaui 1%,
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
dan rudeloff dengan beban penguji 20t, dengan mana harus dipenuhi syarat-
syarat berikut :
26
1) tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24% berat
e. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beranke ragam besarnya
2) sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
f. Berat butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak
krikil
2. Agregat Halus
Menurut PBI-1971, agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam
sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan
27
a. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang taja dan keras. Butir-
butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
memebuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan
adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95%
dari kkuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3%
NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang
sama.
3) sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% dan 95% berat
28
e. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
c. Air
Air berpengaruh terhadap kuat tekan beton, karena jika kelebihan air akan
menyebabkan penuruan mutu beton itu sendiri. Selain itu kelebihan air akan
semen akan bergerak ke atas permukaan adukan beton segar yang baru saja
dituang. Hal ini akan menyebabkan kurangnya lekatan beton antara permukaan
beton, besar kecilnya nilai susut beton, kelangsungan reaksi dengan seme
Portland sehingga dihasilkan kekuatan selah beberaa waktu, dan peranan air
ini :
gr/ltr.
29
2.2.4 Beton serat
kuat terik beton, mengingat kuat tarik beton yang sangat rendah. Kuat tarik yang
sangat rendah berakibat beton mudah retak, yang pada akhirnya dapat
mengurangi keawetan beton. Dengan adanya serat, ternyata beton menjadi lebih
tahan retak dan tahan benturan jika masalah penyerapan energi diperlukan.
Perlu diperhatikan bahwa pemberian serat tidak banyak menambah kuat tekan
beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi
biasa. Penggunaan serat dalam beton juga dapat meningkatkan daktilitas beton
dari sifat yang getas menjadi lebih daktil. Keuntungan penggunaan yang lain
prosentase volume serat di dalam beton. Terdapat kadar optimum serat yang
dapat dimasukkan ke dalam beton. Penggunaan kadar yang terlalu sedikit atau
terlalu banyak tidak menghasilkan efek yang baik terhadap beton. Jika serat
yang digunakan terlalu banyak maka akan mengurangi kelecekan beton dengan
30
sangat drastis. Beton akan sulit dipadatkan dan banyak rongga udara yang
serat antara lain dipengaruhi oleh bentuk, aspek rasio (perbandingan antara
panjang dan diameter) dan jenis material yang digunakan. Diperlukan pengujian
trial mix untuk mendapatkan beton yang baik dengan kelecekan yang cukup. (
dengan rumus kimia C3H6 yang berupa filamen tunggal ataupun jaringan
semen Semakin tinggi faktor air semen semakin lambat kenaikan kekuatan
betonnya dan sebaliknya semakin rendah faktor air seman semakin cepat
31
2.2.7 Mutu Agregat
Mutu agregat akan sangat berpangaruh terhadap kuat tekan beton. Semakin baik
mutu agregat yang dipakai akan semakin besar kuat tekannya. Agregat yang
baik dan bermutu tinggi adalah agregat yang memenuhi persyaratan persyaratan
d. Tidak mengandung tanah atau kotoran lain yang lewat ayakan 0,075
mm.
biasanya terdiri dari 60% sampai 80% volumenya berupa agregat. Agregat
ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat
befungsi sebagai benda yang utuh. homogen dan rapat., dimana agregat
yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada diantara
32
dalam beton, maka semakin banyak persen agregat dalam campuran akan
semakin murah harga beton, dengan syarat campuran masih cukup mudah
Suatu bangunan yang terbuat dari beton harus dapat tahan untuk
jangka waktu yang lama terlebih lagi jika bangunan tersebut bersifat
33
b. perubahan volume oleh perbedaan sifat thermal antara agregat dan
pasta
beton, dan
a. Serangan zat kimia yang agresif pada air, gas dan udara.
Zat kimia yang merusak beton adalah sulfat, khlorida, asam, karbon
dioksida dan soda. Sulfat bisa terdapat pada air hujan yang
menerima gas S02 dari udara, membentuk asam sulfat dan garam
sulfat yang dapat bereaksi secara kimia dengan kapur Ca(OH)2 dan
kerusakan beton. Asam dan soda dapat bereaksi dengan kapur pada
beton yang tidak kedap udara, dan konsentrasi CO2 diudara cukup
tinggi.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
bahan tambah serat dari polypropylene Fiber Mesh. Penelitian ini akan dilakukan
di laboratorium dengan membuat beberapa benda uji silinder beton untuk diuji hasil
nilai slump yang didapat serta kuat lenturnya. Hasil akhir suatu penelitian berkaitan
erat dengan metode penelitian yang disesuaikan dengan prosedur, jenis alat yang
tahapan yang meliputi pengumpulan data, analisis data, persiapan bahan dan alat,
benda uji, metode perencanaan adukan, pembuatan benda uji, perawalan benda uji,
jumlah benda uji dan pelaksanaan penelitian. Data yang dibutuhkan dalam evaluasi
pengaruh kuat lentur beton dengan bahan tambah serat dari polypropylene Fiber
Mesh adalah data teknis tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi kuat lentur, hasil
nilai slump yang didapat dan ketahanan daktilitas pada beton. Data-data yang
Setelah data yang diperlukan cukup, maka dilakukan analisis data dengan
35
prosedur yang ditentukan untuk menentukan nilai slump optimum yang didapat,
dijaga dari hal-hal yang dapat mengurangi kualitas atau bahkan merusak sehingga
tidak dapat dipergunakan lagi. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi proses
1. Berat jenis
3.2.4 Peralatan
2. oven,
36
4. satu set alat pemeriksaan slump (kerucut Abrams),
6. ayakan,
7. timbangan,
uji tersebut akan diuji setelah beton berumur 28 hari. Benda uji tesebut dibuat
dengan menggunakan bahan tambah serat dari polypropylene Fiber Mesh yang
kandungan lumpur, kandungan zat organik, berat jenis dan gradasi agregat.
37
Saat penimbangan agregat kasar dan halus dalam keadaan jenuh kering
pennukaan (SSD).
3. Adukan yang telah merata segera dituangkan dalam bak penampung beton
4. Beton segar segera dituangkan kedalam cetakan yang telah diolesi oli
sebelumnya.
dan diketuk-ketuk sisi luar cetakan dengan palu kayu agar gelembung udara
6. Setelah penuh dan padat, bagian atas diratakan lalu ditutup dengan kaca dan
Varia Usaha. Banyaknya benda uji yang dibuat dalam penelitian ini dapat dilihat
38
Table 3.2. Jumlah Benda Uji (variasi lihat tabel 3.1)
Mulai
Studi Literatur
Pembuatan Poposal
Seminar Proposal
39
A
Persiapan Material
YA TIDAK
Memenuhi
spesifikasi
Analisis Data
Selesai
40
2 BAB IV
41
DAFTAR PUSTAKA
Hasanr, Tatong, & Tole.( 2013). Pengaruh Penambahan Polypropylene Fimer Mesh
Lentur. Jurnal Rekayasa Tenik Sipil Universitas Madura Vol. 3 No.1 Juni,
Pratama , & Hisyam. (2016). Kajian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton
Kertas (Papercrete) Dengan bahan Tambah Serat Nylon. Jurnal Fropil, Vol
Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Pada Beton Mutu Tinggi.
Pratiwi, Prayuda, & Saleh .(2016). Kuat Tekan Beton Serat Menggunakan Variasi
Fibre Optic dan Pecahan Kaca. Jurnal Ilmiah semesta Teknika. S. Pratiwi,
Volume 2 No. 2.
42
Henry, A. (2017). Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Polypropylene
Fiber Sebesar 6% Dari Berat Semen. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan.
Nomor 2 Volume 11 – Juli 2017 hal: 149 – 160. Jurusan Teknik Sipil,
Hanafi, Sujatmiko, & Wibowo.(2018). Tinjauan Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton
Daya Lekat dan Kuat Lentur Pada Rehabilitas Struktur Beton dengan Self-
43