Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
2.7 Mengamalkan sikap Membiasakan sikap Setelah proses Contoh perilaku orang yang
bertanggung jawab dan bertanggung jawab pembelajaran, peserta mengamalkan sikap
peduli kepada sesama dan peduli kepada didik diharapkan dapat menghindari diri dari
sebagai cermin dari sesama sebagai berprilaku menghindari Akhlak tercela israf, tabzir,
pemahaman dalam cermin dari diri dari akhlak tercela dan bakhil dalam kehidupan
menghindari akhlak pemahaman dalam israf, tabzir, dan bakhil. sehari-hari.
tercela israf, tabzir, dan menghindari akhlak
bakhil. tercela israf, tabzir,
dan bakhil.
3.7 Menganalisis bentuk - mengidentifikasi Setelah mengamati, Pengertian akhlak tercela israf,
dan cara menghindari bentuk dan cara menanya, mengekplorasi, tabzir, dan bakhil serta dasar
akhlak tercela israf, menghindari akhlak mengasosiasi dan larangan, contoh perilaku, dan
tabzir, dan bakhil. tercela israf, tabzir, mengkomunikasikan, cara menghindari akhlak
dan bakhil. siswa dapat merumuskan tercela israf, tabzir, dan bakhil.
- menyimpulkan pengertian perilaku israf,
bentuk dan cara tabzir, dan bakhil.
menghindari akhlak
tercela israf, tabzir,
dan bakhil.
- mengkritik akhlak
tercela israf, tabzir,
dan bakhil.
4.7 Menyajikan hasil Merumuskan hasil Setelah mengamati, Ruang lingkup contoh dan
analisis tentang bentuk analisis tentang menanya, cara menghindari perilaku
dan cara menghindari bentuk dan cara mengeksplorasi, israf, tabzir, dan bakhil.
akhlak tercela israf, menghindari akhlak mengasosiasi dan
tabzir, dan bakhil. tercela israf, tabzir, mengkomunikasikan,
dan bakhil. siswa dapat menjelaskan
ruang lingkup contoh
perilaku israf, tabzir, dan
bakhil.dan menyebutkan
cara-cara menghindari
perilaku israf, tabzir, dan
bakhil.
(2)
Penentuan Model Pembelajaran
Mata Pelajaran: Akidah Akhlak
Kelas: XI (sebelas)
Pernyataan KD-4.7
pada taksonomi
keterampilan
kongkret pada
gradasi dalam
menyajikan hasil
materi yang telah
dianalisa.
BAB VII
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara
efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar :
1.7 Menyadari kewajiban menghindari akhlak tercela israf, tabzir, dan bakhil.
2.7 Mengamalkan sikap bertanggung jawab dan peduli kepada sesama sebagai cermin dari pemahaman
dalam menghindari akhlak tercela israf, tabzir dan bakhil
3.7 Menganalisis bentuk dan cara menghindari akhlak tercela israf, tabzir dan bakhil
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang bentuk dan cara menghindari akhlak tercela israf, tabzir dan
bakhil
PETA KONSEP
BAB 7
MENGHINDARI AKHLAK
TERCELA
Isrāf , Tabżīr Dan Bakhīl
https://urbansalam.com/tabżīr/
Harta yang kita miliki, pada hakikatnya adalah titipan dari Allah Swt. Pada suatu
saat yang telah ditentukan, maka harus dipertanggung jawabkan tentang bagaimana
memperolehnya dan digunakan untuk apa.
Dalam membelanjakan harta, haruslah memperhatikan norma-norma agama
yang telah mengaturnya. Tidak boleh boros, ataupun berlebih-lebihan, tetapi juga tidak
boleh pelit. Orang yang boros, berlebih-lebihan, dan yang bahil dalam membelanjakan
harta dikecam oleh Allah Swt.
Islam mengajarkan kepada umat untuk menempuh jalan tengah, yaitu antara
larangan tabżīr, isrāf, dan bakhīl. Jalan tengah inilah yang dinamakan kesederhanaan.
Andaipun Allah memberikan kecukupan rezeki, maka harus dipergunakan sebagaimana
mestinya sesuai dengan tuntunan agama.
AYO MENGAMATI
1. …………………………….
2. ……………………………..
3. ……………………………..
1. ……………………………….
2. ……………………………….
3. ……………………………….
AYO MENDALAMI
A. Isrāf
1. Pengertian Isrāf
Berlebih-lebihanan, dalam Bahasa Arab disebut dengan kata : (- فرس أ – فر َس اي
“ )افارس إAsrafa – Yusrifu – Israafan” yang berarti bersuka ria sampai melewati batas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas (berlebihan) diartikan;
“melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan aturan
(nilai) tertentu yang berlaku. Secara istilah melampaui batas (berlebihan) dapat
diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran atau
kepatutan. Isrāf juga dapat berarti menggunakan harta untuk sesuatu yang benar
namun melebihi batas yang dibenarkan, misalnya makan atau minum secara
berlebihan.
َ
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A’raf [7]: 31)
Sikap dan perilaku berlebihan merupakan salah satu penyakit ruhani yang
sangat merugikan diri manusia itu sendiri. Nabi bersabda yang artinya :
B. Tabżīr
1. Pengertian Sikap Tabżīr
Istilah tabżīr berasalah dari bahasa Arab disebut dengan kata ( – َ– ب
) بَتَ اَر َي “dalam tafsir Departemen Agama diartikan sebagai suatu perbuatan
menghambur-hamburkan harta”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tabẓīr
diartikan, “berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan dalam pemakaian uang
ataupun barang”. Secara istilah, boros adalah perbuatan yang dilakukan dengan cara
menghambur-hamburkan uang ataupun barang dengan tujuan untuk memenuhi
kesenangan. Tabẓīr juga bisa diartikan sebagai menggunakan harta untuk sesuatu
yang tidak benar, misalnya membelanjakan harta untuk tujuan maksiat.
Sebagian ulama memahami tabẓīr (pemborosan) sebagai sesuatu pengeluaran
yang bukan haq. Jika seseorang mengeluarkan hartanya sebanyak apapun untuk
sesuatu yang haq maka orang tersebut tidak disebut sebagai pemboros. Sebaliknya,
apabila seseorang mengeluarkan harta untuk perkara yang bāṭil walaupun sedikit
maka dia disebut pemboros.
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra’ [17]: 26-27)
Perilaku boros adalah termasuk hal yang bāṭil, dan seluruh perbuatan setan pasti
mengandung kebatilan, sehingga tindakan yang dilakukan oleh orang yang boros
mempunyai kesamaan dengan perbuatan setan, yaitu sama-sama perbuatan batil,
sehingga Allah Swt. menempatkan pemboros sebagai saudara setan. Pemboros dan
setan juga mempunyai kesamaan dalam hal keingkarannya kepada Allah.
Dalam hal membelanjakan harta, pemboros tidak akan mempertimbangkan
aspek kemanfaatan dan kemadaratan, bahkan aspek nilai-nilai agama atau hukum
agama pasti dikesampingkan. Mereka akan membelanjakan harta hanya sekedar untuk
memenuhi hasrat kesenangan dan menuruti hawa nafsu. Bahkan para pemboros akan
merasa puas walaupun harta yang dikeluarkan tersebut untuk kemaksiatan. Ukuran
boros atau tidak bukan terletak pada jumlahnya, tetapi terletak pada tujuan dan
kemanfaatannya dari pengeluaran harta tersebut. Apabila membelanjakan harta
melebihi kebutuhannya, maka itu termasuk pada perbuatan isrāf (berlebih-lebihan).
Akan tetapi apabila membelanjakan harta untuk tujuan yang tidak jelas dan tidak ada
manfaatnya, maka sedikit ataupun banyak adalah termasuk perbuatan tabẓīr (boros).
Artinya: dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang
orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr [59]: 9)
Bakhīl adalah sifat tercela karena sifat ini terlahir dari godaan setan. Bakhīl
dijadikan oleh setan sebagai jalan untuk menuju ke neraka. Allah Swt. berfirman
dalam QS. al-Isra (17): 29-30 sebagai berikut:
Artinya: dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela
dan menyesal. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa
yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha
mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.(QS. al-Isra [17]:
29-30)
Artinya: Sekali-kali janganlah orang yang bakhīl dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhīlan itu baik
bagi mereka. Sebenarnya kebakhīlan itu adalah buruk bagi mereka. (QS. Ali
Imran [3]: 180).
Artinya: Harta yang mereka bakhīl kan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di
hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di
langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Ali Imran [3]: 180).
e. Menimbulkan malapetaka
Perilaku bakhīl akan menimbulkan malapetaka yang besar terhadap
kemanusiaan. Perilaku ini bisa menimbulkan rasa dengki dan iri hati dalam jiwa
orang-orang fakir dan miskin terhadap orang kaya yang bakhīl. Sebagai akibatnya,
orang-orang miskin akan mencari-cari kesempatan yang tepat untuk
melampiaskan rasa kedengkiannya terhadap orang-orang kaya yang bakhīl, dan
berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan mereka. Sebagai
mana tercantum dalam Q.S al-Lail (92): 8-11:
Artinya: dan Adapun orang-orang yang bakhīl dan merasa dirinya cukup, serta
mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya
(jalan) yang sukar, dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia
telah binasa (QS. al-Lail [92]: 8-11)
1. Melampaui batas (berlebihan) dapat dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan seseorang
di luar kewajaran ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk memuaskan
kesenangan diri secara berlebihan. Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang
rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah.
2. Allah melarang kaum muslimin mencari kekayaan dengan cara yang batil, dan melarang
membelanjakan harta yang dikuasai secara boros. Larangan dimaksudkan agar setiap
muslim dapat mengatur nilai pengeluaran sesuai keperluannya, tepat yang dituju sebagai
mana ketentuan agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya secara boros hanya untuk
kesenangan semata.
3. Kikir (bakhīl) adalah sifat tercela dan kadang-kadang sampai kepada dosa. Bakhīl alias
kikir alias pelit alias medit adalah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta
sehingga tidak mau bersedekah. Kikir dalam bahasa arab bakhīl dan menurut istilah sifat
seseorang yang amat tercela dan hina, tidak hendak mengeluarkan harta yang wajib di
keluarkan baik dalam ketentuan agama seperti zakat, nafkah keluarga atau menurut
ketentuan prikemanusiaan seperti sedekah, infak, dan hadiah.
AYO PRESENTASI
1. Guru menyampaikan kepada siswa tentang jenis dan metode pembelajaran diskusi yang
akan dipakai (misalnya: diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium, atau diskusi
panel) dengan menjelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam diskusi tersebut.
2. Guru menyampaikan tema diskusi.
3. Tema disksusi adalah fenomena kehidupan sosial yang berkaitan dengan tabżīr, isrāf
dan bakhīl .
4. Siswa menyampaikan presentasi di depan kelas
Setelah mempelajari tabżīr, isrāf, dan bakhīl maka seharusnya dapat bersikap
sebagai berikut:
1. Hemat dalam membelanjakan harta.
2. Membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan dan keperuntukannya.
3. Gemar berinfak, sedekah dan amal saleh lainnya untuk meningkatkan kemakmuran
masyarakat sekitar
AYO BERLATIH
A. Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Jelas Dan Benar!
1. Sebagai yang beruntung dengan memiliki orang tua berkecukupan, maka segala
kebutuhan akan selalu tercukupi. Namun kadang-kadang justru membuatnya
berperilaku yang kurang baik. Dia sering meminta sesuatu yang melebihi
kebutuhannya, misalnya, baru-baru ini minta dibelikan sepatu. Padahal dia sudah
memiliki 5 sepatu yang masih dalam kondisi bagus. Dia merengek-rengek, bahkan
mengancam akan mogok sekolah apabila tidak dibelikan. Apa yang semestinya
dilakukan orang tuanya sehingga dapat memperlakukan anaknya dengan tepat, dan
anaknya dapat menerima penjelasan orang tuanya?
2. Suatu saat ada perdebatan antar dua remaja. Permasalahannya adalah
kebiasaan/perilaku salah satu remaja yang terlibat dalam perdebatan tersebut sering
berwudhu dengan menggunakan air yang berlebihan, sehingga ditegur oleh temannya.
Namun dia tidak menggubris teguran temannya tersebut, bahkan dia marah-marah, dan
akhirnya terjadi perdebatan yang serius. Bagaimana cara menjelaskan remaja yang
menggunakan air wudhu berlebih-lebihan tersebut, sehingga dapat merubah kebiasaan
buruknya dalam menggunakan air?
3. Saran apa yang dapat Saudara sampaikan terhadap kebiasaan bermewah-mewahan
dalam penyelenggaraan pesta sehingga mengarah kepada perbuatan isrāf ?
4. Apa yang akan terjadi apabila seseorang memiliki perilaku boros?
5. Kritisilah perilaku orang bakhīl dengan menggunakan analisis yang tepat!