Memulai hari dengan semangat, ingin segera bertemu dengan siswa mencari tahu bagaimana
kemajuan yang mereka peroleh setelah mengikuti pembelajaran, merindukan wajah-wajah
penuh harap dengan ilmu yang akan kita curahkan. Apapun alasan kita untuk bersegera ingin
ke sekolah, akan membawa efek luar biasa terhadap semangat belajar siswa. Energi positif
yang kita pancarkan lewat bahasa tubuh, wajah yang bersahabat, mampu membuang jauh-
jauh rasa malas siswa untuk berangkat ke sekolah. Maka, jadikan kita di posisi itu.
Kini, di zaman generasi digital native, kita perlu menyelaraskan peran sebagai pendidik yang
relevan dengan konteks murid dan zaman. Maka peran kita adalah memberi ilmu demi
kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup
manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-
luasnya (Ki Hajar Dewantara).
Seorang pendidik memiliki peran yang sangat besar terhadap masa depan siswa. Jika kita
memberi pujian, atau mencemooh, memberi hukuman, tetap akan meninggalkan kesan di hati
mereka. Hal sekecil apapun yang kita sampaikan di kelas akan berkontribusi pada kecakapan
hidup anak kelak saat mereka beranjak dewasa.
Maka, pertanyaannya adalah, apakah peran kita sebagai guru, atau sama sekali tidak berperan
dalam tumbuh kembangnya pengetahuan siswa kita?. Apakah kita pernah hadir secara utuh
untuk siswa, atau sebaliknya, siswa tidak pernah merasakan kehadiran kita (Yang memang
sangat jarang membersamai siswa). Dan, apakah kita pernah memberi waktu khusus buat
siswa yang membutuhkan seseorang untuk mendengarkan curhatannya, atau kita tidak mau
tahu dengan hal seperti itu?.
Mampukah kita menjadi seorang pendidik berorientasi pada anak, dengan melayani segala
bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda?. Siapkah kita untuk memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan ide/bakat/minat, berpikir kreatif, dengan
tuntunan dan arahan dari kita supaya siswa kehilangan arah?. Maka hal itu akan terjawab
setelah kita mampu menjawab pertanyaan, “Ingin menjadi guru seperti apakah saya?”.
Pada dasarnya, Pendidikan berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam
berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada. Kodrat zaman artinya
guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka mampu
hidup, berkarya, dan menyesuaikan diri.