KRONIS Bathrix Yolanda Selvia Lena 19309035 Fitriani Libiyana Zane 19309045 Ersa Rezqi Amelia 19309062 LATAR BELAKANG Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus. penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Secara umum, bronkitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis. Bronkitis kronis sering terjadi pada para perokok dan penduduk di kota - kota yang dipenuhi kabut asap. Bronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya sekresi mukus yang berlebihan pada saluran pernapasan (bronchial tree) secara terus-menerus (kronik) dengan disertai batuk. Bronkitis kronis terjadi sepanjang hari selama tidak kurang dari tiga bulan dalam setahun dan telah berlangsung selama dua tahun berturut-turut DEFINISI Bronkhitis kronis adalah suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik, pada keadaan ini terjadi iritasi bronchial dengan sekresi yang bertambah dan batuk produktif selama sedikitnya tiga bulan atau bahkan dua tahun berturut-turut, biasanya keadaan ini disertai emfisema paru ANATOMI Fungsi utama dari sistem respirasi adalah pertukaran gas, dimana oksigen akan diambil dari alveolus dan akan dibawa oleh haemoglobin menuju ke jaringan yang akan diperlukan dalam proses metabolisme, di sisi lain karbondioksida, sebagai hasil sisa dari metabolisme dibuang melalui pernapasan saat ekspirasi (Basuki, 2009).
a. Saluran Pernapasan Atas :
1. Hidung, berfungsi sebagai penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru. Hidung terdiri dari 2 lubang yaitu naces dextra dan naces sinistra. Bagian anterior lubang nasal terbuka untuk atmosfer terletak pada nostrilis yang dilindungi oleh bulu-bulu seperti rambut ANATOMI 2. Faring adalah suatu saluran yang berbentuk lubang corong yang panjangnya sekitar 15 cm dan berfungsi sebagai saluran penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru. Pharynx terdiri dari 3 bagian yaitu Nasofaring (langit-langit mulut), orofaring (uvula dan amandel), dan laringofaring (epiglottis dan saluran menuju esofagus atau laring). 3. Laring berfungsi sebagai saluran penghantar udara yang membawa udara kedalam paru. Terletak sejajar dengan vertebra cervical ke 3 sampai vertebra cervical ke 6 dan di atas laryng terdapat faring. Bagian bawah laring ada trakhea. ANATOMI 4. Trakea merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 1620 cincin yang terdiri dari tulang rawan berbentuk tapal kuda yang membagi dalam 2 cabang yaitu bronkhus kanan dan bronkhus kiri. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel silia, yang berfungsi mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan untuk mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka.
b. Saluran Pernapasan Bawah
1. Bronkhus merupakan percabangan trakhea setinggi VTh 5 dan terdapat 2 bronkhus, yaitu kanan dan kiri. Bronkhus kanan lebih pendek dan lebar dari pada yang kiri. Bronkhus-bronkhus tersebut ketika akan masuk pulmo menjadi bronkhus pulmonalis. ANATOMI 2. Bronkhiolus merupakan percabangan dari bronkhus yang ukurannya semakin kecil disebut bronkhiolus. Fungsi dari bronkhiolus adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru 3. Alveolus merupakan suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara cairan dan gas membentuk tegangan permukaan yang cenderung mencegah pemngembangan saat inspirasi dan cenderung mencegah colaps saat respirasi. 4. Paru-paru merupakan organ utama respirasi yang elastis, berbentuk kerucut dan terletak dalam rongga dada atau toraks yang dibungkus oleh pleura. Paru dibagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri FISIOLOGI Pernapasan adalah usaha tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen untuk proses metabolisme dan mengeluarkan karbondioksida sebagai hasil metabolisme. Pernapasan sebagai istilah yang umum digunakan mencakup 2 proses : a. Pernapasan eksterna, merupakan absorbsi O2 dan pembuangan CO2 dari badan secara keseluruhan b. Pernapasan interna, adalah penggunaan O2 dan produksi CO2 oleh sel dan pertukaran gas antar sel
Proses fisiologi pernapasan dibagi menjadi :
a) Ventilasi, yaitu masuknya campuran gasa-gas kedalam dan keluar paru-paru. Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena adanya selisih tekanan yang terdapat atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik dari otot-otot pernapasan FISIOLOGI b) Ventilasi, yaitu masuknya campuran gasa-gas kedalam dan keluar paru-paru. Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena adanya selisih tekanan yang terdapat atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik dari otot-otot pernapasan c) Transportasi - Difusi gas antara alveoli dan kapiler darah - Transpotasi gas (pengankutan dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru melalui aliran darah - Mekanika Pernapasan. Dalam setiap sikuls pernapasan, agar udara dapat mengalir masuk ke paru-paru maka otot-otot pernapasan harus bekerja kuat untuk melawan daya elastic recoil dari paru-paru dan toraks, termasuk pula tahanan antara arus udara dengan saluran napas. ETIOLOGI Penyebab Bronkitis dibagi menjadi beberapa faktor, antara lain : • Bronchitis Chronic karena infeksiosa, disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri atau organisme lain yang menyerupai bakteri ( mycoplasma pneunomiae dan chlamydia ). Serangan ini berulang bisa terjadi pada perokok, penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan menahun. • bronchitis chronic iritatif, karena disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat iritatif seperti debu, asap (dari asam kuat, amonia, sejumlah pelarut organik, klorin, hidrogen, sulfida, sulfur dioksida). PATALOGI Kelainan utama pada bronchitis adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus, dimana dapat menyebabkan penyempitan pada saluran bronkus, sehingga diameter bronkus. Umumnya bronchitis disebabkan oleh virus seperti RSV, koronavirus, rinovirus, influenza atau para influenza. Mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan bronchitis antara lain mycobacterium pneunomia dan clamydia. Penyakit ini berlangsung antara 5-15 hari, pada bronkitis kronik disebabkan karena perubahan pada saluran pernapasan kecil, yang diameternya kurang dari 2 mm, menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan kadang-kadang terjadi obliterasi. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala bronkhitis akut diawali dengan manifestasi infeksi
saluran pernafasan atas seperti : hidung berair, tidak enak badan, menggigil, pegal-pegal, sakit kepala, tenggorokan sakit,batuk berdahak, sesak paroksismal, suara serak, muntah, sakit kepala, dan gangguan penglihatan. PROBLEMATIKA FISIOTERAPI Impairment - Adanya sesak napas - Adanya sputum - Adanya spasme otot-otot pernapasan - Adanya penurunan ekspansi thorak. Functional Limitation Keterbatasan fungsi yang diarasakan adalah pasien mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaannya dikarenakan sesak nafas dan mudah lelah Disability Pasien memiliki hambatan saat melakukan aktivitas dan bersosialisasi dengan masyarakat dikarenakan adanya sesak nafas dan mudah lelah PROGNOSIS Pada kasus bronkhitis yang berat dan tidak diobati, prognosisnya jelek, survivalnya tidak akan lebih dari 5-10 tahun. Kematian pasien karena pneumonia, empisema, gagal jantung kanan, haemaptoe dan lainnya PERENCANAAN FISIOTERAPI 1. Tujuan jangka pendek Merileksasikan otot Membersihkan jalannya pernapasan
2. Tujuan jangka panjang
mengembalikan dan memelihara fungsi otot - otot pernapasan. Membantu pola pernapasan PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan ekspansi thorak Pemeriksaan ekspansi thorak menggunakan midline dengan mengukur pada 3 titik yaitu pada axilla, ics v, dan xiphoideus sehingga didapatkan hasil mengalami penurunan ekspansi thorak. 2. Pemeriksaan sesak napas Pemeriksaan sesak napas menggunaka Borg Scale untuk mengetahui seberapa sesak napas yang sedang dirasakan. 3. Pemeriksaan spasme otot Pemeriksaan spasme otot dengan cara palpasi untuk mengetahui otot-otot pernapasan yang mengalami spasme. 4. Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum dengan cara auskultasi berdasarkan suara krakel untuk mengetahui letak dan banyak sputum pada penderita. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI 1. Infra Red Persiapkan alat IR dengan mengarahkan sinar infra merah tepat tegak lurus pada otot pectoralis mayor dan trapezius upper dengan jarak 45 cm dengan waktu penyinaran 10 menit pada tiap bagian. 2. Chest Fisioterapi Postural drainage adalah posisi tubuh dengan menggunakan gravitasi untuk membantu mengalirkan sekresi (mukus) dari segmen paru-paru pasien. Postural drainage dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari 40 menit, tiap satu posisi 3 – 10 menit dan dilakukan sebelum makan pagi dan malam atau 1 – 2 jam sesudah makan • Upper lobus appical segments • Posisi duduk bersandar, posisi nyaman di tempat tidur atau permukaan datar dan bersandar pada bantal, tapotement pada area otot antara tulang leher dan superior clavicular, selama 3- 5 menit. • Upper lobus posterior segments • Posisi duduk dan membungkuk, lengan menggantung, memeluk bantal,tapotement dengan kedua tangan di atas punggung atas di kedua sisi kanan dan kiri. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
Tapotement adalah pengetokan dinding dada dengan tangan.
Perkusi dinding dada secara mekanis akan melepaskan sekret. Indikasi untuk perkusi dilakukan pada pasien yang mendapatkan postural drainage. Latihan batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan sekret secara maksimal. Breathing Exercise alah untuk mengatur frekuensi dan pola napas, memperbaiki fungsi diafragma,memperbaiki mobilitas sangkar thorak dan mengatur kecepatan pernapasan sehingga bernapas lebih efektif. EDUKASI Edukasi yang dapat diberikan kepada pasien adalah menghindari fakotr yang dapat menyebabkan kekambuhan seperti menghindari asap rokok, debu dan menggunakan masker saat keluar rumah serta menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal