Anda di halaman 1dari 10

JAWABAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KAJIAN WACANA

1. Perbedaan kajian wacana struktural dengan kajian wacana fungsional yaitu pada kajian
wacana struktural dipandang sebagai satuan bahasa di atas kalimat. Pada pandangan
struktural juga memandang wacana sebagai sebuah satuan bahasa yang lengkap, terbesar,
dan tertinggi yang berada di atas kalimat. Pada wacana struktural ini mengacu pada
sebuah paragraf yang lengkap.Sebagai sebuah paragraf yang dianggap wacana tentu saja
paragraf itu memiliki sebuah ide pokok dan ide pendukung. Sedangkan pada kajian
wacana fungsional memandang wacana sebagai penggunaan bahasa dan wacana dilihat
sebagai sebuah sistem melalui fungsi-fungsi tertentu dan dalam hal ini wacana juga
dipandang sebagai alat komunikasi. Dalam analisis wacana fungsional tuturan – tuturan
yang mengungkap maksud tersebutlah yang dianalisis. Misalnya apabila seseorang ingin
mengemukakan sesuatu kepada orang lain, maka apa yang ingin dikemukakannya itu
adalah makna atau maksud kalimat. Kemudian perbedaan lainnya yaitu dengan kajian
struktural-fungsional wacana memandang kajian ini sebagai satuan bahasa serta melihat
wacana sebagai alat komunikasi dan penggunaan bahasa secara alami dalam proses
komunikasi tersebut. Keduanya berkolaborasi merangkai pesan. Dengan cara demikian,
pesan yang disampaikan dalam sebuah wacana terkemas dengan baik sehingga mudah
dipahami dan pandangan ini dipahami sebagai lebih mengarah pada pandangan formal.
Contoh :
(1)   Kamu sudah makan siang?
Tuturan (1) bila diucapkan kepada seseorang sebenarnya bukan sekedar bertanya apakah
lawan tutur memiliki sudah makan, tetpi lebih dimaksudkan untuk mengajak lawan tutur
untuk makan siang bersama.
(2) Masakanmu sangat enak, tapi lebih baik kamu jangan menjadi koki.
Tuturan (2) menggambarkan sang penutur mengatakan masakan lawan tuturnya tidak
enak sehingga lebih baik tidak usah menjadi koki , walaupun diawali dengan kalimat
memuji.

2. Jenis Konteks
1. ) Konteks Linguistik,dalam konteks linguistik mencakup hal berikut :
a) Penyebutan depan
b) Sifat kata kerja.
c) Kata kerja konteks.
d) Proposisi positif.
2.) Konteks Ekstralinguistik,jenis konteks ini diantaranya seperti berikut :
a) Pranggapan
b) Partisipasi
c) Topik dan kerangka topik
d) Latar
e) Saluran komunikasi
f) Kode
Peran Konteks
Dalam perananya, dalam kajian wacana konteks berperan sebagai himpunan informasi-
informasi yang menjelaskan secara lebih rinci wacana yang sedang dianalisis. Dalam
memahami definisi konteks yakni terdiri dari delapan komponen tutur

3. Artikel

PRESUPOSISI PADA KATALOG IKLAN ORIFLAME


EDISI DESEMBER 2019

Atika Rohmawati
PBSI UM Purwokerto
Surel : atikarohma25@gmail.com

Abstrak

Presupposition atau praanggapan adalah salah satu topik pada kajian semantik dan pragmatik.
Dalam tulisan ini penulis memfokuskan presupposition dalam kajian pragmatik. Presupposition
merupakan praanggapan dan asumsi dari pernyataan penutur. Tujuan penelitian ini
mengklasifikasi jenis-jenis presuposisi dan mengetahui maksud presuposisi dalam katalog
kecantikan oriflame edisi Desember 2019. Data dalam penelitian ini adalah tuturan iklan yang
diduga mengandung praanggapan dan perikutan. Data tersebut diperoleh dari beberapa tuturan
wacana iklan di katalog kecantikan Oriflame edisi bulan Desember 2019. Dalam pengumpulan
data, penulis menggunakan metode simak dengan teknik dokumentasi dan teknik catat.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dekriptif kualitatif. Presuposisi eksistensial banyak
digunakan karena pada bahasa katalog iklan oriflame tersebut, presuposisi ini tidak hanya
menjelaskan satu maksud tetapi lebih luas lagi dengan menggunakan kata-kata yang menarik
pembaca. Sehingga sebagai daya tarik pembeli yang ingin tahu atau penasaran, untuk membeli
produk kecantikan oriflame yamg ditawarkan.  Mengacu pada hasil penelitian tersebut, peneliti
menyarankan pada pembuat iklan untuk menggunakan praanggapan eksistensial dan faktual
dalam membuat suatu iklan.

Kata Kunci : Pragmatik,presuposisi, katalog iklan oriflame.

PENDAHULUAN

Istilah-istilah unik memiliki makna bentuk atau jenis yang berbeda dari yang lain. Oleh
sebab itu, tidak ada persamaan makna atau jenis dengan yang lain. Jika, setiap orang melihat atau
mendengar istilah-istilah unik, pasti orang tersebut akan memiliki anggapan yang
bermacammacam. Setiap orang juga beranggapan bahwa istilah-istilah tersebut memiliki ciri
khas yang spesifik dan tidak dimiliki oleh orang lain. Kata praanggapan atau anggapan dasar,
dalam ilmu pragmatik biasa disebut dengan presuposisi. Presuposisi berasal dari kata to pre-
suppose, yang dalam bahasa inggris berarti to suppose beforehand, yang berarti menduga
sebelumnya tentang lawan bicara atau yang dibicarakan . Menurut Yule (2006: 33) presuposisi
atau praanggapan merupakan sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kasus atau kejadian
sebelum menghasilkan suatu ujaran atau tuturan. Asumsi-asumsi tersebut muncul karena penutur
belum mengetahui maksud yang sebenarnya, misalnya saja pada katalog kecantikan oriflame.
Setelah melihat katalog kecantikan oriflame edisi Desember 2019, peneliti tertarik
meneliti katalog iklan yang unik tersebut. Katalog kecantikan oriflame menggunakan nama-
nama yang unik sebagai daya tarik pengunjung untuk membeli produk-produk kecantikan yang
ditawarkan. Ketika pembeli melihat katalog iklan tersebut, mereka akan memiliki anggapan yang
bermacam-macam, misalnya, pada katalog iklan oriflame berikut “Butiran Blush-nya
menggunakan youth essence dan bahan mineral berwarna-warni yang lembut” para pembeli atau
orang yang hanya sekedar membaca iklan tersebut pasti memiliki berbagai macam anggapan.
Yule (2006) menyatakan bahwa terdapat 6 jenis presuposisi (praanggapan), sebagai berikut:

1) Presuposisi Eksistensial merupakan asumsi bahwa seseorang atau sesuatu, yang


diidentifikasi dengan menggunakan frasa kata benda, benar-benar ada. Presuposisi
eksistensial tidak hanya menjelaskan satu maksud, tetapi menjelaskan suatu maksud
dengan lebih luas lagi.
2) Presuposisi Faktif yaitu presuposisi (praanggapan) bahwa informasi yang dinyatakan
setelah kata-kata tertentu adalah benar. Biasanya, informasi yang dipraanggapkan
mengikuti kata kerja, sehingga dapat dianggap sebagai kenyataan.
3) Presuposisi Leksikal yaitu presuposisi (praanggapan) yang menggunakan satu kata,
penutur dapat bertindak seolah-olah makna (kata) yang lain akan dipahami. Sehingga,
pada presuposisi leksikal suatu kata dapat menimbulkan makna kata lainnya.
4) Presuposisi Non-Faktif yaitu presuposisi (praanggapan) bahwa informasi tertentu,
sebagaimana yang disajikan tidak benar. Presuposisi ini menimbulkan makna-makna
yang kebenarannya masih perlu dipertanyakan (ambigu).
5) Presuposisi Struktural yaitu presuposisi (praanggapan) yang menyatakan bahwa bagian
suatu struktur mengandung informasi yang dianggap telah diketahui.
6) Presuposisi Kontrafaktual yaitu presuposisi (praanggapan) yang menyatakan bahwa
informasi tertentu lawan dari yang sebenarnya. Hal tersebut menunjukan bahwa yang
dipraanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan kebalikan dari benar atau
bertolak belakang dengan kenyataan.

Secara umum iklan bisa disebut sebagai suatu bentuk komunikasi yang dimaksudkan
untuk menginterpretasikan kualitas produk jasa dan ide-ide berdasarkan kebutuhan dan kegiatan
konsumen. Dalam pengertian yang paling sederhana iklan adalah pesan atau penawaran suatu
produk atau jasa yang ditujukan kepada khalayak lewat suatu media. Secara sederhana iklan
definisikan oleh Kasali (1992: 9) sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan
kepada masyarakat melalui suatu media. Iklan dibuat untuk memberi informasi dan membujuk
para konsumen untuk mencoba atau mengikuti suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Iklan
juga bertujuan meyakinkan konsumen akan kebenaran dari produk atau jasa yang ditawarkan
agar konsumen tertarik untuk memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan
oleh iklan tersebut. Biasanya, iklan yang ditawarkan kepada khalayak ramai, dipasang di media
massa atau di tempat umum. Pada media massa biasanya terdapat pada surat kabar, majalah, dan
lain sebagainya. Sedangkan, pada tempat umum, biasanya terdapat pada poster, baliho, spanduk,
dan lain sebagainya. Sebagai media penyebar informasi, iklan memiliki 5 fungsi. Kelima fungsi
tersebut mencakup; 1) fungsi pemasaran, 2) fungsi komunikasi, 3) fungsi pendidikan, 4) fungsi
ekonomi, dan 5) fungsi sosial.
Jenis-Jenis Iklan ada dua yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat.Iklan standar
adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan
untuk konsumen melalui sebuah media. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif dan minat
pembeli atau para pemakai. Sedangkan Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat
nonprofit, iklan ini tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Hal ini
berbeda dengan iklan standar yang mengharapkan sesuatu dari pemasangan 28 iklannya menarik
keuntungan atas penjualan barang produksinya Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan
untuk memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kualitif.
Dikatakan sebagai penelitian deskriptif kualitatif karena sesuai dengan ciri penelitian kualitatif
yaitu deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah tuturan iklan yang diduga mengandung
praanggapan dan perikutan. Data tersebut diperoleh dari beberapa tuturan wacana iklan di
katalog kecantikan Oriflame edisi bulan Desember 2019. Sumber data penelitian ini adalah iklan
di katalog kecantikan setiap bulan dalam kurun waktu satu bulan. Dalam kurun waktu tersebut,
peneliti mengambil beberapa tuturan iklan untuk diteliti, karena data tersebut sudah mencukupi
dan bervariasi. Dalam pengambilan data penelitian ini digunakan teknik dokumentasi dan catat.
Pendokumentasian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengambil tuturan iklan di
katalog kecantikan Oriflame lalu diklasifikasikan menurut jenisnya. Teknik catat adalah teknik
menjaring data dengan mencatat hasil penyimakan data. Dalam hal ini, teknik catat bisa juga
dilakukan setelah pendokumentasian data. Teknik catat dilakukan untuk memudahkan dalam
menganalisis bahasa iklan berdasar jenis-jenis praanggapan, dan paparanperikutan dalam iklan.
Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis pragmatik, analisis
pragmatik, yaitu analisis bahasa berdasarkan pada sudut pandang pragmatik. Analisis ini
bertujuan untuk menemukan maksud penutur, baik yang diekspresikan secara tersurat maupun
yang diungkapkan secara tersirat dibalik tuturan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
berupaya mengidentifikasikan jenis praanggapan dalam tuturan iklan dan perikutan yang
terkandung di dalam iklan pada katalog kecantikan Oriflame edisi 2019. Langkah-langkah dalam
menganalisis data penelitian yaitu 1) mengklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis praanggapan.
Dalam langkah ini data yang mengandung jenis-jenis praanggapan dianalisis kembali dan
diklasifikasikan berdasarkan jenisnya. Jenis praanggapan yang ditemui dalam penelitian ini
adalah presuposisi eksistensial, presuposisi faktual, presuposisi non-faktual, presuposisi leksikal,
presuposisi struktural, dan presuposisi konterfaktual, 2) menganalisis data yang mengandung
perikutan. Dalam langkah ini setelah mengetahui jenis-jenis praanggapan dalam iklan pada
katalog kecantikan Oriflame edisi 2014 kemudian dianalisis lagi dengan berdasarkan perikutan
dari iklan tersebut.

PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada bab ini akan disajikan analisis
penelitian dan pembahasan mengenai presuposisi pada bahasa spanduk iklan warung bakso di
Balikpapan. Selain itu akan menyajikan hasil penelitian berupa analisis beserta penjelasannya,
kemudian hasil penelitian tersebut akan dideskripsikan dalam pembahasan.
a. Presuposisi Eksistensial
Presuposisi eksistensial dapat dilihat pada katalog iklan oriflame berikut :

1.) “Butiran Blush-nya menggunakan youth essence dan bahan mineral berwarna-warni
yang lembut”
Iklan di atas bertujuan sebagai daya tarik pembaca atau pembeli untuk membeli
produk-produk kecantikan yang ditawarkan. Pada kata berwarna-warni ,merupkan
presuposisi ekstensial karena kata berwarna-warni memiliki makna yang tidak hanya
menjelaskan satu maksud, tetapi menjelaskan maksud lainnya secara luas. Jika
pembaca belum mengetahui kebenarannya, kemungkinan pembaca beranggapan jika
butiran blush tersebut akan memiliki warna yang bermacam-macam atau bervariasi
seperti warna pelangi.
2.) “Wewangian menyegarkan ini bisa menyegarkan harinya setiap saat”
Pada Iklan tersebut mengandung presuposisi ekstensisl sebab akan menimbulkan
anggapan-anggapan para pembaca atau pembeli beranggapan jika parfum dengan
wangi tersebut akan selalu menyegarkan pemakainya walaupun berada di luar
lingkungan seiap saat.
b. Presuposisi Faktual

1.) “Bantu kulit anda tampil segar!”


2.) “ Tetap cantik walau hujan, lembab, dan terkena air”
3.) “ lebih berkilau”
Tuturan berupa kalimat tersebut , terdapat kata sifat/ kerja dalam tuturan yang
dipraanggapkan. Fungsi penggunaan praanggapan faktual ialah untuk menyatakan
pembaca iklan bahwa produk yang sedang diiklankan dapat diyakini kebenarannya.

c. Presuposisi Leksikal
Presuposisi Leksikal dapat dilihat pada katalog iklan oriflame berikut :
1.)“Untuk meminimalisir dampak lingkungan,semua botol kemasan Sensity
mengandung plastik daur ulang PCR (Post Consumer Recycled)”
Bagi pembaca yang baru pertama kali membaca kalimat iklan tersebut,
kemungkinan akan beranggapan jika kalimat tersebut menunjukkan,bahwa jika
selain kemasan botol sensity pada produk oriflame tidak terbuat dari plastik yang
dapat di daur ulang lagi,hanya produk sendity yang menggunakan plastik daur
ulang PCR.
2.)“Tidak mudah luntur’
Pada kalimat iklan tersebut akan menimbulkan para pembaca jika produk maskara
selain dari oriflame akan mudah luntur jika digunakan.

d.Presuposisi Struktural
Presuposisi Struktural dapat dilihat pada katalog iklan oriflame berikut :
1.)“ Mascara yang menambah Volume”
2.)“ Aroma yang tepat untuk pria anda”
Tuturan berupa kalimat, berupa makna lain yang muncul dari tuturanatau tuturan lain
di dalam iklan. Fungsi untuk mengelabuhi pembaca iklan mengenai adanya
keburukan atau cacat produk yang tidak disebutkan di dalam sebuah iklan atau
bisa juga hanya untuk memberikan sebuah informasi baru mengenai produk yang
sedang diiklankan.

e. Presuposisi Non-Faktif

1.) “ Indahnya Asmara”


2.) “ Untuk kepuasan hidup”
Tuturan berupa kalimat, Fungsi penggunaan ialah untuk menyatakan pembaca iklan
bahwa produk yang sedang diiklankan berkualitas dan dapat diyakini kebenarannya,
tetapi dalam kenyataan bermakna ambigu atau belum tentu seperti di iklan.

f. Presuposisi Konterfaktual
1 .) “ Berani berubah untuk kekuatan diri”
Tuturan berupa kalimat, terdapat kata perintah/ ajakan dalam tuturan yang
dipraanggapkan. Fungsi untuk memengaruhi pembaca iklan agar membeli produk
yang sedang diiklankan dengan cara menggunakan tuturan-tuturan yang bermaksud
menyindir (dengan sopan) dan mengandung makna berkebalikan dari kenyataan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan bahwa ada
enam jenis praanggapan dalam wacana iklan di katalog kecantikan Oriflame. Jenis praanggapan
meliputi; praanggapan eksistensial, praanggapan faktual, praanggapan nonfaktual, praanggapan
leksikal, praanggapan struktural, dan praanggapan konterfaktual. Jenis praanggapan yang paling
sering muncul adalah praanggapan eksistensial dan praanggapan leksikal. Fungsi jenis
Praanggapan eksistensial untuk memperkenalkan nama merek produk yang sedang diiklankan.
Praanggapan atau presuposisi yang terjadi pada satu tuturan tidak bisa ditentukan
jumlahnya. Karena suatu tuturan atau tulisan akan memiliki makna dan praanggapan yang
berbeda dari satu orang dengan orang yang lain. Itu tergantung wawasan, pengalaman,
dan sudut pandang orang yang membaca dan mempraanggapkan iklan produk kecantikan
oriflame tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, Fatimah. 2012.Wacana dan Pragmatik. Bandung: PT Refika Aditama.


Wijana, I Dewa Putu. 2010. Pragmatik (Teori dan Analisis). Surakarta: Yuma Pustaka.
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pujianto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset.
Candrawati, Eliana. 2011. “Implikatur dan Presuposisi dalam Interaksi Berbahasa (Studi Kasus
Terhadap Tuturan Tokoh Utama dalam Dwilogi Film Before Sunrise dan Before Sunset”.
Tesis. Universitas Gajah Mada. http://pakfay.blogspot.com/2012/05/implikatur-dan-
presuposisi-dalam.html.( Diakses pada tanggal 22 Juni 2021.
M.A, Morissan. 2010. Periklanan (Komunikasi Pemasaran Terpadu). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Hersetiyanto, Yanris Tri. 2010. “Presuposisi (Praanggapan): Pengertian, Ciri, dan Jenisnya”.
http://id.shvoong.com/tags/praanggapan (Diakses pada tanggal 21 Juni 2021).
Liliweri, Alo. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung : Citra Aditya.
Nababan, P.W.J.. 1987. Ilmu Pragmatik: Teori dan Penerapannya. Jakarta: Depdikbud.

4. Genre/jenis dalam pembelajaran bahasa Indonesia

No GENRE UTAMA GENRE SUBGENRE TUJUAN


SOSIAL
1 SASTRA Cerita Naratif Menceritakan
kejadian

Non Naratif Mendeskripsikan


kejadian atau isu

2 NONSASTRA Faktual Laporan Melaporkan


kejadian atau isu
atau melaporkan
secara umum
tentang berbagai
kelas benda
Prosedural Mengarahkan
atau mengajarkan
tentang langkah-
langkah yang
telah ditentukan
Tanggapan Transaksional Menegosiasikan
hubungan,
informasi, barang
dan layanan
Ekspositori Menjelaskan atau
menganalisis
proses muncul
atau terjadinya
sesuatu

Anda mungkin juga menyukai