SKRIPSI
Oleh :
AGUS TRIYANA, ST
31119048
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1 Alasan Pemilihan Judul.............................................................................1
2 Rumusan Masalah.....................................................................................9
3 Tujuan Penelitian......................................................................................9
4 Kegunaan Manfaat Penelitian..................................................................10
5 Keaslian Penelitian...................................................................................11
6 Metode Penelitian....................................................................................11
7 Sistematika Penulisan..............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB l
PENDAHULUAN
berhubungan satu dengan yang lain dalam pergaulan hidup. Hidup bersama antar
melahirkan hubungan yang bersifat individual dan bersifat kolektif. Salah satu
hubungan manusia yang individual adalah hubungan antara seorang pria dengan
satu pribadi dengan pribadi yang lain. Sebuah ikatan perkawinan terjadi karena
adanya kecocokan pribadi, psikologis dan fisik antara seorang pria dan seorang
akibat perkawinan. Sesuai dengan kebersamaan sebagai ciri khas komunal, maka
rumah tangga (selain urusan yang sangat pribadi) menjadi urusan bersama pula.2
tidak dapat terlepas dari adanya saling ketergantungan antara manusia yang satu
1
Argyo Demartoto. Pemaknaan Perkawinan (Studi Kasus Pada Perempuan lajang Yang Bekerja
Di Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri):. Jurnal Analisa Sosiologi. 2015. hal 76.
2
Hotman Siahaan, Perkawinan Antar Negara Di Indonesia Berdasarkan Hukum Perdata
Internasional. Jurnal Volume 17 Nomor 2. 2019. hal 140
1
2
dengan manusia yang lainnya. Hal ini dikarenakan sesuai dengan kedudukan
manusia sebagai mahluk sosial yang suka berkelompok atau berteman dengan
manusia lainnya.
hidup manusia baik kebutuhan yang bersifat jasmani maupun yang bersifat
rohani. Demikian pula bagi seorang laki-laki ataupun seorang perempuan yang
telah mencapai usia tertentu maka ia tidak akan lepas dari permasalahan tersebut.
orang lain yang bisa dijadikan curahan hati, penyejuk jiwa, tempat berbagi suka
dan duka.
berkembang dengan sangat pesat tanpa mengindahkan lagi batas – batas Negara
hubungan antar sesama manusia, antar suku bangsa dan antar Negara dalam
segala aspek kehidupan. Interaksi yang terjadi antara individu yang berbeda suku
hubungan hukum khususnya dalam hukum perdata Internasional yang salah satu
internet, bekas teman kerja / bisnis, berkenalan saat berlibur, bekas teman
sekolah / kuliah, dan sahabat pena. Perkawinan campuran juga terjadi pada
datang dari luar lingkungannya baik yang ada di daerah-daerah terpencil maupun
yang ada di kota. Disamping itu juga kemajuan teknologi di segala sektor telah
beda kewarganegaraan.4 Perkawinan ini bersifat universal dan tidak dibatasi oleh
warna kulit, ras dan kewarganegaraan. Maka tidak mengherankan jika jumlah
berlakunya peraturan dari masing - masing stelsel hukum yang berlaku terhadap
yang berlaku, baik mengenai Hukum Publik maupun Hukum Perdata“. Dari
4
Novie Yulianie, Upaya Perlindungan Hukum Bagi Istri Warga Negara Indonesia Yang
Melangsungkan Perkawinan Campuran, Tesis, Magister Kenotariatan, Universitas Indonesia, 2012, hal 5
4
di atas, yaitu antara suami dan istri dan/atau antara ibu dan ayah dengan anak-
anaknya (jika ada anak yang dilahirkan dalam perkawinan tersebut), tidak akan
antara lain hubungan pewarisan antara suami dan istri dan/atau ibu dan ayah
yang berlaku.
5
Pasal 80 KUHPerdata
6
Pasal 81 KUHPerdata
7
Yearlina S, Pengakuan dan Pengesahan Anak Luar Kawin Dari pasangan Suami Istri yang
Berbeda Kewarganegaraan. Tesis, Magister Hukum, Universitas Sumatra Utara, 2017, hal 28
8
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan.
5
Pertama kasus artis Maury Issak, yang menikah dengan laki-laki warga
KUA di Kemenlu dan Kemenkumham. Maka dari itu pasangan tersebut tidak
masalah timbul lagi dengan adanya pengurusan Kitap. Kitap adalah warga
negara asing yang sudah dua tahun menikah dengan orang Indonesia.
indonesia sedangkan sebagai anak belum sempat mengurus atau pidah menjadi
WNI dan masih ikut WNA dari ayhanya. Kewarganegaaraan yang dialami oleh
Gloria Natapradja Hamel, paskibraka asal Jawa Barat yang sempat tidak
Pasal 5 ayat 1 menyebut anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar
perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui
Indonesia, yang didukung dengan adanya informasi Badan Pusat Statistik Kota
Batam mengenai laju pertumbuhan penduduk menurut jenis kelamin tahun 2020
sebesar 1.196.396 Jiwa.9 Batam juga memiliki letak yang sangat strategis dalam
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batam pada 3 (tiga) tahun terakhir.
Pencatatan Sipil Kota Batam dalam 3 (tiga) tahun terakhir, yaitu 10 pada tahun
2019 sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kasus, selanjutnya pada tahun 2020 sebanyak
65 (enam puluh lima) kasus dan tahun 2021 sebanyak 53 (lima puluh tiga) kasus.
Salah satu kasus yang ada di Kota Batam untuk dijadikan studi analisis
pada penelitian ini adalah kasus perkawinan campuran atas nama Mohammad
9
Badan Pusat Statistik Kota Batam, Penduduk WNI Kota Batam Menurut Rasio Jenis Kelamin
Tahun 2020, diakses melalui https://batamkota.bps.go.id/, pada tanggal 12 Januari 2022, pukul 15.30 WIB.
10
Yearlina S, Pengakuan dan Pengesahan Anak Luar Kawin Dari pasangan Suami Istri yang
Berbeda Kewarganegaraan. Tesis, Magister Hukum, Universitas Sumatra Utara, 2017, hal 6
7
yang terus menerus, sehingga sejak bulan januai tahun 2021 kedua pasangan
tersebut telah pisah ranjang dan pisah rumah. Berdasarkan atas pertengkaran
yang terus menerus dan hubungan yang sulit untuk dibina dalam rumah tangga
melalui Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara ini
didaftarkan di Kantor Catatan Sipil dan Kantor Urusan Agama di Batam. Hal
pada ayat (2) yang berbunyi bahwa dalam waktu 1 (satu) tahun setelah
suami istri itu kembali ke wilayah Indonesia, surat bukti perkawinan
mereka harus didaftarkan di kantor pencatatan perkawinan tempat tinggal
mereka. dan fakta hukum atas pernikahan tersebut belum didaftarkan di
Kantor Urusan Agama (KUA) tempat tinggal mereka yaitu KUA Batam
Kota. Bahwa menurut surat edaran mahkamah agung no 3 tahun 2015
point c rumusan kamar agama butir 8 berbunyi Perkawinan bagi warga
negara Indonesia diluar negeri yang tidak didaftarkan setelah kembali ke
Indonesia lebih dari satu tahun, maka dapat diajukan isbath nikah ke
Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal Pemohon."
Administrasi kependudukan No. 24 Tahun 1974 Tahun 2013 dan motif dari pada
2. Perumusan Masalah
maka peneliti dapat merumuskan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
9
berikut :
Kota Batam)?
Kota Batam)?
3. Tujuan penelitian
4. Kegunaan/Manfaat Penelitian
1. Praktis
lembaga atau bagi para Warga Negara Indonesia khusus warha Batam
dan juga dari pihak kantor urusan agama (KUA) dalam hal tertib
2. Teoritis
Universitas Batam.
5. Keaslian Penelitian
Indonesia” belum diteliti oleh peneliti lain dan dinyatakan asli, maka penulis
6. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Pengkajian ini masuk dalam peneltian hukum yang normatif, untuk itu
11
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, CV. Rajawali,
Jakarta, 1990, hlm. 15. Penelitian normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau data sekunder belaka.
12
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, ibid, Penelitian empiris adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
meneliti data-data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari masyarakat. Pemikiran empiris ini disebut
juga pemikiran sosiologis.
12
hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan
b. Metode Pendekatan
13
1) Lokasi Penelitian
2) Populasi
3) Sampel
erat dengan sumber data, karena dengan pengumpulan data akan diperoleh
14
Data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder akan diolah dan
terhadap objek yang dibahas secara kualitatif dan selanjutnya data tersebut
penelitian ini.
15
7. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini disusun dalam empat bab, antara
BAB I Pendahuluan
Merupakan bab pendahuluan yang berisi alasan pemilihan judul,
permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB IV Penutup
Bab ini merupakanbabyang paling akhir dari pembahasan
skripsi yang berisikan kesimpulan dari seluruh pembahasan dan
saran-saran.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Teori
a. Perkawinan
“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhanan Yang Maha
Esa“.13
tentang Perkawinan bukan hanya sekedar sebagai suatu perbuatan hukum saja,
hukum masing - masing agama dan kepercayaan yang dianut oleh rakyat
Indonesia.14
dan dalam Pasal 81 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata dikatakan bahwa
tidak ada upacara keagamaan yang boleh diselenggarakan, sebelum kedua pihak
Hukum Perdata ini diperkuat pula oleh Pasal 530 ayat (1) Kitab Undang -
13
K.wantjik saleh, Hukum Perkawinan Indonesia,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, hlm 14
14
Abdurrahman dan Riduan Syahrani, Hukum Perkawinan, Alumni, Bandung, 1978, hlm 9
17
18
dihadapan pejabat itu sudah dilakukan, diancam dengan pidana denda paling
banyak Rp. 4.500,- (empat ribu lima ratus rupiah) . Kalimat yang hanya dapat
peraturan ini tidak berlaku bagi mereka yang berlaku hukum Islam, hukum
Buddha-Hindu, dan Hukum Adat, yaitu orang - orang yang dahulu disebut
orang Cina.15
Belanda itu, jelas bahwa menurut perUndang - Undangan yang tegas dinyatakan
dalam Kitab Undang - Undang Hukum Perdata, perkawinan itu hanya dilihat dari
segi keperdataan dan mengabaikan segi keagamaan. Hal mana jelas bertentangan
mempunyai unsur lahir dan jasmani, tetapi juga unsur rohani dan batin
menurut Kitab Undang - Undang Hukum Perdata dan menurut Undang - Undang
15
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia menurut Perundangan, Hukum adat, Hukum
agama, Mandar Maju, Bandung, 2007, hlm 7
19
Perkawinan tidak hanya sebagai ikatan perdata tetapi juga merupakan “perikatan
yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhanan Yang Maha Esa. Kalimat
demikian itu tidak ada sama sekali dalam Kitab Undang - Undang Hukum
Perdata.
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan perlu dipahami benar oleh
masyarakat. Oleh karena itu merupakan landasan pokok dari aturan Hukum
Perkawinan lebih lanjut, baik yang terdapat dalam Undang - Undang Nomor 1
16
Log. Cit
20
Perkawinan dan Peraturan Pelaksana Nomor 9 Tahun 1975, maka syarat - syarat
tidak berlaku.17
dijelaskan dalam penjelasannya maksud dari ketentuan tersebut, agar suami dan
isteri yang akan kawin itu kelak dapat membentuk keluarga yang kekal dan
bahagia, dan sesuai pula dengan Hak Asasi Manusia, maka perkawinan harus
tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 18 Adapun syarat - syarat yang diatur di
17
Mulyadi, Hukum Perkawinan Indonesia, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,
2008, hlm 11
18
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum
Agama, CV. Mandar Maju, Bandung, 2007, hlm 42
21
juga mengatur tentang persyaratan umur minimal bagi calon suami dan calon
isteri serta beberapa alternatif lain untuk mendapatkan jalan keluar apabila
ketentuan umur minimal tersebut belum terpenuhi. Dalam hal ini Pasal 7 Undang
2. Syarat materiil
Yaitu syarat mengenai orang – orang yang hendak kawin dan izin -
izin yang harus diberikan oleh pihak ketiga dalam hal yang
2 yaitu:
kawin.
ke atas;
neneknya
Perkawinan).
ii. Seorang yang masih terikat tali perkawinan dengan orang lain
tidak dapat kawin lagi, kecuali dalam hal yang tersebut dalam
iii. Apabila suami dan isteri yang telah cerai kawin lagi satu
dengan yang lain dan bercerai lagi untuk kedua kalinya, maka
Perkawinan).
5. Syarat formil
yaitu :
perkawinan.21
21
Ibid, hlm 24
24
c. Perkawinan Campuran
Tahun 1974 pasal 57 perkawinan campuran adalah Perkawinan antara dua orang
22
Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian, PT. Rineka Cipta, Jakarta,
2000, hlm 110
23
Dahlan Abdul Azis, Esiklopedi Hukum Islam.., hlm. 1329
24
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramediaa Pustaka Utama, 2011,
hlm. 239
25
negara RI dengan seorang yang bukan warga negara RI. Ketentuan lebih lanjut
nr. 158 dan yang dinyatakan dalam Undang-undang no. 1 tahun 1974 yang
1974 ialah:
dari ketentuan tersebut, agar suami dan isteri yang akan kawin itu kelak dapat
membentuk keluarga yang kekal dan bahagia, dan sesuai pula dengan Hak Asasi
Manusia, maka perkawinan harus disetujui oleh kedua belah pihak yang
e. Status Kewarganegaraan
atau dengan istilah lain dikenal dengan dwi kewarganegaraan. Sedangkan yang
kewarganegaraan.
penduduk pada suatu negara. Mereka akan dianggap sebagai orang asing, yang
bagi orang asing, yang selain segala sesuatu kegiatannya akan terbatasi, juga
asing.
empiriknya, merupakan kelompok status hukum yang tidak baik, karena dapat
orang-orang yang terlibat untuk secara tegas memilih salah satu di antara kedua
kewarganegaraannya.
pada penduduk yang tinggal di daerah perbatasan di antara dua negara. Dalam
negara tersebut.28
tanggung jawab dan hubungan timbal balik terhadap negaranya. Seseorang yang
diakui oleh suatu negara haruslah ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah
28
Ibid., 78.
28
disepakati dalam negara tersebut. ketentuan tersebut menjadi asas atau pedoman
seseorang.
berdasarkan perkawinan.
kewarganegaraan, yaitu ius soli dan ius sanguinis. Ius soli berarti
Sebagai contoh, jika sebuah negara menganut asas ius soli, maka
sanguinis, maka seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ini hanya satu ius soli saja. Hal
diperlukan suatu asas lain yang tidak hanya berpatokan terhadap tempat
kewarganegaraan berbeda. Jika tetap menganut assa ius soli, maka sia
istri maka semuanya harus tunduk pada hukum yang sama. Dengan
f. Status Kewarganegaraan
Jika menurut hukum yang berlaku bagi yang bukan warga Negara
Indonesia membolehkan, maka surat keterangan tersebut diatas dapat dibuat oleh
yang berwenang itu menolak untuk memberikan surat keterangan, maka atas
apakah penolakan itu beralasan atau tidak. Jika pengadilan memutuskan bahwa
penolakan itu tidak beralasan, maka keputusan Pengadilan itu menjadi pengganti
keterangan itu tidak berlaku lagi jika dalam masa enam bulan sesudah
Bagi yang perkawinannya dilakukan menurut agama Islam maka dicatat di KUA
30
Direktorat jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Proyek Peningkatan sarana
Keagamaan Islam Zakat dan Wakaf, Buku Pedoman Pegawai Pencatat Nikah, 1998-1999, hlm. 64
31
Ibid., hlm. 65
31
Penduduk
Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah, Orang
Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang
Kutipan Akta Kelahiran, Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar, KK,
penduduk:
33
kependudukan.
Pasal 5 ayat (3) dan ayat (4). Pencatatan biodata orang asing
mendapatkan NIK.
a) Pasal 9
(1) Dalam hal terjadi perubahan biodata bagi penduduk warga negara
negara indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah atau
35
biodatanya.
kependudukan
penduduk
penduduk
kependudukan.
(7) Pencatatan biodata penduduk bagi orang asing yang memiliki izin
(8) Orang asing yang memiliki izin tinggal terbatas mengisi dan
(9) Orang asing yang memiliki izin tinggal tetap mengisi dan
penduduk
yang lainnya. Keadaan ini telah menimbulkan persoalan hukum antar golongan
akan diberlakukan terhadap suatu perkawinan antara dua orang yang berbeda
perjalanan sejarahnya kemudian telah dirubah dan ditambah yang dimuat dalam
32
http:// Perkawinan Campuran Dalam Hukum Positif di Indonesia, di akses 04 Juni 2022
38
seorang laki - laki dan seorang perempuan yang masing - masing pada umumnya
Dalam menentukan hukum mana yang berlaku bagi orang - orang yang
kepada hukum yang berlaku bagi suaminya baik dilapangan hukum publik
menjadi mengikuti status pihak suaminya. Jadi ada penggantian hukum, dari
hukumnya sendiri menjadi tunduk kepada hukum sang suami dengan melakukan
pemilihan hukum.
mengatakan bahwa walaupun anasir memilih hukum tak demikian kentara, tetapi
anasir memilih ini dapat dikatakan nampak pula, karena adanya syarat
dapat dikatakan mengetahui apa yang hendak diperbuatnya dengan segala akibat
Hal ini yang perlu kita perhatikan adalah bahwa dalam perkawinan
campuran ini, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 7 ayat (2) GHR (Religion op
de Gemengde Huwelijken), perbedaan agama, bangsa atau asal, sama sekali tidak
perkawinan campuran ini tetap masih dapat kita jumpai pengaturannya dalam
Bagian ketiga dari bab XII Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan, terdiri dari 6 Pasal, yaitu dimulai dari Pasal 57 sampai
yang tunduk kepada hukum yang berlainan tidak temasuk ke dalam rumusan
Pasal 57 Undang – Undang Perkawinan. Hal demikian itu adalah sejalan dengan
atau warga negara dengan bukan warga negara dan sejalan juga dengan cita –
Undang Perkawinan.
pada hukum yang berlainan, termasuk perkawinan antara agama, tidak termasuk
Perkawinan.
a. Perkawinan Internasional;
ada pembatasan.
antara dua orang yang berlainan golongan (umpamanya : Bumi Putra dan
warganegara asing.
berlaku.
Pasal 26 ayat (1) dan (2) Undang – Undang Perkawinan berbunyi sebagai
berikut :
suami, artinya tidak dengan sendirinya isteri takluk pada hukum yang
berlaku bagi suami. Jadi dari ketentuan tersebut, baik laki – laki maupun
tersebut.
Hal ini sesuai dengan apa yang diatur dalam Undang – Undang Nomor
isteri atau suami apabila Negara dari isteri atau suami menghendaki
35
M. Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, Sahir co, Medan, 1975, hlm 240
45
yang tidak lagi terbatas pada wilayah negaranya sendiri. Dapat kita saksikan
banyak sekali penduduk suatu negara yang berpergian ke luar negeri dengan
ragam tujuan, mulai dari soal pekerjaan, pendidikan sampai pada pernikahan.
Dalam hal negara tempat dimana seseorang berasal dengan negara tempat
kedua negara yang bersangkutan memiliki sistem yang berbeda, maka dapat
alami oleh para publik figur/artis Indonesia. Pasal 57 UU No.1 Tahun 1974
perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang
berkewarganegaraan Indonesia.
Pertama kasus perkawinan dari Maury Issak salah satu artis film di
praktiknya yang terjadi di Kantor Urusan Agama (KUA) tidak sesederhana itu.
Suami Mauri, yang berasal dari negara sekuler, menolak membuat surat
tanda tangan kepala KUA. Ia baru tahu tentang spesimen ini saat mengurus surat
sendiri. Bahkan KUA di tempatnya tinggal petugas KUA bahkan tidak tahu ada
form dan kewajiban seperti itu. Berikut penjelasanya birokrasi atau peraturan-
hukum satu dengan yang lainya, dan juga karena kurangnya sosialisasi sehinga
Indonesia jika ingin menikah dengan Warga Asing maka harus melalui beberapa
prosedur kusus bagi pemeluk agama Islam menikah melalui lembaga Pencatatan
Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) bagi Agama selain Islam melalui lembaga
Pencatatan Sipil.36
sangat efektif. Mereka yang ingin menikah cukup pergi ke kommune, semacam
hukum.
Izin Tinggal Terbatas), Kitap (Kartu Izin Tinggal Tetap), dan Faskim (Fasilitas
izinnya. Umumnya, Kitas 1 tahun berlaku untuk pekerja dan 2 tahun untuk
negara asing yang sudah dua tahun menikah dengan orang Indonesia.
Kitas dan Kitap membutuhkan waktu satu bulan. Yang kemudian jadi masalah
mengajukan surat keinginan jadi warganegara, mereka harus memilih jadi orang
pasangan?Salah satu hal yang pasti adalah kita kehilangan hak-hak dasar warga
Hak lain yang hilang adalah anak dari pasangan campur bisa kehilangan
Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan
belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
48
kasus yang terjadi pada Gloria Natapradja Hamel, paskibraka asal Jawa Barat
yang sempat tidak dikukuhkan Presiden Jokowi karena memiliki paspor Prancis
penuntutan apalagi membuat seseorang menjadi bebas dari hukum atau peraturan
perundang-undangan.
kelahiran, serta pencabutan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga
(KK) bagi penduduk yang berubah status kewarganegaraan dari WNI menjadi
WNA.
Namun dalam kasus Gloria, selama ini ia hanya tahu bahwa ia warga
49
negara Indonesia dan tidak tahu menahu tentang UU Nomor 12 Tahun 2006
diketahui sebagai seorang Warga Negara Asing saat dia dan teman-temannya
bahkan menceritakan momen disaat tim seleksi menyadari jiak Gloria masih
Indonesia
perkawinan yang dilakukan antara warga negara Indonesia dan warga negara
Apabila salah satu ada yang meninggal dunia maka ada surat
izin dari orang tua. Kemudian Taukil wali secara tertulis dari KUA
setempat bagi wali nikah. (dari pihak perempuan) yang tidak dapat
dengan Surat tanda melapor diri (STMD) dari kepolisian dan Surat
agama jika beragama islam dan salah satu calon pengantinya itu
Surat Keterangan memeluk Islam bagi muallaf dan juga taukil wali
secara tertulis bagi wali nikah (dari pihak Perempuan) yang tidak
Pernikahan.
KBRI atau fotokopi Akta Nikah dari KBRI atau surat keterangan
KBRI setempat.
diatur dalam BAB III pasal 8 dan 10 Peraturan Nomor 9 Tahun 1975,
sebagai berikut38 :
38
Republik Indonesia, Peraturan Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor
1 tahun 1974
53
agama Islam, akta perkawinan harus di tanda tangani oleh wali nikah
39
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat,
Hukum Agama, hlm. 81
40
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, Lembaran Negara tahun 1974 No. 1
BAB III
Batam).
antara lain adalah perkenalan melalui internet, kemudian bekas teman kerja atau
bisnis, berkenalan saat berlibur, bekas teman sekolah atau kuliah, dan sahabat
pena. Perkawinan campuran juga terjadi pada tenaga kerja Indonesia dengan
tenaga kerja dari negara lain. Dengan banyak terjadinya perkawinan campuran di
perkawinan campuran, terlebih dahulu harus dipenuhi syarat - syarat materiil dan
syarat formil. Syarat formil ditentukan berdasarkan hukum personal para pihak
41
http: // Status Hukum Anak Hasil Perkawinan Campuran Berdasarkan Hukum Indonesia, 04 Juni
2022.
17
18
(batas usia minimum untuk kawin, ijin orang tua dan sebagainya) untuk
telah dipenuhi, maka para pihak harus memiliki surat ijin kawin dan surat
keterangan tidak ada halangan untuk kawin dari kantor catatan sipil atau
AB) dan bagi Warga Negara Indonesia tidak melanggar Undang – Undang
tidak ada diatur di dalam Undang - Undang Perkawinan, akan tetapi sesuai
dengan Pasal 59 ayat (2) Undang Perkawinan dan Pasal 1 ayat (1) AB,
dimana perbuatan hukum itu dilakukan. Oleh karena itu tata cara dan pencatatan
perkawinan dan tata cara pada saat pencatatan dan perkawinan dilangsungkan,
42
http: // Keabsahan dan Akibat Hukum Perkawinan Campuran oleh Perempuan Warga Negara
Indonesia Menurut Hukum Indonesia, 04 Juni 2022
19
tata cara ini harus didukung oleh syarat – syarat perkawinan yang diperlukan
Indonesia dan Warga Negara Asing, sesuai dengan Pasal 59 ayat (2) Undang
yang mereka anut khususnya bagi masyarakat Bali, bagi mempelai yang
dilakukan secara Grejani dengan upacara di Gereja, dan bagi mempelai yang
43
I Ketut Mandra, studi tentang pelaksanaan dan sahnya perkawinan Campuran Antar Warga
Negara Indonesia dan Warga Negara Asing di Bali, Laporan Penelitian Fakultas Hukum Universitas
Udayana, 1986, hlm 15
20
Tahap Pertama :
calon mempelai agar mengisi formulir yang telah disediakan oleh kantor Catatan
Sipil, kemudian formulir yang telah diisi itu diserahkan kepada pegawai pencatat
Keturunan
kawin)
44
Wawancara dengan Bapak Heryanto, SE, Kepala Kantor Catatan sipil Kota Batam tanggal 22
Mei 2022.
21
8. Surat keterangan atau ijin orang tuanya bagi mempelai yang belum
mengetahui dan mengecek apakah syarat materiil perkawinan telah dipenuhi atau
tidak. Cara pengawasan ini dilakukan antara lain dengan mengadakan penelitian
terhadap surat yang dilampirkan oleh para pihak pada waktu menyatakan
Tahap Kedua :
perkawinan oleh pejabat kantor Catatan Sipil agar diketahui oleh umum.
Pengumuman ini untuk memberi kesempatan kepada pihak lain atau keluarganya
tersebut. Apabila ternyata ada syarat – syarat yang dipalsukan oleh salah satu
pihak yang akan melangsungkan perkawinan, maka pihak yang merasa dirugikan
tempat yakni :
dilangsungkan
Tahap Ketiga :
dan diumumkan ternyata tidak ada sanggahan atau keberatan dari kalangan
publik atau masyarakat, keluarga ataupun pihak lain, maka pejabat kantor
Tahap Keempat :
masing-masing. Dalam hal ini hukum adat dan kebiasaan adat masing – masing
Tahap Kelima :
mereka lakukan dianggap sah dan telah tercatat secara resmi, dengan demikian
apa yang dikehendaki oleh Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
45
K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, hlm 98
22
perkawinan terutama Pasal 2 baik ayat (1) dan (2) telah dipenuhi.
bagi Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara Asing menjadi Trend
suatu kebanggaan dapat menikah dengan Warga Negara Asing. Selain didasari
perasaan cinta dan kecocokan diantara mereka, adapun yang menjadi faktor atau
menjaga harta yang telah mereka miliki apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
bahwa pembuatan akta perjanjian kawin dibuat atau dilakukan sehari sebelum
46
Kesimpulan hasil wawancara dengan para responden, 23 Mei 2022.
23
pernikahan / perkawinan dilaksanakan kemudian didaftarkan ke Panitera
Pengadilan Negeri setempat agar dapat mengikat pihak ketiga, dan baru
24
DAFTAR PUSTAKA
Novie Yulianie, Upaya Perlindungan Hukum Bagi Istri Warga Negara Indonesia
Yang Melangsungkan Perkawinan Campuran, Tesis, Magister Kenotariatan,
Universitas Indonesia, 2012, hal 5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, CV. Rajawali, Jakarta, 1990, hlm. 15.
Yearlina S, Pengakuan dan Pengesahan Anak Luar Kawin Dari pasangan Suami
Istri yang Berbeda Kewarganegaraan. Tesis, Magister Hukum, Universitas
Sumatra Utara, 2017, hal 28
B. Peraturan Perundang-undangan
Pasal 80 KUHPerdata
Pasal 81 KUHPerdata
C. Internet
Badan Pusat Statistik Kota Batam, Penduduk WNI Kota Batam Menurut Rasio
Jenis Kelamin Tahun 2020, diakses melalui https://batamkota.bps.go.id/,
pada tanggal 12 Januari 2022, pukul 15.30 WIB.
Http://mammet.blogspot.com/2010/12/kisahperjalan-christian-gonzales.html
25