Anda di halaman 1dari 70

BAB I

GENERAL TERM OF BASIC MACHINE INSPECTION

A. Basic Machine Inspection Process


1. Definisi MIA
Maintenance adalah suatu kegiatan perawatan alat berat yang
dilaksanakan secara teratur, terkendali dan terencana berdasarkan catatan kondisi alat
alat tersebut.
Tujuan Maintenance :
- Mencapai tingkat kesiapan alat yang tinggi (High Physical Avalability).
- Memiliki daya guna yang maksimal (Best Performance).
- Biaya perbaikan yang wajar (Reliable Repair
Cost). Keuntungan Maintenance :
- Mencegah kerusakan dini (premature) suatu alat
- Memperpanjang masa pakai suatu alat
- Mencapai nilai ekonomis yang optimal
MIA (Machine Inspection Analysis) adalah salah satu kegiatan maintenance yang
dilakukan pada pekerjaan PS (Periodic Service). Istilah MIA pada Shop
Manual KOMATSU dibatasi dengan istilah Pm Tune Up atau Pm
Clinic. Pada handout ini akan dijelaskan lebih mendalam mengenai
prosedur tersebut.
2. Fungsi MIA
Machine Inspection A na lys is
berfungsi untuk mengetahui kondisi
dan performa unit actual. Sama
halnya dengan manusia, medical check
up dilakukan untuk mendapatkan
data mengenai kondisi kesehatan
aktual seseorang.
Data tersebut jika dibandingkan
dengan standar, maka dapat diketahui
orang tersebut dalam kondisi
sehat atau tidak. Begitupula dengan mesin, MIA kita lakukan untuk
mendapatkan data performa aktual mesin. Jika data tersebut dibandingkan dengan
standar pada shop manual, dapat diketahui performa mesin tersebut normal atau tidak.
Pada umumnya Pm Tune Up atau Pm Clinic sheet digunakan untuk mencatat hasil MIA
dan mendapatkan nilai standar untuk dibandingkan dengan hasil MIA tersebut.
Pekerjaan ini dilakukan bersamaan dengan
kegiatan PS, seperti tercantum pada QA 10.
3. Objektif MIA
Lebih baik mencegah daripada mengobati, pepatah ini cocok untuk
menggambarkan tujuan dari kegiatan MIA. Performa mesin yang telah
diketahui dari kegiatan MIA dapat menentukan langkah yang perlu dilakukan
selanjutnya. Jika diketahui performa mesin tidak normal, maka dapat memungkinkan adanya
perlakuan adjustment, repair bahkan replace. Perlakuan tersebut memerlukan adanya
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
persiapan schedule breakdown unit, ketersedian man power, kesiapan tools
dan workshop equipment sampai spare part pengganti jika diperlukan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan MIA dapat menjadikan
kegiatan corrective maintenance lebih terencana dengan baik.

B. Technical Term
1. Technical term yang berkaitan dengan machine condition/inspection
a. Engine low idle
Adalah putaran engine terendah tanpa beban
b. Engine high idle
Adalah putaran engine tertinggi tanpa beban
c. Rated speed
Adalah putaran engine pada horse power maximum
d. Stall speed
Adalah putaran engine ketika torque converter stall
e. Hydraulic stall speed
Adalah putaran engine ketika sistem hydraulic dalam keadaan relief
f. Full stall speed
Adalah putaran engine pada saat torque converter stall dan sistem
hydraulic relief secara bersamaan
g. Modulating time
Adalah waktu untuk menaikkan tekanan oli secara bertahap
h. Compression pressure
Adalah tekana udara yang dihasilkan pada langkah kompresi di dalam cylinder
i. Blow-by pressure
Adalah tekanan udara/gas yang diizinkan di dalam crankcase yang disebabkan oleh:
 Kebocoran ring piston engine/liner
 Kebocoran seal pada sisi turbin didalam turbo charg
j. Kebocoran ring piston pada compressor udara/liner
k. Engine hunting
Adalah keadaan putaran engine yang tidak stabil
l. Turbo charger play
Adalah gerakan axial/radial dari rotor
m. Boost pressure
Adalah tekanan udara pada intake manifold untuk engine
yang dilengkapi turbocharged
n. Hydraulic drift
Adalah penurunan attachment yang diizinkan, disebabkan karena
kebocoran pada sistem hydraulic ketika lever posisi netral
o. Internal leakage of pump
Adalah kebocoran didalam pump yang menyebabkan flow rate pump
turun/efisiensinya rendah
p. Relief pressure
Adalah tekanan oli maximum didalam sistem hydraulic pada saat operasi
q. Safety pressure
Adalah tekanan oli maximum didalam sistem hydraulic pada saat lever
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
control valve dalam posisi netral yang diakibatkan adanya gaya dari luar actuator
PADA DUMP TRUCK
a. Brake cooling system
Adalah sistem pendinginan pada rear brake ketika retarder dioperasikan
b. Brake cooling valve
Adalah berfungsi untuk men-drain oli pada oil brake sistem cooling,
ketika tidak dioperasikan dan mengarahkan aliran oli serta membatasi
tekanan oli maximum ke rear brake pada saat retarder dioperasikan
c. Lock-up clutch pressure
Adalah tekanan yang diperlukan untuk meng-engage-kan lock-up clutch
d. Front brake cut-off
Adalah valve yang berfungsi untuk memutus aliran udara dari brake
valve ke relay valve, sehingga saat front brake switch diposisikan
OFF maka front brake tidak berfungsi (released)
e. Brake cooling valve (BCV)
Adalah brake valve yang berfungsi untuk membebaskan oil cooling brake saat retarder
tidak difungsikan guna mengurangoi kerugian tenaga saat traveling
f. Brake cooling system
Adalah sisten pendinginan brake (tipe disc & plate) dengan oli
PADA SCANIA DAN UD TRUCK
a. Direct drive transmission
Adalah transmisi dengan gear ratio pada speed tertinggi sama dengan
satu, dimana kecepatan putaran engine dan putaran propeller shaft sama
b. Over drive transmission
Adalah transmisi dengan gear ratio pada speed tertinggi kurang dari
satu dimana kecepatan putar propeller shaft lebih besar dari kecepatan putar engine
c. Caster
Adalah besar sudut antara king pin dengan garis
vertikal, jika dilihat dari sisi kendaraan

d. Camber
Adalah sudut kemiringan roda dengan garis vertikal dari ground

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
e. King pin inclination
Adalah sudut antara garis tengah king pin dengan garis vertikal dari
ground.

f. Toe-in
Adalah selisih jarak antara roda depan bagian dalam dengan roda
depan bagian belakang

g. Clutch outer lever


Adalah jarak antara outer release lever dengan ujung flywheel housing
h. Pre-load
Adalah beban awal/axial yang sengaja diberikan pada saat pemasangan tapper rolling
bearing dengan tujuan untuk mendapatkan bearing clearence
PADA EXCAVATOR
a. Travel deviation
Adalah gerak menyimpang pada saat unit jalan lurus (travel RH
dengan travel LH
dioperasikan full) & dengan posisi attachment tertentu
b. HIC (hydraulic idler cushion)
Adalah sistem penegang track & peredam track assy (dengan sistem
hydraulic +
accumulator) pada saat front idler mendapat benturan dari luar
c. Track gauge
Adalah jarak antara titik tengah track shoe kiri dan titik tengah track shoe kanan

2. Technical term yang berkaitan dengan material failure


a. Crack
Keretakan yang terjadi pada komponen
b. Worn
Keausan yang bisa disebabkan oleh gesekan atau kurangnya pelumas
c. Leaking
Kebocoran yang disebabkan oleh seal yang sudah rusak atau pengaruh yang lainnya
d. Missing
Terjadinya kehilangan salah satu bagian dari satu kesatuan komponen, misalkan bolt
atau nut yang hilang.
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
e. Loosen
Kekenduran yang dialami oleh fastener yang diakibatkan karena pengencangan yang
f. Discolortion
Perubahan warna yang terjadi pada suatu komponen yang disebabkan oleh panas yang
diakibatkan oleh dua komponen yang saling bergesekan secara berlebih dan kurangnya
pelumas
g. Bending
Kebengkokan pada sebuah shaft terhadap titik sumbunya. Berhubungan
dengan TIR (ada pada shop manual engine standard value table)
h. Twist
Puntiran yang terjadi pada komponen sehingga sumbunya tidak sejajar lagi
i. Broken
Komponen yang mengalami kerusakan
j. Chipping
Cacat pada komponen yang dikarenakan oleh terjadinya gompel/ cuil
disebagian tempat
k. Weeping
Terjadinya rembes fluida pada sebuah sambungan pipa atau komponen
l. Pitting
terjadinya pengelupasan material (removal material) pada bagian permukaan
m. Flaking
pitting yang terjadi akibat fatigue, terjadi pengelupasan yang menghasilkan
material seperti geram
n. Scuffing
kontak antar logam karena kurangnya pelumas
o. Cold cranking ampere
Kemampuan battery untuk men-supply arus pada kondisi temperatur
rendah (0F)
tanpa mengalami penurunan terminal voltage dibawah 7,2 V ( 1 battery penuh 12 V)

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
BAB II
MACHINE INSPECTION ANALYSIS TOOLS
A. Measurement Tools
1. Temperature gauge

Thermometer digunakan untuk mengukur


temperatur atau suhu. Thermometer ada
yang menggunakan fluida dan ada yang
digital. Thermometer digital dapat untuk
mengukur suhu dari 99,5 C sampai 1299 C.

2. Pressure gauge

Pressure gauge group digunakan untuk mengukur oil pressure, boost, dan
fuel pressure. Satuan pengukuran pada pressure gauge menggunakan
PSI (Pounds Per Square Inch), Kpa (Kilo pascal) dan kg/cm. Dimana dalam
pengukuran harus menggunakan gauge yang memiliki skala diatas tekanan yang akan
diukur agar tidak terjadi kerusakan gauge karena overload. Pada pressure gauge group
terdapat beberapa gauge dengan berbagai ukuran, yaitu 1500 mmHg,
10 kg/cm², 25 kg/cm², 60 kg/cm², 400 kg/cm², dan 600 kg/cm².

3. Hydrotester

Hydrometer jenis ini berbentuk menyerupai pipet, dan


dibagian dalam terdapat pelampung (floating
beam) yang terdapat skala yang akan
menunjukan hasil pengukuran. Untu
menggunakannnya kita bisa langsung
memasukan air battery (elektrolit battery) kedalam
hydrometer dengan cara menyedotnya.

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIA BDS
4. Vernier caliper

a. Mengukur diameter luar


b. Mengukur diameter dalam
c. Mengukur kedalaman

Slide caliper atau vernier caliper adalah alat ukur yang terdiri dari
caliper dan skala. Vernier caliper biasanya digunakan untuk 3 (tiga) pengukuran
antara lain :

5. Multi tester
Multitester adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur tegangan, besarnya arus yang
mengalir dan besarnya tahanan.

6. Handy smoke checker

Handy smoke checker adalah tools


yang berfungsi untuk mengukur
warna gas buang engine, untuk
menganalisa keadaan engine berdasar
dari warna gas buang tersebut.
Hasil pembacaan berupa perubahan
warna kertas (filter paper)
yang sebelumnya dipasang pada
alat ini. Selanjutnya perubahan warna
tadi dibandingkan dengan skala yang
tersedia, sehingga dapat diketahui keadaan
engine apakah masih bagus atau terdapat
penyimpangan.

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIA BDS
7. Refractometer
Hydrometer dengan pembiasan cahaya ini
disebut juga refractrometer. Cara pemakaiannya
yaitu sebelum digunakan hydrometer harus
dilakukan kalibrasi dengan cara teteskan air kemudian
bersihkan air dengan kain lap bersih.
Hydrometer dapat digunakan untuk mengukur berat
jenis air, dimana alat dalam keadaan baik
jika terbaca 1, jika hasil pembacaan
tidak sama dengan 1 maka hydrometer
harus dilakukan pengaturan dengan cara memutar
adjusment screw pada bagian atas hydrometer.
Hydrometer ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui bagus atau tidaknya sebuah
coolant yang dipakai sebagai media pendingin.

8. Battery load tester

Battery load terster adalah sebuah alat untuk


mengetahui bagus tidaknya battery pada saat dibebani
atau mendapatkan load

9. Feller gauge

Alat ini digunakan untuk mengukur lebar gap.


Pada dunia engineering sering sekali digunakan
sebagai mengukur celah diantara dua komponen
(clearance).

10. Tachometer

Tachometer adalah diagnostic


tool yang berfungsi untuk
mengukur kecepatan putaran
suatu benda, salah satu
contohnya adalah putaran
engine.

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIA BDS
11. Blow by tester / manometer
Blow by checker merupakan
diagnostic tools yang
berfungsi untuk
mengetahui blow by engine.

12. Anemometer radiator

Anemometer adalah sebuah tool yang dapat


digunakan untuk mengukur kecepatan angin.

13. Push pull scale


Push Pull Scale adalah tools yang digunakan
untuk mengetahui besarnya beban dorong
ataupun beban tarik pada sebuah
komponen. Contoh penggunaannya adalah pada saat
mengukur pre- load pada differential axle SCANIA.

14. Stop watch

Stop watch merupakan alat yang digunakan


untuk mengukur waktu. Ada dua macam stop
watch, yaitu analog dan digital, dimana untuk stop
watch digital memiliki ketilitian hingga 1ms, sedangkan
stop watch analog pada umumnya hanya
sampai tingkat detik.

15. Compression tester

Compression tester adalah tool yang berfungsi untuk mengukur tekanan compresi
pada ruang bakar engine. Adapun engine yang dapat diukur tekanan

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIA BDS
compresinya adalah engine yang memiliki nozzle sesuai dengan adaptor yanng
tersedia.

6. Bodem tool PC4000

Bodem adalah sebuah software pada komputer yang


dikoneksikan pada serial interface X13-1 (dikabin operator) khusus pada unit
PC4000. Software ini dipakai untuk proses Check dan Adjustment pada sistem
Electronic Pump Regulation pada pump merk Rexroth.

17. Heat gun tool/ infrared manual thermometer


Heat gun adalah sebuah tool yang dapat
mengukur panas dengan jarak jauh. Cara pakai alat ini
adalah dengan cara menembakkan tools kearah komponen area
yang akan diukur temperaturnya, besar area tembak tool hanya
sebesar titik.

18. Thermal camera


Thermal camera atau thermal imager ini
adalah tool yang digunakan sebagai pengukur
temperatur jarak jauh dalam bentuk gambar.
Fungsi alat ini sama dengan heat gun, hanya saja
area yang diukur lebih luas

19. Angle meter TADANO (Spirit Meter)


Angle meter atau di TADANO juga bisa disebut dengan
spirit meter. Pada unit TADANO
mempunyai sensor untuk menentukan sudut pada
boom juga pada swing. Untuk mengkalibrasi
sensor tersebut, digunakanlah Angle Meter ini.

20. Vibration reed frequency meter


Tool ini digunakan untuk mendeteksi kerusakan motor
secara dini dengan memanfaatkan frekuensi getaran
yang dihasilkan oleh motor. Kerusakan yang bisa di
deteksi antara lain adalah imbalance, misalignment,
looseness dan bearing wear. Tool ini kurang
cocok digunakan untuk unit-unit yang

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIA BDS
bergerak, tetapi cocok untuk unit diam ditempat seperti
Genset.

21. Wear gauge (P2U, Brake)

Wear gauge adalah sebuah tool yang digunakan untuk mengukur


seberapa besar keausan pada komponen. Ada beberapa contoh yang
berkaitan dengan pengukuran menggunakan wear gauge yaitu:
a. Pada pengukuran keausan sprocket undercarriage dengan mika ber-part number.
b. Pada pengukuran keausan disc pada brake HD yang sekarang
sudah include langsung pada unit tersebut.

22. Torque wrench

Alat ini digunakan untuk


memberikan torque tertentu
pada sebuah pengikat seperti
NUT atau BOLT, agar NUT
dan BOLT tersebut terikat dengan
benar.

23. Mistar

Mistar sering kita dengar


dengan sebutan penggaris, yaitu
alat yang digunakan untuk dimensi
panjang, lebar dan tinggi. Bersatuan
inch, cm dan mm

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIA BDS
B. Diagnostic Tools

1. Radiator cap tester

Tool ini digunakan untuk mengecek


kebocoran pada pressure valve di cap
radiator. Dapat juga diaplikasikan dengan
cara memberikan pressure pada radiator
untuk menentukan kebocoran pada sistem
pendingin unit.

2. SDP3 SCANIA

SDP3 (Scania Diagnostic and Programing) adalah sebuah software yang


berpasangan dengan VCI2 yang menjadi pendiagnosa pada unit SCANIA.
SDP3 ini memiliki izin penggunaan dalam bentuk USB key dengan otoritas yang
berbeda-beda. Fungsi software ini antara lain untuk mengetes fungsional dari
komponen-komponen elektrik unit, mendeteksi error, men-setting parameter speed
unit dan masih banyak fungsi lainnya.

3. Tech tool UD TRUCK

Fungsi Tech tool hampir sama dengan fungsi dari SDP3, hanya saja
digunakan pada unit UD TRUCK. Sama halnya dengan SDP3 penggunaan tech tool
harus dengan izin yaitu menggunakan user ID dan password

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIA BDS
4. VHMS/KOMTRAX PLUS
Fungsi dasar dari fasilitas ini adalah
VHMS (Vehicle Health Monitoring
System), dapat di download langsung melalui
unit dan di terjemahkan di intranet
yaitu VHMS BAGUS, hingga ditambahkan
dengan update beberapa data unit
melalui internetyang disebut dengan KOMTRAX
PLUS. Data yang bisa diambil dengan
menggunakan VHMS lebih kompleks
daipada KOMTRAX, hanya saja data
tersebut tidak dapat didownload dengan
menggunakan internet.
5. KOMTRAX
KOMTRAX adalah sebuah komponen
yang terpasang pada unit
KOMATSU di beberapa unit
small, alat ini berpasangan
dengan satelit dan nantinya data unit
dapat ditampilkan pada web
KOMTRAXtersebut.

Penggunaannya memerlukan User ID dan password. Fungsi dari keseluruhan fasilitas


KOMTRAX ini adalah sebagai Asset Management, Operator Management,
Machine Operation Management dan Fleet management sebagai pemilik
beberapa unit KOMATSU.

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIA BDS
BAB III
COMPONENT LOCATION & FUNCTION

General View

ENGINE

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
POWERTRAIN

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
POWERTRAIN SKELETON

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
POWERTRAIN HYDRAULIC PIPING DIAGRAM

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
DAMPER, UNIVERSAL JOINT

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
TORQUECONVERTER

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
TRANSMISSION CONTROL

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
STEERING & BRAKE CONTROL

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
STEERING CONTROL VALVE

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
FINAL DRIVE

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
WORK EQUIPMENT HYDRAULIC PIPING DIAGRAM

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
WORK EQUIPMENT CONTROL

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
HYDRAULIC TANK AND FILTER

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
WORK EQUIPMENT

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
BAB IV
MACHINE INSPECTION ANALYSIS PROCEDURE

STANDARD VALUE TABLE FOR ENGINE

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
STANDARD VALUE FOR CHASIS

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
STANDARD VALUE FOR CHASIS

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
STANDARD VALUE TABLE FOR ELECTRICAL SYSTEM

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
TOOLS LIST FOR TESTING & ADJUSTING

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
BAB V
SIMPLE TROUBLE ANALYSIS

A. Simple Trouble Shooting


1. Blow-by pressure terlalu tinggi
 Terjadinya keausan pada ring piston & liner
 Interval penggantian oli telat
 Incomplete combustion
 Pori-pori air cleaner membesar, karena interval berlebih dan menyemprot terlalu
kencang
 Engine breather buntu
 Valve, valve seat, valve stem mengalami keausan berlebih
 Turbocharger sisi turbin bocor
2. Exhaust temperature terlalu tinggi
 Air cleaner buntu
 Valve clearance membesar
 Turbocharger tidak berfungsi
 Timing tidak tepat
 Quantity fuel yang di injeksikan membesar
3. Exhaust temperature terlalu rendah
 Valve clearance terlalu kecil
 Timing tidak tepat
 Quantity fuel kecil
 Fuel filter/strainer buntu
4. Boost pressure terlalu rendah (air cleaner in good condition)
 Penyebabnya turbo tidak berfungsi
 Terjadinya kebocoran/udara dari sisi exhaust/intake manifold
5. Stall speed terlalu rendah
 Engine low power
 Scavenging pump tidak berfungsi
 Strainer torque converter buntu
6. Stall speed terlalu tinggi
 Pada dasarnya oli pada torque converter kurang
 Setting relief terlalu rendah
 Setting regulator system terlalu rendah
 Transmission pump tidak berfungsi
 Strainer buntu
7. Pump flow-rate rendah
 Internal leakage besar
 Strainer buntu

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
8. Steering wheel-play terlalu besar
 Adjustment pada gearbox tidak benar
 Terjadi keausan pada worm gear
 Terjadi keausan pada rod-end
9. Braking effect distance terlalu besar
 Air pressure rendah -> WA350 – up
 Setting relief pada brake rendah
 Terjadi keausan pada disc brake/pad
 Master brake tidak berfungsi
 Brake pedal play terlalu besar
10. Modulating time terlalu besar
 Disc & plate mengalami keausan sehingga strokenya besar
 Flow pump kurang
 Oli kotor
 Transmission strainer buntu
11. Boom drift besar (hydraulic drift)
 Terjadinya kebocoran pada piston rod & control valve
12. Engine hunting
 Pada dasarnya sistem fuel kemasukan udara, salah satunya filter kendur
13. Engine overheat
 Air kurang
 Belt kendur
 Radiator fin/core buntu
 Radiator pressure rendah (radiator cap bocor)
 Thermostat jammed tertutup
 Water pump rusak
14. Charging system tidak berfungsi
 V-belt kendur
 Fuse putus
 Specific gravity battery electrolyte terlalu rendah
 Alternator tidak berfungsi
 Regulator tidak berfungsi
15. Torque converter overheat
 Oli pada transmission case berlebih
 Operasi selalu overload, sama dengan stall speed tinggi
16. Transmission slip
 Transmission oil pressure drop
 Clutch pack aus/bocor
 Main relief valve spring lemah (WA)
 Oli kotor
 Masuk angin/udara kedalam sistem
17. Steering terasa berat
 Masuk angin/udara kedalam sistem
 Strainer buntu
 Linkage adjustment tidak benar
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS

 Flow pump kurang
 Demand valve tidak berfungsi (WA)
18. Parking brake tidak mau release
 Piston bocor pada chamber (WA)
 Air pressure drop
 Air valve tidak berfungsi
19. Gerakan work equipment lambat
 Terjadi kebocoran flow
 Linkage (keausan pada ball joint dan lain-lain)
20. Transmission cut-off tidak bekerja
 Electrical switch tidak berfungsi
 Solenoid valve tidak bekerja

PADA DUMP TRUCK


21. ECMV pressure tidak tercapai
 Transmission oil pressure drop
 Piston mengalami keausan/bocor
 Oil kotor
 Masuk angin/udara kedalam sistem
 Controller rusak
 ECMV rusak
22. Lock-up clutch pressure terlalu rendah
 Transmission oil pressure drop
 Transmission oil pump rusak
 Piston bocor/aus
 Oil kotor
 Masuk angin/udara kedalam sistem
 Controller rusak
 Lock-up valve rusak
 Lock-up solenoid rusak
23. Retarder brake tidak berfungsi
 Tekanan udara kurang
 Retarder brake valve rusak
 Double check valve rusak
 Reducing valve rusak
24. Braking effect terlalu jauh
 Tekanan udara berkurang
 Brake valve rusak
 Double check valve rusak
 Relay valve rusak
 Brake chamber rusak
 Piston bocor

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
25. Torque converter lock-up clutch tidak bekerja
 Speed sensor tidak bekerja
 Controller tidak berfungsi
 Lock-up clutch pressure terlalu rendah
26. Torque converter low efficiency
 Torque converter relief valve setting terlalu rendah
 Oil flow yang masuk ke torque converter terlalu besar
 Internal leakage pada torque converter terlalu besar

PADA SCANIA DAN UD TRUCK


27. Engine knocking
 Incorrect injection timing
 Injection timing terlalu cepat
 Injection timing terlalu lamnat
 Fuel injection tidak baik
 Fuel tidak mengabut
 Setting pressure terlalu rendah
 Nozzle spring putus/patah
28. Clutch slip
 Clutch lever play tidak normal
 Tidak ada play pada clucth pedal
 Pressure spring lemah
 Clutch disc, flywheel/ pressure plate kemasukan air
 Clutch lever tidak ada play-nya
 Clutch master cylinder di-set terlalu panjang
 Clutch disc telah mengalami keausan
 Push-rod pada clutch booster di-set terlalu panjang
 Clutch cylinder return port tersumbat/buntu
29. Unit bergetar saat clutch engage
 Rivet pada clutch-disc terlepas
 Diaghpragm spring patah/putus
 Pressure spring patah/putus
 Damper spring putus/patah
30. Propeller shaft bergetar
 Propeller shaft dan spline yoke tidak lurus
 Propeller shaft twist/bending
 U-joint journal/needle roller bearing aus
 Pemasangan propeller shaft kendur
 Propeller shaft tidak balance
 Center bearing patah/aus
31. Clutch pedal terasa berat
 Clutch booster rusak atau air cleaner buntu
 Bushing release shaft jammed atau pelumasannya kurang
 Release bearing collar bending
 Release lever bushing kurang pelumasan
Copyright @2014 TTD BJM
i
MIABDS
32. Gear shifting terasa berat
 Control linkage
 Adjustment control linkage tidak benar
 Control linkage journal kendur
 Control linkage bengkok
 Transmission
 Bearing rusak/aus
 Mekanisme synchromesh tidak berfungsi
 Gear shaft rusak/aus
 Shifter shaft rusak
33. Transmisi netral sendiri
 Control linkage
 Poor condition
 Shift lever bergerak karena unit bergerak
 Transmission
 Locking ball aus/ball groove aus pada shifter shaft
 Locking spring patah/putus
34. Steering terasa berat
 Low hydraulic pressure
 Pelumasan pada steering gear kurang
 Kemasukan udara pada sistem
 Spool valve tidak berfungsi
 Power piston o-ring atau seal ring mengalami keausan/rusak
 Power cylinder dan piston aus/rusak
35. Brake spring tidak mau release
 Terjadi kebocoran udara pada piping
 Tekanan udara kurang dari standart
 Piston pada spring brake chamber aus/rusak
 Seal pada piston spring brake chamber rusak
 Terjadi kebocoran udara pada relay valve
36. Braking effect distance terlalu jauh
 Brake valve stroke terlalu kecil
 Camshaft tidak berfungsi
 Push rod pada brake chamber di-adjust terlalu pendek
 Gerakan relay valve lambat/rusak
 Brake shoe clearance terlalu besar

PADA MOTOR GRADER


37. Direct drive system
 Main clutch slip
 Engage spring lemah
 Setelan/ adjustment plate kurang rapat
 Keausan plate & disc berlebihan
 Disc rusak

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
 Main clutch lever operating force terlalu ringan
 Spring lemah
 Linkage dari pedal sampai clutch ada yang patah
 Transmisi gear susah masuk
 Control linkage
 Penyetelan tidak tepat
 Deformasi/bengkok
 Transmisi
 Keausan atau kerusakan pada bearing
 Keausan atau kerusakan pada gear shaft
 Kerusakan pada shifting fork shaft
 Lainnya
 Clutch tidak bisa engage dengan sempurna
 Inersia brake tidak bekerja dengan sempurna
 Oli pelumas yang digunakan terlalu kental
 Transmisi netral dengan sendirinya
 Control linkage
 Kondisi control linkage sudah rusak
 Shift lever bisa bergerak oleh gerakan/goncangan unit
 Transmisi
 Shifter aus atau mengalami perubahan bentuk
 Keausan pada interlock device
 Spring pada interlock device sudah lemah atau patah
 Transmisi slip
 Backlash antara gear terlalu besar
 End play terlalu besar
 Spline pada hub aus atau ujung hub sudah aus
 Main shaft bearing sudah aus
38. Parking brake tidak mau release
 Penyetelan tidak tepat
 Cable macet
 Lever tidak bisa digerakkan dari posisi engaged ke posisi diengaged
39. Hydraulic drift terlalu besar
 Kobocoran pada cylinder hydraulic
 Kebocoran pada control lever
 Kebocoran pada hose-hose
40. Terjadi keausan yang berlebihan pada front wheel
 Penyetelan toe-in diluar standart
41. Front wheel bergetar (sway) ketika berjalan
 Penyetelan toe-in diluar standart
 Tekanan pada masing-masing kontak ball nut jelek
 Pemasangan roda tidak benar
 Pemasangan front wheel bearing nut kendor

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
PADA EXCAVATOR
42. Work equipment low power
Catatan engine good condition
 Flow rate pump rendah (internal leakage pada pump besar)
 Internal leakage pada control valve besar
 Internal leakage pada actuator besar
 Setting tekanan main relief rendah
 Oli hydraulic kurang
43. Terjadinya abnormal noise pada hydraulic pump
 Oli hydraulic kurang
 Strainer untuk saluran suction buntu
 Jarak antara rocker cam dan shoe retainer besar
44. Hydraulic oil overheating
 Salah pemakaian oli
 Hydraulic oil cooler buntu
 Setting main relief valve terlalu tinggi
45. Travel deviation out of standart
 Tegangan track kanan dengan kiri tidak sama
 Internal leakage travel motor kanan & kiri tidak sama
 Kebocoran pada saluran swivel joint untuk travel motor kanan & kiri tidak sama
 Flow rate pump untuk travel motor kanan & iri tidak sama
 Adjustment lever travel kanan & kiri tidak sama
46. Swing speed lambat
 Adjustment PPC untuk swing terlalu longgar
 Internal leakage swing motor besar
 Internal leakage spool swing besar
 Setting safety valve untuk swing terlalu rendah
47. Starting motor tidak bisa berputar saat starting switch dari posisi ON
diputar ke posisi start
 Specific gravity battery rendah
 Starting motor rusak
 Batery relay rusak
 Starting switch rusak
 Fuse link putus
 Safety relay rusak
 Lihat wiring diagram
48. Engine oil pressure monitor panel tidak mau mati ketika posisi idle
 Oil pressure switch jammed tertutup
 Tekanan oil engine terlalu rendah
 Oil engine kurang
 Strainer oil engine buntu
 Terjadi short pada wiring untuk oil pressure monitor.

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
BAB VI
REPORTING
A. PM- clinic sheet / PM-tuneUP
Form PM clinic digunakan untuk memonitoring/inspeksi kondisi unit. Inspeksi pada unit yang
bertujuan untuk mendapatkan data atas kondisi komponen dengan akurat. Selain PM clinic sheet,
kita juga bisa memakai form yang lain, seperti MCR ( MechineCondition Report ). Cohtoh form
MCR seperti dibawah ini :

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS
B. RPL (Recommended Part List)

Copyright @2014 TTD BJM


i
MIABDS

Anda mungkin juga menyukai