Anda di halaman 1dari 2

LKPD KD 3.

7 MENGIDENTIFIKASI INFORMASI TEKS TANGGAPAN


NAMA/NO. ABSEN : Alessandro Pradingga M
KELAS : 9.3
HARI, TANGGAL : 21
November 2022

Pertanyaan
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan teks halaman 90 – 92!
1. Karya apakah yang ditanggapi?
2. Siapa yang menghasilkan karya tersebut?
3. Siapa yang menanggapi?
4. Bagaimana bentuk tanggapannya?
5. Bagaimana cara menanggapinya?

Jawab
1. Karya yang ditanggapi adalah karya Student Hidjo oleh Marco Kartodikromo. Student
Hidjo, menceritakan tentang pemuda yang bernama Hidjo yang direncanakan oleh
ayahnya untuk disekolahkan di Belanda. Di Belanda, Hidjo menjalin hubungan dengan
gadis Belanda yang bernama Betje. Pertentangan batin pulang ke Jawa, akhirnya
menguatkan Hidjo untuk memutuskan hubungan percintaan dengan Betje. Di Jawa, Hidjo
dijodohkan dengan Raden Adjeng Biroe yang masih keluarga, masalahnya Hidjo terpikat
oleh Raden Adjeng Woengoe, putri Regent Jarak yang sangat cantik. Akhirnya Hidjo
dijodohkan dan menikah dengan Woengoe, sedangkan Biroe menikah dengan Raden Mas
Wardojo kakak laki-laki Woengoe.
Student Hidjo pertama kali muncul tahun 1918 dalam cerita bersambung di harian Sinar
Hindia. Setahun kemudian, baru terbit dalam bentuk buku. Usia peredarannya tidak lama,
karena disita oleh pemerintah colonial.

2. Karya tersebut dihasilkan oleh Marco Kartodikromo atau biasa dipanggil dengan Mas
Marco. Buku-buku karya Mas Marco yang dikenal sebagai jurnalis dan aktivis gerakan
penentang kolonialisme Belanda, dipandang begitu membahayakan. Ketakutan penguasa
di kala itu bukan tak beralasan. Karya-karya Mas Marco terutama Student Hidjo berbeda
dengan tema umumnya karya karya sastra sezaman yang “direstui” oleh pemerintahan
colonial.

3. Yang menanggapi teks tanggapan tersebut adalah penikmat karya Student Hidjo oleh
Mas Marco
4. Bentuk tanggapan : objektif, santun, pujian atau kritik
a) Objektif : Bentang Budaya merusak gaya Mas Marco karena bahasa Hindia
Belanda kala itu diusahakan sesuai dengan bahasa Indonesia terkini.
b) Santun : Novel ini sebetuknya sudah membuka suatu soal bahwa kesastraan
bukan sekedar penghibur, tetapi suatu wacana politik dan sosial yang
mengemban tugas menembus ruang-ruang publik.
c) Pujian : Sebagai pengarang, Marco Kartodikromo sangat pantas mendapat
tempat dalam kanon kesastraan sebagai salah satu pendobrak dengan beberapa
karya lain nya seperti “Matahariah” dan “Mata Gelap”.
d) Kritik : Namun sayang, penyesuaian ejaan maupun bahasa mengurangi cita
rasa klasik roman Student Hidjo.

5. Cara menanggapi
a) Deskriptif : Di naskah asli tertulis: …..”Meneer Djepris,” kata Controleur
kepada Sergeant jang hendak masoek sekolah militiar itoe, waktoe dia
memaki-maki kepada djongos kapal orang Djawa, lantaran Djongos itoe
koerang tjepat melajani permintaanja itoe DJEPRIS. Bentang Budaya
mengubah menjadi: …..”Meneer Djepris!” kata Controleur kepada Sergeant
yang hendak sekolah militer itu sewaktu dia sedang memaki-maki kepada
orang Jawa yang menjadi jongos kapal, lantaran jongos itu kurang cepat
melayaninya.
b) Penilaian : Pada gilirannya, kesusastraan adalah jalan menuju pembebasan dari
belenggu ketertindasan.

Anda mungkin juga menyukai