Anda di halaman 1dari 5

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

Analisis penentuan Analisis alternatif


No. Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan
solusi solusi
1 Berdasaekan kajian literatur Dengan menggunakan Analisis Alternatif solusi
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara dan wawancara Solusi yang model pembelajaran guru menggunakan
Ekplorasi Alternatif solusi, relevan untuk meningkatkan Problem Based model pembelajaran
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Rendah motivasi belajar peserta didik learning(PBL) Berbantu
Problem Based
adalah: yaitu dengan LKPD dapat
mempertimbangkan Learning berbantu LKPD
1. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam memberikan dampak:
karakteristik peserta didik dengan mekanismenya
belajar.
dan gaya belajarnya, 1. Pembelajaran akan sebagai berikut:
2. Mengguanakan variasi metode penyajian yang guru menggunakan model lebih berpusat pada
menarik. pembelajaran PBL(dimensi siswa sehingga 1 Orientasi siswa pada
bergotong royong/bekerja meningkatkan masalah.Guru dapat
Menurut Suhermi (2019),   sama/kolaborasi), Berbantu motivasi belajar menjelaskan tujuan
https://doi.org/10.31316/g.couns.v3i1.89 LKPD dan pada saat PBM siswa.
guru menyiapkan perangkat pembelajaran,menjelaska
Upaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terutama bagi 2. Meningkatkan
ajar (RPP,bahan ajar dan n perlengkapan yang
siswa yangmengalami kesulitan dalam belajar dengan kepercayaan guru
menggunakan berbagai upaya yang dapat LKPD) sesuai dengan materi dalam dibutuhkan dan memotiva
dilakukan oleh guru yaitu: yang diajarkan. melaksanakan sisiswa untuk aktif
 Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. pembelajaran memecahkan masalah
3. Melatih siswa yang dipilih.
 Membangkitkan motivasi siswa.
berpikir kritis
 Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam 4. Meningkatkan 2 .Mengorganisasi siswa
belajar. kemampuan analisis untuk belajar. Guru lebih
 Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik. pada siswa membantu siswa
 Berilah pujian yang wajar 5. Sarana dan
mendefinisikan dan
setiap keberhasilan siswa. Prasarana disekolah
Smendukung mengorganisasikan tugas
 Berikan penilaian. penggunaan model dengan masalah terpilih.
 Berilah komentar terhadap hasil pembelajaran
pekerjaan siswa. Problem Based 3.Guru dapat Membimbing
 Ciptakan persaingan dan kerjasama. Learning(PBL) Penyelidikan individual
Dan kelompok
2.guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang menarik 4.Guru bisa
dengan memanfaatkan media dan metode belajar yang tepat mengembangkan
Menurut A Nisa Puthree dkk (2021) perangkat untuk
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1279 Faktor mendukunga model
internal siswa meliputi kejenuhan, minat belajar, kesehatan fisik pembelajaran dengan
dan mental. Sedangkan faktor eksternal siswa adalah keadaan PBL Berbantu LKPD.
keluarga, lingkungan di rumah, dan sarana prasarana. Solusinya 5.Memberikan Reward atau
selama pembelajaran daring ini orang tua harus memberikan apresiasi kepada peserta
pendampingan dalam mengawasi masalah belajar anak, didik yang motivasi dan
memberikan dukungan untuk belajar dengan baik, serta guru keaktifan belajarnya
harus bisa menciptakan pembelajaran yang menarik dengan meningkat.
memanfaatkan media dan metode belajar yang tepat
3.Tim GLN(2017) Literasi numerasi berarti pengetahuan dan
kecakapan untuk memperoleh, menafsirkan, menggunakan
dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol
untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks
kehidupan, menganalisis informasi yang ditanpilkan dalam
berbagai bentuk (gambar, grafik, tabel dsb)
4.Aris Shoimin(2014) mengemukakan bahwa model Problem
Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan
http://repository.unpas.ac.id/36481/
5.Adriantoni(2016) Lembar Kerja Peserta didik (LKPD
merupakan salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dan
guru
epository.unja.ac.id/1757/
6.Wawancara dengan Kepala Sekolah

1. Untuk mengetahui gaya belajar pesrta didik (audio,


visual dan kinestetik) dilakukan assesment diagnostik
non kognitif
7.Wawancara dengan guru teman sejawat
1.Dalam proses pembelajaran guru menggunakan
berbagai media yang menarik bagi siswa
2.Sarana dan prasarana yang menunjang proses
pembelajaran agar motivasinya baik
3.Memberika reward bagi peserta didik
8.Wawancara dengan pakar (Dosen)

1.Guru merefleksi diri untuk mengetahui mengapa


motivasi belajar peserta didik rendah
2.Untuk mengetahui gaya belajar pesrta didik (audio,
visual dan kinestetik) dilakukan assesment diagnostik
non kognitif
3.Guru menyesuaikan model pembelajaran yang tepat disesuaikan
dengan materi ajar

2. Berdasarkan kajian literatur dan wawancara Berdasarkan kajian Dengan menggunakan Analisis Alternatif solusi
Ekplorasi Alternatif solusi: literatur dan wawancara pembelajaran dengan untuk meningkatkan
Masih kurangnya Kemampuan peserta didik dalam Solusi yang relevan menerapkan model Project kemampuan berfikir tingkat
berpikir tingkat tinggi dan menguasai soal HOTS Dalam Masalah Based tinggi peserta didik/HOTS :
adalah: Masih kurangnya Learning berbasis Lesson
1.Dalam proses pembelajaran guru Kemampuan peserta Study dan soal HOTS 1. Guru akan terlebih dahulu
dapat memberikan harus memahami tentang
membiasakan untuk mendorong peserta didik didik dalam berpikir
dampak : model pembelajaran project
berpikir tingkat tinggi. tingkat tinggi dan based learning berbasis lesson
Menurut Surya puspita rini, Wardono & Kartono (2018) menguasai soal 1. Model
study serta pembuatan dan
Kemampuan berfikir tinggi dan Soal HOTS menuntut kemampuan HOTS adalah pembelajaran Project penyelesaian soal HOTS.
berfikir tingkat tinggi dan melibatkan proses bernalar dapat pembelajaran dengan Based Learning dapat
2. Dalam proses
mengasah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif menerapkan meningkatkan keaktifan
dan kreatif. belajar dan hasil belajar pembelajaran guru
model Project Based
2.Dalam PBM guru menyusun soal HOTS dan Learning berbasis Lesso siswa membiasakan untuk
menindaklanjuti pembelajaran remidial
n Study siswa aktif untuk 2. Soal-soal HOTS mendorong peserta didik
3.Membuat pembelajaran HOTS sesuai dengan sangat berfikir tingkat tinggi,
karakteristik siswa.
mengerjakan LKPD
Proses pembelajaran direkomendasikan 3. Sering membuat dan
Menurut Heong,dkk(2011) Mengapa harus HOTS? Menyatakan
bahwa berpikir kratif bisa mengembangkan seseorang individu guru membimbing untuk digunakan mengerjakan soal HOTS,
menjadi lebih inovatif, memiliki kreatifitas, idealisme dan imajinasi peserta didik untuk pada berbagai bentuk dengan begitu peserta didik
yang lebih bagus. berpikir tingkat tinggi penilaian kelas. akan terbiasa untuk berfikir
/HOTS (dimensi berfikir tingkat tinggi, lebih aktif ,
4. Menurut Yulianto, A., Fatchan, A., & Astina, I. K. kritis), dan berlatih 3. Penggunaan soal-soal kreatif dan peserta didik
(2017)., 448-453.Hasil penelitian ini menunjukkan menyelesaikan soal-soal HOTS dapat mampu berfikir kritis dalam
HOTS meningkatkan menganalisa soal-soal HOTS
bahwa keaktifan belajar siswa mengalami
kemampuan
peningkatan belajar dari siklus I ke siklus II. ketrampilan berpikir
Peningkatan keaktifan siswa terjadi karena dalam tingkat tinggi peserta
pembelajaran dengan menerapkan model Project didik dan mutu
Based Learning berbasis Lesson Study siswa aktif penilaian hasil
untuk mengerjakan LKS, menyusun dan belajar. Akuntabilitas
pelaksanaan
menyelesaikan tugas proyek bersama kelompoknya.
penilaian hasil belajar
Hal ini menunjukkan bahwa model oleh guru dan sekolah
pembelajaran Project Based Learning dapat menjadi sangat
meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar penting dalam rangka
siswa. menjaga kepercayaan
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/8729 masyarakat kepada
sekolah.
5.Buat kuis atau kegiatan semacam bermain
peran dengan satu kelompok sebagai
4. Pembelajaran HOTS
pengusaha dan kelompok lain menjadi membantu siswa
konsultan keuangan perusahaan tersebut. terbiasa untuk
6.Memberikan stimulas melalui pertanyaan dan berpikir secara luas
memberikan reward bagi yang sudah mulai sekaligus bisa
aktif mengikuti
perkembangan
Menurut Anderson dan Kratwohl dalam Istiqomah (2018), zaman. Mendorong
menyebutkan ada dua cara yang dijadikan pedoman dalam siswa untuk lebih
menulis soal HOTS, yakni: kreatif. Mendorong
1. Materi yang ditanyakan diukur menggunakan perilaku sesuai siswa untuk berpikir
ranah kognisi HOTS pada level menganalisis, mengevaluasi, kritis dan mampu
dan mencipta. mengajukan banyak
2. Setiap pertanyaan diberi stimulus berbentuk sumber /bahan pertanyaan yang
bacaan seperti teks bacaan, paragraf, kasus, gambar, grafik, membutuhkan
foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh atau rekaman jawaban kritis juga.
suara. 5. Kegiatan pelaksanaan
file:///C:/Users/User/Downloads/34523-101364-1- pembelajaran
PB.pdf berbasis HOTS
menekankan pada
pembelajaran
7.Wawancara dengan Kepala Sekolah berpusat pada
1.Sosialisasi tentang HOTS untuk guru peserta didik atau
dikenal dengan istilah
2.Guru menyusun perangkat pembelajaran yang student center
mengacu kepada pengembangan keterampilan berfikir learning (SCL). Dalam
tinggi melaksanakan
pembelajaran
8.Wawncara dengan guru teman sajawat tersebut, peserta
1.Guru melatih peserta didik dalam menganalisis dan didik diminta untuk
memahami serta mengerjakan soal-soal HOTS mendiskusikan
sebuah materi
pembelajaran,
9.Wawancara dengan pakar (Dosen) selanjutnya peserta
1. Guru terlebih dahulu harus memahami tentang didik
pembuatandan penyelesaian soal HOTS dengan cara mempresentasikan
mengikuti sosialisasi tentang pembuatan soal HOTS
2. Membiasakan membuat dan mengerjakan soal
HOTS

Anda mungkin juga menyukai