Anda di halaman 1dari 6

Nama : Risti Sere Utami

No. UKG : 201800354052


Asal Sekolah : SMKN 68 Jakarta

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


No.
diidentifikasi masalah penyebab masalah
1. Guru belum dapat Kajian Literatur: 1. Kecenderungan
maksimal dalam guru mengajar
pemanfaatan Pembelajaran Inovatif dengan metode
model-model yang monoton
pembelajaran Pembelajaran inovatif 2. Beban
inovatif adalah pembelajaran yang mengajar guru
berdasarkan dirancang oleh guru yang yang besar,
karakteristik. sifatnya baru tidak seperti tidak hanya
biasanya dilakukan dan mengajar mata
bertujuan untuk pelajaran
memfasilitasi siswa dalam Sejarah tetapi
membangun pengetahuan juga mata
sendiri dalam rangka pelajaran lain
proses perubahan prilaku 3. Guru kurang
kearah yang lebih mendapatkan
baik sesuai dengan potensi pelatihan
yang dimiliki oleh siswa.1 mengenai
pemanfaatan
Suatu model mengajar model-model
dianggap baik apabila pembelajaran
memiliki ciri-ciri sebagai inovatif
berikut: berdasarkan
1. Memiliki prosedur yang karakteristik
sistematik untuk 4. Siswa kurang
memodifikasi perilaku memiliki
siswa motivasi
2. Hasil belajar yang belajar dan
ditetapkan secara minat belajar
khusus yaitu: yang baik
perubahan prilaku
positif siswa
3. Penetapan lingkungan
belajar secara khusus
dan kondusif
4. Ukuran keberhasilan
siswa setelah mengikuti
pembelajaran sehingga
bisa menetapkan
kriteria keberhasilan
dalam proses belajar
mengajar.
5. Interaksi dengan
lingkungan agar
mendorong siswa lebih
1
Darmadi, Pengembangan Metode pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa (Jakarta: Depublish, 2017).
aktif dalam
lingkungannya2

Model-model pembelajaran
inovatif diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Discovery Learning
Rangkaian kegiatan
belajar yang
menekankan pada
proses berpikir kritis
dan analitis untuk
mencari dan
menemukan jawaban
dari suatu masalah
yang dipertanyakan
2. Flipped Classroom
Pembelajaran yang
membalik metode
tradisional di mana
materi biasanya
diberikan pada
proses pembelajaran
tetapi materi
diberikan sebelum
proses pembelajaran
3. Project Based
Learning (PjBL)
Pembelajaran yang
memberikan
kesempatan kepada
pendidik untuk
mengelola
pembelajaran di
kelas dengan
melibatkan kerja
proyek.
4. Blended learning
dengan blog
Pembelajaran yang
menggunakan blog
untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
5. Berbasis game
Pembelajaran yang
menggunakan
permainan atau
game digital untuk
tujuan pembelajaran
6. Self organized
learning
environments (sole)

2
Wahyuari, Sartono. Metode Pembelajaran Inovatif (Jakarta: Grasindo, 2012).
Pembelajaran yang
menitikberatkan
proses pembelajaran
mandiri dengan
memanfaatkan
internet dan
perangkat pintar
yang dimilikinya.3

Wawancara:

Staff Kurikulum (Guru


Bahasa Inggris)
1. Permasalahan yang
dialami dalam
mengajar adalah
kemampuan siswa
yang mayoritas
berbasis kinektetis
atau gerak serta
pembelajaran yang
harus disertai
dengan praktik tidak
hanya ceramah
materi. Selain itu
pembelajaran di
kelas juga harus
disertai dengan
gambaran berupa
aplikasi kehidupan
sehari-hari.
Mayoritas siswa di
kelas juga tidak
memiliki kesadaran
belajar sendiri selain
di kelas (self study).
2. Beberapa kali
menggunakan model
PjBL, dengan
membuat video
perkenalan bahasa
inggris dan diupload
ke youtube. Kendala
yang dialami oleh
guru diantaranya
adalah fasilitas
peserta didik yang
kurang seperti kuota
dan kemampuan
mengoperasikan
teknologi untuk
upload ke youtube

3
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif. (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010).
3. Beberapa kali
menggunakan model
pembelajaran PBL
dengan memberikan
materi lalu meminta
siswa untuk materi
analisis cerita rakyat
yang kemudian
dipresentasikan di
depan kelas, kendala
yang dialami oleh
guru diantaranya
adalah tidak semua
siswa mendengar
penjelasan guru
dengan baik, saat
guru menanyakan
kembali tugas apa
harus dilakukan
siswa, banyak siswa
yang terdiam dan
kurang paham apa
yang dijelaskan guru
4. Solusi yang
ditawarkan adalah
denhan melakukan
apresepsi sebelum
memulai
pembelajaran di
kelas yang bisa
dilakukan dengan
menghubungkan
kehidupan sehari-
hari dengan materi
yang akan
disampaikan. Selain
itu di tengah
pembelajaran guru
bisa melakukan ice
breaking agar
suasana kelas tidak
monoton.

Kepala Sekolah

2. Pemahaman peserta Kajian Literatur: Asumsi:


didik terkait 1. Paradigma
menjawab soal-soal Pembelajaran HOTS berpikir siswa
HOTS masih belum yang
maksimal. Keterampilan HOTS (Higher kebanyakan
Order Thingking Skills) atau berpikir
biasa disebut dengan pelajaran
keterampilan berpikir sejarah hanya
tingkat tinggi adalah proses menghafal
berpikir yang 2. Pembelajaran
mengharuskan murid yang dilakukan
untuk mengembangkan ide- oleh guru
ide dalam cara tertentu masih belum
yang memberi mereka menerapkan
pengertian dan implikasi HOTS
baru.4 3. Siswa masih
sulit
Jika dikaitkan dengan memahami
taksonomi Bloom, berpikir materi-materi
tingkat tinggi meliputi yang bersifat
analisis, sintesis, dan konseptual
evaluasi. Selain itu, bahwa 4. Siswa masih
keterampilan berpikir belum bisa
tingkat tinggi (High Order menjawab
Thingking) tersebut jauh soal-soal HOTS
lebih dibutuhkan di masa terutama soal
kini daripada di masa-masa esai.
sebelumnya.5

Dari bebereapa pengertian


diatas dapat disimpulkan
bahwa HOTS (High Order
Thingking Skill) adalah
keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang harus
ada pada diri peserta didik
yang tidak hanya menguji
kemampuan intelektual
dalam hal ingatan tetapi
juga menguji pada
kemampuan mengevalusi,
kreatifitas, analisis dan
berpikir kritis tentang
pemahaman peserta didik
terhadap suatu mata
pelajaran dan lebih
menekankan pada
pemikiran-pemikiran kritis
terhadap suatu
penyelesaian
permasalahan. Jadi disini
keterampilan berpikir
tingkat tinggi tidak hanya
menguji pada keterampilan
menghafal sebuah materi
pelajaran tetapi lebih
kepada penerapan.

Wawancara:
4
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Berbasis HOTS (Tanggerang: Tira Smart, 2019)
5
Fuaddilah Ali Sofyan, “Implementasi HOTS Pada Kurikulum 2013”, Jurnal Inventa, 1 (Maret 2019)
Guru Penggerak (Guru
Matematika)

1. Salah satu penyebab


rendahnya
penguasaan materi
dinilai karena
peserta didik belum
terbiasa mengerjakan
soal
menggunakan HOTS.
2. Guru belum dapat
menerapkan
pembelajaran HOTS
secara maksimal dan
masih melaksanakan
pembelajaran
berbasis LOTS dan
MOTS.
3. Soal berbasis HOTS
itu dianggap lebih
sulit pada dasarnya
adalah karena
kebiasaan yang telah
ada selama ini.
Kebiasaan itu adalah
banyak dari kita
yang sudah terbiasa
mengerjakan soal ber
tipe LOTS dan MOTS.

Anda mungkin juga menyukai