Lex Crimen Vol. VII/No. 10/des/2018: B. Masalah
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/des/2018: B. Masalah
10/Des/2018
1 C. Metode Penelitian
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Frans Maramis, SH.,
MH; Tonny Rompis, SH., MH Penelitian ini adalah penelitian normatif
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. yuridis dengan tipe deskriptif analitik yang
15071101138
175
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
3 5
Marwan Effendy, Kejaksaan Republik Indonesia, Posisi Muladi. 2004. Lembaga Pidana Bersyarat. P.T. Alumni.
dan Fungsinya dari Perspektif Hukum, (Jakarta: PT. Bandung,hal 56
6
Gramedia Pustaka Utama, 2005), hal. 136. Pasal 1 huruf a PERMA No.1/2002 tentang gugatan
4
Ibid kelompok / class action
176
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
177
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
Kejaksaan sebagai salah satu lemabaga tetap (Inkracht van gewijsde). Menurut teoritik
penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dan praktik suatu putusan pengadilan telah
dalam menegakkan supremasi hukum, berkekuatan hukum tetap apabila terdakwa
perlindungan kepentingan umum, penegakan dan penuntut umum telah menerima putusan.
hak asasi manusia, serta pemberantasan Selanjutnya, pelaksanaan putusan pengadilan
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dibidang yang telah berkekuatan hukum tetap
pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan dilaksanakan oleh Jaksa (Pasal 270 KUHAP,
wewenang:8 Pasal 33 Ayat (1) UU No. 4 Tahun 2004, Pasal 27
a. Melakukan penuntutan; Ayat (1) huruf b UU No. 16 Tahun 2004 tentang
b. Melaksanakan penetapan hakim dan Kejaksaan Republik Indonesia) dengan
putusan pengadilan yang telah menggunakan sarana administrasi berupa surat
mempunyai kekuatan hukum tetap; perintah pelaksanaan putusan pengadilan (P-
c. Melakukan pengawasan terhadap 48).
pelaksanaan putusan pidana bersyarat, Pada kasus tindak pidana korupsi, tata cara
putusan pidana pengawasan, dan pelaksanaan putusan pengadilan yang paling
keputusan lepas bersyarat; tepat yaitu pada Pasal 273 KUHAP dan Pasal
d. Melakukan penyidikan terhadap tindak 274 KUHAP sebab berintikan pada kerugian
pidana tertentu berdasarkan undang- negara yang harus diganti oleh terdakwa kasus
undang; dan tindak pidana korupsi. Pada kasus tindak pidana
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan korupsi dikenal juga adanya uang pengganti
untuk itu dapat melakukan pemeriksaan yang terdapat pada Pasal 18 Ayat (1) huruf b
tambahan sebelum dilimpahkan ke UU No. 20 Tahun 2001 bahwa setiap orang
Pengadilan yang dalam pelaksanaannya yang menjadi terdakwa dalam kasus tindak
dikordinasikan dengan penyidik. pidana korupsi selain mendapat pidana
Dibidang perdata dan tata usaha negara, kurungan dan pidana denda juga harus ada
Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat uang penggantinya sebagai ganti kerugian
bertindak baik di dalam maupun di luar negara atas kekayaan negara yang telah habis
pengadilan untuk dan atas nama negara atau dipakai oleh terdakwa. Sama halnya dengan
pemerintah. pidana denda, terpidana diberi tenggang waktu
Dalam Pasal 30 Ayat (1) UU Nomor 16 Tahun paling lama 1 (satu) bulan sesudah putusan
2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
menyatakan bahwa tugas dan wewenang jaksa hukum tetap. Terhadap tenggang waktu
adalah sebagai penuntut umum dan pelaksana pembayaran uang pengganti, tidak seperti
(eksekutor) putusan pengadilan yang terlah halnya jaksa dapat memperpanjang tenggang
berkekuatan hukum tetap dalam perkara waktu pembayaran denda, yaitu yang
pidana. Sedangkan dalam perkara perdata, ditentukan dalam Pasal 273 Ayat (2) KUHAP,
sebagai pelaksana putusan pengadilan yang karena pembayaran uang pengganti berbeda
telah berkekuatan hukum tetap adalah juru sita dengan pembayaran uang denda. Pembayaran
dan panitera dipimpin oleh Ketua Pengadilan.9 uang pengganti merupakan pidana tambahan,
Jaksa berperan dalam perkara perdata apabila sedangkan denda merupakan pidana pokok.
Negara atau Pemerintah menjadi salah satu Bahwa apabila memperhatikan 18 Undang-
pihaknya dan Jaksa diberikan kuasa untuk undang Nomor 31Tahun 1999, serta dalam
mewakili.10 penjelasan umum menyatakan : “Dalam rangka
Pada dasarnya, pelaksanaan putusan mencapai tujuan yang lebih efektif untuk
pengadilan diatur dalam BAB XIX Pasal 270 mencegah dan memberantas tindak pidana
sampai dengan Pasal 276 KUHAP. Putusan korupsi, Undang-undang ini memuat ketentuan
pengadilan yang dieksekusi merupakan putusan pidana yang berbeda dengan Undang-undang
pengadilan yang telah memperoleh hukum sebelumnya, yaitu menentukan ancaman
pidana minimum khusus, pidana denda yang
8 lebih tinggi, dan ancaman pidana mati yang
Lihat Pasal 30 Ayat (1), ibid.
9
Lihat Pasal 54 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun merupakan pemerataan pidana. Selain itu,
2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Undang-undang ini memuat juga pidana
10
Lihat Pasal 30 Ayat (2), Op.cit.
178
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
penjara bagi pelaku tindak pidana korupsi yang uang pengganti dengan alasan tidak
tidak dapat membayar pidana tambahan mempunyai harta benda lagi.13
berupa uang pengganti kerugian negara.” Bahwa adalah merupakan kewajiban
Namun disadari memang dalam prakteknya tersangka untuk melaporkan harta bendanya
pelaksanaan putusan pengadilan terhadap uang tersebut, agar supaya penyidik dapat
pengganti ternyata banyak mengalami masalah melaksanakan penyitaan harta benda yang ada
karena terpidana tidak mau membayar dan hubungannya dengan tindak pidan korupsi yang
lebih memilih pidana penjara pengganti atau dilakukan tersangka. Upaya penyitaan ini
tidak mampu membayar dengan alasan harta merupakan upaya paksa yang diatur dalam
bendanya sudah tidak ada lagi.11 Pasal 38, dan 39 Undang-Undang Nomor 31
Bahwa dalam proses penyelesaian Tahun 1999, Tentang tindak pidana korupsi);
pembayaran uang pengganti melalui a. Dalam hal terdakwa telah dipanggil
instrument pidana secara rinci dapat dijelaskan secara sah, dan tidak hadir di sidang
: pengadilan tanpa alasan yang sah maka
1. Tahap penyidikan (Pra Ajudikasi); perkara dapat diperiksa dan diputus
Tahap Pra Ajudikasi adalah dimana tahap- tanpa kehadirannya.
tahap sebelum masuk dalam proses pradilan b. Dalam hal terdakwa hadir pada sidang
dan tindakan aparat hukum untuk melakukan berikutnya sebelum putusan dijatuhkan,
penyelidikan dan penyidikan dengan tujuan maka terdakwa wajib diperiksa, dan
terpenuhinya Berita Acara Pemeriksaan. segala keterangan saksi dan surat-surat
Ajudikasi yaitu tahap lanjutan dari tahap Pra yang dibacakan dalam sidang
Ajudikasi setelah terpenuhinya BAP dan sebelumnya dianggap sebagai diucapkan
dilimpahkan ke Pengadilan dan penuntutan dalam sidang yang sekarang.
sampai pada putusan. c. Putusan yang dijatuhkan tanpa kehadiran
Dalam tahap ini adalah tahap menentukan terdakwa diumumkan oleh penuntut
keberhasilan dalam menghitung harta umum pada papan pengumuman
tersangka atau terdakwa. Tahap penyidikan, pengadilan, kantor Pemerintah Daerah,
penyidik mempunyai daya paksa baik itu atau diberitahukan kepada kuasanya.
penggeledahan dan penyitaan. (Pasal 28 d. Terdakwa atau kuasanya dapat
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, mengajukan banding atas putusan
Tentang tindak pidana korupsi); sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
“Untuk kepentingan penyisikan, tersangka e. Dalam hal terdakwa meninggal dunia
wajib memberikan keterangan tentang Seluruh sebelum putusan dijatuhkan dan
harta bendanya dan harta benda istri atau terdapat bukti yang cukup kuat bahwa
suami, anak, dan harta benda setiap orang atau yang bersangkutan telah melakukan
korporasi yang diketahui dan atau yang diduga tindak pidanan korupsi, maka hakim atas
mempunyai hubungan dengan tindak pidana tuntutan penuntut umum menetapkan
korupsi yang dilakukan tersangka.” perampasan barang-barang yang telah
Keterangan tentang seluruh harta disita.
kekayaannya tersangka, atau istri dan anak- f. Penetapan perampasan sebagaimana
anaknya ini akan sangat membantu didalam dimaksud dalam ayat (5) tidak dapat
penyelesaian pembayaran uang pengganti yang dimohonkan upaya banding.
dijatuhkan oleh pengadilan nantinya. 12 Hal ini g. Setiap orang yang berkepentingan dapat
penting karena sejak awal penyidikan sudah mengajukan keberatan kepada
dapat diketahui seluruh asset tersangka atau pengadilan yang telah menjatuhkan
harta benda terpidana, sehingga terpidana penetapan sebagaimana dimaksud dalam
tidak dapat lagi menghindari untuk membayar ayat (5), dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
Begitu juga dalam Pasal 39 disebutkan
11
Eli Laila Kholis, Pembayaran Uang Pengganti dalam bahwa Jaksa Agung mengkoordinasikan dan
perkara korupsi,.Jakarta : Solusi Publising, 2010, hal. 40.
12 13
Ibid. hal. 40. Ibid
179
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
mengendalikan Penyelidikan, penyidikan, dan pada tahap pelaksanaan putusan keadilan dan
penuntut tindak pidana korupsi yang dilakukan kepastian hukum ditegakkan.
bersama-sama oleh orang yang tunduk pada Terhadap putusan yang adil dan mencapai
Peradilan Umum dan Peradilan Militer. kepastian hukum adalah sangat penting karena
Terhadap barang rampasan tersebut yang menyangkut hal ini adalah soal kerugian
berasal dari penyitaan harus diperhitungkan keuangan Negara. Dimana menyangkut uang
terhadap uang pengganti yang dijatuhkan oleh Negara yang dirugikan harus dikembalikan
pengadilan. Hal ini penting untuk menjamin kepada Negara, karena Negara juga merupakan
keadilan hukum dan kepastian hukum, karena wujud dari rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat (2)
barang-barang yang disitu tersebut berasal dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
hasil tindak pidana korupsi yang telah dinikmati Perbendaharaan Negara yang dimaksud dengan
oleh terpidana. kerugian negara atau daerah adalah:
“kekurangan uang, surat berharga dan barang
2. Tahap penuntutan: yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat
Tahap penuntutan yang harus diperhatikan perbuatan melawan hukum baik sengaja
adalah soal pembuktian pada unsur-unsur pasal maupun lalai”.
yang didakwakan kepada terdakwa dan Berdasarkan pengertian diatas, dapat
pembuktian pada harta benda terdakwa. dikemukakan unsur-unsur dari kerugian negara
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun yaitu:15
1999, Tentang tindak pidana korupsi, 1. Kerugian negara merupakan
menggunakan dua system pembuktian, yaitu berkurangnya keuangan negara berupa
pembuktian terbalik yang terbatas dan uang, surat berharga, barang milik
berimbang dan yang kedua menerapkan system negara dari jumlah dan/atau nilai yang
pembuktian negative menurut Undang-undang. seharusnya.
Pembuktian terbalik adalah terdakwa 2. Kekurangan dalam keuangan negara
mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tersebut harus nyata dan pasti
tidak melakukan tindak pidana korupsi dan jumlahnya atau dengan perkataan lain
wajib memberikan keterangan terhadap kerugian tersebut benar-benar terjadi
seluruh harta bendanya dan harta benda dengan jumlah kerugian yang secara
istrinya atau suami, anak dan harta benda pasti dapat ditentukan besarnya,
setiap orang tau korporasi yang diketahui dan dengan demikian kerugian negara
atau diduga mempunyai hubungan dengan tersebut hanya merupakan indikasi
tindak pidana korupsi yang dilakukan.14 atau berupa potensi terjadinya
Bahwa dalam pembuktian negative dimana kerugian.
hakim dalam mengambil keputuan tentang 3. Kerugian tersebut akibat perbuatan
salah atau tidaknya seorang terdakwa terikat melawan hukum, baik sengaja maupun
oleh alat bukti yang ditentukan oleh undang- lalai, unsur melawan hukum harus
undang dan keyakinan hakim sendiri. Dalam dapat dibuktikan secara cermat dan
hatap penuntutan, jaksa harus menuntut secara tepat.
maksimal besarnya uang pengganti yang Dalam penjelasan umum atas Undang-
terbukti dalam persidangan kepada terdakwa, Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
harta yang diperoleh dari korupsi. dijelaskan mengenai keuangan negara adalah:
3. Tahap pelaksanaan Putusan Pengadilan. Seluruh kekayaan negara dalam bentuk
Terhadap hal ini merupakan akhir dari tahap apapun, yang dipisahkan atau yang tidak
penuntutan pidana. Pada tahap ini ditentutakn dipisahkan, termasuk di dalamnya segala
tentang kepastian hukum, artinya keberhasilan bagian kekayaan negara dan segala hak dan
atau terlaksananya proses peradilan dari kewajiban yang timbul karena:
penyidikan sampai dengan putusan pengadilan a. Berada dalam penguasaan, pengurusan
menjadi tidak bernilai atau berarti apabila dan pertanggungjawaban pejabat
putusan tersebut tidak dilaksanakan, karena
14 15
Ibid. hal. 42 Ibid,hal 43
180
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
181
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
Upaya ini telah memberikan hasil yaitu berupa hukum perdata untuk beracara hingga ke
pemasukkan ke kas Negara dari hasil Mahkamah Agung, dengan surat kuasa
pembayaran uang pengganti dari beberapa khusus.
terpidana yang telah ditetapkan jumlah
pembayaran uang penggantinya. B. Saran
1. Penyelesaian uang pengganti menurut
PENUTUP Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
A. Kesimpulan Tentang Tindak Pidana Korupsi
1. Penyelesaian uang pengganti menurut sebagaimana telah dirubah dengan
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
Tentang tindak pidana korupsi Tentang Tindak Pidana Korupsi, dalam
sebagaimana telah dirubah dengan pelaksanaannya terjadi problem bagi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jaksa dalam menghitung kerugian Negara
Tentang Tindak pidana Korupsi, adalah karena ketentuan tentang uang
salah satu cara untuk mengembalikan pengganti tidak lengkap sehingga perlu
kerugian negara yang hilang adalah perbaikan.
dengan memberikan pidana tambahan 2. Kedudukan lembaga kejaksaan dalam
berupa pembayaran uang pengganti. menyelesaikan tunggakan uang penganti,
Uang pengganti sebagai pidana memang sudah jelas kedudukannya,
tambahan dalam tindak pidana korupsi namun perlu dilengkapi dengan
harus dipahami sebagai bagian dari peningkatan sumber daya manusia guna
upaya pemidanaan terhadap mereka lebih professional menghitung kerugian
yang melanggar hukum. Jumlah uang Negara.
pengganti adalah kerugian negara yang
secara nyata dinikmati atau memperkaya DAFTAR PUSTAKA
terdakwa atau karena kausalitas Andi Abu Ayyub Saleh, Tanpa tahun.
tertentu, sehingga terdakwa Pertanggungjawaban Pidana Korporasi.
bertanggungjawab atas seluruh kerugian Bahan Kuliah (Teaching Materials) Mata
Negara. Kuliah Kejahatan Korporasi pada PPS (S2)
2. Kedudukan lembaga kejaksaan dalam Ilmu Hukum Unhas.
menyelesaikan tunggakan uang Andi Hamzah , 2001, Hukum Acara Pidana
penganti, menurut hukum jelas dapat Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
menuntut secara perdata karena Jaksa _______. 1994. Asas-asas Hukum Pidana. PT.
dapat mewakili negara atau pemerintah Rineka Cipta. Jakarta.
RI, baik di pengadilan (litigasi) maupun di _______. 1991. Hukum Pidana Ekonomi.
luar pengadilan (non litigasi); termasuk Erlangga : Jakarta.
antara lain upaya untuk Andi Abu Ayyub Saleh, Tanpa tahun.
menyelamatkan/mengembalikan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi.
kerugian keuangan negara melalui Bahan Kuliah (Teaching Materials) Mata
pengajuan gugatan perdata oleh Jaksa Kuliah Kejahatan Korporasi pada PPS (S2)
Pengacara Negara (JPN). Artinya di Ilmu Hukum Unhas. Halaman 18.
bidang perdata dan tata usaha negara, Achmad Ali ,1998 Menjelajah Kajian Empiris
kejaksaan dengan kuasa khusus dapat Terhadap Hukum, Yarsif Watampone,
bertindak baik di dalam maupun di luar Jakarta.
pengadilan untuk dan atas nama negara ________, 1996, Menguak Tabir Hukum,
atau pemerintah.” Dengan demikian Chandra Pratama, Jakarta.
dapat dikatakan bahwa Jaksa Di bidang _______, 1990. Mengembara di Belantara
Perdata dan Jaksa di bidang Tata Usaha Hukum. Lembaga Penerbitan Universitas
Negara, yang bertindak untuk dan atas Hasanuddin, Ujung Pandang
nama Negara atau Pemerintah boleh (Makassar).Adnan Topan Husodo, anggota
bertindak di dalam maupun di luar Badan Pekerja Indonesia Corruption
pengadilan termaksud dalam lapangan Watch, Koran Tempo, 18 Juli 2009Adrian
182
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
Sutedi, 2008, Aspek Hukum Pengadaan Hadari nawawi. 1989. Pengawasan Melekat di
Barang dan Jasa, dan berbagai Lingkungan Aparatur Pemerintah.
Permasalahannya, Sinar Grafika. Erlangga Sinar Grafika : Jakarta.
AF Elly Erawati dkk (ed), 1993, Percikan Hermien Hadiati Koeswadji, 1995.
Gagasan tentang Hukum II, Citra Aditya Perkembangan Macam-Macam Pidana
Bhakti, Bandung. dalam Rangka Pembangunan Hukum
A.S. Homby, 2000, Oxford Advenced Leaner’s Pidana. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Dictionary, Sixth Edition, Oxford University IGM Nurdjana. 2010. Sistem Hukum Pidana dan
Press, New York. Bahaya Laten, Perspektif Tegaknya
Bagir Manan. 2009. Menegakkan Hukum Suatu Keadilan Melawan Mafia Hukum. Pustaka
Pencarian. AAI. Jakarta Pelajar
Barda Nawawi Arief, 2002, Perbandingan Jur Andi Hamzah. 2009. Pemberantasan Korupsi
Hukum Pidana, RajaGrafindo Persada, Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Jakarta. Internasional. RajaGrafindo. Jakarta
________, 2002, Kapita selekta hukum
pidana,PT. Citra Aditya Bakti, Semarang . Leden Marpaung ,2001, Tindak Pidana Korupsi,
_______. 1996. Bunga Rampai Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan,
Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti : Djambatan, Jakarta.
Bandung. Lilik Mulyadi, 2000, Tindak Pidana Korupsi,
_______.2008. Masalah Penegakan Hukum dan Tinjauan Khusus Terhadap Proses
Kebijakan Hukum Pidana dalam Penyidikan, Penuntutan, Peradilan serta
Penanggulangan Kejahatan. Prenada Upaya Hukumnya Menurut Undang-
Media Group Undang No. 31 Tahun 1999), Citra Aditya
Bernard Arief Sidarta, 1999, Refleksi tentang Bhakti, Bandung.
Struktur Ilmu Hukum, Mandar Maju, Marwan Effendy, Kejaksaan Republik Indonesia,
Bandung. Posisi dan Fungsinya dari Perspektif
Bryan A. Garner (Ed), 1999, Black’s Law Hukum, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Dictionary, Seventh Edition, West Grup, St. Utama, 2005)hal 136.
Paul Minnesotta. Moeljatno, 1993, Asas-asas Hukum Pidana,
Budihardjo Hardjowiyono, Hayic Muhammad. Rineka Cipta, Jakarta.
2007. Toolkit Anti Korupsi Bidang Muhammad Djafar, 2008, Hukum Keuangan
Pengadaan barang dan Jasa. Negara, Rajawali Pers, Jakarta.
CBI Academy. 2007. Anti-Corruption Laws in Muladi. 2004. Lembaga Pidana Bersyarat. P.T.
India. Ghaziabad: Law Publications Alumni. Bandung.
Yogi Suwarno dan Deny Junanto (Ketua Tim Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1992, Teori-
Peneliti), A. Rina Herawati, Widhi teori dan kebijakan Pidana, Alumni,
Novianto, Dadan Sidqul Anwar dan Evy Bandung.
Trisulo,(Anggota Tim Peneliti).Komisi Nazir, 1988, Metode Penelitian, Ghalia
Pemberantasan Korupsi. 2006. Indonesia, Jakarta
Didi Irawadi Syamsuddin ,2002, Melindungi Romly Atmasasmita, 2004, Strategi dan
Saksi Kasus Korupsi, Makalah, Jakarta. kebijakan Pemberantasan Korupsi Pasca-
Eggy Sujana. 2008. Republik Tanpa KPK Konvensi PBB Menentang Korups 2003,
Koruptor Harus Mati. JP Books. Jakarta Makalah disampaikan dalam diskusi Panel
Eli Laila Kholis, Pembayaran Uang Pengganti ”Menjelang Pengadilan Antikorupsi di
dalam perkara korupsi,.Jakarta : Solusi Indonesia”, diselenggarakan oleh British
Publising, 2010. Council, 15-16 September, di Jakarta.
Ferdinandus, Lefianna Hartati. 2006. Korupsi Ronny Hanitijo Soemitro, 1983, Metodologi
dan Permasalahannya: Singapura Sebagai Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia,
Studi Kasus. Singapura: KBRI.www. Jakarta.
hukumonline.com. Akses tanggal 1 Maret Saldi Isra dan Eddy O.S. Hiariej, 2009, Perspektif
2010. Hukum Pemberantasan Korupsi di
183
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018
184