Anda di halaman 1dari 10

Lex Crimen Vol. VII/No.

10/Des/2018

PENYELESAIAN UANG PENGGANTI negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 bertindak baik di dalam maupun di luar
TAHUN 1999 TENTANG TINDAK PIDANA pengadilan untuk dan atas nama negara atau
KORUPSI SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH pemerintah.” Dengan demikian dapat dikatakan
DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 20 bahwa Jaksa Di bidang Perdata dan Jaksa di
TAHUN 2001 TENTANG TINDAK PIDANA bidang Tata Usaha Negara, yang bertindak
KORUPSI1 untuk dan atas nama Negara atau Pemerintah
Oleh : Abraham Kevin Lawalata Dandel2 boleh bertindak di dalam maupun di luar
pengadilan termaksud dalam lapangan hukum
ABSTRAK perdata untuk beracara hingga ke Mahkamah
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Agung, dengan surat kuasa khusus.
mengetahui bagaimana kedudukan lembaga Kata kunci: korupsi; uang pengganti;
kejaksaan dalam menyelesaikan tunggakan
uang penganti dalam tindak pidana korupsi dan PENDAHULUAN
bagaimana penyelesaian uang pengganti A. Latar Belakang
menurut Undang-undang Nomor 31 Tahun Berkaitan dengan pembayaran uang
1999 Tentang tindak pidana korupsi pengganti dilakukan sebagai pidana tambahan
sebagaimana telah dirubah dengan Undang- saat diputuskan oleh pengadilan kepada
Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Tindak pelaku tindak pidana korupsi. Hal ini adalah
pidana Korupsi, yang dengan metode penelitian dalam upaya bagaimana mengembalikan
hukum normatif disimpulkan: 1. Penyelesaian kerugian keuangan negara yang diakibatkan
uang pengganti menurut Undang-undang oleh tindak pidana korupsi oleh seseorang.
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang tindak pidana Uang penganti dalam tindak pidana korupsi
korupsi sebagaimana telah dirubah dengan adalah merupakan sejumlah uang yang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang dibebankan kepada pelaku atau koruptor tindak
Tindak pidana Korupsi, adalah salah satu cara pidana korupsi dengan jumlah uang yang
untuk mengembalikan kerugian negara yang pernah dikorupsi yang jumlahnya sebanyak-
hilang adalah dengan memberikan pidana banyaknya sama dengan harta benda yang
tambahan berupa pembayaran uang pengganti. diperoleh dari korupsi tersebut, maka pidana
Uang pengganti sebagai pidana tambahan tambahan pembayaran uang pengganti perlu
dalam tindak pidana korupsi harus dipahami dituntut dan diputuskan pada setiap kasus
sebagai bagian dari upaya pemidanaan tindak pidana korupsi sebagai salah satu upaya
terhadap mereka yang melanggar hukum. dari aparat penegak hukum untuk
Jumlah uang pengganti adalah kerugian negara mengembalikan kerugian keuangan negara,
yang secara nyata dinikmati atau memperkaya dalam hal ini lembaga kejaksaan.
terdakwa atau karena kausalitas tertentu,
sehingga terdakwa bertanggungjawab atas B. Perumusan Masalah
seluruh kerugian Negara. 2. Kedudukan 1. Bagaimana kedudukan lembaga
lembaga kejaksaan dalam menyelesaikan kejaksaan dalam menyelesaikan
tunggakan uang penganti, menurut hukum jelas tunggakan uang penganti dalam tindak
dapat menuntut secara perdata karena Jaksa pidana korupsi?
dapat mewakili negara atau pemerintah RI, 2. Bagaimana penyelesaian uang pengganti
baik di pengadilan (litigasi) maupun di luar menurut Undang-undang Nomor 31
pengadilan (non litigasi); termasuk antara lain Tahun 1999 Tentang tindak pidana
upaya untuk menyelamatkan/mengembalikan korupsi sebagaimana telah dirubah
kerugian keuangan negara melalui pengajuan dengan Undang-Undang Nomor 20
gugatan perdata oleh Jaksa Pengacara Negara Tahun 2001 Tentang Tindak pidana
(JPN). Artinya di bidang perdata dan tata usaha Korupsi?.

1 C. Metode Penelitian
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Frans Maramis, SH.,
MH; Tonny Rompis, SH., MH Penelitian ini adalah penelitian normatif
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. yuridis dengan tipe deskriptif analitik yang
15071101138

175
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

bertujuan menggambarkan terhadap masalah penerapan sanksi pidana yang merupakan


yang diteliti. sangsi terakhir dalam penegakan hukum.
Pengertian Pasif juga seperti diisyaratkan
PEMBAHASAN pada pasal 30 ayat (2) undang-undang Nomor
A. Kedudukan lembaga kejaksaan dalam 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik
menyelesaikan tunggakan uang penganti Indonesia, dimana kejaksaan baru bisa
dalam tindak pidana korupsi. bertindak dalam bidang perdata bila mendapat
Pasal 30 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 surat kuasa khusus, dalam hal ini surat kuasa
Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI yang khusus merujuk pada penyelesaian pada jalur
menentukan bahwa di bidang perdata dan tata litigasi maupun jalur non-litigasi. Artinya Jaksa
usaha negara Kejaksaan dapat mewakili negara tidak serta merta bertindak untuk melakukan
atau pemerintah RI, baik di pengadilan (litigasi) penegakan hukum tanpa melalui prosudur
maupun di luar pengadilan (non litigasi); Surat Kuasa Khusus dari Pihak Kejasaan.5
termasuk antara lain upaya untuk Berdasarkan pasal 30 ayat (2) UU Kejaksaan
menyelamatkan/mengembalikan kerugian Nomor 16 tahun 2004, jaksa pengacara negara
keuangan negara melalui pengajuan gugatan mempunyai tugas dalam melakukan tindakan
perdata oleh Jaksa Pengacara Negara (JPN).3 hukum didalam maupun di luar pengadilan
Bahwa bunyi dari Pasal 30 Ayat (2) mewakili kepentingan keperdataan negara,
disebutkan : Di bidang perdata dan tata usaha pemerintah dan masayarakat berdasarkan
negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat jabatan maupun kuasa khusus. Jadi dalam
bertindak baik di dalam maupun di luar membela kepentingan masyarakat kejaksaan
pengadilan untuk dan atas nama negara atau dapat bertindak karena;
pemerintah.” 1. Jabatan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 2. Kuasa khusus.
Jaksa Di bidang Perdata dan Jaksa di bidang Atas kuasa surat kuasa khusus kejaksaan
Tata Usaha Negara, yang bertindak untuk dan dapat bertindak didalam bidang perdata untuk
atas nama Negara atau Pemerintah boleh dan atas nama masyarakat, sepintas kondisi
bertindak di dalam maupun di luar pengadilan seperti ini tidak memungkinkan satu per satu
termaksud dalam lapangan hukum perdata masyarakat menyerahkan surat kuasa
untuk beracara hingga ke Mahkamah Agung, khususnya kepada kejaksaan, kondisi seperti ini
tetapi dalam pasal 30 ayat (2) undang-undang terakomodasi oleh konsep class action/ gugatan
kejaksaan di jelaskan juga jaksa harus dengan perwakilan kelompok. Suatu tata cara
surat kuasa khusus.4 pengajuan gugatan, dalam mana satu orang
Bahwa dengan demikian Kejaksaan dapat atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan
memberikan wewenang untuk para jaksa gugatan untuk diri atau diri mereka sendiri dan
menguggat secara perdata, guna untuk dapat sekaligus mewakili kelompok orang yang
menyelamatkan kekayaan negara dari tindak jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan
pidana korupsi yang telah merugikan keuangan fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok
Negara. Memang disadari bahwa kedudukan dan anggota kelompok dimaksud.6
jaksa dalam hal ini sifatnya pasif karena Terhadap surat kuasa khusus Menurut
berinisiatif mengugat artinya proses masih Peraturan Jaksa Agung RI Nomor
berlangsung secara perdata lewat pengadilan, 40/A/JA/12/2010 tentang standar operasi
hanya dibekali dengan surat kuasa berbeda prosedur (SOP) tugas , fungsi dan wewenang
dengan menyelamatkan kekayaan negara perdata dan tata usaha negara pasal 3 huruf (a)
bersifat pidana hal ini bersifat aktif, karena di “ Bantuan hukum adalah tugas jaksa
berikan wewenang untuk bertindak secara pengacara negara dalam perkara perdata
individual untuk menuntut tersangka, yang maupun tata usaha negara untuk Pasal 1 huruf
dalam asas ultimum remidium, yang artinya a PERMA No.1/2002 tentang gugatan kelompok

3 5
Marwan Effendy, Kejaksaan Republik Indonesia, Posisi Muladi. 2004. Lembaga Pidana Bersyarat. P.T. Alumni.
dan Fungsinya dari Perspektif Hukum, (Jakarta: PT. Bandung,hal 56
6
Gramedia Pustaka Utama, 2005), hal. 136. Pasal 1 huruf a PERMA No.1/2002 tentang gugatan
4
Ibid kelompok / class action

176
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

/ class action, mewakili lembaga negara, terpidana dimana tindak pidana


instansi pemerintah pusat/daerah, korupsi dilakukan, begitu pula harga
BUMN/BUMD, berdasarkan surat kuasa khusus, dari barang yang menggantikan
baik sebagai penggugat maupun terguggat yang barang-barang tersebut;
dilakukan secara litigasi maupun nonlitigasi.” b. Pembayaran uang pengganti yang
Bahwa dalam penyelesaian uang pengganti jumlahnya sebanyak-banyaknya
sebagai pidana tambahan jelas bahwa Jaksa sama dengan harta benda yang
mempunyai kewenagan untuk dapat diperoleh dari tindak pidana korupsi;
melakukan penyidikan penuntutan dan c. Penutup sekuruhnya atau sebagian
melaksanakan putusan pengadilan. perusahaan untuk waktu paling lama
1 (satu) tahun;
B. Penyelesaian uang pengganti menurut d. Pencabutan seluruh atau sebagian
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 hak-hak tertentu atau penghapusan
Tentang tindak pidana korupsi seluruh atau sebagain keuntungan
sebagaimana telah dirubah dengan tertentu, yang telah atau dapat
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 diberikan oleh pemerintah kepada
Tentang Tindak pidana Korupsi. terpidana.
Salah satu cara untuk mengembalikan (2) Jika terpidana tidak membayar uang
kerugian negara yang hilang adalah dengan pengganti sebagaimana dimaksud
memberikan pidana tambahan berupa dalam Ayat (1) huruf b paling lama
pembayaran uang pengganti. Uang pengganti dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah
sebagai pidana tambahan dalam tindak pidana putusan pengadilan yang telah
korupsi harus dipahami sebagai bagian dari memperoleh kekuatan hukum tetap,
upaya pemidanaan terhadap mereka yang maka harta bendanya dapat disita oleh
melanggar hukum. Jumlah uang pengganti jaksa dan dilelang untuk menutupi uang
adalah kerugian negara yang secara nyata pengganti tersebut.
dinikmati atau memperkaya terdakwa atau (3) Dalam hal terpidana tidak mempunyai
karena kausalitas tertentu, sehingga terdakwa harta benda mencukupi untuk
bertanggungjawab atas seluruh kerugian membayar uang pengganti
negara.7 sebagaimana yang dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Ayat (1) huruf b, maka dipidana dengan
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pidana penjara yang lamanya tidak
berbunyi sebagai berikut: Pasal 17 : Selain melebihi ancaman maksimum dari
dapat dijatuhi pidana sebagaimana dimaksud pidana pokoknya sesuai dengan
dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai dengan ketentuan dari Undang-Undang ini dan
Pasal 14, terdakwa dapat dijatuhi pidana lamanya pidana tersebut sudah
tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ditentukan dalam putusan pengadilan.
18. Berdasarkan Pasal 18 Ayat (1) Undang-
Pasal 18 Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
(1) Selain pidana tambahan sebagaimana Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, definisi
dimaksud dalam Kitab Undang-Undang mengenai uang pengganti adalah pembayaran
Hukum Pidana, sebagai pidana uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-
tambahan: banyaknya sama dengan harta benda yang
a. Perampasan barang bergerak yang diperoleh dari tindak pidana korupsi. Untuk
berwujud atau tidak berwujud atau dapat menentukan dan membuktikan berapa
barang tidak bergerak yang sebenarnya jumlah harta benda yang diperoleh
digunakan untuk atau yang terpidana dari tindak pidana korupsi jangan
diperoleh dari tindak pidana korupsi hanya ditafsirkan harta benda yang masih
termasuk perusahaan milik dikuasai oleh terpidana pada saat jatuhnya
putusan pengadilan tetapi juga harta hasil
7
Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1992, Teori-teori dan korupsi yang pada waktu pembacaan putusan
kebijakan Pidana, Alumni, Bandung,hal 16 sudah dialihkan terdakwa kepada orang lain.

177
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

Kejaksaan sebagai salah satu lemabaga tetap (Inkracht van gewijsde). Menurut teoritik
penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dan praktik suatu putusan pengadilan telah
dalam menegakkan supremasi hukum, berkekuatan hukum tetap apabila terdakwa
perlindungan kepentingan umum, penegakan dan penuntut umum telah menerima putusan.
hak asasi manusia, serta pemberantasan Selanjutnya, pelaksanaan putusan pengadilan
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dibidang yang telah berkekuatan hukum tetap
pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan dilaksanakan oleh Jaksa (Pasal 270 KUHAP,
wewenang:8 Pasal 33 Ayat (1) UU No. 4 Tahun 2004, Pasal 27
a. Melakukan penuntutan; Ayat (1) huruf b UU No. 16 Tahun 2004 tentang
b. Melaksanakan penetapan hakim dan Kejaksaan Republik Indonesia) dengan
putusan pengadilan yang telah menggunakan sarana administrasi berupa surat
mempunyai kekuatan hukum tetap; perintah pelaksanaan putusan pengadilan (P-
c. Melakukan pengawasan terhadap 48).
pelaksanaan putusan pidana bersyarat, Pada kasus tindak pidana korupsi, tata cara
putusan pidana pengawasan, dan pelaksanaan putusan pengadilan yang paling
keputusan lepas bersyarat; tepat yaitu pada Pasal 273 KUHAP dan Pasal
d. Melakukan penyidikan terhadap tindak 274 KUHAP sebab berintikan pada kerugian
pidana tertentu berdasarkan undang- negara yang harus diganti oleh terdakwa kasus
undang; dan tindak pidana korupsi. Pada kasus tindak pidana
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan korupsi dikenal juga adanya uang pengganti
untuk itu dapat melakukan pemeriksaan yang terdapat pada Pasal 18 Ayat (1) huruf b
tambahan sebelum dilimpahkan ke UU No. 20 Tahun 2001 bahwa setiap orang
Pengadilan yang dalam pelaksanaannya yang menjadi terdakwa dalam kasus tindak
dikordinasikan dengan penyidik. pidana korupsi selain mendapat pidana
Dibidang perdata dan tata usaha negara, kurungan dan pidana denda juga harus ada
Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat uang penggantinya sebagai ganti kerugian
bertindak baik di dalam maupun di luar negara atas kekayaan negara yang telah habis
pengadilan untuk dan atas nama negara atau dipakai oleh terdakwa. Sama halnya dengan
pemerintah. pidana denda, terpidana diberi tenggang waktu
Dalam Pasal 30 Ayat (1) UU Nomor 16 Tahun paling lama 1 (satu) bulan sesudah putusan
2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
menyatakan bahwa tugas dan wewenang jaksa hukum tetap. Terhadap tenggang waktu
adalah sebagai penuntut umum dan pelaksana pembayaran uang pengganti, tidak seperti
(eksekutor) putusan pengadilan yang terlah halnya jaksa dapat memperpanjang tenggang
berkekuatan hukum tetap dalam perkara waktu pembayaran denda, yaitu yang
pidana. Sedangkan dalam perkara perdata, ditentukan dalam Pasal 273 Ayat (2) KUHAP,
sebagai pelaksana putusan pengadilan yang karena pembayaran uang pengganti berbeda
telah berkekuatan hukum tetap adalah juru sita dengan pembayaran uang denda. Pembayaran
dan panitera dipimpin oleh Ketua Pengadilan.9 uang pengganti merupakan pidana tambahan,
Jaksa berperan dalam perkara perdata apabila sedangkan denda merupakan pidana pokok.
Negara atau Pemerintah menjadi salah satu Bahwa apabila memperhatikan 18 Undang-
pihaknya dan Jaksa diberikan kuasa untuk undang Nomor 31Tahun 1999, serta dalam
mewakili.10 penjelasan umum menyatakan : “Dalam rangka
Pada dasarnya, pelaksanaan putusan mencapai tujuan yang lebih efektif untuk
pengadilan diatur dalam BAB XIX Pasal 270 mencegah dan memberantas tindak pidana
sampai dengan Pasal 276 KUHAP. Putusan korupsi, Undang-undang ini memuat ketentuan
pengadilan yang dieksekusi merupakan putusan pidana yang berbeda dengan Undang-undang
pengadilan yang telah memperoleh hukum sebelumnya, yaitu menentukan ancaman
pidana minimum khusus, pidana denda yang
8 lebih tinggi, dan ancaman pidana mati yang
Lihat Pasal 30 Ayat (1), ibid.
9
Lihat Pasal 54 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun merupakan pemerataan pidana. Selain itu,
2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Undang-undang ini memuat juga pidana
10
Lihat Pasal 30 Ayat (2), Op.cit.

178
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

penjara bagi pelaku tindak pidana korupsi yang uang pengganti dengan alasan tidak
tidak dapat membayar pidana tambahan mempunyai harta benda lagi.13
berupa uang pengganti kerugian negara.” Bahwa adalah merupakan kewajiban
Namun disadari memang dalam prakteknya tersangka untuk melaporkan harta bendanya
pelaksanaan putusan pengadilan terhadap uang tersebut, agar supaya penyidik dapat
pengganti ternyata banyak mengalami masalah melaksanakan penyitaan harta benda yang ada
karena terpidana tidak mau membayar dan hubungannya dengan tindak pidan korupsi yang
lebih memilih pidana penjara pengganti atau dilakukan tersangka. Upaya penyitaan ini
tidak mampu membayar dengan alasan harta merupakan upaya paksa yang diatur dalam
bendanya sudah tidak ada lagi.11 Pasal 38, dan 39 Undang-Undang Nomor 31
Bahwa dalam proses penyelesaian Tahun 1999, Tentang tindak pidana korupsi);
pembayaran uang pengganti melalui a. Dalam hal terdakwa telah dipanggil
instrument pidana secara rinci dapat dijelaskan secara sah, dan tidak hadir di sidang
: pengadilan tanpa alasan yang sah maka
1. Tahap penyidikan (Pra Ajudikasi); perkara dapat diperiksa dan diputus
Tahap Pra Ajudikasi adalah dimana tahap- tanpa kehadirannya.
tahap sebelum masuk dalam proses pradilan b. Dalam hal terdakwa hadir pada sidang
dan tindakan aparat hukum untuk melakukan berikutnya sebelum putusan dijatuhkan,
penyelidikan dan penyidikan dengan tujuan maka terdakwa wajib diperiksa, dan
terpenuhinya Berita Acara Pemeriksaan. segala keterangan saksi dan surat-surat
Ajudikasi yaitu tahap lanjutan dari tahap Pra yang dibacakan dalam sidang
Ajudikasi setelah terpenuhinya BAP dan sebelumnya dianggap sebagai diucapkan
dilimpahkan ke Pengadilan dan penuntutan dalam sidang yang sekarang.
sampai pada putusan. c. Putusan yang dijatuhkan tanpa kehadiran
Dalam tahap ini adalah tahap menentukan terdakwa diumumkan oleh penuntut
keberhasilan dalam menghitung harta umum pada papan pengumuman
tersangka atau terdakwa. Tahap penyidikan, pengadilan, kantor Pemerintah Daerah,
penyidik mempunyai daya paksa baik itu atau diberitahukan kepada kuasanya.
penggeledahan dan penyitaan. (Pasal 28 d. Terdakwa atau kuasanya dapat
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, mengajukan banding atas putusan
Tentang tindak pidana korupsi); sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
“Untuk kepentingan penyisikan, tersangka e. Dalam hal terdakwa meninggal dunia
wajib memberikan keterangan tentang Seluruh sebelum putusan dijatuhkan dan
harta bendanya dan harta benda istri atau terdapat bukti yang cukup kuat bahwa
suami, anak, dan harta benda setiap orang atau yang bersangkutan telah melakukan
korporasi yang diketahui dan atau yang diduga tindak pidanan korupsi, maka hakim atas
mempunyai hubungan dengan tindak pidana tuntutan penuntut umum menetapkan
korupsi yang dilakukan tersangka.” perampasan barang-barang yang telah
Keterangan tentang seluruh harta disita.
kekayaannya tersangka, atau istri dan anak- f. Penetapan perampasan sebagaimana
anaknya ini akan sangat membantu didalam dimaksud dalam ayat (5) tidak dapat
penyelesaian pembayaran uang pengganti yang dimohonkan upaya banding.
dijatuhkan oleh pengadilan nantinya. 12 Hal ini g. Setiap orang yang berkepentingan dapat
penting karena sejak awal penyidikan sudah mengajukan keberatan kepada
dapat diketahui seluruh asset tersangka atau pengadilan yang telah menjatuhkan
harta benda terpidana, sehingga terpidana penetapan sebagaimana dimaksud dalam
tidak dapat lagi menghindari untuk membayar ayat (5), dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
Begitu juga dalam Pasal 39 disebutkan
11
Eli Laila Kholis, Pembayaran Uang Pengganti dalam bahwa Jaksa Agung mengkoordinasikan dan
perkara korupsi,.Jakarta : Solusi Publising, 2010, hal. 40.
12 13
Ibid. hal. 40. Ibid

179
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

mengendalikan Penyelidikan, penyidikan, dan pada tahap pelaksanaan putusan keadilan dan
penuntut tindak pidana korupsi yang dilakukan kepastian hukum ditegakkan.
bersama-sama oleh orang yang tunduk pada Terhadap putusan yang adil dan mencapai
Peradilan Umum dan Peradilan Militer. kepastian hukum adalah sangat penting karena
Terhadap barang rampasan tersebut yang menyangkut hal ini adalah soal kerugian
berasal dari penyitaan harus diperhitungkan keuangan Negara. Dimana menyangkut uang
terhadap uang pengganti yang dijatuhkan oleh Negara yang dirugikan harus dikembalikan
pengadilan. Hal ini penting untuk menjamin kepada Negara, karena Negara juga merupakan
keadilan hukum dan kepastian hukum, karena wujud dari rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat (2)
barang-barang yang disitu tersebut berasal dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
hasil tindak pidana korupsi yang telah dinikmati Perbendaharaan Negara yang dimaksud dengan
oleh terpidana. kerugian negara atau daerah adalah:
“kekurangan uang, surat berharga dan barang
2. Tahap penuntutan: yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat
Tahap penuntutan yang harus diperhatikan perbuatan melawan hukum baik sengaja
adalah soal pembuktian pada unsur-unsur pasal maupun lalai”.
yang didakwakan kepada terdakwa dan Berdasarkan pengertian diatas, dapat
pembuktian pada harta benda terdakwa. dikemukakan unsur-unsur dari kerugian negara
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun yaitu:15
1999, Tentang tindak pidana korupsi, 1. Kerugian negara merupakan
menggunakan dua system pembuktian, yaitu berkurangnya keuangan negara berupa
pembuktian terbalik yang terbatas dan uang, surat berharga, barang milik
berimbang dan yang kedua menerapkan system negara dari jumlah dan/atau nilai yang
pembuktian negative menurut Undang-undang. seharusnya.
Pembuktian terbalik adalah terdakwa 2. Kekurangan dalam keuangan negara
mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tersebut harus nyata dan pasti
tidak melakukan tindak pidana korupsi dan jumlahnya atau dengan perkataan lain
wajib memberikan keterangan terhadap kerugian tersebut benar-benar terjadi
seluruh harta bendanya dan harta benda dengan jumlah kerugian yang secara
istrinya atau suami, anak dan harta benda pasti dapat ditentukan besarnya,
setiap orang tau korporasi yang diketahui dan dengan demikian kerugian negara
atau diduga mempunyai hubungan dengan tersebut hanya merupakan indikasi
tindak pidana korupsi yang dilakukan.14 atau berupa potensi terjadinya
Bahwa dalam pembuktian negative dimana kerugian.
hakim dalam mengambil keputuan tentang 3. Kerugian tersebut akibat perbuatan
salah atau tidaknya seorang terdakwa terikat melawan hukum, baik sengaja maupun
oleh alat bukti yang ditentukan oleh undang- lalai, unsur melawan hukum harus
undang dan keyakinan hakim sendiri. Dalam dapat dibuktikan secara cermat dan
hatap penuntutan, jaksa harus menuntut secara tepat.
maksimal besarnya uang pengganti yang Dalam penjelasan umum atas Undang-
terbukti dalam persidangan kepada terdakwa, Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
harta yang diperoleh dari korupsi. dijelaskan mengenai keuangan negara adalah:
3. Tahap pelaksanaan Putusan Pengadilan. Seluruh kekayaan negara dalam bentuk
Terhadap hal ini merupakan akhir dari tahap apapun, yang dipisahkan atau yang tidak
penuntutan pidana. Pada tahap ini ditentutakn dipisahkan, termasuk di dalamnya segala
tentang kepastian hukum, artinya keberhasilan bagian kekayaan negara dan segala hak dan
atau terlaksananya proses peradilan dari kewajiban yang timbul karena:
penyidikan sampai dengan putusan pengadilan a. Berada dalam penguasaan, pengurusan
menjadi tidak bernilai atau berarti apabila dan pertanggungjawaban pejabat
putusan tersebut tidak dilaksanakan, karena
14 15
Ibid. hal. 42 Ibid,hal 43

180
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

lembaga negara baik di tingkat pusat b. Pembayaran uang pengganti yang


maupun di daerah. jumlahnya sebanyak-banyaknya sama
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan dengan harta benda yang diperoleh
dan pertanggungjawaban Badan Usaha dari tindak pidana korupsi;
Milik Negara/Daerah, yayasan, badan c. Penutup seluruhnya atau sebagian
hukum dan perusahaan yang perusahaan untuk waktu paling lama
menyertakan modal negara, atau 1 (satu) tahun;
perusahaan yang menyertakan modal d. Pencabutan seluruh atau sebagian
pihak ketiga berdasarkan perjanjian hak-hak tertentu atau penghapusan
dengan negara, sedangkan yang seluruh atau sebagain keuntungan
dimaksud dengan perekonomian negara tertentu, yang telah atau dapat
adalah kehidupan perekonomian yang diberikan oleh pemerintah kepada
disusun sebagai usaha bersama terpidana.
berdasarkan asas kekeluargaan maupun (2) Jika terpidana tidak membayar uang
usaha masyarakat secara mandiri yang pengganti sebagaimana dimaksud
didasarkan pada kebijakan pemerintah, dalam Ayat (1) huruf b paling lama
baik ditingkat pusat maupun di tingkat dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah
daerah sesuai dengan ketentuan putusan pengadilan yang telah
peraturan perundang-undangan yang memperoleh kekuatan hukum tetap,
berlaku yang bertujuan memberikan maka harta bendanya dapat disita oleh
manfaat, kemakmuran, dan jaksa dan dilelang untuk menutupi uang
kesejahteraan kepada seluruh kehidupan pengganti tersebut.
rakyat. (3) Dalam hal terpidana tidak mempunyai
harta benda mencukupi untuk
Bahwa dengan demikian akibat adanya membayar uang pengganti
kerugian Negara yang dilakukan oleh tersangka, sebagaimana yang dimaksud dalam
terdakwa atau terpidana sehingga Undang- Ayat (1) huruf b, maka dipidana dengan
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pidana penjara yang lamanya tidak
Pemberantasan tindak Pidana Korupsi melebihi ancaman maksimum dari
memberikan penegsan bahwa : pidana pokoknya sesuai dengan
Pasal 17 ketentuan dari Undang-Undang ini dan
Selain dapat dijatuhi pidana sebagaimana lamanya pidana tersebut sudah
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai ditentukan dalam putusan pengadilan.
dengan Pasal 14, terdakwa dapat dijatuhi Berdasarkan ketentuan tersebut bahwa
pidana tambahan sebagaimana dimaksud sangat jelas Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang
dalam Pasal 18. Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, definisi mengenai uang
Pasal 18 pengganti adalah pembayaran uang pegganti
(1) Selain pidana tambahan sebagaimana yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama
dimaksud dalam Kitab Undang-Undang dengan harta benda yang diperoleh dari tindak
Hukum Pidana, sebagai pidana pidana korupsi. Untuk dapat menentukan dan
tambahan: membuktikan berapa sebenarnya jumlah harta
a. Perampasan barang bergerak yang benda yang diperoleh terpidana dari tindak
berwujud atau tidak berwujud atau pidana korupsi jangan hanya ditafsirkan harta
barang tidak bergerak yang digunakan benda yang masih dikuasai oleh terpidana pada
untuk atau yang diperoleh dari tindak saat jatuhnya putusan pengadilan tetapi juga
pidana korupsi termasuk perusahaan harta hasil korupsi yang pada waktu
milik terpidana dimana tindak pidana pembacaan putusan sudah dialihkan terdakwa
korupsi dilakukan, begitu pula harga kepada orang lain. Terhadap hal tersebut jelas
dari barang yang menggantikan bahwa mengembalikan kerugian Negara yang
barang-barang tersebut; hilang tersebut dengan memberikan pidana
tambahan berupa pembayaran uang pengganti.

181
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

Upaya ini telah memberikan hasil yaitu berupa hukum perdata untuk beracara hingga ke
pemasukkan ke kas Negara dari hasil Mahkamah Agung, dengan surat kuasa
pembayaran uang pengganti dari beberapa khusus.
terpidana yang telah ditetapkan jumlah
pembayaran uang penggantinya. B. Saran
1. Penyelesaian uang pengganti menurut
PENUTUP Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
A. Kesimpulan Tentang Tindak Pidana Korupsi
1. Penyelesaian uang pengganti menurut sebagaimana telah dirubah dengan
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
Tentang tindak pidana korupsi Tentang Tindak Pidana Korupsi, dalam
sebagaimana telah dirubah dengan pelaksanaannya terjadi problem bagi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jaksa dalam menghitung kerugian Negara
Tentang Tindak pidana Korupsi, adalah karena ketentuan tentang uang
salah satu cara untuk mengembalikan pengganti tidak lengkap sehingga perlu
kerugian negara yang hilang adalah perbaikan.
dengan memberikan pidana tambahan 2. Kedudukan lembaga kejaksaan dalam
berupa pembayaran uang pengganti. menyelesaikan tunggakan uang penganti,
Uang pengganti sebagai pidana memang sudah jelas kedudukannya,
tambahan dalam tindak pidana korupsi namun perlu dilengkapi dengan
harus dipahami sebagai bagian dari peningkatan sumber daya manusia guna
upaya pemidanaan terhadap mereka lebih professional menghitung kerugian
yang melanggar hukum. Jumlah uang Negara.
pengganti adalah kerugian negara yang
secara nyata dinikmati atau memperkaya DAFTAR PUSTAKA
terdakwa atau karena kausalitas Andi Abu Ayyub Saleh, Tanpa tahun.
tertentu, sehingga terdakwa Pertanggungjawaban Pidana Korporasi.
bertanggungjawab atas seluruh kerugian Bahan Kuliah (Teaching Materials) Mata
Negara. Kuliah Kejahatan Korporasi pada PPS (S2)
2. Kedudukan lembaga kejaksaan dalam Ilmu Hukum Unhas.
menyelesaikan tunggakan uang Andi Hamzah , 2001, Hukum Acara Pidana
penganti, menurut hukum jelas dapat Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
menuntut secara perdata karena Jaksa _______. 1994. Asas-asas Hukum Pidana. PT.
dapat mewakili negara atau pemerintah Rineka Cipta. Jakarta.
RI, baik di pengadilan (litigasi) maupun di _______. 1991. Hukum Pidana Ekonomi.
luar pengadilan (non litigasi); termasuk Erlangga : Jakarta.
antara lain upaya untuk Andi Abu Ayyub Saleh, Tanpa tahun.
menyelamatkan/mengembalikan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi.
kerugian keuangan negara melalui Bahan Kuliah (Teaching Materials) Mata
pengajuan gugatan perdata oleh Jaksa Kuliah Kejahatan Korporasi pada PPS (S2)
Pengacara Negara (JPN). Artinya di Ilmu Hukum Unhas. Halaman 18.
bidang perdata dan tata usaha negara, Achmad Ali ,1998 Menjelajah Kajian Empiris
kejaksaan dengan kuasa khusus dapat Terhadap Hukum, Yarsif Watampone,
bertindak baik di dalam maupun di luar Jakarta.
pengadilan untuk dan atas nama negara ________, 1996, Menguak Tabir Hukum,
atau pemerintah.” Dengan demikian Chandra Pratama, Jakarta.
dapat dikatakan bahwa Jaksa Di bidang _______, 1990. Mengembara di Belantara
Perdata dan Jaksa di bidang Tata Usaha Hukum. Lembaga Penerbitan Universitas
Negara, yang bertindak untuk dan atas Hasanuddin, Ujung Pandang
nama Negara atau Pemerintah boleh (Makassar).Adnan Topan Husodo, anggota
bertindak di dalam maupun di luar Badan Pekerja Indonesia Corruption
pengadilan termaksud dalam lapangan Watch, Koran Tempo, 18 Juli 2009Adrian

182
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

Sutedi, 2008, Aspek Hukum Pengadaan Hadari nawawi. 1989. Pengawasan Melekat di
Barang dan Jasa, dan berbagai Lingkungan Aparatur Pemerintah.
Permasalahannya, Sinar Grafika. Erlangga Sinar Grafika : Jakarta.
AF Elly Erawati dkk (ed), 1993, Percikan Hermien Hadiati Koeswadji, 1995.
Gagasan tentang Hukum II, Citra Aditya Perkembangan Macam-Macam Pidana
Bhakti, Bandung. dalam Rangka Pembangunan Hukum
A.S. Homby, 2000, Oxford Advenced Leaner’s Pidana. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Dictionary, Sixth Edition, Oxford University IGM Nurdjana. 2010. Sistem Hukum Pidana dan
Press, New York. Bahaya Laten, Perspektif Tegaknya
Bagir Manan. 2009. Menegakkan Hukum Suatu Keadilan Melawan Mafia Hukum. Pustaka
Pencarian. AAI. Jakarta Pelajar
Barda Nawawi Arief, 2002, Perbandingan Jur Andi Hamzah. 2009. Pemberantasan Korupsi
Hukum Pidana, RajaGrafindo Persada, Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Jakarta. Internasional. RajaGrafindo. Jakarta
________, 2002, Kapita selekta hukum
pidana,PT. Citra Aditya Bakti, Semarang . Leden Marpaung ,2001, Tindak Pidana Korupsi,
_______. 1996. Bunga Rampai Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan,
Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti : Djambatan, Jakarta.
Bandung. Lilik Mulyadi, 2000, Tindak Pidana Korupsi,
_______.2008. Masalah Penegakan Hukum dan Tinjauan Khusus Terhadap Proses
Kebijakan Hukum Pidana dalam Penyidikan, Penuntutan, Peradilan serta
Penanggulangan Kejahatan. Prenada Upaya Hukumnya Menurut Undang-
Media Group Undang No. 31 Tahun 1999), Citra Aditya
Bernard Arief Sidarta, 1999, Refleksi tentang Bhakti, Bandung.
Struktur Ilmu Hukum, Mandar Maju, Marwan Effendy, Kejaksaan Republik Indonesia,
Bandung. Posisi dan Fungsinya dari Perspektif
Bryan A. Garner (Ed), 1999, Black’s Law Hukum, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Dictionary, Seventh Edition, West Grup, St. Utama, 2005)hal 136.
Paul Minnesotta. Moeljatno, 1993, Asas-asas Hukum Pidana,
Budihardjo Hardjowiyono, Hayic Muhammad. Rineka Cipta, Jakarta.
2007. Toolkit Anti Korupsi Bidang Muhammad Djafar, 2008, Hukum Keuangan
Pengadaan barang dan Jasa. Negara, Rajawali Pers, Jakarta.
CBI Academy. 2007. Anti-Corruption Laws in Muladi. 2004. Lembaga Pidana Bersyarat. P.T.
India. Ghaziabad: Law Publications Alumni. Bandung.
Yogi Suwarno dan Deny Junanto (Ketua Tim Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1992, Teori-
Peneliti), A. Rina Herawati, Widhi teori dan kebijakan Pidana, Alumni,
Novianto, Dadan Sidqul Anwar dan Evy Bandung.
Trisulo,(Anggota Tim Peneliti).Komisi Nazir, 1988, Metode Penelitian, Ghalia
Pemberantasan Korupsi. 2006. Indonesia, Jakarta
Didi Irawadi Syamsuddin ,2002, Melindungi Romly Atmasasmita, 2004, Strategi dan
Saksi Kasus Korupsi, Makalah, Jakarta. kebijakan Pemberantasan Korupsi Pasca-
Eggy Sujana. 2008. Republik Tanpa KPK Konvensi PBB Menentang Korups 2003,
Koruptor Harus Mati. JP Books. Jakarta Makalah disampaikan dalam diskusi Panel
Eli Laila Kholis, Pembayaran Uang Pengganti ”Menjelang Pengadilan Antikorupsi di
dalam perkara korupsi,.Jakarta : Solusi Indonesia”, diselenggarakan oleh British
Publising, 2010. Council, 15-16 September, di Jakarta.
Ferdinandus, Lefianna Hartati. 2006. Korupsi Ronny Hanitijo Soemitro, 1983, Metodologi
dan Permasalahannya: Singapura Sebagai Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia,
Studi Kasus. Singapura: KBRI.www. Jakarta.
hukumonline.com. Akses tanggal 1 Maret Saldi Isra dan Eddy O.S. Hiariej, 2009, Perspektif
2010. Hukum Pemberantasan Korupsi di

183
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

Indonesia, Korupsi Mengorupsi Indonesia,


PT. Garamedia Pusaka Utama Jakarta.
Satjipto Rahardjo. 1982. Ilmu Hukum. Alumni,
Bandung.
______2010. Korupsi, Kebijakan Aparatur
Negara dan Hukum Pidana. Diadit Media.
Jakarta
Sudarto. 1997. Hukum dan Hukum Pidana.
Alumni. Bandung.
Wirjono Projdodikoro, 2003. Asas-asas Hukum
Pidana di Indonesia. PT. Refika Aditama.
Bandung.
Silalahi. 1997.Tak Perlu Dibentuk Badan
Antikorupsi. Kompas Online, http:.//www-
kompas.com/9706/23/POLITIK/tak-html

Sumber Peraturan Perundang-undangan


UUD NRI Tahun 1945
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang
Perubahan atas Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendahaan Negara.

184

Anda mungkin juga menyukai