Anda di halaman 1dari 8

MOSI DEBAT

Ujian berbasis computer (UNBK) lebih baik dibandingkan dengan ujian berbasis kertas.
UNBK efektif meningkatkan indeks integritas UN yang membuat gambaran hasil UN lebih jujur
dalam tiga tahun terakhir. Namun, dengan mulai meningkatnya integritas penyelenggaraan UN,
ada dampak pada menurunnya prestasi. Terlihat sekolah yang melaksanakan UNBK dinilai
punya integritas yang semakin baik meskipun hasil UN siswa berisiko turun.

Tantangan yang harus dikerjakan bersama adalah terus meningkatkan indeks integritas UN,
tetapi prestasi juga harus semakin baik. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan penilaian mulai
dari dalam kelas hingga tingkat sekolah. Ketika UN tidak lagi sebagai penentu kelulusan, ujian
sekolah berstandar nasional yang sudah dua tahun digelar di SMP dan SMA sederajat semakin
penting.

Pada tahun 2018 ada perubahan dalam SHUN. Mereka yang sebelumnya
menggunakan security printing menjadi menggunakan digital signature atau barcode. Jika siswa
butuh untuk menyalin ijazah, tidak perlu lagi legalisasi. Siswa tinggal mencetak SHUN yang
ada barcode tersebut. Selain itu, akan disebutkan moda pelaksanaan UN yang diikuti siswa,
yakni UNBK atau UNKP.

Penyebutan moda UN siswa di SHUN dipertanyakan. Ini karena ada persepsi bahwa siswa yang
ikut UNBK dianggap lebih jujur atau berintegritas dibandingkan dengan siswa yang masih ikut
UNKP. Padahal ada sejumlah faktor sekolah tidak ikut UNBK. Salah satunya karena sarana dan
prasarana yang tidak mendukung, seperti sekolah di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
Mencantumkan UNBK di SHUN, sebenarnya untuk mengapresiasi.

Memasukkan UNBK atau tidak ke SHUN dapat menimbulkan fungsi yang rancu. Kemdikbud
kelihatannya mendiskreditkan proses penilaian berbasis kertas yang dilakukannya sendiri. UNBK
juga bukan berarti lebih baikdalam segala hal dibandingkan dengan ujian berbasis kertas.
Sebagai contoh seperti penjadwalan karena harus bergantian, yang berpeluang mempengaruhi
skor anak.

Intinya hasil ujian anak tidak seharusnya dibedakan kualitasnya berdasarkan jenis tes yang
diikuti selama penyelenggaraannya dan kompetensi yang diujikan sama. Jangan sampai anak-
anak menjadi korban klasifikasi yang tidak sepenuhnya valid dan sebetulnya berada diluar
pilihan/kendalinya serta proses belajarnya.

Penggunaan komputer dalam proses pendidikan sudah seharusnya digalakkan. Namun, tujaun
dari belajar mengajar menggunakan komputer ini bukan hanya untuk ujian, apalagi hanya untuk
mengurangi kecurangan dalam ujian. Ujian seharusnya dimamfaatkan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan kesiapan anak pada era digital.
Kenaikan harga BBM untuk perbaikan APBN

Harga BBM jenis pertalite akan dinaikkan dan masyarakat diharapkan mengerti karena tujuannya
untuk menyehatkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Jika subsidi BBM
berkurang maka selisihnya bisa digunakan untuk hal lain, dan tidak membuat APBN
membengkak. Pemerintah sedang mengatur strategi agar kondisi finansial negara tetap stabil
walau di masa pandemi, dengan penyesuaian harga BBM.

Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan, menjadi 100 dollar per barrelnya, padahal
beberapa bulan lalu hanya 60-56 dollar. Kenaikan ini dikarenakan kondisi politik di Eropa Timur
yang kurang stabil, dan jadi berpengaruh karena di sana ada kilang minyak yang penting bagi
sumber bahan bakar beberapa negara, termasuk Indonesia. Pemerintah akan menaikkan harga
BBM beberapa hari lagi dan menyesuaikan dengan harga minyak dunia.

Mamit Setiawan, Direktur Eksekutif Energy Watch menyatakan bahwa kenaikan BBM akan
menyelamatkan APBN dan memberikan ruang fiskal yang sedikit longgar. Rencana kenaikan
sebaiknya sekali saja agar efeknya tidak berulang. Dalam artian, meski penyesuaian harga BBM
jenis Pertalite mengagetkan tetapi perlu ada sosialisasi bahwa hal ini terpaksa dilakukan demi
menyelamatkan situasi keuangan negara.

Jika harga BBM tidak dinaikkan maka negara harus menanggung beban subsidi sebesar 578
Triliun rupiah. Beban ini tentu sangat mencekik karena pertama, ada kenaikan harga minyak
dunia sehingga membuat nominal harus dinaikkan. Kedua, akan sangat membebani APBN dan
terancam menggoyangkan keuangan negara.

APBN harus dijaga agar tetap tertib dan sesuai dengan pos-posnya. Jika pos subsidi BBM terlalu
banyak maka tidak mungkin pos untuk yang lain dikurangi nominalnya, karena sama pentingnya.
Oleh karena itu subsidi pelan-pelan dikurangi, agar APBN lebih sehat dan membiasakan rakyat
Indonesia hidup tanpa subsidi.

Harga BBM jenis pertalite awalnya hanya 7.500 rupiah dan akan dinaikkan jadi 10.000 rupiah.
Namun harga keekonomiannya 13.500 rupiah sehingga rakyat masih mendapat sedikit subsidi
dari pemerintah. Masyarakat diharap mengerti bahwa harga yang awalnya diberikan oleh
pemerintah masih jauh di bawah harga keekonomian, sehingga lama-lama jadi beban negara.

APBN harus disehatkan karena Indonesia sedang dalam fase menstabilkan kembali kondisi
finansialnya, setelah 2 tahun lebih digoyang oleh pandemi. Ada pos untuk memperbaiki efek
pandemi seperti bantuan sosial dan lain-lain. Tidak mungkin anggaran ini dihapus karena
mengalah dengan subsidi BBM, karena juga sangat penting demi masyarakat Indonesia.

Selain itu, jika terlalu banyak anggaran subsidi BBM maka APBN akan sangat membengkak dan
harus ke mana lagi mencari sumber uangnya? Tidak mungkin untuk menambah hutang negara
karena malah akan membebani di tahun-tahun ke depan. Pemerintah sebisa mungkin
menghindarinya dan memilih untuk mendapatkan sumber dana dari investasi dan sumber-
sumber lain.

Jika subsidi BBM ada selama bertahun-tahun  maka masyarakat akan kurang paham bahwa
harga minyak dunia mengalami dinamika. Saat ada konflik di Eropa Timur maka harga minyak
jadi naik karena distribusi tersendat,  dan efek perang yang sangat mengerikan. Oleh karena itu
pemerintah menyesuaikan harga BBM di Indonesia, agar APBN tetap sehat.

APBN harus dijaga stabilitasnya agar Indonesia mengalami keseimbangan finansial. Pemerintah
sudah berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01% pada triwulan pertama tahun
2022. Jangan sampai ekonomi jadi stagnan, bahkan ambruk, karena anggaran negara jadi tidak
karu-karuan. Penyebabnya karena terlalu banyak menanggung beban subsidi BBM di negeri ini.

Penyesuaian harga BBM bukan berarti pemerintah berbuat seenaknya, tetapi merupakan hal
yang rasional karena menyesuaikan dengan harga minyak dunia. Menteri Keuangan Sri Mulyani
sudah menghitung bagaimana rumusan APBN agar tetap stabil dan bisa survive walau masih
pandemi. Satu-satunya cara adalah dengan mengurangi subsidi BBM dan menyesuaikan harga
Pertalite, agar beban APBN tidak terlalu banyak.

Lagipula, harga BBM di Indonesia termasuk sangat murah. Bandingkan dengan di Amerika
Serikat yang harga bensinnya 19.400 rupiah per liter (jika dikurskan ke dalam rupiah). Sedangkan
harga BBM Pertamax Turbo (yang paling mahal) hanya 13.500 rupiah per liternya. Hal ini
menandakan bahwa subsidi sudah terlalu banyak dan bisa jadi bumerang di masa depan.

Jika ada subsidi terus-menerus maka APBN akan membengkak dan mengakibatkan terjadinya
defisit. Akibatnya perekonomian terkena imbasnya karena jadi melambat. Selain itu, bisa
menyebabkan inflasi dan kenaikan harga yang gila-gilaan. Pemerintah berusaha menahan akibat-
akibat buruk ini dan akhirnya memilih opsi untuk mengurangi subsidi BBM dan menyesuaikan
harga Pertalite.

Kenaikan harga BBM terpaksa dilakukan untuk mengurangi beban subsidi yang ditanggung oleh
APBN. Jangan sampai negara harus membayar lebih dari 500 Triliun rupiah demi subsidi BBM,
karena akan sangat memberatkan anggaran negara. APBN harus distabilkan agar kondisi
finansial negara stabil, dan masyarakat diharapkan mengerti bahwa harga BBM sedunia juga
sedang naik.

Pemerintah menghapus system zonasi.


PRO :

Kekurangan Sistem Zonasi 


Sistem zonasi membawa kekurangan berupa peta koordinat kurang tepat,
memicu kelebihan daya tampung sekolah, dan memicu kecurangan baru. 

1. Peta Koordinat Kurang Tepat 

Karena sistem zonasi membuat calon peserta didik diharuskan memilih sekolah
yang terdekat dengan tempat tinggal.

Maka, kita harus memanfaatkan Google Maps  yang sering kali membuat peta
koordinat kurang tepat.

Bisa saja, ditemui masalah kalau jarak sekolah dengan tempat tinggal
sebenarnya dekat dan hanya selisih beberapa meter saja.

Namun, akibat kekurangan ini membuat calon peserta didik kesulitan mendaftar
PPDB karena jaraknya yang dianggap tidak memenuhi syarat. 

2. Memicu Kelebihan Daya Tampung Sekolah 

Meskipun tujuan awalnya sistem zonasi ingin melakukan pemerataan pada


kualitas guru maupun peserta didik.

Namun, sistem zonasi tetap memicu kelebihan daya tampung pada suatu
sekolah. Apalagi, jumlah kuota sistem zonasi lebih besar daripada sistem
lainnya.

Sehingga, masalah ini perlu ditangani oleh dinas pendidikan setempat, agar
tidak terjadi kelebihan daya tampung calon peserta didik, yang mendaftar
melalui sistem zonasi pada suatu sekolah. 

Nah, itulah kelebihan dan kekurangan dari sistem zonasi dalam PPDB yang
dilakukan oleh calon peserta didik untuk jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. 

3. Tetap adanya sekolah yang ramai pendaftar dan sepi pendaftar

Sekolah yang jauh dari konsentrasi pemukiman warga menjadi sepi peminat.
Sementara itu, di sisi lain ada sekolah yang malah kelebihan peminat karena
berada di zona padat penduduk.

4. Munculnya kecurangan lain

Jalur zonasi yang diharapkan dapat menekan tingkat praktik jual beli kursi
ternyata menciptakan kecurangan lain, karena tidak mengukur dengan jelas
alasan pindah siswa dari suatu daerah ke daerah lain.
Kecurangan yang muncul misalnya kasus yang ditemukan Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI). Seorang siswa asal Cibinong menumpang nama di Kartu
Keluarga milik saudaranya di wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur, demi dapat
melanjutkan studi di sekolah pada daerah tersebut.

5. Menurunnya motivasi belajar siswa

Jalur zonasi menimbulkan pola pikir yang salah pada siswa, dengan
anggapan, ‘untuk apa saya belajar sungguh-sungguh jika pada akhirnya saya diukur
dengan jarak, bukan nilai yang saya perjuangkan?’  atau ‘untuk apa saya belajar?
Lebih baik saya pindah rumah dekat sekolah tujuan saya.’

Laporan banyaknya protes yang dilakukan masyarakat terkait system zonasi.


Misalnya, di Yogyakarta orangtua siswa melakukan pengaduan ke anggota DPRD
DIy, ke ombudsman RI, dan Lembaga ombudsman daerah (LOD) terkait system
zonasi yang dipandang mendiskriminasi hak siswa untuk sekolah (Kusuma,
2019)

Kejadian serupa terjadi di kota Malang. DPRD kota itu melayangkan protes
kepada Kemendibud atas aduan masyarakat yang merasa dirugikan karena
banyak peserta didik yang gagal masuk sekolah terdekat padahal mereka
berada dalam zonasi (Aminudin, 2019)

Sitem zonasi sebagai suatu system baru memiliki berbagai permasalahan


penerapan di lapangan, karena :

 Minimnya kesiapan perangkat sekolah,


 Jumlah dan kualitas sekolah tujuan siswa baru,

KONTRA :

Kelebihan Sistem Zonasi

 Memberikan akses dan keadilan terhadap pendidikan bagi semua


masyarakat

Pemerintah berkewajiban untuk memastikan hak semua anak Indonesia untuk


mendapat pendidikan terpenuhi. Adanya sistem zonasi dapat menekan
kompetisi yang berlebihan untuk memperoleh layanan pemerintah, dalam hal
ini sekolah negeri.

Peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak perlu memikirkan
biaya transportasi jika ia bersekolah di sekolah yang dekat dengan tempat
tinggalnya.

 Mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia

Kualitas pendidikan dapat diukur dari kurikulum, sebaran guru dan peserta
didik, hingga kualitas sarana dan prasarana. Hal-hal tersebut ditangani dengan
basis zonasi.

Pemerintah berupaya agar tidak ada lagi sekolah favorit dan sekolah tidak
favorit. Dengan begini, diharapkan dapat menghilangkan praktik jual beli kursi
juga.

PEMERINTAH MENETAPKAN JAM MASUK SEKOLAH YAITU JAM 8 PAGI


JAM MASUK SEKOLAH YAITU JAM 8 PAGI

1. Nilai Hanya Sebagai Bahan Evaluasi Anak


Nilai pada sebuah pendidikan diberikan oleh guru hanya untuk bahan evaluasi anak. Guru di
akhir pembelajaran, pastinya akan memberikan nilai hasil atau yang disebut dengan rapor.
Rapor ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan akademis anak.

Jika ada nilai anak yang rendah di dalam rapor, maka dapat membuat mereka untuk
meningkatkan kemampuannya. Selain itu, anak akan berusaha untuk memperbaiki diri
dengan berbagai macam cara. Perbaikan diri ini, bisa dilakukan dengan mengubah cara
belajarnya, atau mungkin dapat melakukan cara-cara yang lain.

2. Pendidikan Melatih Anak Bersifat Jujur


Bukannya pendidikan ini diharapkan agar anak mampu bersikap jujur? Janganlah menuntut
nilai anak untuk selalu baik. Tujuannya agar anak tidak tertekan atau bahkan mereka
melakukan banyak kecurangan dan ketidakjujuran hanya untuk mendapatkan nilai tinggi
dalam sebuah pendidikan.

Percuma saja jika anak mendapatkan nilai tinggi dari hasil menyontek, karena hal tersebut
tidak menunjukkan kemampuannya. Penyebab mereka menyontek karena merasa tertekan
agar bisa mendapatkan nilai yang bagus. Oleh sebab itu, sebagai guru Anda tidak perlu
menuntut mereka untuk selalu mendapatkan nilai bagus.
3. Pendidikan untuk Media Petualangan Anak
Nilai bukan segalanya bagi anak dalam sebuah pendidikan. Alasannya, dengan pendidikan
anak dapat menjadi seorang yang mampu berpetualang. Artinya, anak diharapkan untuk
berani menjalankan hidup mereka dalam menghadapi berbagai persoalan yang mereka
hadapi.

Seorang anak melalui pendidikan akan dapat berpetualang menemukan banyak hal. Anak
dapat memiliki banyak wawasan melalui segala yang mereka pelajari di dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai