Nama :
Kelas :
No Absen :
KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan :
3.5 Menganalisis barisan dan deret aritmetika
Ketrampilan :
4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika
TUJUAN
PEMBELAJARAN
NB:
Jika kalian mengalami kesulitan, berhenti sejenak dan cari solusi yang
tepat. Bisa bertanya pada saudara atau teman yang sudah paham atau
tanyakan ke gurumu. Jangan malu dan sungkan untuk bertanya
SEMANGAT BELAJAR, MERDEKA BELAJAR
BARISAN BILANGAN
Sebelum mempelajari serta mengenal, memahami dan menyelesaikan beberapa permasalahan
matematika yang menyangkut Barisan Bilangan diharapkan peserta didik secara mandiri dan atau
kelompok diskusi dengan teman sekelas menggali informasi dan pengalaman belajar terdahulu serta
pengembangannya dari beberapa sumber referensi maupun media interaktif.
Kumpulkan referensi dan diskusikan materi ini dengan teman belajar anda, guna memahami beberapa
hal berkaitan barisan bilangan.
Pengantar materi:
Pada zaman modern saat ini kita dapat menemukan berbagai kejadian atau fakta-fakta yang
menggunakan bilangan-bilangan atau angka dengan aturan tertentu, missalnya nomor rumah sebelah
kiri jalan dengan nomor ganjil dan sisi kanan dengan nomor genap berderet di pinggir jalan besar atau
perumahan. Begitu pula dalam bidang ilmu terapan lain pngunaan bilangan dengan berbagai variasi dan
bentuk perhitungannya.
Agar kita dapat mengembangkan penemuan-penemuan yang telah ada, maka kita perlu mengenal dan
memahami latar belakang dari alat ataupun ilmu-ilmu yang ada, diantaranya barisan bilangan dengan
berbagai kaitannya.
Pada abad ke-18 di Jerman terdapat seorang anak Carl Friedrich Gauss (1777-1855) mampu melakukan
penjumlahan dengan cepat sehingga gurunya heran.
Bagaimana cara yang dipakai Gauss ?
Coba cari tahu permasalahan ini, sebagai penambah wawasan kalian terkait materi barisan bilangan.
POLA BILANGAN.
Sering kita jumpai, penggunaan bilangan secara teratur mengikuti suatu model atau pola tertentu
seperti telah disebutkan penggunaan angka sebagai identitas rumah di pinggir jalan, sebagai
berikut:
Sisi kanan : 2, 4, 6, 8, ....... dst Urutan bilangan Genap secara umum dapat
dinyatakan dalam bentuk : 2n , dimana
n Bilangan Asli.
Untuk n = 1 maka didapat 2.1 = 2.
n = 2 maka didapat 2.2.= 4 , dst.
Sisi kiri : 1, 3, 5, 7, ..... .. dst Urutan bilangan Ganjil secara umum dapat
dinyatakan dalam bentuk : 2n -1 ,
dimana n Bilangan Asli.
Untuk n = 1 maka didapat 2.(. . .) -1 = 1.
n =2 maka didapat 2.(....). -1 =......., dst.
Dan masih banyak contoh lain,
Jika kita perhatikan maka urutan bilangan di atas selalu mengikuti pola atau aturan yang pasti
menurut semesta pembicaraan tertentu, yaitu 2n dan 2n -1.
Aturan yang dapat dinyatakan dalam bentuk lambang dan berlaku umum ini disebut dengan POLA
BILANGAN.
Masalah 1:
Tentukan 4 bilangan pertama yang memenuhi pola 3n + 2 untuk n A
Penyelesaian :
Misalkan : P(n) = 3n + 2 maka : untuk n = 1 3.( 1 ) + 2 = 3 + ...... = 5
n = 2 3.(....) + 2 = ....... + 2 = .......
n = 3 3.(....) + 2 = ....... + 2 = .......
n = 4 3.(....) + 2 = ....... + 2 = .......
Jadi urutan bilangan tersbut adalah : 5 , ..... , ....... , ........
Masalah 2:
Tentukan pola bilangan yang tepat untuk susunan bilangan : 1, 4, 9, 16, ..........
Penyelesaian :
Bilangan 1 dapat diperoleh dari bentuk ( 1 )2 = 1
4 dapat diperoleh dari bentuk ( 2 )2 = ......
9 dapat diperoleh dari bentuk ( )2 = ......
16 dapat diperoleh dari bentuk ( )2 =........,
Jadi polanya adalah : n2
1. Tentukan dan susun 5 bilangan pertama yang memenuhi aturan / pola sebagai berikut, untuk n
bilangan Asli:
a. 2n -3
b. 2n + n2
c. ½ n + 1
d. (n -1)2
e. 5n + 2(n2 -1)
2. Tentukan pola bilangan yang sesuai dengan urutan bilangan di bawah ini:
a. 1, 3 , 5, 7, 9, ............ c. 2, 5, 8, 11, 14, ..........
b. 4, 9, 16, 25, ............ d. 0, 1, 3, 6, 10, ............
2.
3.
BARISAN BILANGAN ARITMETIKA.
Telah kita pelajarai bahwa dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan susunan bilangan yang
mengikuti pola atau aturan tertentu, misal: urutan bilagan genap 2, 4, 6, 8,.........dst.
Urutan bilangan genap memenuhi pola : 2n untuk n bilangan Asli.
Selanjutnya urutan bilangan sebagaimana di atas disepakatai dikenal dengan Barisan bilangan.
Barisan Bilangan adalah urutan atau susunan bilangan yang teratur menurut pola atau aturan
tertentu.
Perhatikan barisan berikut: 4, 9, 16, 25,...........maka:
4 disebut sebagai suku pertama (U1)
9 disebut sebagai suku ke-dua (U2)
16 disebut sebagai suku ke-dua (U3)
25 disebut sebagai suku ke-dua (U4)
sedang suku paling akhir disebut sebagai suku ke-n (Un)
Masalah 1:
Tentukan empat suku berikutnya dari barisan: 3, 5, 7, 9, ..........
Penyelesaian :
Setiap suku yang berurutan berselisih 2, maka empat suku berikutnya adalah:
9 +2 , ( 9 + 2 ) + ..... , [( 9 + 2 ) + .....] + ...... , { [( 9 + 2 ) + .....] + ...... } + .......
Sehingga barisannya menjadi
11 , ........ , ........ , ...........
Masalah 2:
Tentukan empat suku pertama dari barisan: Un = 2n2 - 1
Penyelesaian :
Un = 2n2 – 1 maka: untuk n=1 U1 = 2 ( 1 )2 – 1 = 2 - 1 = 1
n=2 U1 = 2 (......) – 1 2
= ...... - 1 = .........
n=3 U1 = 2 (......)2 – 1 = ...... - 1 = .........
n=4 U1 = 2 (......)2 – 1 = ...... - 1 = .........
Jadi barisan tersebut adalah : ........ , ........, ........., ..........
Masalah 3 (Masalah kontekstual HOTS)
Perhatikan gambar di bawah ini!
Pertanyaan Jawaban
1. Beberapa buah jeruk disusun membentuk sebuah
limas seperti pada gambar. Tuangkan permaslahan
tersebut kedalam suatu pola barisan!
a. Pola barisan apa yang kalian bentuk?
b. Dapatkah kalian tentukan rumus suku ke-n
barisan tersebut?
+3 +3 +3 +3 +3 dst
nampak bahwa antara suku yang satu dengan suku sesudahnya mempunyai selisih TETAP
yaitu 3 , dan biasa disebut beda barisan dan dilambangkan b.
b = U2 - U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = ........... b = Un – Un-1
Barisan bilangan dengan pola sebagaimana di atas dikenal dengan Barisan Aritmatika
(Hitung).
Jika kita nyatakan dalam urutan suku-sukunya, barisan Aritmatika dapat dinyatakan
dengan : U1 , U2 , U3 , U4......, , Un
+b +b +b +b +b
(2 – 1)
U3 =a + …… + b =a + 2b
(3 – 1)
U4 =a +b + …… + b =a + …. b
(4 – 1)
U5 =a +b + …… + ……. + b =a + …. b
(5 – 1)
Un = a + (n -1) b
Penyelesaian :
Barisan bilangan 2, 5, 8, ....... termasuk barisan Aritmatika dengan a = U1 = 2 dan b = 5 -2
=3
a. U8 = a + ( 8 - 1 ) b = 2 + ( ..... ) . 3 = 2 + ...... = .............
b. U15 = a + (..... – 1 ) b = 2 + ( ..... ) . 3 = 2 + ...... = .............
c. Suku ke-n : Ux = a + (n – 1) b = 2 + (n -1)(....) = 149
2 + ....n -......= 149
3n = ....... n = ........
Jadi 149 merupakan suku ke - .............
Masalah 2:
Suatu barisan aritmatika diketahui bahwa suku ke-2 adalah 7 ,dan suku ke-10 adalah 39,
Tentukan Suku ke-50 !
Penyelesaian :
Diketahui ; U2 = 7 ; U10 = 39
Un = a + (n – 1) b maka: U2 = a + ….. b = 7
U10 = a + ….. b = …….
…… b = ……. b = ........
a + b = 7 a = 7 - …. = ..........
Sehingga: U50 = a + ….. b = ...... + .......... = ............
4. Sebuah barisan aritmatrika ditentukan suku ke-5 adalah 17 dan suku ke-10
adalah 32, maka tentukan : suku ke-51 dan suku ke-96 !
5. Carilah suku ke-100 dari barisan berikut ini:
a. 8, 11, 14, 17, ........
b. 7, 14, 21, 28, .......
Pertanyaan Jawaban
1. Sebuah gedung terdiri dari beberapa ruangan.
Ruang A disusun seperti gambar di atas. Dapatkah
kalian menentukan banyaknya kursi pada baris
yang terakhir?
2. Jika pada ruang B, kursi-kursi disusun dengan
selisih yang sama. Baris ke-2 terdiri dari 9 kursi
sedangkan baris ke-6 terdiri dari 29 kursi. Tentukan
baris pertama, beda antar baris, dan baris ke-10.
3. Jika pada ruang C, kursi-kursi disusun dengan
baris pertama terdiri dari 10 kursi. Baris ke-4 terdiri
dari 28 kursi. Tentukan beda antar baris dan baris
ke-8.
4. Jika ruang D, terdapat 88 kursi di baris yang
paling belakang, sedangkan baris pertama terdiri
dari 18 dan beda antar baris adalah 2 kursi.
Tentukan banyaknya baris kursi pada ruangan
tersebut.