Anda di halaman 1dari 20

ii

MAKALAH

AGAMA DAN KEHIDUPAN MANUSIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDIKA BERLIANTORO PEMATANG

NIM : 212021299

KELAS : “M1”MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU : NYIMAS ATIKA HODIJAH, S.Pd.I.,M.Pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

2021/2022
iii

KATA PENGANTAR

 
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini kami buat dengan tujuan agar mahasiswa/mahasiswi dapat
mengetahui Tentang Agama Dan Kehidupan Manusia Semoga makalah ini dapat berguna dan menambah
pengetahauan bagi pembaca. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman kami yang telah ikut
berpatisipasi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa pada pemakalahan ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan.Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan-masukan dari
pembaca yang membangun bagi kami.

Palembang, 13 Mei 2022

Andika Berliantoro Pematang


iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang....................................................................................................................................4

I.2. Rumusan Masalah .............................................................................................................................5

I.3. Tujuan Dan Manfaat Penulisan........................................................................................................5

BAB II Pembahasan

II.1. Pengertian Agama Secara Umum .................................................................................................6

II.2. Peran Dan Fungsi Agama Bagi Kehidupan....................................................................................7

II.3. Fungsi Agama Kepada Manusia.....................................................................................................8

II.4. Tujuan Agama.................................................................................................................................. 9

II.5. Hikmah Agama Dan Sikap Hidup Beragama Kepada Sesama Manusia...................................10

II.6. Toleransi Dalam Kehidupan Beragama..........................................................................................11

II.7. Islam dalam Menghadapi Masalah Tantangan Modernisasi........................................................13

II.8. Esensi dan Urgensi Pemahaman Islam dalam Menghadapi Tantangan Modernisasi...............14

BAB III Penutup


v

III.1 Kesimpulan........................................................................................................................................18

III.2 Saran..................................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA 19BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Agama adalah system yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan
(sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang
menghubumgkan manusia dengan tatanan kehidupan. Sedangkan menurut KBBI, Agama adalah
pengatur (sistem) yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan keyakinan serta pengabdian
kepada Sang Pencipta Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya. Banyak agama memiliki mitologi, symbol, dan
sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan asal-usul kehidupan atau
alam semesta. Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan,
mendefinisikan tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci,
dan kitab suci.

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan sesuatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia maka
insternalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat. Pendidikan Agama tersebut dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
dan berakhlak mulia. Manusia memiliki kebebasan beragama. Agama islam sebagai agama yang
paling baik tidak pernah membeda-bedakan golongan. Hal ini berlaku selama manusia itu
mempergunakan akal pikiran dan semua karunia ALLAH SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya.
Agama islam sangat mentoleransi kepada agama-agama lain.
vi

I.2 Rumusan Masalah

Untuk mengkaji dan mengulas tentang peran dan fungsi agama dalam kehidupan
manusia, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga membuat
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran dan fungsi agama menurut islam?


2. Bagaimana sikap dan hikmah beragama?
3. Bagaimana cara islam mentoleransi terhadap agama lain?
4. Bagaimana cara islam menghadapi tantangan pada zaman modernisasi?

I.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Tujuannya disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama islam menjawab
pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan pembuat
dan pembaca tentang peran dan fungsi agama dalam kehidupan manusia dimasa modernisasi.
vii

BAB 2

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Agama Secara Umum

Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan
manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena itu tidak
mengherankan jika secara internal muncul pendapat-pendapat yang secara apriori menyatakan
bahwa agama tertentu saja sebagaisatu-satunya agama samawi, meskipun dalam waktu yang
bersamaan menyatakan bahwa agama samawiitu meliputi Islam, Kristen dan Yahudi.

Sumber terjadinya agama terdapat dua katagori, pada umumnya agama Samawi dari
langit,agama yang diperoleh melalui Wahyu Illahi antara lain Islam, Kristen dan Yahudi dan
agama Wad’I atau agama bumi yang juga sering disebut sebagai agama budaya yang diperoleh
berdasarkan kekuatan pikiran akal budi manusia antara lain Hindu, Budha, Tao, Khonghucu dan
berbagai aliran keagamaan yang lainnya atau kepercayaan.

Dalam prakteknya, sulit memisahkan antara wahyu Illahi dengan budaya, karena
pandangan- pandangan, ajaran-ajaran, seruan-seruan pemuka agama meskipun diluar kitab
sucinya, tetapi oleh pengikutnya dianggap sebagai Perintah Illahi, sedangkan pemuka-
viii

pemuka agama itu sendiri merupakan bagian dari budaya dan tidak dapat melepaskan diri dari
budaya dalam masa kehidupannya,manusia selalu dalam jalinan lingkup budaya karena manusia
berpikir dan berperilaku.

Berdasarkan kitab, SUNARIGAMA yang memunculkan dua istilah; AGAMA dan


UGAMA,agama berasal dari kata A-GA-MA, huruf A berarti “awing-awang, kosong atau
hampa”, GA berarti“genah atau tempat” dan MA berarti “matahari, terang atau bersinar”,
sehingga agama dimaknai sebagai ajaran untuk menguak rahasia misteri Tuhan, sedangkan
istilah UGAMA mengandung makna, U atau UDDAHA yang berarti “tirta atau air suci” dan
kata GA atau Gni berarti “api”, sedangkan MA atauMaruta berarti “angin atau udara” sehingga
dalam hal ini agama berarti sebagai upacara yang harus dilaksanakan dengan sarana air, api,
kidung kemenyan atau mantra.

Berdasarkan kitab SADARIGAMA dari bahasa sansekerta IGAMA yang mengandung


arti I atau Iswara, GA berarti Jasmani atau tubuh dan MA berarti Amartha berarti “hidup”,
sehingga agama berarti Ilmu guna memahami tentang hakikat hidup dan keberadaan Tuhan.

II.2 Peran Dan Fungsi Agama Bagi Kehidupan

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan
manusia, antara lain adalah :

 Karena agama merupakan sumber moral


 Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
 Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
 Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun
dikala duka.

Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak
mengetahuiapa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78. Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan
untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya
ix

pria. Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam
godaan danrayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam diri
manusia dibagimenjadi dua bagian, yaitu:

 Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan,
yangmenurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-
hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada
hidayahataukebaikan.
 Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yangmenurut
istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha
menarik manusia kepada kejahatan

Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan
yang baikdan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.

II.3 Fungsi Agama Kepada Manusia

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh
fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup.
Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang
diuraikan di bawah:

- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya


memberi penerangan mengenai dunia (sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia
di dalam dunia. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah
ciptaan AllahSWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT.

-Menjawab perbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.


x

Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak
terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik
dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-
soalan ini.

- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah
kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, malah
tingkah laku, pandangan duniadan nilai yang sama. 

- Memainkan fungsi kawanan sosial.

Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama
sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka
ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial.

II.4 Tujuan Agama

Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-budipekerti dengan adab
yangsempurna baik dengan tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat.semua agama sudah
sangat sempurna dikarnakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta
dibenarkan. keburukan cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan
ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya.memburukan serta membandingkan agama satu
dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama beberapa tujuan agama yaitu :

Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).

Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan baik, sehinggadapat


mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
xi

Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.

Menyempurnakan akhlak manusia.

Selain itu dalam proses kehidupan, agama memiliki fungsi-fungsi penting yang berperan dalam
kehidupan seseorang. Dalam Jurnal Tarbiyah Al-Awlad yang berjudul "Agama dan Pengaruhnya
dalam Kehidupan", menyebutkan fungsi agama yaitu:

 Edukatif

Fungsi agama yang pertama adalah fungsi edukatif. Para penganut agama berpendapat bahwa
ajaran agama mereka memberikan ajaran yang harus dipatuhi. Ajaran agama secara yuridis,
berfungsi untuk menyuruh dan melarang seseorang bertindak. Kedua unsur suruh dan larangan
ini mempunyai latar belakang untuk mengarahkan seseorang agar para penganutnya menjadi
baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.

 Penyelamat

Fungsi agama yang kedua yaitu fungsi penyelamat. Setiap orang pasti menginginkan dirinya
selamat di mana pun berada. Agama hadir dengan membawa keselamatan tersebut. Keselamatan
yang diberikan oleh agama meliputi keselamatan di dua alam, yaitu di dunia dan akhirat. Tapi
untuk mendapatkan keselamatan tersebut, agama mengajarkan para penganutnya melalui
pengenalan kepada masalah sakral, berupa keimanan kepada Tuhan.

 Pendamai
Fungsi agama yang ketiga adalah sebagai pendamai. Dengan agama, seseorang yang bersalah
atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa berdosa dan rasa
bersalah yang ada pada dirinya akan segera menjadi hilang dari batinnya, ketika seorang
pelanggar tersebut telah menebus dosanya dengan cara tobat, pensucian, ataupun penebusan
dosa.
xii

 Sosial Kontrol

Fungsi agama yang keempat yaitu sebagai sosial kontrol. Para penganut agama akan terikat
batinnya pada ajaran agama yang dipeluknya, baik secara pribadi maupun secara kelompok. Oleh
penganutnya, ajaran agama tersebut dianggap sebagai pengawasan sosial secara individu maupun
kelompok.

II.5 HIKMAH AGAMA DAN SIKAP HIDUP BERAGAMA KEPADA SESAMA


MANUSIA

Hidup beragama tampak pada sika dan cara perwujudan sikap hidup beragama
seorangyang menerima sesama yang beragama apapun sebagai sesama hamba Allah. Karena
keyakinan seorang bahwa Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang mengasihi setiap
manusia dan seluruh umat manusia tanpa diskriminasi berdasarkan kemaha-adilan Tuhan, maka
dia pun wajibdan tak punya pilihan lain, selain mengasihi sesamanya tanpa diskriminasi
berdasarkan agama, budaya, etnik, profesi, atau kepentingan tertentu yang berbeda.Perbedaan
ciptaan Allah ditengah alam semesta adalah suatu keniscayaan yang patut diterima sebagai
anugerah yang harus disyukuri. Hal demikian harus menjadi lebih nyata pada hidup beragama di
tengah pluralitas agama sebagai keniscayaan yang diterima dan disyukuri sebagai anugerah
Allah.Seorang yang tulus dalam beragama akan menghormati, menghargai dan bahkan
mengasihi atau merahmati sesamanya karena sesamanya adalah manusia yang dikasihi
Allah.Seorang yang tulus beragama mengasihi sesamanya hanya dengan berpamrih pada Tuhan
sebagai sumber segala kasih dan rahmat. Kasih atau cinta kepada sesama manusia harus dapat
menembus atribut-atribut yang mengemasnya. Atribut-atribut perbedaan yang melekat pada diri
seorang tak harus menjadi perisai yang menangkis atau menangkal kasih atau rahmat yang
diberikan oleh orang lain kepadanya. Secara hakiki, manusia adalah manusia ciptaan Allah
sehingga saling berbeda tidak mengharuskan seorang untuk berlaku tak adil dengan cara
membedakan seseorang dengan berlaku tak adil
dirinya sendiri atau dengan orang lain atau dengan dilakukannya deskriminasi terhadap orang
lain dikarenakan seseorang berbeda agama, suku, atau status yang lain sebagainya. Membedakan
xiii

diri sendiri dengan orang lain adalah perbuatan akal sehat, tetapi membeda-bedakan atau
melakukan diskriminasi terhadap orang lain justru bertentangan dengan akal sehat dan nilai
kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh umat beragama dari setiap agama yang saling berbeda.
Karena itu, membeda-bedakan manusia berdasarkan perbedaan agama sesungguhnya
bertentangan dengan ajaran agama. Sebagai bangsa yang beragama, sepatutnya kita menjadi
contoh terbaik bagi umat manusia sedunia dengan cara hidup yang saling mengasihi dan saling
merahmati dengan menerima perbedaan agama sebagai rahmat Allah.

II.6 Toleransi Dalam Kehidupan Beragama

Toleransi beragama adalah sikap untuk yang saling menerima dan keterbukaan terhadap
adanya umat dengan agama yang beragam. Tidak peduli terhadap agama apa yang dianut, setiap
orang selayaknya dapat saling menghargai satu dengan yang lain. Tujuan dari toleransi beragama
yaitu untuk membuat suasana atau situasi yang dan harmonis serta menciptakan kerjasama antar
umat beragama.

Bentuk kerjasama antar umat beragama dapat terjadi dalam berbagai bentuknya. Yang
pertama adalah penegakkan keadilan. Agama membuat kita dapat menghilangkan diskriminasi
yang terjadi dalam berbagai bentuk & cara. Kedua adalah perbaikan moral. Agama itu ada
dengan tujuan supaya pesan pesan yang terkandung di dalam agama dapat dijadikan pedoman
untuk bertindak. Bentuk yang terakhir adalah untuk perbaikan taraf hidup. Dengan kerjasama di
bidang ekonomi dapat dilakukan peningkatan kesehatan, kerjasama di bidang sosial dan
pendidikan.

Yang menjadi faktor pendorong toleransi dalam kehidupan antar umat beragama yang
pertama adalah kesadaran dalam beragama. Agama mengajarkan hal hal yang baik dan orang
yang beragama akan berperilaku sebisa mungkin sesuai dengan ajaran agamanya. Faktor kedua
adalah seringnya mengikuti kegiatan sosial. Dengan kegiatan sosial, kita diajarkan untuk saling
menolong, menghargai & menyebarkan kasih sayang serta kepedulian terhadap orang lain.
Faktor pendorong ketiga adalah kebijakan peraturan yang dibuat pemerintah. Kerukunan agama
tidak hanya karena agama saja, tetapi pemerintah juga memfasilitasi peraturan yang mendorong
kerukunan umat beragama
xiv

Untuk faktor penghambat dapat disebutkan beberapa hal. Yang pertama adalah semangat
kekeluargaan yang menurun. Sifat kekeluargaan yang menurun akan mengubah seseorang
menjadi individualistis yaitu yang lebih mementingkan diri sendiri. Faktor penghambat yang
kedua adalah fanatisme agama. Cinta pada suatu agama memang boleh, tetapi juga tidak boleh
berlebihan. Jika berlebihan, kita tidak akan menghargai perbedaan dan menutup diri terhadap
kebenaran lain yang dapat dilakukan generasi muda agar sikap toleransi makin kuat di antara
umat beragama sesuai dengan sila pertama Pancasila adalah bertindak sesuai ajaran agama
masing-masing. Dengan cara seperti itu dapat meningkatkan keimanan kita. Jika iman kita sudah
kuat, kita akan terbiasa untuk melakukan hal-hal baik dalam kehidupan. Selain itu kita juga dapat
meningkatkan ketaqwaan kita dengan cara menjalankan agama secara benar sehingga
mempunyai dampak positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Agama juga menganjurkan agar umatnya menjadi yang terbaik, yaitu saling mengenal,
memahami, menghargai, mengasihi, dan bahkan juga saling bertolong menolong didalam
kebaikan. Umpama semua umat beragama, apapun agamanya, mampu menunjukkan perilaku
terbaik sebagaimana perintah ajaran agamanya, maka sebenarnya tidak akan terjadi persoalan
terkait agama lain dalam menjalani hidup sehari-hari. Tidak jarang dan dimana-mana dapat
disaksikan, diantara orang yang berbeda suku, bangsa dan agamanya tetapi masih sangat rukun.
Diantara mereka yang berbeda, termasuk berbeda agama, saling menyapa, berbagi kasih saying,
dan juga tolong menolong.

II.7 Islam dalam Menghadapi Masalah Tantangan Modernisasi

Modernisasi selalu terkait dengan liberalisme dan Hak Asasi Manusia. Dua hal ini adalah
anak kandung dari adanya modernisasi yang tidak bisa ditolak kelahirannya. Makanya ketika
seseorang membicarakan tentang modernisasi, maka pastilah akan juga membicarakan tentang
xv

liberalisme. Dan di sisi lain juga membicarakan tentang HAM yang secara konseptual dikaitkan
dengan adanya perkembangan budaya barat yang modern. dengan Liberalisme. Dengan
demikian, bicara modernisasi juga mesti dikaitkan dengan budaya barat. Liberalisme sebagai
bentuk bagian dari proyek modernisasi yang tentunya merupakan tantangan yang sangat serius
sehingga berpengaruh pada agama. Sebagai mana dianggap sebagai perwujudan dari
tradisionalisme yang berhubungan dengan keterbelakangan, ketertinggalan dan kemiskinan yang
sangat kentara. Oleh karena itu, ketika masyarakat ingin meninggalkan dunia tradisionalnya
maka yang pertama diambil adalah liberalisme atau kebebasan untuk melakukan sesuatu dalam
konteks pragmatisme.Liberalisme kemudian tidak hanya menjadi suatu bentuk dari gaya hidup
yang menghinggapi kebanyakan orang yang ingin dianggap modern akan tetapi juga menjadi
pedoman unggul di da lam semua perilakunya. Ajaran agama yang berhubungan dengan ajaran
yang dianggap membatasi kebebasan lalu ditinggal kandan juga dianggap sebagai penghalang
kemajuan. Agama dianggap sebagai penyebab tidak majunya sebuah masyarakat. Sehingga
agama dianggap sebagai candu masyarakat, agama juga dianggap sebagai kabar angin dari langit
dan sebagainya. Memasuki Agama Islam Liberalisme juga memasuki kawasan pemikiran agama.
Ada banyak pemikiran tentang penafsiran agama. Ada banyak anak muda yang berusaha untuk
menafsirkan agama dengan konteks sosial yang sedang terjadi. Begitu kentalnya pemahaman
tentang konteks sosial ini, maka teks yang selama ini dianggap penting bahkan seperti
ditinggalkan. Jika ada teks yang dianggapnya sudah tidak relevan dengan zaman, maka teks itu
harus ditinggalkan. Begitulah mereka menafsirkan ajaran agama dalam framework yang mereka
kembangkan. Menghadapi suatu bentuk tantangan liberalisme dan modernisasi ini, maka ada tiga
sikap yang menghinggapi umat Islam, yaitu: menerima tanpa ada sikap dan pikiran kritis sedikit
pun. Apa yang ada di barat itulah yang dilakukannya. Apa yang datang dari barat adalah sebuah
kebaikan. Barat identik dengan kemajuan dan kehebatan. Jadi agar menjadi modern maka harus
mengikuti seluruh tradisi yang datang dari barat. Kehidupan yang serba permisif juga menjadi
trennya. Lalu menolak apa saja yang datang dari barat. Semua yang dari barat harus ditolak dan
disingkirkan.Tidak ada kebaikan sedikit pun yang datang dari barat. Sikap ini mendasari
terjadinya berbagai sikap keras atau fundamental di dalam agama. Sikap mengutuk barat dengan
seluruh budayanya adalah sikap yang lazim terhadap sikap dan tindakan kaum fundamentalis.
Barat harus diperangi dengan segala kekuatan. Tidak ada alasan untuk tidak memerangi barat
xvi

yang dianggap sebagai perusak moral dan terjadinya dekadensi moral di kalangan umat Islam.
Pornografi dan porno aksi,narkoba dan tindakan permisivisme yang melanda masyarakat dewasa
ini harus ditimpakan kepada pengaruh barat yang tidak bisa dilawan. Maka tidak ada kata lain
yang patut digunakan kecuali lawan. Meskipun tidak imbang perlawanan tersebut, akan tetapi
kaum fundamentalis lalu mengembangkan perlawanan melalui tteror dan sebagainya. Kemudian,
sikap yang diambil oleh sebagian masyarakat lainnya adalah menerima dengan sikap kritis. Ada
anggapan bahwa ada budaya barat yang positif dan ada budaya barat yang negatif. Makanya, di
dalam suatu tindakan yang diambil adalah dengan mengambil budaya barat yang positif dan
membuang budaya barat yang negatif. Handphone adalah produk budaya barat yang lebih
banyak positifnya. Dengan alat ini maka jarak tidak lagi menghalangi orang untuk
berkomunikasi satu dengan lainnya. Bisa orang berbicara tentang hal-hal yang santai sampai
urusan bisnis internasional dapat dikelola dengan teknologi tersebut.Namun demikian, tidak
selamanya handphone itu positif. Kalau yang disimpan di dalam handphone adalah perkara
kemungkaran, maka yang terjadi adalah kejelekan. Akan tetapi, kalau yang disimpan di dalam
handphone tersebut adalah ayat Al-Quran, dan Al-Quran itu dibaca dan dipahami pastilah
handphone memiliki sifat menguntungkan dan juga bermanfaat. Oleh karena itu, masyarakat
harus memilih mana yang dianggap manfaat dan mana yang dianggap mudarat. Jadi tetap saja
ada yang manfaat dan ada yang mudarat dari budaya barat yang kita lihat sekarang. Oleh karena
itu, maka umat Islam harus cerdas mengambil sikap di tengah bentuk modernisasi yang tidak
bisa dilawan ini. Masyarakat Islam harus menjadi modern tetapi harus tetap berada didalam
koridor ajaran Islam yang selalu mengagungkan terhadapat penetapan nilai norma-norma yang
selalu berguna bagi umat manusia.

II.8 Esensi dan Urgensi Pemahaman Islam dalam Menghadapi Tantangan Modernisasi

Perlu untuk disadari bahwa modernisasi akibat kemajuan Iptek telah mengubah pola
pikir, pola pergaulan, dan pola kehidupan secara masif. Industrialisasi dalam memproduksi
barang dan jasa di satu sisi meningkatkan kualitas dan kuantitas barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat, tetapi di sisi lain membawa dampak terhadap wujudnya stratifikasi sosial yang tidak
seimbang,yakni kapitalis (pemodal) dan pekerja atau buruh. Dalam proses modernisasi ini, sering
kali kaum buruh menjadi lemah ketika berhadapan dengan kaum pemodal .Ke tidak harmonisan
xvii

antara kedua pihak ini sering kali menjadi salah satu pemicu terjadinya ada gium di masyarakat
yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Industrialisasi membuka lapangan
kerja yang sangat signifikan bagi masyarakat yang memiliki kualifikasi pendidikan yang
memadai, tetapi industrialisasi juga menyingkirkan sebagian masyarakat yang minus pendidikan
atau memiliki pendidikan yang tidak memadai. Terlepas dari dampak negatif yang
ditimbulkannya, industrialisasi telah menambah tumbuhnya kelas masyarakat menengah ke atas
secara ekonomi. Pertumbuhan kelas menengah ini berdampak pula terhadap perbaikan ekonomi
secara global dan tumbuh suburnya sektor riil ditengah masyarakat. Kemajuan dalam bidang
teknologi-komunikasi, misalnya, telah mengubah pola hidup masyarakat dalam segala aspeknya
termasuk pola keberagamaannya. Perilaku keagamaan masyarakat, yang semula menganggap
bahwa silaturahmi penting dan harus bertatap muka, bersua bertemu, dan berhadapan secara
fisik,berubah menjadi silaturahmi cukup hanya melalui mendengar suara lewat telepon, pesan,
Facebook , atau Twitter .

Gelombang informasi ini juga sangat deras dan pengaruhnya begitu terasa dalam segala
aspek kehidupan manusia. Gelombang informasi telah menandai lahirnya generasi baru dalam
masyarakat. Kemajuan seseorang diukur dari seberapa cepat ia menerima informasi yang belum
diketahui orang lain. Semakin cepat ia menerima informasi itu semakin besar peluang yang akan
ia dapatkan untuk kemajuan dirinya. Jelas sebaliknya,orang yang tertinggal dalam mendapatkan
informasi, maka tertinggal pula kesempatan yang dapat ia raih untuk kemajuan dirinya. Secara
riil Islam harus menjadi solusi dalam menghadapi dampak kemajuan industrialisasi dan derasnya
gelombang komunikasi dan informasi. Islam memang agama yang secara potensial memiliki
kemampuan menghadapi semua itu. Islam yang kafah memiliki doktrin yang jelas dalam teologis
dan dalam waktu yang bersamaan Islam memiliki fleksibilitas hukum dalam mengembangkan
dan memahami persoalan- persoalan masa kini. Peristiwa hukum, misalnya, harus dilihat secara
kontekstual dan tidak secara tekstual Islam dipahami secara rasional tidak sekedar dogma. Islam
sebagai agama rasional adalah agama masa depan, yaitu agama yang membawa perubahan untuk
kemajuan seiring dengan kemajuan kehidupan modern. Sebaliknya, Islam yang dipahami secara
tekstual dan dogmatis akan sulit eksis dan sulit beradaptasi dengan lingkungan kemajuan yang
xviii

semakin cepat perubahannya. Islam kontekstual akan menjadi solusi dan pemandu dalam
memecahkan berbagai problem kehidupan umat manusia. Islam yang dipahami secara tekstual
akan menjadi penghambat kemajuan,padahal Islam merupakan ajaran yang berkarakter rasional,
fleksibel, adaptasi, dan berwawasan ke masa depan.Menurut Kuntowijoyo, ada lima program
reinterpretasi untuk memerankan kembali misi rasional dan empiris Islam yang bisa
dilaksanakan saat ini dalam rangka menghadapi modernisasi yaitu:

1. Program Pertama adalah perlunya dikembangkan penafsiran sosial struktural lebih dari pada
penafsiran individual ketika memahami ketentuan-ketentuan tertentu di dalam Al-Qur’an.

2. Program Kedua adalah mengubah cara berpikir subjektif ke cara berpikir objektif. Tujuan
dilakukannya reorientasi berpikir secara objektif ini adalah untuk menyuguhkan Islam pada cita-
cita objektif.Kuntowijoyo memberikan contoh untuk ketentuan zakat. Secara subjektif, tujuan
zakat diarahkan untuk pembersihan jiwa kita. Akan tetapi, sisi objektif tujuan zakat adalah
tercapainya kesejahteraan sosial.

3. Program Ketiga adalah mengubah Islam yang normatif menjadi teoretis. Selama ini, kita juga
cenderung lebih menafsirkan ayat-ayat Al-Quran pada level normatif dan kurang memperhatikan
adanya kemungkinan untuk mengembangkan norma-norma itu menjadi kerangka teori ilmu.
Secara normatif, kita mungkin hanya dapat mengembangkan tafsiran moral ketika memahami
konsep tentang fuqarā` dan masākīn. Kaum fakir dan miskin paling-paling hanya akan kita lihat
sebagai orang-orang yang perlu dikasihani sehingga kita wajib memberikan sedekah, infak, atau
zakat kepada mereka. Dengan pendekatan teoretis, kita mungkin akan dapat lebih memahami
konsep tentang kaum fakir dan miskin pada konteks yang lebih riil dan lebih faktual sesuai
dengan kondisi-kondisi sosial, ekonomi, dan kultural.Dengan cara itu, kita dapat
mengembangkan konsep yang lebih tepat tentang fuqarā` dan masākīn itu pada kelas sosial dan
sebagainya. Dengan demikian, kalau kita berhasil memformulasikan Islam secara teoretis,
banyak disiplin ilmu yang secara orisinal dapat dikembangkan menurut konsepkonsep Al-Quran.

4. Program Keempat adalah mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi historis. Selama ini
pemahaman kita mengenai kisah-kisah yang ditulis dalam AlQuran cenderung sangat bersifat
xix

ahistoris,padahal maksud AlQuran menceritakan kisah-kisah itu adalah justru agar kita berpikir
historis.

5. Program Kelima adalah merumuskan formulasiformulasi wahyu yang bersifat umum menjadi
formulasiformulasi yang spesifik dan empiris. secara maksimal oleh umat Islam. Upaya tajdid
harus terus dilakukan, tidak boleh berhenti meski memerlukan biaya yang besar. Sejalan dengan
perkembangan budaya dan pola berpikir masyarakat yang materialistis dan sekularis, maka nilai
yang bersumberkan agama belum diupayakan secara optimal. Agama dipandang sebagai salah
satu aspek kehidupan yang hanya berkaitan dengan aspek pribadi dan dalam bentuk ritual, karena
itu nilai agama hanya menjadi salah satu bagian dari sistem nilai budaya; tidak mendasari nilai
budaya secara keseluruhan. Fungsi sosial agama adalah memberi kontribusi untuk mewujudkan
dan mengekalkan suatu orde sosial (tatanan kemasyarakatan).Secara sosiologis memang tampak
ada korelasi positif antara agama dan integrasi masyarakat; agama merupakan elemen perekat
dalam realitas masyarakat yang pluralistis.Sebenarnya modernisasi bukanlah sesuatu hal yang
substansial untuk ditentang kalau masih mengacu pada ajaran Islam. Sebab Islam adalah agama
universal yang tidak akan membelenggu manusia untuk bersikap maju, akan tetapi harus
berpedoman kepada Islam.

BAB III

PENUTUP

III.1Kesimpulan

 Peran dan fungsi agama bagi manusia sangatlah berpengaruh terhadap


kehidupannya,karena agama adalah suatu pedoman hidup seseorang untuk mencapai
kebahagiaan dunia maupun akhiratnya salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya
berbudi pekerti dengan adab yang sempurna baik dengan tuhan-nya maupun lingkungan
masyarakat. semua agama sudah sangat sempurna dikarnakan dapat menuntun umat-nya
bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan cara bersikap dan penyampaian si
pemeluk agama dikarnakan ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta
membandingkan agama satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama
xx

dan juga harus berhati-hati dalam menggunakan teknologi dikarenakan dapat merusak moral
seseorang jika disalahgunakan.

III.2 Saran

 Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan


dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

 http://dyanperawat.blogspot.com/2012/01/hikmah-agama-dan-sikap-hidup-beragama.html

 http://ruangpelangi.wordpress.com/toleransi-beragama/ 

http://abdain.wordpress.com/2010/04/11/fungsi-agama-bagi-kehidupan/

Harahap, Syahrin. 2015.Islam dan Modernitas: Dari Teori Modernisasi HinggaPenegakan Kesalehan
Modern. Yogyakarta: Kencana.

Sutrisno & Suyatno. 2015.Pendidikan Islam di Era Peradaban Modern. Yogyakarta: Kencana.
xxi

.Hajar, Artika, Nopian.2015.Bagaimana Islam d alam Menghadapi Tantangan Mo dernisasi. Yogyakarta:


Kencana.

Anda mungkin juga menyukai