Anggota Kelompok
Diketahui Oleh :
( ) ( )
1
BAB I
LATAR BELAKANG
2
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang halusinasi, pasien
halusinasi di ruangan melati mampu mengendalikan halusinasi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien
halusinasi di ruangan melati
Menjelaskan pengertian halusinasi
Menjelaskan faktor-faktor penyebab halusinasi
Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi
Menjelaskan jenis-jenis halusinasi
Menjelaskan fase-fase halusinasi
Menjelaskan terapi halusinasi
Menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3
B. MATERI
1. Pengertian halusinasi
2. Faktor-faktor penyebab halusinasi
3. Tanda dan gejala halusinasi
4. Jenis-jenis halusinasi
5. Fase-fase halusinasi
6. Terapi halusinasi
7. Terapi halusinasi dengan cara menghardik
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
D. SETING TEMPAT
LAPANGAN
KETERANGAN :
4
= FASILITATOR
= MODERATOR
= PASIEN
= OBSERVER
= PENJAWAB PERTANYAAN
= LAPANGAN
E. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
1. Moderator
Salsa Billa
Tugas : Mengarahkan jalannya acara penyuluhan
2. Penjawab pertannyaan
Fiona Yovita Timozi
Tugas : menjawab pertannyaan dari pasien terkait penyuluhan
3. Observer
Yolanda Eka Puti
5
Tugas : Mengamati , mencatat dan mengevaluasi jalannya penyuluhan
4. Fasilitator
Amelia Ermi Juwita
Tugas : Menyampaikan materi penyuluhan
F. MEDIA ATAU ALAT BANTU
1. Leaflet
2. Ppt
G. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
1) Apakah pernah mengenal istilah halusinasi?
2) Apa saja faktor –faktor penyebab halusinasi?
3) Apa saja tanda dan gejala halusinasi?
4) Apa saja jenis-jenis halusinasi?
5) Apa saja fase-fase halusinasi?
6) Apa saja terapi halusinasi?
7) Bagaimana cara melakukan terapi halusinasi menghardik?
2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan dengan pertanyaan
yang sama dengan pada tes awal.
H. PROSES PENYULUHAN
6
penyuluhan.
− Membagikan leaflet.
d. Menjelaskan jenis-jenis
− Memperhatikan
halusinasi
- Memperhatikan
e. Menjelaskan fase-fase
halusinasi
- Memperhatikan
f. Menjelaskan terapi
halusinasi - Mencobakan cara
Untuk halusinasi
pendengaran : tutup
telinga sambil
mengatakan :” kamu
suara palsu ,aku
tidak mau dengar”.
Lakukan berulang -
ulang sampai suara
7
tak terdengar lagi
Untuk halusinasi
pengelihatan: tutup
mata sambil
mengatakan :"kamu
bayangan palsu ,aku
tidak mau lih”t".
lakukan berulang –
ulang sampai
bayangan tak terlihat
lagi
8
pertanyaan.
- Mendengarkan
4. Terminasi - Mengucapkan terima kasih
- Menjawab salam
atas peran serta peserta.
2 menit - Mengucapkan
-Mengucapkan salam terimakasih
penutup.
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir 90% dari seluruh sasaran penyuluhan di ruangan melati
RSJ PROF HB.SAANIN PADANG
2) Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di ruangan wisma melati RSJ
PROF HB.SAANIN PADANG
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya. ( SAP, Leaflet )
2. Evaluasi Proses
1) Pasien sasaran penyuluhan di ruangan melati antusias terhadap
materi penyuluhan.
2) Pasien sasaran penyuluhan di ruangan melati tidak meninggalkan
tempat penyuluhan.
3) Pasien sasaran penyuluhan di ruangan melati mengajukan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Pasien sasaran penyuluhan mengetahui pengertian Halusinasi.
Pasien sasaran penyuluhan mengetahui faktor-faktor penyebab
halusinasi.
Pasien sasaran penyuluhan mengetahui tanda dan gejala halusinasi.
Pasien sasaran penyuluhan mengetahui jenis-jenis halusinasi.
9
Pasien sasaran penyuluhan mengetahui fase-fase halusinasi.
Pasien sasaran penyuluhan mengetahui terapi halusinasi.
Pasien sasaran penyuluhan dapat mencobakan bagaimana Latihan
menghardik dalam mengontrol halusinasi
BAB III
MATERI
1. PENGERTIAN HALUSINASI
Halusinasi adalah merupakan reaksi terhadap stress dan usaha dari
alam tidak sadar untuk melindungi egonya/ pernyataan simbolik dari
gangguan psikotik individu. Halusinasi adalah gejala sekunder dari
schizophrenia dan klien dengan skizofrenia 70% mengalami halusinasi
pendengaran dan 30% mengalami halusinasi campuran yaitu halusinasi
pendengaran dan penglihatan (Stuart and Sundeen.1995).
10
2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
1) Faktor predisposisi
a. Biologis
b. Gangguan perkembangan dan fungsi otak/SSP.
c. Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan dalam belajar
berbicara, daya ingat dan perilaku kekerasan.
d. Psikologis
e. Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan.
f. Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien.
g. Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat misalnya:
tidak ada kasih sayang diwarnai kekerasan dalam keluarga.
h. Sosial budaya
i. Kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerawanan,dan
ketidakamanan).
j. Kehidupan yang terisolir disertai stress yang menumpuk.
2) Faktor presipitasi
a. Kurangnya sumber daya/ dukungan social yang dimiliki.
b. Respon koping yang maladaptive.
c. Komunikasi dalam keluarga kurang.
d. Kegagalan-kegagalan dalam hidup
e. Kemiskinan
f. Adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang
sering tidak sesuai dengan pasien
g. Konflik antar masyarakat.
3. TANDA DAN GEJALA
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan
halusinasi adalah sebagai berikut:
1) Bicara sendiri.
2) Senyum sendiri.
3) Ketawa sendiri.
11
4) Menggerakkan bibir tanpa suara.
5) Pergerakan mata yang cepat.
6) Respon verbal yang lambat.
7) Menarik diri dari orang lain.
8) Berusaha untuk menghindari orang lain.
9) Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
11) Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.
12) Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13) Sulit berhubungan dengan orang lain.
14) Ekspresi muka tegang.
15) Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
16) Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
17) Tampak tremor dan berkeringat.
18) Perilaku panik.
19) Curiga dan bermusuhan.
20) Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
4. JENIS-JENIS HALUSINASI
1) Halusinasi Pendengaran
2) Halusinasi Penglihatan
3) Halusinasi Penghidu
4) Halusinasi Perabaan
5) Halusinasi Pengecapan
5. FASE-FASE HALUSINASI
1) Fase pertama/ comforming (ansietas sedang)
a. Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan kesepian yang
memuncak dan tidak dapat diselesaikan.
b. Klien mulai melamun dan memikirkan tentang hal-hal yang
menyenangkan cara ini hanya menolong sementara.
2) Fase kedua/ condemning (ansietas berat)
a. Kecemasan meningkat, melamun, berfikir sendiri jadi dominan.
b. Mulai diresahkan oleh bisikan yang tidak jelas.
12
c. Klien tidak ingin orang lain tahu dan dia tetap dapat mengontrol.
3) Fase ketiga/ controlling (ansietas sangat berat)
a. Bisikan suara,isi halusinasi makin mengontrol, menguasai dan
mengontrol klien.
b. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
4) Fase keempat/ conquering (panik)
a. Halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan
memarahi klien.
b. Klien menjadi patut,tidak berdaya, hilang control dan tidak dapat
berhubungan scara nyata dengan orang lain dilingkungan.
6. TERAPI HALUSINASI
1) Mengenal halusinasinya ketika halusinasinya datang.
2) Pasien mampu mengetahui cara menghardik dan juga mempraktekkan
cara yang diberikan perawat/mahasiswa ketika halusinasi datang.
3) Melatih pasien minum obat secara teratur
4) Mampu mengetahui cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain ketika halusinasi datang.
5) Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas
terjadwal.
7. CARA MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih
untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
memedulikan halusinasinya. Jika ini dapat dilakukan, pasien akan mampu
mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
1) Untuk halusinasi pendengaran : tutup telinga sambil mengatakan :”
kamu suara palsu ,aku tidak mau dengar”. Lakukan berulang -ulang
sampai suara tak terdengar lagi
2) Untuk halusinasi pengelihatan: tutup mata sambil mengatakan :"kamu
bayangan palsu ,aku tidak mau lih”t". lakukan berulang – ulang
sampai bayangan tak terlihat lagi
13
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
halusinasi merupakanperasaan yang dirasakan oleh seseorang
dimana perasaan itu diterima oleh panca indera penglihatan, bunyi, bau,
rasa, dan sentuhan tanpa adanya rangsangan dari luar yang sebetulnya
tidak ada atau tidak nyata. Menghardik halusinasi yaitu upaya yang
dilakukan mereka untuk mengendalikan serta memperbaiki tingkat
kesadaran mengenai tanda gejala yang dirasakan agar bisa memisahkan
antara dunia nyata dengan dunia palsu.(Bayu Seto Rindi Atmojo, 2022).
14
2. Saran
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan para pasien di ruangan
wisma melati dapat bertambah pengetahuannya mengenai halusinasi
tersebut,serta di harapkan dengan mengikuti penyuluhan maka di harapkan
pasien bisa menerapkan Latihan menghardik yang telah di jelaskan dan
juga di cobakan agar halusinasi pasien dapat hilang untuk menghindari
terjadinnya akibat yang lebih buruk lagi akibat halusinasi yang di alami
pasien halusinasi, karena pasien halusinasi cenderung akan tidak terkontrol
Ketika halusinasi nya muncul sehingga akan membahayakan pasien dan
orang disekitarnnya.
DAFTAR PUSTAKA
15
Nugroho arief. (2020). Penerapan Teknik Menghardik pada Tn. J dengan Masalah
Halusinasi. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 6, 15–24.
Oktaviani, S., Hasanah, U., & Utami, I. T. (2022). Penerapan terapi Menghardik
Dan Menggambar pada Pasien Halusinasi Pendengaran. Journal Cendikia
Muda, 2(September), 407–415.
https://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/viewFile/
365/226
16