Anda di halaman 1dari 4

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Indonesia

Oleh : Elma Yulia Putri Ananda

Pertama-tama saya mengucapkan syukur yang tiada hentinya kepada


Tuhan yang selalu memberikan kenikmatannya kepada saya dan kita semua.
Perkenalkan nama saya Elma Yulia Putri Ananda , saat ini saya kuliah semester 3
di jurusan Matematika S1 Universitas Negeri Makassar ( belum aktif belajar).
Saya anak kedua darii 3 bersaudara. Saya lahir di Sengkol 17 Maret 1999.
Pendidikan pertama saya di SDN 4 Sengkol lalu melanjutkan SMP di SMPN 1
Pujut, kemudian saya melanjutkan di SMA Negeri 1 Praya. Keberanian saya
merantau di Makassar Karena didasarkan oleh impian ibu saya yang
menginginkan anaknya bisa sekolah di luar daerah. Dan itulah yang membuat
saya semangat dalam mengejar cita-cita ku. Setelah siswa duduk di kelas 3 SMA
pasti mereka sudah merencanakan kemana tujuan pendidikan mereka selanjutnya ,
sama halnya dengan saya yang jauh-jauh hari sudah merencanakan dengan
matang kemana saya akan memulai masa depan saya. Setelah gagal di tes
SNMPTN, saya mencoba lagi di SBMPTN, akan tetapi saya merasakan kegagalan
yang kedua kalinya. Dari kegagalan saya itu saya bertanya-tanya dalam diri saya “
apa yang salah dengan diri saya, mengapa Tuhan berturut- turut menguji saya.
Apakah usaha dan doa saya kurang ? “ dari sanalah saya tidak pernah berhenti
untuk berdoa dan berusaha untuk mengejar cita-cita saya. Lalu, saya mencoba tes
Mandiri di Universitas Negeri Makassar dan Alhamdulillah Allah mendengar doa
hambanya yang selalu berusaha. Ujian bagi saya belum berhenti walaupun kearah
mana saya akan melangkah selanjutnya, akan tetapi omongan tetangga yang
bertanya-tanya mengapa saya meleceng dari jurusan keinginan saya dan saya
memilih Matematika. “ kenapa sih pilih matematika. Tiap hari ngitung apa tidak
stress lihat angka terus ? ” itulah pertanyaan yang selalu terlontarkan kepadaku.
Saya juga bertanya-tanya kenapa saya berani mengambil jurusan itu, tetapi dengan
niat dan tekad yang kuat saya berani menaklukkan Matematika yang anggap
mereka sulit dan membuat saya semakin penasaran. Saya selalu menyemangati
diri saya dengan perkataan Ali bin Abi Thalib yang berbunyi “  A hopeless person
sees difficulties in every chance, but a hopeful person sees chances in every
difficulty.” dan saya akan buktikan pada mereka jika kesuksesan tidak akan
datang jika kita tidak berani mencoba untuk meraihnya.

Setelah melewati semester 1, awalnya masih ada rasa belum menerima


jurusan ini karena masih terbayang-bayang oleh jurusan yang kuinginkan dari
dulu. Itulah yang membuat belajar saya menjadi tidak maksimal karena awalnya
saya bertekad untuk ikut SBMPTN lagi. Akan tetapi, semua keinginan itu berubah
setelah saya masuk semester 2 dan mengerti bahwa matematika itu mudah “ jika
kita tahu konsepnya” dan itu membuat saya lebih tertarik lagi dengan jurusan ku
ini. Di tambah lagi Matematika sangat menyenangkan jika di aplikasikan dalam
kehidupan. Sementara semester 2 berjalan rasa ketidaknyamanan itu hilang seiring
berjalannya waktu, saya mulai menata kegiatan yang sejalan dengan kuliah ku dan
tidak mengganggu waktu kuliah. Walaupun awalnya sempat kelelahan dalam
mengatur waktu tapi Alhamdulillah saya bisa mengatasi hal tersebut. Saya sangat
bersyukur karena dari sekian banyak pendaftar untuk menjadi anggota tentor di
LES PRIVAT SMART HOME dan Alhamdulillah saya salah satu termasuk yang
lolos setelah melalui tahap seleksi administrasi, seleksi microteaching dan seleksi
wawancara. Di sinilah saya menemukan keluarga yang berjuang untuk menggapai
masa depan bersama. Di sini juga saya menyadari bahwa masih banyak anak-anak
yang belum mengenal pendidikan. Kita mewujudkan mimpi mereka dengan
program SEKOLAH IMPIAN. Sekolah impian inilah yang membantu mereka
untuk merasakan dunia pendidikan seperti anak pada umumnya. Semua kegiatan
yang ku ikuti tidak mengganggu kuliahku, itu terbukti dengan IPS yng ku capai,
IPS yang awalnya hanya 3,40 menjadi 3,76 dan itu membuktikan jika sesibuk
apapun kegiatan kita jika itu masih di jalan Allah maka akan berjalan dengan baik.

Motivasi mengikuti beasiswa ini salah satu alasannya adalah karena oang
tua saya, mereka harus membiayai sekolah ketiga anaknya dan saya merasa yang
paling banyak mengeluarkan biaya. Oleh sebab itu saya sangat berharap pada
beasiswa ini agar bisa membantu keuangan keluarga saya. Dengan tidak lupa juga
Saya bersyukur dengan apa yang Allah berikan pada saya setelah melihat masih
banyak anak-anak yang membutuhkan pendidikan meskipun untuk tingkat Taman
kanak-kanak. Saya teringat dengan nasehat John F. Kennedy yang berbunyi
“Anak-anak adalah sumber daya dunia yang paling bernilai, dan mereka
harapan terbaik untuk masa depan.” Oleh sebab itu, saya bersemangat sekali
untuk membantu mereka untuk mendapatkan pendidikan walaupun yang saya
lakukan sekarang tidak terlalu maksimal untuk mereka.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk


memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut
ilmiah yang telah mapan. Terkait dengan kemiskinan ini, publikasi dari BPS
tanggal 2 Juli 2007, menyebutkan jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan) di Indonesia pada bulan Maret 2007 mencapai
37,17 juta (16,58 persen). Dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin bulan
Maret 2006 yang berjumlah 39,30 juta (17,75 persen). Badan Pusat Statistik
memperkirakan, jumlah penduduk Indonesia pada 2010 mencapai 234,2 juta atau
naik dibanding jumlah penduduk 2000 yang mencapai 205,1 juta
jiwa( KOMPAS.comRabu, 23 Juni 2010). 

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Karena
perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dapat diukur melalui tingkat dan
kualitas pendidikan serta tingkat kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM).Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan
dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini
masih banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk memperoleh
pendidikan bermutu, hal ini disebabkan antara lain Karena mahalnya biaya
pendidikan dan orang miskin memang tidak ada biaya untuk pendidikan
dikarenakan lebih mengutamakan biaya untuk makan. Sangat di sayangkan jika
Indonesia yang kaya raya dengan Sumber Daya Alam (SDA) ini tidak
dimanfaatkan dengan baik karena Sumber Daya Maanusia (SDM) yang kurang.
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang
lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih
eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau
dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,
mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
Untuk meningkatkan kulitas sumber daya manusia yang dimiliki maka
di perlukan tenaga pengajar pengajar professional yang berjiwa sosial untuk
mencetak Sumber Daya Manusia yang mampu mengolah kekakayaan alam ini.
Jangan kita biarkan kita sebagai penonton di rumah sendiri, itu yang membuat
saya lebih rajin lagi untuk belajar dan membantu anak-anak tidak mampu agar
bisa mengolah kekayaan alam ini juga. Kita mengajarkan kepada mereka
bagaimana ilmu itu di aplikasikan dalam kehidupan agar berguna bagi bangsa ini,
tapi kenyataannya Dunia pendidikan pun tidak lagi dipandang sebagai tempat
ideal untuk mencari ilmu. Masyarakat jadinya memasuki dunia pendidikan
semata-mata hanya untuk mengejar ijazah, gelar, sertifikasi guru dan tujuan
lainnya, sehingga pendidikan dijadikan mitos-mitos, ritual-ritual sebagai obat
"candu" mujarab yang memberikan jaminan kebahagiaan masa depan.

Sebagai mahasiswa dan juga sekaligus generasi penerus bangsa ini kita
harus menyadari peranan kita sebagai agent of change. Dimana tangan kitalah
yang nantinya akan memegang tonggak estafet pembangunan negeri ini. Dan
kitalah yang akan menentukan negeri kita akan bagaimana kedepannya. Untuk
membangun bangsa menjadi bangsa yang maju bukanlah hal yang mudah
semudah membalikkan telapak tangan. Oleh karena itu, mulai saat ini kata harus
mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga professional yang unggul agar mampu
membangun Indonesia menjadi Negara yang lebih baik di masa depan. Dan saya
berharap impian anak-anak yang kurang mampu agar bisa mengeyam pendidikan
bisa terwujudkan. Sekali lagi itu semua ada di tangan kita.

Demikianlah, saya buat esai ini dengan sebenar-benarnya. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai