Contoh Kode Etik Pasal 31 Dan 32

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Contoh Pelanggaran Pasal 31

Menurut V seorang native ilmu_kompatiologi, menyebutkan bahwa H, seorang psikologi


(konsultan) yang berkedudukan di fakultas psikologi mampu melakukan pelanggaran berupa
manipulasi data psikologi dan melakukan pencemaran nama baik. Menurut V, H
mengumumkan sesuatu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan ke publik yaitu sejumlah
individu (lebih dari satu orang) mengalami gangguan jiwa akibat ikut dekon_kompatiologi.
Secara terang-terangan H mengakuinya dan mempublikasikan di salah satu mailing list, tanpa
rasa bersalah. Pada akhirnya terjadi perdebatan saling menjelekan antara H dan V.

Hasil Analisis:

H, seseorang psikolog (konsultan) yang berkedudukan di fakultas psikologi tidak seharusnya


melakukan pelanggaran berupa manipulasi data psikologi dan melakukan pencemaran nama
baik. Harez posma melanggar pasal 31, mengenai pernyataan melalui media, dia tidak
seharusnya mengumumkan sesuatu yang tidak bisa di pertanggung jawabkan ke publik yaitu
sejumlah individu (lebih dari satu orang) mengalami gangguan jiwa akibat ikut dekon-
kompatiologi oleh V. Secara terang_terangan H mengakuinya dan mempublikasikan di salah
satu mailing list, tanpa rasa bersalah.

Contoh Pelanggaran Pasal 32

Knk adalah seorang ilmuwan psikologi di Surabaya. Dia telah menyelesaikan pendidikan S1 di
sebuah perguruan tinggi swasta yang sekarang sudah tidak melakukan kegiatan akademik lagi.
Dalam prakteknya dia cenderung menyombongkan diri dan sering melebih-lebihkan
kemampuan yang ia miliki. keahliannya mendekati media ia salah gunakan untuk mengiklankan
dirinya secara berlebihan. Suatu hari klien AB mendatangkan knk yang ingin melakukan
konsultasi. Untuk memamerkan diri pada AB, dalam proses konsultasi knk sering menyebutkan
istilah yang tidak di mengerti AB. AB menjadi semakin bingung dan kecewa dengan karena
masalahnya sekarang menjadi semakin runyam setelah di konsultasikan dengan knk.
Hasil Analisis:

Knk sebagai seorang ilmuwan psikologi seharusnya tidak melakukan tindakan yang membuat
kliennya semakin menjadi bingung. Dia seharusnya menggunakan kata-kata sederhana yang
dapat di pahami oleh klien, supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran. Sebagai seorang ilmuan
psikologi yang baik, seharusnya dia juga memberikan publikasi yang jujur, wajar, dan bijaksana.
Akan tetapi dia melakukan hal yang sebaliknnya, justru dia dengan bangganya menyombongkan
diri dan melebih-lebihkan kemampuan yang di milikinya. Oleh karena itu knk bisa dikenakan
kasus pelanggaran kode etik psikologi pasal 32 tentang iklan diri yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai