Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KODE ETIK MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI


“Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan tugas kelompok mata kuliah
Inovasi dan media BPI”
Dosen pengampu:
Dr. Yudi Guntara , M. Kom. I

Pemakalah:
Jamil 21010190
Nur Kamilah Asna 21010191

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH SIRNARASA
2022
Dusun Ciceuri, Desa Ciomas, kec, Panjalu kab Ciamis, Prov. Jawa barat

1
KATA PENGANTAR

Bersyukur kepada Alloh SWT. karena telah memberikan saya kemampuan


untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi
semua pembaca, dan menjadi berkah bagi sang penulis.

2
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................4
C. TUJUAN MAKALAH...............................................................................4
D. MANFAAT MAKALAH ..........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
A. PENGERTIAN KODE ETIK MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI.............................................................................................5
B. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN CYBERCOUNSELING................7
C. ISSU-ISSU YANG ADA DI CYBERCOUNSELING.............................8
BAB III KESIMPULAN ..............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam lingkup teknologi informasi, kode etik profesinya memuat
kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan
hubungan antara professional atau developer teknologi informasi dengan
klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta
organisasi profesi dengan pemerintah.

Munculnya kode etik profesi IT memberikan adanya tanggung


jawab yang tinggi bagi para pengemban profesi bidang komputer untuk
menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang profesional dengan baik
sesuai dengan garis-garis profesionalisme yang ditetapkan.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi di berbagai bidang tak


terlepas dari perannya dalam membuat, menyimpan, menyampaikan,
hingga menyebarkan informasi. Penggunaan perangkat elektronik seperti
televisi, komputer, dan smartphone pun turut membuat teknologi informasi
kian dibutuhkan masyarakat luas.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan kode etik?
2.Apa kelemahan dan kelebihan cybercounseling?
3.Issu apa saja yang ada di cybercounseling?

C. TUJUAN MAKALAH
Supaya konselor dapat bertanggung jawab terhadap proses
bimbingan dan konseling nya

D. MANFAAT MAKALAH
Manfaat nya konselor dapat berhubungan dengan klien melalui
media internet yang dilakukan dengan jarak jauh. Internet memberikan
pengaruh terhadap kepribadian seseorang, tergantung bagaimana orang
tersebut menggunakannya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KODE ETIK MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI


INFORMASI.
Seorang konselor yang profesional maka, mempunyai kode etik
yang mengatur dalam setiap perilaku etik konselor. Etik merupakan
jaminan bahwa konselor tersebut dapat bertanggung jawab atas proses
bimbingan dan konseling. Setiap organisasi profesional mempunyai kode
etik yang mengatur cara berperilaku anggotanya, begitu pula bimbingan
konseling dengan organisasinya yang bernama ABKIN mempunyai kode
etik yang mengatur bagaimana cara berperilaku seorang konselor. Dalam
kode etik tersebut diuraikan bagaimana konselor berhubungan dengan
teman sejawat, dengan klien dan sebagainya.
Kode etik dibuat untuk melindungi klien dan menciptakan proses
penyembuhan yang efektif. Dengan perkembangan teknologi informasi
maka proses bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui berbagai
media seperti internet, komputer. Telepon dan disket dan televisi radio,
dan video. Media yang sering digunakan dalam proses bimbingan dan
konseling diantaranya media internet, yang sering disebut cyber
counseling.
E-mail merupakan cara baru untuk berkomunikasi secara cepat dan
efektif melalui internet. Hal ini tidak bermaksud untuk menggantikan
konseling tatap muka. Tetapi dapat menjadi salah satu cara dalam
membantu klien membacakan masalahnya pada jarak jauh tanpa bertemu
langsung dengan konselor. Dalam proses konseling jarak juan ini dapat

5
dilakukan untuk membantu masalah-masalah yang berkaitan dengan
perkembangan kepribadian dan kehidupan klien melalui surat atau tulisan
pada internet. Media internet dapat digunakan untuk mengeksplorasi diri
tergantung bagaimana orang tersebut menggunakannya. Internet akan
bermanfaat jika mampu meningkatkan kehidupan seseorang, dan
sebaliknya menjadi penyakit jika membuat kacau kehidupan orang
tersebut. Pengaruh buruk akan terjadi jika internet digunakan sebagai
sarana untuk mengisolasi diri. Banyak orang tidak sadar bahwa lama-
kelamaan ia menutup diri terhadap komunikasi sosial karena senang
melakukan browser atau karena internet dipakai sebagai pelarian dari
masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadiannya. Hal itu dapat
terjadi karena ada individu yang menampilkan kepribadian yang berbeda
pada saat online dengan offline.
Internet telah menjangkau berbagai bangsa dan berbagai aturan
di seluruh didunia. Setiap negara memiliki aturan berbeda tentang
praktek konsultasi di internet, walaupun begitu seorang konselor dapat
mengetahui aturan, badan atau badan terkait di daerah tempat
berpraktik. Sejak National Board For Certified Counselor mengumumkan
pemakaian standar untuk praktek konsultasi berbasis internet tanggal 9
September 1997 maka profesi ini ada sebagai salah satu alternatif. Tujuan
dari National Board For Certified Counselor yakni satu alternatif.
Tujuan dari National Board For Certified Counselor yakni untuk
mengurangi praktek-praktek yang tidak profesional. Sesuai dengan kode
etik National Board For Certified Counselor tentang praktek konseling
profesional konseling online seharusnya :
1. Mengacu hukum dan kode etik konsultasi online
2. Memberitahu klien tentang metode yang dipakai untuk
membantu keamanan komunikasi klien, konselor dan
pengawas.

6
3. Menginformasikan klien, bagaimana dan berapa lama data
hasil konsultasi akan disimpan.
4. Dalam situasi yang sulit untuk memperjelas identitas konselor
atau klien.
5. Jika diperlukan izin dari pusat atau pengawas dalam
penyediaan jasa web konseling untuk anak kecil, periksa
identitas pemberi izin tersebut. Ikuti prosedur dengan
informasi yang diterbitkan untuk membagi informasi klien
dengan sumber yang lain.

B. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN CYBERCOUNSELING.


Konseling melalui cybercounseling merupakan media yang sangat
efektif digunakan untuk klien yang tidak mau identitasnya terbuka, karena
kebanyakan cybercounseling ini bersifat anonim. Oleh karena itu klien
dapat membuka perasaannya apa adanya sehingga proses konseling dapat
berjalan dengan lancar Tetapi cybercounseling ini tidak selamanya
menimbulkan dampak yang positif, melainkan menimbulkan dampak yang
negatif, karena terjadi komunikasi satu arah antara konselor dengan klien,
dan konselor tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahpahaman.
Beberapa kelemahan yang terdapat dalam cybercounseling ini diantaranya
adalah:
Permasalahan yang dihadapi oleh konseling beraneka ragam dalam
emosi sehingga kadang-kadang konselor mengabaikan segi – segi yang
penting dalam proses konseling.
1. Dianggap oleh konseling sebagai perampasan tujuannya maka
teknik atau pendekatan ini kurang baik untuk digunakan.
2. Belum terdapat data-data, fakta-fakta atau informasi yang
objektif dari konseling, sehingga pemecahan masalah dengan
teknik atau pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.

7
3. Masalah-masalah klien yang sudah jelas memiliki data, fakta
atau informasi lebih lanjut bisa diambil langkah-langkah
tertentu oleh konselor dalam memecahkan masalah klien.
4. Klien yang telah mampu dan mau menerima hasil dari
pelaksanaan konseling, untuk selanjutnya akan mau
melanjutkan konseling.
L

C. ISSU-ISSU YANG ADA DI CYBER COUNSELING.


Penggunaan teknologi informasi khususnya internet mempunyai
kelemahan dan kelebihan sendiri, diatara kelebihan menggunakan
teknologi internet dalam pelayanan bimbingan dan konseling diantaranya:
1. Pengiriman dapat dilakukan dengan lebih cepat hanya memerlukan
waktu beberapa menit saja.
2. Biaya yang dikeluarkan sangat murah, baik dari dalam ataupun ke
luar negeri.
3. Dapat mengirimkan beberapa surat dengan kemudahan seperti
mengirim satu surat.
4. Surat yang masuk mudah untuk dicatat dan dikembalikan.

Dengan perkembangan media internet tersebut maka proses bimbingan


dan konseling dapat dilakukan melalui cybercounseling, diatara isu-isu
yang terjadi dalam proses Cybercounseling ini diantaranya:

1. Hubungan Terapi antara klien dan Konselor

Klien dan konselor dapat melakukan hubungan konseling


dengan baik secara online ataupun secara offline. Salah satu
hal yang sering diperdebatkan adalah keberlangsungan proses

8
konseling tersebut. Proses konseling dapat dilakukan dengan
beberapa kali sehingga klien dapat mengembangkan dirinya
secara optimal. Susman (1998) berpendapat bahwa
kehilangan proses dialog dapat mengganggu kemampuan
konselor untuk secara penuh dan efektif menggunakan gaya
pribadi masing -masing. Dalam proses ini seorang klien dapat
mengeksplorasi dirinya melalui konseling dengan konselor,
dan tidak sedikit yang mengerahkan emosi mereka dengan
menggunakan simbol -simbol yang dapat digunakan. Apabila
proses konseling melalui cybercounseling ini tidak dapat
dilakukan sampai selesai, karena berbagai hal, maka proses
konseling tidak berjalan secara efektif.

2. Kerahasiaan Klien

Kerahasiaan dalam bimbingan dan konseling secara online


mendapat sorotan yang sangat tinggi. Dalam proses
cybercounseling ini seorang klien kadang kala tidak bisa
mengungkap permasalahannya secara langsung kepada
konselor sehingga konselor tidak dapat mengidentifikasi
masalah yang dihadapi klien itu sendiri dan tidak dapat
mencari alternatif jawaban bagi klien. Kerahasiaan
merupakan salah satu asas dalam bimbingan konseling. Maka
konselor wajib untuk menjaga kerahasiaan data-data yang ada
di seorang konselor ada beberapa batasan mengenai
kerahasiaan seorang konselor di dunia nyata dan di dunia
maya diantaranya adalah

Batasan Teknis Kerahasiaan di Dunia Nyata Kerahasiaan


secara Legal:

9
1. Hubungan antara konselor dan klien tidak bisa
dirahasiakan dari pengadilan, kebanyakan konselor
menghormati panggilan tertulis dari pengadilan, tetapi
tetap berusaha menjaga informasi yang rahasia sebaik
mungkin ketika menjawab
2. Jika hidup klien dalam bahaya, atau klien akan
membahayakan orang lain, hak kerahasiaan klien bisa
batal. Dalam hal ini, hidup jadilah lebih penting
dibanding hak keprivasian seseorang.
3. Kini masyarakat tidak lagi memaklumi penyiksaan pada
anak, pada orang yang lebih tua, atau jenis penyiksaan
apapun, konselor akan membatalkan hal kerahasiaan
demi melindungi klien.
4. Kerahasiaan secara llegal
5. Para sekertaris dan staf kantor sering harus mengurusi
keseluruhan klien walaupun tugas mereka hanya
berkaitan dengan pembayaran atau pembuatan janji.
Kerahasiaan sering terbongkar dengan cara mengintip
arsip klien.
6. Melalui ruangan penyimpanan yang tidak terkunci dan
tidak termonitor dengan baik. Di institusi yang besar,
hal ini dapat tidak ketahuan dan tidak diperdulikan oleh
staf lain.
7. Menguping pembicaraan merupakan hal yang bisa
terjadi jika ruang kerja atau ruang konsultasi hanya
dibatasi oleh dinding yang tipis dan tidak kedap suara.
8. Batasan teknis Kerahasiaan di Dunia Maya
9. Batasnya sama dengan dunia maya, namun konselor
cyber space tidak memiliki kepastian dan keterbukaan.

10
10. Untuk memastikan situasi darurat dapat ditangani
dengan baik, membuktikan informasi kontak tidaklah
dianjurkan.
11. Klien atau konselor kadang kebetulan mengirim e- mail
rahasia ke orang yang tidak seharusnya. Penerimaan
yang tidak seharusnya, satu solusi pada masalah ini
akan menekankan pentingnya memeriksa ulang
penerima e-mail sebelum menekan tombol kirim.

BAB III

KESIMPULAN

Seorang konselor yang profesional maka, mempunyai kode etik yang


mengatur dalam setiap perilaku etik konselor. Etik merupakan jaminan bahwa
konselor tersebut dapat bertanggung jawab atas proses bimbingan dan konseling
dan merupakan alat untuk melindungi klien dan menciptakan proses
penyembuhan yang efektif. Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
maka kode etik sangat diperlukan dalam mengatur perilaku konselor, karena
konselor dapat berhubungan dengan klien melalui media internet yang dilakukan
dengan jarak jauh. Internet memberikan pengaruh terhadap kepribadian seseorang,
tergantung bagaimana orang tersebut menggunakannya, hal ini dapat berdampak
positif atau pun dapat berdampak negatif.

11
Seorang klien dapat berhubungan dengan klien tanpa mengindahkan
kerahasiaan karena kerahasiaan merupakan salah satu asas yang harus
diperhatikan oleh konselor dan klien. Konselor bertanggungjawab terhadap data
dan fakta yang dimiliki klien sehingga konselor dapat membantu klien dalam
membantu memberikan solusi alternatif kepada klien sehingga proses bimbingan
dan konseling dapat berjalan dengan

DAFTAR PUSTAKA
 Nurihsan, Juntika. 2005.Strategi layanan Bimbingan dan Konseling
Bandung. Refika Aditama

12

Anda mungkin juga menyukai