KODE ETIK
KELOMPOK 6
(21145005)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"Problem Pelaksanaan Kode Etik”.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Saya berharap semoga karya ilmiah yang saya susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan kode etik untuk
konselor di lapangan............................................................................................
B. Dampak pelanggaran kode etik dalam praktik konseli terhadap klien
dan profesi konselor itu sendiri...........................................................................
C. Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan
kepatuhan konselor terhadap kode etik.............................................................
D. Perkembangan teknologi dan media sosial mempengaruhi
pelaksanaan kode etik untuk konselor, dan langkah-langkah yang diambil
untuk menghadapi tantangan ini........................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan kode
etik untuk konselor di lapangan?
2. Bagaimana dampak pelanggaran kode etik dalam praktik konseli
terhadap klien dan profesi konselor itu sendiri?
3. Apa saja strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran
dan kepatuhan konselor terhadap kode etik?
4. Bagaimana perkembangan teknologi dan media sosial mempengaruhi
pelaksanaan kode etik untuk konselor, dan apa langkah-langkah yang
diambil untuk menghadapi tantangan ini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui saja permasalahan yang sering muncul dalam
pelaksanaan kode etik untuk konselor di lapangan.
2. Untuk mengetahui dampak pelanggaran kode etik dalam praktik
konseli terhadap klien dan profesi konselor itu sendiri.
3. Untuk mengetahui strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan konselor terhadap kode etik.
4. Untuk mengetahui perkembangan teknologi dan media sosial
mempengaruhi pelaksanaan kode etik untuk konselor, dan langkah-
langkah yang diambil untuk menghadapi tantangan tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
A. Permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan kode etik
untuk konselor di lapangan.
Dalam pelaksanaan kode etik untuk konselor di lapangan, terdapat
beberapa permasalahan yang sering muncul. Permasalahan ini bisa berkaitan
dengan etika profesional, privasi klien, dan hubungan antara konselor dan
klien. Beberapa permasalahan yang sering muncul meliputi:
1. Konflik Kode Etik: Konselor seringkali dihadapkan pada situasi di
mana mereka harus memutuskan antara mematuhi kode etik mereka
dan menghormati hak privasi klien, sementara juga mencoba untuk
memberikan bantuan yang efektif. Ini bisa menjadi konflik etis yang
sulit.
2. Privasi dan Kerahasiaan: Memastikan privasi dan kerahasiaan klien
adalah aspek utama dari etika konselor. Namun, dalam situasi tertentu,
seperti ancaman terhadap keselamatan seseorang atau kewajiban
hukum, konselor mungkin harus mempertimbangkan untuk melanggar
kerahasiaan klien.
3. Dual Relationships: Terkadang, konselor dapat terlibat dalam
hubungan ganda dengan klien, seperti menjadi teman atau anggota
keluarga mereka. Ini bisa menyebabkan konflik kepentingan dan
mengancam profesionalisme konselor.
4. Konflik Nilai: Konselor mungkin memiliki nilai pribadi yang berbeda
dengan klien mereka. Menavigasi konflik nilai ini dapat menjadi tugas
yang sulit, terutama jika nilai-nilai ini bertentangan dengan kode etik
profesi.
5. Batasan Kompetensi: Konselor harus bekerja dalam batasan
kompetensinya. Terkadang, konselor mungkin dihadapkan pada
masalah yang berada di luar bidang keahliannya. Hal ini dapat
menimbulkan risiko untuk klien dan melanggar kode etik.
6. Diskriminasi: Mencegah diskriminasi dan menghormati keragaman
klien adalah prinsip etika utama. Namun, konselor mungkin
dihadapkan pada situasi di mana mereka harus menangani masalah
diskriminasi dan prasangka.
7. Konseling dengan Anak atau Klien Vulnerabel: Konseling dengan
anak-anak atau klien yang rentan dapat memunculkan tantangan
tambahan dalam menjaga etika dan kerahasiaan.
8. Transparansi dan Informed Consent: Memastikan bahwa klien
memahami proses konseling, tujuan, dan risiko yang terlibat adalah
bagian penting dari etika konselor. Terkadang, permasalahan dapat
muncul dalam hal ini.
9. Supervisi dan Dukungan Profesional: Konselor perlu menjalani
supervisi reguler dan mencari dukungan dari rekan seprofesinya. Tapi,
dalam beberapa kasus, konselor mungkin merasa kesulitan dalam
mengejar supervisi atau dukungan yang diperlukan.
A. Kesimpulan
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ini, konselor harus
memiliki pemahaman mendalam tentang kode etik mereka, memiliki
kepekaan terhadap situasi yang memunculkan masalah etika, dan selalu
mencari panduan dari supervisor atau rekan seprofesinya. Selain itu,
komunikasi terbuka dengan klien untuk menjelaskan kode etik dan prosedur
etis juga penting untuk menjaga integritas profesional.
Oleh karena itu, penting bagi konselor untuk mematuhi kode etik
mereka dengan cermat dan berusaha menjaga integritas profesional. Konselor
juga harus terus melakukan pendidikan dan pelatihan untuk memahami
perubahan dalam etika dan praktik konseling serta memastikan bahwa mereka
selalu memberikan pelayanan terbaik kepada klien mereka.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, organisasi konseling dapat
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan konselor terhadap kode etik, yang
pada gilirannya akan memastikan praktik konseling yang etis dan
professional.
Dalam menghadapi perkembangan teknologi dan media sosial,
konselor harus tetap memprioritaskan etika dan keamanan klien di atas
segalanya. Selalu penting untuk terus memperbarui pengetahuan mereka
tentang perubahan dalam teknologi dan melibatkan diri dalam pelatihan etika
yang relevan. Dengan langkah-langkah yang sesuai, konselor dapat menjaga
integritas dan profesionalisme dalam pekerjaan mereka, sambil tetap
memenuhi kode etik profesi konseling.
DAFTAR PUSTAKA
onesia. Yogyakarta.
Kanisius Medika.
dan Konseling Indonesia.