Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

VARIABEL COSTING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akutansi Biaya


Dosen Pembimbing:
Eris Girawati, SE.,M.Ak

DISUSUN OLEH :
1. Muhammad Suba’i
2. Susanti
3. Siti Anisa Pahmi
Akuntansi Reguler B
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERBANKAN INDONESIA

Jalan Kol. Tb. Suwandi Lingakar Selatan No. 99 ( Simpang Lima) Ciracas Kota
Serang

[Type text] Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian . Kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “VARIABEL COSTING”. Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas mata perkuliahan Akuntansi Biaya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Eris Girawati, SE.,M.Ak mata kuliah Akuntansi Biaya. Selain itu makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Akuntansi Biaya Variabel
Costing, Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Serang, 2 Maret 2022

Penyusun
KELOMPOK 5 AK.BIAYA

[Type text] Page 2


DAFTAR ISI

Sampul ...........................................................................................................................1
Kata Pengantar ...............................................................................................................2
Daftar isi ..........................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang .....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................4
C. Tujuan ..................................................................................................................4

BAB II Pembahasan
A. Pengertian Variabel Costing .................................................................................5
B. Jenis jenis Variabel Costing ..................................................................................8
C. Pengumpulan Biaya Dalam
metode Variabel Costing ...................................................................................... 10
D. Penyajian Laporan Rugi Laba
Kepada Pihak Luar Perusahaan ...........................................................................12
E. Manfaat Yang Dihasilkan Oleh
Metode Variabel Costing....................................................................................... 12
F. Keunggulan Dan Kelemahan metode
Variabel Costing ....................................................................................................14
G. Tujuan Penentuan Harga Pokok
Variabel (Variabel Costing)................................................................................... 15

BAB III Penutup


A. Kesimpulan .................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................18
Daftar pustaka.................................................................................................................19

[Type text] Page 3


BAB I PENDAHULUANA.

A.Latar Belakang
Didalam membebankan harga pokok kepada produk yang dapat
digunakansalahsatu dari dua metode pembebanan harga produk. Yang
pertama yaitumetode penentuan harga pokok penuh ( Full Costing ) atau juga
sering disebutdengan metode penentuan harga pokok diserap ( Absorption
Costing ). Yangkedua yaitu metode penentuan harga pokok variable ( Variable
Costing ) ataubisa juga disebut metode penentuan harga poko batas ( Marginal
Costing ).Perusahaan bisa menentukan metode mana yang akan digunakan
sesuai dengankepentingan manajemen.

B.Rumusan Masalah
1.Apakah pengertian dari Variable Costing?
2.Apa sajakah jenis-jenis Variable Costing?
3.Bagaimana perbandingan metode Full Costing dan Variable Costing?
4.Apa manfaat dari metode Variable Costing?
5.Apa saja kelemahan metode Variable Costing?

C. Tujuan
1.Untuk menyelesaikan tugas makalah Akuntansi Biaya yang diberikan.
2.Untuk mengetahui apa itu Variable Costing.
3.Untuk mengetahui jenis-jenis Variable Costing.
4.Untuk mengetahu perbandingan metode Full Costing dan Variable Costing.
5.Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan metode Variable Costing.
6.Untuk mengetahui kelemahan dari metode Variable Costing.

[Type text] Page 4


BAB II Pembahasan

A.Pengertian Variable Costing

Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep


penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel
sebagai elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai
biaya periode atau atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan
kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya
produksi.

Metode variable costing merupakan metode alternatif untuk menghitung


harga pokok produksi di samping metode full costing yang diterima secara
umum. Dengan dipisahkan informasi biaya menurut prilaku dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, metode variable costing
mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam
perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik,
dan pengambilan keputusan jangka pendek. Hal ini dimungkinkan karena
dalam jangka pendek, biaya tetap tidak relevan karena tidak terpengaruh oleh
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Jika biaya tetap
terpengaruh dalam pengambilan keputusan jangka pendek, metode variable
costing dapat menyajikan dampak keputusan terdebut terhadap biaya tetap
dan laba.

Variable costing adalah metode akuntansi manajemen yang dipakai untuk


menghitung biaya produk. Laporan laba rugi yang dihasilakan oleh system
variable costing memperlihatkan margin kontribusi barang-barang yang
dihasilkan, informasi yang sangat berfaedah dalam pengambilan keputusan.
Variable costing kadangkala disebut juga direct costing (penentuan biaya
pokok langsung) atau marginal costing (penentuan biaya pokok marginal).
Dalam metode penentuan biaya pokok variable (variable costing, hanya biaya-
biaya produksi variable saja yang dimasukkan dalam persediaan dan biaya
pokok penjualan. Ketika tingkat aktivitas diukur dalam unit-unit produk yang
dihasilkan, maka biaya-biaya variable biasanya terdiri atas bahan baku
langsung, berkaitan dengan kapasitas produktif pabrik dan umumnya tidak
dipengaruhi oleh inti produk yang dipriduksi. Oleh karena itu dalam metode

[Type text] Page 5


penentuan biaya pokok variable, biaya overhead pabrikasi tetap tidaklah
diperlukan sebagai biaya produk.

Biaya Overhead Pabrikasi adalah semua biaya pengoperasian pabrik selain dari
pada biaya-biaya bahan baku langsung dan biaya-biaya tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrikasi meliputi tiga jenis biaya: bahan penolong, tenaga
kerja tidak langsung, dan pabrikasi lain-lain. Biaya bahan penolong adalah
biaya bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi namun bukan bagian
integral dari produk jadi. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya
personalia yang tidak bekerja secara langsung atas produk, namun jasanya
jasanya diperlukan untuk prose pabrikasi, contoh: karyawan bagian gudang,
satpam pabrik, dan penyelia bagian produksi. Biaya pabrikasi lain-lain adalah
biaya pabrikasi yang bukan bahan baku maupun tenaga kerja, contoh: pajak
bumi dan bangunan, listrik, asuransi, beban penyusutan, dan lain-lain. Tidak
astupun dari biaya overhead tadi dapat ditelusuri suatu produk tertentu, listrik
yang menerangi pabrik sebagai seumpama, juga menerangi ruangan kerja yang
tidak bersangkut paut dengan proses produksi, seperti toilet karyawan.
Overhead pabrikasi disebut juga beban pabrik (factory burden) atau biaya
produk tidak langsung atau indirect produk cost.

Biaya overhead pabrikasi tetap diperlukan sebagi biaya periode seperti halnya
biaya penjualan dan administrasi, dan dibebankan seluruhnya terhadap
pendapatan dalam periode tersebut. Metode ini menghilangkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan biaya satuan yang berubah secara berlawanan
dengan volume produksi karena biaya overhead pabrikasi diperhitungkan
sebagai biaya periode. Pendekatan variable costing tidak diperkenankan untuk
pelaporan keuangan kepada pihak luar. Begitu banyak perusahaan yang
memakai variable costing ini untuk tujuan internal (akuntansi manajemen) dan
format full costing untuk tujuan eksternal.

Diperlukan tiga langkah penerapan penentuan biaya pokok variable:

1. Semua biaya-pabrikasi, penjualan, dan administrative- dianalisis secara


cermat guna mementukan yang mana berperilaku variable dan mana
yang berperilaku tetap. Biaya campuran dipisahkan ke dalam komponen-
komponen variable dan tetap dengan memakai metode estimasi biaya

[Type text] Page 6


2. Biaya pabrikasi variable-bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrikasi varibel- dibebankan sebagai biaya produk. Oleh
karena itu, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi dan
biaya pokok penjualan dibiayakan dengan berdasarkan pada biaya-biaya
pabrikasi yang bervariasi sejalan dengan tingkat produksi.

3. Semua biaya overhead pabrikasi tetap serta beban penjualan dan


administrative diperlukan sebagai biaya periode dan dibebankan ke
laporan laba rugi pada saat dikeluarkan. Kendatipun demikian, beban
penjualan dan administrative variable dipisahkan dari beban penjualan
dan administrative tetap tatkala disajiakan pada laporan rugi-laba.
Beban penjualan dan administrative variable serta biaya pabrikasi
variable dikurangkan dari pendapatan penjualan guna menetukan
margin kontribusi pada periode berjalan. Sebaliknya beban penjualan
dan administrative tetap serta biaya overhead pabrikasi tetap dikurangi
dari margin kontribusi guna menentukan laba bersih selama periode
berjalan.

Pemilihan antara metode variable costing atau full absorption costing


mempunyai pengaruh atas nilai-nilai persediaan dan laba karena variasi dalam
perlaukan biaya overhead pabrikasi tetap. Walaupun laba bisa berbeda
diantara kedua metode penentuan biaya pokok tadi, laba dengan metode
variable costing tidak lah selalu lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan
metode full costing. Perbedaan laba diantara kedua metode tersebut
ditentukan oleh produksi dengan penjualan. Dengan menganggap pabrikasi
tetap per unit senantiasa sama dari satu periode ke periode yang lain, terdapat
tiga kemungkinan dari laba bersih dari kedua metode tersebut:

a. Unit produksi sama dengan unit terjual ( FC=VC )

b. Unit produksi lebih besar daripada unit terjual ( FC>VC )

c. Unit produksi lebih kecil daripada unit terjual ( FC


Besarnya perbedaan laba merupakan fungsi dari biaya pabrikasi tetap per unit
dan perubahan-perubahan tingkat persediaan.

[Type text] Page 7


B.Jenis-Jenis Variable costing

a. Direct Costing

Merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena


ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya
langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b. Marginal Costing

Biaya marjinal adalah kenaikan atau penurunan biaya sebagai hasil dari satu
lebih atau kurang satu unit output biaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja
dan material, ditambah dengan porsi estimasi biaya tetap (seperti biaya
administrasi dan biaya penjualan). Dalam perusahaan di mana biaya rata-rata
cukup konstan, biaya marjinal biasanya sama dengan biaya rata-rata. Namun,
dalam industri yang memerlukan investasi modal berat (pabrik mobil,
maskapai penerbangan, pertambangan) dan memiliki biaya rata-rata tinggi,
relatif sangat rendah. Konsep biaya marjinal adalah sangat penting dalam
alokasi sumber daya karena, untuk hasil yang optimal, manajemen harus
memusatkan sumber daya yang mana kelebihan pendapatan marjinal atas
biaya marjinal maksimum. Juga disebut biaya pilihan, biaya diferensial, atau
biaya tambahan.

Ditinjau dari penyajian laporan rugi-laba, perbedaan pokok antara metode


variable costing dengan full costing adalah terletak pada klasifikasi pos-pos
yang disajikan dalam laporan rugi-laba tersebut. Laporan rugi-laba yang
disusun dengan metode full costing menitikberatkan pada penyajian unsur-
unsur biaya menurut hubungan biaya menurut biaya dengan fungsi-fungsi
pokok yang ada dalam perusahaan (functional-cost classification). Tapi di lain
pihak laporan rugi-laba metode variabke costing lebih menitikberatkan pada
penyajian biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan (classification by cost behaviour).

Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit


dilaksanakan karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-
benar tetap. Penggolongan biaya sebagai suatu biaya variabel dengan asumsi :

[Type text] Page 8


1. Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah

2. Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah

3. Bahwa tingkat efisiensi tidak berfluktuasi

Sedangkan biaya tetap dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Biaya tetap yang
dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji manajer produksi,
pemasaran, keuangan, serta gaji manajer akuntansi. Biaya tetap yang dalam
jangka panjang konstan, misalnya depresiasi dan sewa kantor yang
dikontrakkan untuk jangka panjang. Namun dalam jangka yang panjang semua
biaya adalah berprilaku variabel.

Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang
lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat
umum harus dibuat atas dasar metode full costing, jika biaya overhead pabrik
tetap tidak diperhitungkan dalam harga pokok persediaan dan harga pokok
penjualan akan menghasilkan informasi harga pokok produk yang tidak wajar.
Biaya overhead pabrik tetap, seperti halnya dengan biaya overhead pabrik
variabel diperlukan untuk memproduksi dan oleh karena itu menurut metode
full costing memang lebih ditunjukkan untuk memenuhi informasi bagi
kepentingan intern perusahaan. Kelemahan ini dapat diatasi dengan mudah
oleh metode variable costing dengan cara mengubah laporan rugi-laba variable
costing ke dalam laporan rugi-laba full costing seperti telah diuraikan di muka.

Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan


perubahan-perubahan dalam penjualannya. Untuk perusahaan yang kegiatan
usahanya bersifat musiman, variabel costing akan menyajikan kerugian yang
berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam periode
lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal. Laporan rugi-laba bulanan
yang disajikan berdasarkan metode variable costing diragukan manfaatnya bila
dibandingkan dengan laporan rugi-laba yang disusun atas dasar metode full
costing.Tidak diperhitungkannya biaya Overhead Pabrik tetap dalam
persediaan dan harga pokok persediaan dan harga pokok persediaan akan
mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi
modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.

[Type text] Page 9


Variable costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya
membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok
produk. Harga pokok produk menurut metode variable costing terdiri dari :

C.Pengumpulan Biaya Dalam Metode Variable Costing

Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya


dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi
variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dalam kisar perubahan kegiatan
tertentu tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sedangkan
biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung unsur
tetap dan unsur variabel, yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan.

Jika perusahaan menggunakan variable costing di dalam akuntansi biaya


produksinya, biaya produksi dan biaya nonproduksi perlu dipisahkan menurut
perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam
rekening buku besar perlu pula disediakan rekening-rekening kontrol untuk
menampung dan memisahkan biaya tetap dan biaya variabel.

Rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan untuk mencatat


biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk atas dasar
tarif yang ditentukan di muka. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
variabel yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di
muka adalah sebagai berikut :

Barang Dalam Proses–Biaya Overhead pabrik Rp. Xxx

Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan Rp. Xxx

Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat pertama kali dalam
rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Jurnal untuk mencatat biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. Xxx

[Type text] Page 10


Berbagai Rekening yang Dikredit Rp. Xxx

Pada akhir periode akuntansi, biaya overhead pabrik dianalisis perilakunya


(dengan menggunakan metode regresi misalnya) untuk dipisahkan ke dalam
biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Berdasarkan
analisis tersebut, biaya overhead pabrik sesungguhnya kemudian dipindahkan
dari rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik
Tetap Sesungguhnya ke dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel
Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya. Jurnal untuk
mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai
berikut :

Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Rp. Xxx

Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesunggunya xxx

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. Xxx

Pencatatan biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum serupa dengan
pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya. Biaya pemasaran dan
administrasi & umum yang terjadi dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Biaya Pemasaran Rp. Xxx

Biaya Administrasi & Umum xxx

Berbagai Rekening yang Dikredit Rp. Xxx

Pada akhir periode akuntansi, biaya pemasaran dan administrasi & umum
dianalisis perilakunya untuk dipisahkan ke dalam biaya yang berperilaku tetap
dan biaya yang berperilaku variabel. Berdasarkan analisis tersebut, biaya
pemasaran kemudian dipindahkan dari rekening Biaya Pemasaran ke dalam
rekening Biaya Pemasaran Variabel dan Biaya Pemasaran Tetap. Begitu pula
dengan biaya administrasi dan umum. Jurnal untuk mencatat biaya pemasaran
dan biaya administrasi & umum menurut perilakunya adalah sebagai berikut
Biaya Pemasaran Rp. Xxx

[Type text] Page 11


Biaya Pemasaran Tetap xxx

Biaya Administrasi & Umum Variabel xxx

Biaya Administrasi & Umum Tetap xxx

Biaya Pemasaran Rp. Xxx

Biaya Administrasi & Umum xxx

D.Penyajian Laporan Rugi Laba Kepada Pihak Luar Perusahaan

Jika perusahaan menggunakan metode variable costing dalam akuntansi


biayanya, untuk menyajikan laporan rugi-laba bagi kepentingan pihak luar
perlu dilakukan perubahan unsur biaya yang diperhitungkan ke dalam harga
pokok persediaan produk dalam proses, persediaan produk jadi, dan harga
pokok penjualan. Perubahan ini tidak perlu dicatat dalam catatan akuntansi,
namun hanya dilakukan untuk mengubah laporan rugi-laba yang disusun
menurut metode variable costing ke dalam laporan rugi-laba menurut metode
full costing.

E.Manfaat Informasi Yang Dihasilkan Oleh Metode variable Costing

a. Manfaat Informasi Variable Costing Dalam Perencanaan Laba Jangka


Pendek

Untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan


informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak
berubah dengan adanya perubahan volum ekegiatan, sehingga hanya biaya
variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan
keputusannya. Oleh karena itu, metode variable costing yang menghasilkan
laporan rugi-laba yang menyajikan informasi biaya variabel yang terpisah dari
informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk
perencanaan laba jangka pendek. Laporan rugi-laba variable costing
menyajikan dua ukuran penting : (1) Laba kontribusi dan (2) Operating
[Type text] Page 12
leverage. Dengan adanya pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dalam
laporan rugi-laba metode variable costing, hal ini memungkinkan manajemen
melakukan analisis hubungan antara biaya, volume, dan laba.

b. Pengendalian biaya

Variable costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengendalikan


period costs dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full costing. Dalam
full costing biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam tarif biaya
overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu
manajemen kehilangan perhatian terhadap period costs (biaya overhead
pabrik tetap) tertentu dapat dikendalikan. Didalam variable costing, period
costs yang terdiri biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan
secara terpisah dalam laporan rugi-laba sebagai pengurang terhadap laba
kontribusi. Discretionary fixed costs merupakan biaya yang berperilaku tetap
karena kebijakan manajemen. Biaya ini dalam jangka pendek daoat
dikendalikan oleh manajemen. Commited fixed costs merupakan semua biaya
yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan.
Dalam jangka pendek commited fixed costs tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen. Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri
dalam laporan rugi-laba variable costing, manajemen dapat memperoleh
informasi directionary fixed costs terpisah dari commited fixed costs, sehingga
pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dilakukan oleh manajemen.

c. Manfaat Informasi Variable Costing dalam Pengambilan keputusan

Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan


keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang
menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period costs tidak relevan
karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variable
costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek.

Dan jika ditinjau dari sudut penentuan harga, perbedaan pokok antara full
costing dan variable costing adalah terletak pada konsep penutupan biaya
(concept of cost recovery).

[Type text] Page 13


Menurut metode full costing, harga jual harus dapat menutup total biaya,
termasuk biaya tetap di dalamnya. Di dalam metode variable costing, apabila
harga jual tersebut telah menghasilkan laba kontribusi guna menutup biaya
tetap adalah lebih baik daripada harga jual yang tidak menghasilkan laba
kontribusi sama sekali.

F.Keunggulan Dan Kelemahan Metode Variable Costing

Keunggulan:

Dapat digunakan untuk pengendalian biaya karena dengan menyajikan semua


biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri, manajemen dapat memusatkan
perhatian pada perilaku biaya tetap ini.Variable costing bermanfaat untuk
penentuan harga jula jangka pendek.

Kelemahan:

Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit


dilaksanakan , karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau
benar-benar tetap. Penggolongan biaya sebagai suatu biaya variabel dengan
asumsi :

1. Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah

2. Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah

3. Bahwa tingkat efisiensi tidak berfluktuasi

Sedangkan biaya tetap dibagi menjadi dua kelompok :

Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji manajer
produksi, pemasaran, keuangan, serta gaji manajer akuntansi.

Biaya tetap yang dalam jangka panjang konstan, misalnya depresiasi dan sewa
kantor yang dikontrakkan untuk jangka panjang. Namun dalam jangka yang
panjang semua biaya adalah berprilaku variabel.

[Type text] Page 14


Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang
lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat
umum harus dibuat atas dasar metode full costing, jika biaya overhead pabrik
tetap tidak diperhitungkan dalam harga pokok persediaan dan harga pokok
penjualan akan menghasilkan informasi harga pokok produk yang tidak wajar.
Biaya overhead pabrik tetap, seperti halnya dengan biaya overhead pabrik
variabel diperlukan untuk memproduksi dan oleh karena itu menurut metode
full costing memang lebih ditunjukkan untuk memenuhi informasi bagi
kepentingan intern perusahaan. Kelemahan ini dapat diatasi dengan mudah
oleh metode variable costing dengan cara mengubah laporan rugi-laba variable
costing ke dalam laporan rugi-laba full costing seperti telah diuraikan di muka.

Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan


perubahan-perubahan dalam penjualannya. Untuk perusahaan yang kegiatan
usahanya bersifat musiman, variabel costing akan menyajikan kerugian yang
berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam periode
lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal. Laporan rugi-laba bulanan
yang disajikan berdasarkan metode variable costing diragukan manfaatnya bila
dibandingkan dengan laporan rugi-laba yang disusun atas dasar metode full
costing.

Tidak diperhitungkannya biaya Overhead Pabrik tetap dalam persediaan dan


harga pokok persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai
persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang
dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.

G.Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan


manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada
pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:

1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi


(contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba
melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan

[Type text] Page 15


untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan
dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.

2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi


operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan
pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam
perusahaan.

Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka


variabel costing bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan:

2. Perencanaan laba

3. Penentuan harga jual produk

4. Pengambilan keputusan oleh manajemen

5. Pengendalian biaya

3. Untuk pihak eksternal

Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat
pula digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:

· Penentuan harga pokok persediaan

· Penentuan laba

Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun
atas dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi
laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing),
sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

[Type text] Page 16


2.Penentuan harga pokok persediaan

Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya produksi (production


cost) kepada produk antara metode full costing dengan metode variable
costing, mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada metode
full costing BOP tetap (fixed FOH) dibebankan ke dalam harga pokok produk.
Oleh karena itu jika sebagian produk masih ada dalam persediaan atau belum
terjual maka sebagian BOP tetap (fixed FOH) masih melekat pada harga pokok
persediaan. Metode variable costing tidak membebankan BOP tetap (fixed
FOH) ke dalam harga pokok produk, akan tetapi BOP tetap (fixed FOH)
langsung dibebankan ke dalam laba-rugi sebagai biaya periode. Oleh karena itu
produk yang masih ada dalam persediaan atau belum terjual hanya dibebani
biaya produksi variabel atau BOP tetap (fixed FOH) tidak melekat pada harga
pokok persediaan.

[Type text] Page 17


BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

1. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.

2. Variable costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya


membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok
produk.

3. Metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang


bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek,
pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan pengambilan keputusan
jangka pendek.

4. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan


perubahan-perubahan dalam penjualannya.

Saran
Kita sebagai mahasiswa akutansi yang sangat berkaitan dengan akuntansi
hendaknya mengetahui lagi hal-hal yang berkenaan dengan akuntansi biaya,
agar kita memang benar-benar menjadi seorang akuntan yang bisa digunakan
oleh orang banyak terutama dilembaga lembaga yang membutuhkan skill kita.
Amiiin.

[Type text] Page 18


Daftar Pustaka

Mahfudz. 2010. Makalah Variabel Costing. http://www.mahfudz.info/.

Setiawan. 2009. Analisis Perilaku Biaya. http://datakuliah.blogspot.com/.

http://shevalina13.blogspot.com/2013/08/variabel-costing.html

Www.wikipedia.com/

www.google.com

[Type text] Page 19

Anda mungkin juga menyukai