Anda di halaman 1dari 3

Nama : Haza mubarok

Nim : 201530037

Kelas : PMI 3A

Dosen pengampu : Dr. Yanwar Pribadi, M.A.

UAS BUDAYA BANTEN


1. Jelaskan sebuah contoh tentang hubungan antara agama (Islam) dan budaya lokal di
Banten!
Interaksi islam dan budaya lokal adalah upaya untuk melihat hubungan
dinamis antara islam dengan berbagai nilai dan konsep kehidupan yang dipelihara dan
diwarisi serta dipandang sebagai pedoman hidup oleh masyarakat terkait. Pedoman
hidup dimaksud juga mencakup tradisi yang diwarisi dari generasi ke generasi yang
hingga kini fenomenanya masih terlihat.
Budaya lokal di banten yang sudah sering kita dengar yaitu debus. Debus ini
adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan permainan kekebalan tubuh, debus ini
menjadi salah satu bagian ragam seni budaya masyarakat banten sehingga kesenian
ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai hiburan yang langka dan menarik di
banten.
Debus merupakan kesenian asli masyarakat banten yang diciptakan pada abad
ke-16, yaitu tepatnya pada masa pemerintahan sultan maulana hasanuddin (1532-
1570), dalam rangka penyebaran agama islam. Agama islam diperkenalkan ke banten
oleh sunan gunung jati, salah satu pendiri kesultanan cirebon, pada tahun1520 dalam
ekspedisi damainya bersamaan dengan penaklukan sunda kelapa. Kemudian ketika
kekuasaan banten dipegang oleh sultan ageng tirtayasa (1651-1682), debus
difokuskaan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam
melawan penjajah belanda.

2. Jelaskan tentang makna mitos bagi masyarakat Banten!


Mitos berkaitan dengan sesuatu yang dipercayai sebagai hal yang sakral
sehingga perlakuan terhadap sesuatu dianggap sakral, tentu akan berbeda dengan
perlakuan terhadap sesuatu yang biasa (ptofane). Dalam melakukan aktivitas sosial
keagamaan, terdapat tata cara tertentu yang harus dilakukan seperti yang tercantum
dalam ayat-ayat suci (teks agama), maupun dalam nilai-nilai moral yang terkandung
dalam norma masyarakat, norma adat serta cerita-cerita mitos yang mengandung
pesan-pesan moral.
Sebagian orang banten, ketika ditanyakan tentang alasan mempercayai mitos,
umumnya menjawab bahwa itu adalah cerita-cerita orang tua dulu yang pasti
mengandung hikmah. Mereka takut terjadi sesuatu yang buruk jika mereka tidak
mempercayai mitos tersebut. Bagi mereka, percaya kepada mitos merupakan bagian
dari penghormatan kepada roh-roh orang tua dan leluhur yang sudah meninggal,
sekaligus juga diharapkan bisa memberi berkah dan keselamatan bagi kehidupan
mereka. Menurut mereka, orang-orang tua zaman dulu pada umumnya jujur, oleh
karenanya kata-kata atau cerita mereka biasanya ada hikmahnya dan mengandung
nasihat yang baik.

3. Jelaskan tentang tradisi-tradisi lisan di Banten yang Saudara ketahui!


Tradisi lisan termasuk bagian dari sastra lisan. Sastra lisan adalah suatu adat
istiadat atau kebudayaan suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun
melalui lisan. Sama halnya dengan tradisi lisan yaitu sama-sama mewariskan budaya
secara lisan. Bedanya kalau tradisi lisan itu kegiatannya atau kebiasaan suatu
masyarakat untuk menyampaikan atau mewariskannya.
Disini saya akan membahas tradisi lisan “maca syeh di pandeglang”. Secara
etimologi, kata “maca” berasal dari bahasa sunda yang artinya “membaca”. Sementara
kata “syekh” sering merujuk kepada nama panggilan untuk orang arab atau tokoh
ulama yang memiliki pemahaman tinggi dalam ilmu agama islam. Dalam tradisi lisan
ini, kata “maca” merupakan membaca naskah yang bertuluskan bahasa arab pegon
(tulisan bahasa arab yang mencirikan bahasa sunda maupun jawa). Jadi, maca syekh
merupakan suatu kegiatan yang bersifat religius yang berisi menceritakan para nabi
atau para ulama muslim yang berjasa. Tradisi ini dilakukan untuk mewariskan kepada
generasi selanjutnya supaya mengenal para nabi atau ulama-ulama besar yang berjasa
dalam agama islam.

4. Jelaskan tentang kepercayaan lokal masyarakat Ciomas, Banten!


Sebagian besar masyarakat ciomas meyakini bahwa selain menciptakan
manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan dan segala yang ada di alam, Tuhan juga
menciptakan mahluk lain yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang manusia.
Namun demikian, sebagian mereka meyakini bahwa manusia bisa berhubungan
dengan makhluk gaib ini.
Masyarkat ciomas dalam bidang ekomoni maupun instansi pemerintahan dan
di perusahaan mereka juga memanfaatkan magis sebagai bagian dari usaha mereka
untuk memperoleh rejeki yang berlimpah serta memperoleh jabatan tertentu. Selain di
bidang ekomoni masyarakat ciomas juga mempercayai magisnya dapat
menyembuhkan sebuah penyakit
Fenomena di atas menunjukan bahwa kepercayaan terhadap magis adalah
sebuah fenomena sosial yang ada baik pada masyarakat tradisional maupun
masyarakat modern, tidak terkecuali pada masyarakat ciomas banten. Karena hampir
sebagian besar masyarakat ciomas percaya bahwa magis itu betul-betul ada dan
terjadi dalam area kehidupan mereka dan mereka bahwa situasi-situasi sosial bisa di
pengaruhi, diubah, disembuhkan, dihancurkan dan ditranformasikan dengan tindakan-
tindakan magis.
5. Jelaskan tentang aspek-aspek sosial-budaya masyarakat Baduy!
Masyarakat baduy adalah masyarakat yang bisa dibilang selalu menjaga
kelestarian alamnya sejak zaman dahulu, karena mereka bergantung kepada alam
sekitar untuk bisa bertahan hidup. Dasar moral agama sunda wiwitan itu tercermin
pada pandangan orang baduy dalam memelihara keseimbangan hubungan antara
manusia dan sesamanya, manusia dan lingkungan alam, serta manusia dan tuhannya,
yang dalam konsep sunda wiwitan disebut sanghyang tunggal (yang maha tunggal).
Hal ini tampak dari pemahaman mereka tentang hidup dan mati yang bersumber dari
alam dan kembali ke alam. Kata wiwitan dalam bahasa sunda berarti permulaan.
Namun, dikalangan orang baduy kata wiwitan tersebut dipahami berasal dari kata wit-
wit-an yang berarti pepohonan.

Anda mungkin juga menyukai