Anda di halaman 1dari 2

Penyesalan Para Murid

Di kelas, semua anak banyak yang tidak mendengarkan penjelasan Pak Karyo. Ada yang
ngobrol, ada yang ketiduran (jangan ditiru!), ada juga yang mau mendengar penjelasan tentang
pelajaran dari Pak Karyo, tapi aku tak termasuk dari para pendengar. 5 menit, aku
mendengarkan, 5 menitnya lagi dipakai untuk ngobrol-ngobrol dengan teman sebangkuku,
Kiara.      "... Nah .... inilah. Matematika itu sebenarnya gampang tapi harus ingat rumusnya.
Salah-salah, akibatnya fatal, blablabla ...," Pak Karyo terus mengoceh. Kulihat sebentar-bentar
Pak Karyo mengerutkan kening sambil tersenyum tipis. Entah apa yang ia pikirkan, tapi aku
merasa kasihan kepada Pak Karyo, sebab banyak murid-murid yang tak mengacuhkannya.
Hanya Aam si Ketua Kelas, Ane si Wakil, Paxia si Sekretaris, Yudhi si Bendahara, dan Egy si
Keamanan. Aku dan Kiara? bentar-bentar noleh, lalu ngobrol lagi.      "Yah, baiklah. Waktu
habis, Anak-Anak. Sekarang waktunya istiraat, telah tiba." kata Pak Karyo sambil tersenyum dan
.. kelihatannya ia lunglai.      "Am, kenapa ya, Pak Karyo lunglai banget?" tanya Kiara dan aku
pada Aam.      "Sakit, kali ... enggak tahu, tuh!" jawab Aam sekenanya saja.                                  
***     Saat masuk Istirahat, Pelajaran Bahasa Inggris.      "Ini ya, anak-anak kelas 6-Bilingual!!!
Kelas unggulan, tapi berisik banget, ya!!!! Tidak bertanggungjawab, sangat susah diatur!!!"
bentak Mrs. Feny yang sudah berumur itu. "Pantas saja, kasihan pak Karyo, ia mau memutasikan
diri ke SDN Pavilia Indah! kelas ini susah diatur, sering berisik, dan tidak bertanggungjawab!
Dikasih PR 2 minggu, hanya Aam, Ane, Paxia, Yudhi, Egy, Tania, dan Kiara yang mengerjakan.
kelas macam apa ini??? Tiru dong, kelas 6A, 6B, dan 6C!"      "Hah .. apa?? Mistress, Pak Karyo
mau mutasi diri ke SDN Pavilia Indah???" tanyaku kaget. I'm really-really shocked.      "Iya,
Tania." kata Mrs. Feny. Ia mengusap peluh yang berbanjiran di kerudungnya.      Astagfirullah
hal-azim! Ya Allah, kenapa aku tidak pernah memikirkan ini sebelumnya??? Ternyata, kelasku
ini, kelas yang manja dan berisik, juga tak bertanggungjawab, telah mengakibatkan Pak Karyo
mutasi diri ke SDN Pavilia Indah, sekolah terbagus di kotaku! Katanya, Pak Karyo adalah guru
yang bagus, berarti ... keunggulan sekolah kami akan menurun, dan kalah oleh SDN Pavilia
Indah jika Pak Karyo pindah ke sana!!! Gawat ...                               
***     "Aam, Ane, bagaimana kalau besok kita adakan pesta perpisahan, dan kado-kado untuk
Pak Karyo?" usulku dan Kiara kepada sepasang ketua kelas itu.      "Ide bagus! Oke, kiyta
kasihtahu ke seluruh muridnya, ya, oke?!" Ane setuju.       "Okeee ...!!!" jawab kami semua.      
***     Esoknya di kelas, semuanya sudah siap. Setengah jam untuk jam pelajaran berlalu, tetapi,
Pak Karyo tidak terlihat-lihat juga. Tiba-tiba Mr. Syaiful memasuki ke kelas kami.      "Assalamu
'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!"      "Wa 'alaikumslaam Warahmatullahi
Wabarakatuh!"      Sampai istirahat, kami belajar bersama Mr. Syaiful. Aku bingung, mengapa
kelasku diajar sama dia??? Kenapa bukan sama Pak Karyo, ya??? Kuutarakan perasaanku
kepada Aam dan Ane, lalu Ane menanyakannya kepada Pak Syaiful.      Olala .... Ternyata, Pak
Karyo sudah pindah ke 'tempat kerja' barunya! Hiks ... astagfirullah alazim. AKu sedih, aku
menyesal, dan betapa teganya aku dan teman-temanku. Menyesal karena--Pak Karyo sedih
karena tak ada gunanya mengajar kami semua yang bandel-bandel! Sehingga Pak Karyo pun

Cerpen Anak-anak : http://naskah-teater.blogspot.com


pindah tak bilang-bilang--tak sepenuhnya tak bilang-bilang, karena waktunya sangatlah mepet
untuk mengucapkan kata perpisahan.      Oh, Pak Karyo! Maafkan aku dan teman-temanku ...
semoga bapak mendengar permintamaafanku dan teman-teman ... Maafkanlah kami, Pak
Karyo ...

Cerpen Anak-anak : http://naskah-teater.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai