Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB DI BIDANG MAHARAH ISTIMA’


SEKOLAH SMA TAKHASSUS AL-QUR’AN WONOSOBO

Oleh kelompok 4:
 Mellyana
 Sitta latifah
 Sahilna nafa
 Abiyyu zakly

Program studi Pendidikan Bahasa Arab


Univarsitas sains al-qur’an
Jawa tengah di wonosobo

ABSTRAK

Kewajiban menuntut ilmu bagi seluruh umat muslim dan muslimah tentunya
menjadi patokan kita untuk selalu introspeksi diri apakah selama ini niat kita benar hanya
untuk menjalankan aturan dan untuk mendapatkan ridho Allah SWT atau hanya karena
mengikuti perkembangan zaman saja tanpa didasari niat yang kuat.
Inti hadist nabi ini memiliki cakupan yang sangat luas, bukan hanya
mempelajari ilmu-ilmu umum atau ilmu-ilmu religi saja, melainkan penggabunagn antar
keduanya agar tidak terjadi penyimpangan pengamalan ilmu dalam kehidupan.

Kata kunci: pendidikan, bahasa arab, maharah istima’


PENDAHULUAN

Sekolah berbasis umum yang selalu patuh akan kebijakan-kebijakan pemerintah


tentunya akan sangat sulit jika didalam kurikulumnya ditambahkan poin untuk
penambahan ilmu pendidikan bahasa arab. Tidak sedikit kegiatan keduanya bertabrakan
jika disatukan, bahkan mulai dari perancangan kegiata hingga apa yang akan terjadi atau
dampaknya apakah akan berpengaruh baik atau buruk pada siswa.
Pada hasil penelitian ini, kami berkesempatan untuk mewawancarai guru
Bahasa Arab di SMA TAKHASSUS AL-QUR’AN yang dimana dari sekia banyak
lembaga SMA sangat memfokuskan pembelajaran dalam bidang umum saja.
Seperti apakah program dan apa alasan hingga tujuan program ini terlaksanan
hingga sampai saat ini.

HASIL PENELITIAN

Sejarah historis dari awal berdirinya SMA TAKHASSUS sudah ada mapel bahasa
arab tetapi masih terintegrasi dengan kurikulum pesantren karena memang berdiri
awalnya sebagai fasilitas santri upaya bagaimana mereka meskipiun dipondok tetapi juga
bisa mendapatkan ijazah. Nah, kurikulum-kurikulumnya pun bukan hanya bahasa arab,
tapi juga ada nahwu shorofnya. Kemudian seiring berjalannya waktu, berkembang pula
kurikulumnya, yang sejak awal pembelajaran nahwu dan shorof dipisah sekarang menjadi
di satuakn dan di namakan dengan kurikulum tata bahasa dengan mapel
keTAKHASSUSAN. Dan setelah adanya SKS pertama juga tidak ada perubahan dan
seiring bertambahnya SKS banyak dari kalangan orang yang melihat program ini,
mengatakan bahwa itu hanya membuang-buang waktu karena pelajaran tersebut sudah
mereka pelajari di pondok pesantren, dan di sekolah tinggal di terapakan saja praktek-
prakteknya suapaya pembelajaran menjadi efektif dan maksimal. Dan karena adanya
program SKS yang hanya memiliki waktu pembelajaran terbatas dan dengan segala
macam jenis kurikulum, maka guru-guru bahasa arab menyepakati bahwa pelajaran yang
diberikan pada siswa hanya teori atau materi-materi dasar bahasa arab dan supaya para
siswa memfokusan dibidang tersebut maka para guru mengadakan program bilingual atau
program dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris.
( Bapak umar, guru bahasa arab SMA TAKHASSUS AL-QUR’AN ).
Pak harwi, bu nurul azizah, pak jazuli, pam umar, pak yuthof adalah guru-guru
yang pernah meluangkan waktunya untuk mengajar Bahasa arab di SMA TAKHASSUS
ini.
Menurut Pak Umar sendiri, sebenarnya program ini terjadi kemerosotan yang
dapat dilihat dari dampak yang terjadi pada peserta didik. Sebab utamanya adalah karena
sekolah ini salah satu sekolah dibawah kemenag sehingga alokasinya sangat berbanding
jauh dengan sekolah-sekolah seperti MI, MTs,MA yang memang slot khususnya harus
dimasuki pendidikan bahasa arab. Di wonosobo mapel bahasa arab yang diajarkan di
sekolah bawah dinas pendidikan itu hanya ada dua sekolah, yaitu SMA TAKHASSUS
sendiri dan SMA MUHAMMADIYYAH .
Saat masih menganut sks awal, para guru bahasa arab megupayakan para siswa
jurusan umum seperti IPA, IPS dan lain-lain untuk belajar bahasa arab meskipun 1
minggu sekali sampai pada sks yang baru pada tahun 2018 bahasa arab menjadi hanya
wajib di pelajari oleh siswa jurusan bahasa, sedangkan siswa dengan jurusan umum yang
minat belajar bahasa maka akan masuk lintas bahasa. Dan secara otomatis jika ada siswa
dengan jurusan umum tidak mengikuti lintas bahasa maka dia tidak akan bertemu dan
belajar bahasa meskipun sekolah ini memiliki program bilingual.
Mengenai maharah istiam’ nya sendiri Pak Umar jujur mengaku belum bisa
memberikan, mungkin untuk siswa yang mengikuti program bilingual saja yang dapaat
fokus di bidang maharah istima’.
“kalau yang disekolah biasa, pernah saya coba bercerita dengan bahasa saya,
tempo saya, karena saya tahu kemampuan anak-anak. Mereke mendengarkan, sekarang
saya tanya—saya kasih pertanyaan misalnya aina askunu saya tinggal dimana, hanya dua
tiga orang yang menjawab. Sikap istima’ mereka tidak bisa memfokuskan perhatian, dan
otomatis waktu mereka terbuang karena memutar otak apa arti dari cerita dan pertanyaan
yang mereka denganrkan, sehingga apa—bingung juga. Yang penting kita biasa ujian
sekolah dan praktek, praktekpun tidak menggunakan istima”. Ujar Pak Umar

Ujian praktek menggunakan 4 aspek:


1. Aspek kalam
2. Aspek muhadatsah
3. Aspek tarjamah
4. Aspek qiro’ah
Untuk saat ini referensi khusus untu pembelajaran bahasa arab belum
terealisasi, tetapi buku lughoti karya pak jazuli menjadi pegangan para guru dalam proses
pembelajaran di sekolah ini. Buku ini adalah studi interteks terhapad jurumiyah. Dan isi
daripada buku ini adalah lengkap dari susunan bab-bab yang ada di kitab jurumiyah. Dan
dari referensi lainnya Pak Umar mengambil referensi digital yang sudah sangat
berkembang.
Dan membebankan pada para siswa untuk belajar mandiri melalui alat digital
masing-masing. Untuk mengatahui kedalaman pemahaman mereka terhadap suatu materi
bias di contohkan, misalnya siswa ditugaskan untuk mencari materi fi’il madhi, kemudian
pada pertemuan selanjutnya siswa diminta untuk menjelaskan apa itu fi’il madhi serta
berikan contohnya, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk penambahan kosa kata ( mufrodat ) para siswa mengambil
dari buku paket. Dan setoran mufrodat itu hanya ada di program bilingualnya saja. Cara
mereka mempelajari kosa kata dalam buku paket itu dengan mreteli atau dengan
mengartikan setiap kata yang ada dalam hiwar atau muhawaroh atau dialog dalam teks
tersebut. Dan untuk menguji kuatnya hafalan siswa itu dengan cara pengulangan pada
pertemaun berikutnya dengan mengulang kosa kata yang sudah diartikan pada pertemuan
sebelumnya.
Sekolah ini tidak memiliki alasan khusus kenapa diadakannya mapel jurusan
bahasa arab yang diamana notabene sekolah SMA biasanya hanya fokus di jurusan yang
umum saja. Tetapi adanya bahasa arab disini tercipta dari ciri khas pondok pesantren—
SMA dengan pondok pesantren yang belajar kitab kuning serta nahwu shorofnya.
Kemudian ada yang namanya kebijakan akreditasi dari pemerintah, maka untuk bisa
mempertahankan bahasa arab, sekolah ini mengambil jurusan yang didalamnya bisa di
masuki pembelajaran bahasa arab yaitu jurusan arab. Sekolah yang mempunyai jurusan
bahasa di Wonosobo ada 3 yaitu, SMA TKHASSUS, SMA 2 WONOSOBO, SMA
MUHAMMADIYAH.
Karena mayoritas siswa disini berasal dari pondok pesantren, maka para guru
mengambil metode klasik ala pesantren dan belum memiliki ekstrakulikuler bagi siswa
sebagai wadah perkembangan mereka dalam berbahasa arab.

Tujuan mengapa bahasa arab ada dan bahkan menyediakan asrama bilingual
adalah unsur lokalitas sekolah ini yang bermula dari pondok pesantren. Yang dimana jika
sekolah tersebut berada dalam lingkup pesantren sudah seharusnya didalamnya
dicantumkan mapel bahasa arab dengan bertujuan agar para peserta didik mengetahui
khazanah-khazanah keilmuan islam yang mayoritas di tulis dengan bahasa arab.
Berangkat dari pondok pesantren yang diasuh oleh Mbah Muntaha. Seiring
berkembangnya zaman jika santri ingin masuyk dalam dunia akademik maka harus
mempunyai ijazah. Dengan inisiatif Mbah Mun, didirikanlah sekolah ini guna
memfasilitasi santri untuk berkembang mengikutu zaman sesuai aturan islam yang ada di
pesantren.

Anda mungkin juga menyukai