Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KOMUNIKASI

“IMUNISASI”

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

CECILIA CHRISTINE GETAN (4840121011)

ANNA MARIA IVANI D. BUNGA (4840121005)

CLARITA YULIANTI OTA (4840121014)

ELISABETH YOVITA (4840121016)

HARDIANA (4840121025)
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa ,yang telah memberikan nikmat dan
karunia kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah komunikasi farmasi berjudul
Imunisasi dengan baik dan benar.

Makalah imunisasi ini kami susun guna memenuhi tugas matakulia komunikasi farmasi
tentang penyuluhan imunisasi

Kami mengetaui bahwa makalah ini masi jauh dari kata sempurna . Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Maumere,21 november 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
1.2RUMUSAN MASALAH........................................................................................................5
1.3 TUJUAN................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
TINAJUAN PUSTAKA..................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN IMUNISASI.................................................................................................6
2.2 MANFAAT IMUNISASI......................................................................................................7
2.3 TUJUAN PEMBERIAN IMUNISASI..................................................................................7
2.4 SASARAN IMUNISASI ......................................................................................................8
2.5 JENIS- JENIS IMUNISASI...................................................................................................9
2.6 JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI...............................................................................22
2.7 KIPI.....................................................................................................................................23
BAB III..........................................................................................................................................26
PENUTUP.....................................................................................................................................26
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Imunisasi berasal dari kata imun, yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi adalah
suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan
suatu penyakit hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi sangat diperlukan
demi memberikan perlindungan, pencegahan, sekaligus membangun
kekebalan tubuh anak terhadap berbagai penyakit menular maupun penyakit
berbahaya yang dapat menimbulkan kecacatan tubuh, bahkan kematian.
World Health Organization (WHO) mengatakan imunisasi sebagai alat yang
terbukti untuk mengendalikan penyakit menular yang mengancam jiwa dan
dapat mencegah antara dua hingga tiga juta kematian setiap tahun.
Anak-anak yang menerima vaksin terbukti terlindungi dari penyakit
menular yang dapat menyebabkan penyakit serius atau kecacatan dan
berakibat fatal.Namun saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang
belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah
mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah
tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit
tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan imunisasi?
2. Apa saja manfaat imunisasi?
3. Apa tujuan pemberian imunisasi?
4. Bagaimana sasaran dari imunisasi?
5. Apa saja jenis-jenis imunisasi?
6. Bagaimana jadwal pemberian imunisasi?
7. Apa yang dimaksud dengan KIPI?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian imunisasi
2. Untuk mengetahui manfaat imunisasi
3. Untuk mengetahui tujuan pemberian imunisasi
4. Untuk mengetahui sasaran kominikasi
5. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi
6. Untuk mengetahui jadwal pemberian imunisasi
7. Untuk mengetahui pengertian KIPI
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang
lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah


penularan penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada
bayi dan balita (Mardianti & Farida, 2020). Imunisasi merupakan upaya
kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam mencegah beberapa
penyakit berbahaya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk mencegah
terjadinya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (Senewe et al.,
2017).
Jadi Imunisasi ialah tindakan yang dengan sengaja memberikan antigen
atau bakteri dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan
menimbulkan kekebalan, sehingga hanya mengalami gejala ringan apabila
terpapar dengan penyakit tersebut.
2.2 MANFAAT IMUNISASI
Manfaat imunisasi tidak bisa langsung dirasakan atau tidak langsung
terlihat. Manfaat imunisasi yang sebenarnya adalah menurunkan angka kejadian
penyakit, kecacatan maupun kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Imunisasi tidak hanya dapat memberikan perlindungan
kepada individu namun juga dapat memberikan perlindungan kepada populasi.

Imunisasi adalah paradigma sehat dalam upaya pencegahan yang paling


efektif (Mardianti & Farida, 2020). Imunisasi merupakan investasi kesehatan
untuk masa depan karena dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit
infeksi, dengan adanya imunisasi dapat memberikan perlindunga kepada indivudu
dan mencegah seseorang jatuh sakit dan membutuhkan biaya yang lebih mahal.

Manfaat imunisasi dibagi menjadi dua yaitu :

1) Bagi bayi dan anak


 Melindungi tubuh dari serangan bakteri atau virus penyakit tertentu .
 Mencegah tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus .
 Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit – penyakit tertentu.
2) Bagi masyarakat
 Mencegah epidemi (wabah) penyakit menular tertentu.
 Menekan biaya dan pengeluaran karena pencegahan lebih murah dari pada
biaya pengobatan.

2.3 TUJUAN PEMBERIAN IMUNISASI


Secara umum imunisasi mempunyai dua tujuan berikut ini:

1) Tujuan Umun

Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat

Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).


2)Tujuan Khusus

a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/kelurahan pada tahun 2014.

b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per 1.000
kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.

c. Eradikasi polio pada tahun 2015.

d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.

e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis (safety
injection practise and waste disposal management).

2.4 SASARAN IMUNISASI


Sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1 Sasaran Imunisasi Pada Bayi


Tabel 1.2 Sasaran Imunisasi pada Anak Balita

Tabel 1.3 Sasaran Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar (SD/Sederajat)

2.5 JENIS-JENIS IMUNISASI


Terdapat beberapa jenis imunisasi berdasarkan sifat penyelenggaraannya di Indonesia. Berikut
ini bagan pembagian jenis imunisasi.

Gambar 1.1 3 Skema Jenis Imunisasi Berdasarkan Sifat Penyelenggaraan.


1. Imunisasi Wajib

Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang
sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat
sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi
tambahan, dan imunisasi khusus.

a. imunisasi rutin

Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus-menerus sesuai
jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Berikut akan
diuraikan macam vaksin imunisasi rutin meliputi deskripsi, indikasi, cara pemberian dan dosis,
kontraindikasi, efek samping, serta penanganan efek samping.

1) Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar wajib adalah imunisasi yang diwajibkan olehpemerintah sesuai dengan
program pengembangan imunisasi (PPI).Imunisasi yang termasuk dalam PPI adalah BCG,
Hepatitis B, DPT, polio,dan campak.

1. BCG

Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Namun untuk mencapai
cakupan yang lebih luas, Kementrian Kesehatan menganjurkan untuk pemberian imunisasi
BCG pada umur 0 - 12 bulan. Dosis 0,05 ml untuk bayi <1 tahun dan 0,1 ml untuk anak >1
tahun.Apabila BCG diberikan pada umur >3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberculin
terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila hasil uji tuberculin menunjukkan negatif.
Pemberian vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan. Vaksin BCG merupakan vaksin hidup,
maka tidakdiberikan kepada pasien dengan sistem kekebalan yang rendah. Vaksin BCG
disuntikkan di lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO, karena lebih mudah dilakukan.
2. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B (HepB) harus segera diberikan setelah lahir,mengingat vaksinasi HepB
merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan
penyakit hepatitis B melalui transmisi maternal dari ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
Jadi,imunisasi HepB-1 diberikan dalam jangka waktu 12 jam setelah bayi dilahirkan. Ini
mengingat walaupun hanya 3,9% ibu hamil yang mengidap penyakit hepatitis B aktif, tetap
mempunyai risiko penularan kepada bayi yang bisa mencapai 90%. Imunisasi HepB-2
diberikan 1bulan (4 minggu) setelah pemberian imunisasi HepB-1, yaitu saat bayi berumur 1
bulan. Imunisasi HepB-3 diberikan ketika bayi mencapai umur 3-6 bulan. Sejak 2005,
Kementerian kesehatan Republik Indonesia memberikan vaksin HepB saat bayi lahir dalam
kemasan uniject, dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwP/HepB atau DTwP/HepB/Hib
pada umur 2-3-4 bulan. Tujuan pemberian vaksin HepB dalam kombinasi dengan DTwP dan
Hib untuk mempermudah pemberian dan meningkatkan cakupan pembeian imunisasi HepB-
3 dan Hib yang masih rendah. Apabila sampai dengan umur 5 tahun anak belum pernah
memperoleh imunisasi HepB, maka ia harus secepatnya mendapat imunisasi HepB.
3. DTP (Difteri,Tetanus, Pertusis)

Saat ini telah ada vaksin DtaP (DTP dengan komponen acelluler pertusis) di samping vaksin
DTwP (DPT dengan komponen whole cell pertussis) yang telah dipakai selma ini. Kedua
vaksin DTP tersebut dapat digunakan dalam jadwal imunisasi. Imunisasi DTP dasar
diberikan 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan, dengan jarak 4-8 minggu.DTP tidak boleh
diberikan sebelum bayi berusia 6 minggu. DTP-1 diberikan ketika bayi berumur 2 bulan,
DTP-2 ketika bayi berumur 4 bulan, dan DTP-3 diberikan ketika bayi berumur 6 bulan.
Ulangan (booster)/DTP, atau DTP 4 diberikan dalam waktu 1 tahun setelah pemberian DTP-
3, yaitu ketika bayi berumur 18-24 bulan. DTP-5 saat anak masuk sekolah pada usia 5 tahun.
Pada usia 5 tahun seorang anak harus mendapatkan penguat ulangan DTP. Untuk
meningkatkan cakupan imunisasi ulangan vaksinasi DTP diberikan pada awal sekolah dasar
dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Vaksin DTP dapat dikombinasikan
dengn vaksin lain, yaitu hepatis B, Hib, atau polio injeksi (IPV).
4. Polio

Vaksinasi dapat melindungi orang dari polio. Polio adalah penyakit yang disebabakan
oleh virus.Terdapat dua jenis vaksinasi polio yang berisi virus

a. OPV (Oral Polio Vaksin) berisi vaksin hidup yang dilemahkan.Cara pemberian vaksin
ini adalah dengan diteteskn dimulut.

b. IPV (Inactivated Polio Vaccine) berisi vaksin inaktif. Cara pemberiannya adalah
dengan disuntikkan.

Kedua jenis imunisasi polio ini dapat dipakai secara bergantian.Vaksinasi jenis
IPV dapat diberikan kepada anak sehat ataupun anak sakit dan dapat diberikan sebagai
imunisasi dasar dan ulangan.Vaksinasi IPV dapat juga diberikan bersamaa dengan
pemberian vaksinasi DTP secara terpisah atau kombinasi. Untuk imunisasi dasar polio
1,2 dan 3 diberikan pada bayi berumur 2 bulan, 3-4 bulan, 4-6 bulan. Interval pemberian
diantara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1
tahun sejak imunisasi polio 4 dan imunisasi selanjutnya dilakukan saat masuk sekolah (5-
6tahun). Dosis OPV diberikan 2 tetes per oral dan IPV dalam kemasan 0,5 ml,
intramuscular.
5. Campak

Imunisasi campak pertama diberikan dengan suntikan ketika bayi berumur 9 bulan.
Namun ternyata kekebalan tidak bertahan lama sehingga banyak anak yang masih terkena
campak walaupun telah diimunisasi. Sejak 2013 diberikan suntikan tambahan campak kedua
pada umur 2 tahun dan saat kelas satu SD (dalam program BIAS).Vaksin campak rutin
dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,05 ml secara subkutan pada umur 9 bulan.
2) Imunisasi Lanjutan

Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat


kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan kepada
anak usia bawah tiga tahun (Batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur.
b. Imunisasi tambahan

Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang paling berisiko
terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu. Yang termasuk dalam
kegiatan imunisasi tambahan adalah Backlog fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi
Nasional), Sub-PIN, Catch up Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB
(Outbreak Response Immunization/ORI).
c. Imunisasi khusus

Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi


masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu antara lain persiapan
keberangkatan calon jemaah haji/umrah, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit
tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas Imunisasi
Meningitis Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies.

2. Imunisasi Pilihan

Setelah mempelajari tentang macam vaksin imunisasi dasar, sekarang kita akan
mempelajari macam vaksin imunisasi pilihan yang sudah beredar di Indonesia. Imunisasi pilihan
merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam
rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib,
Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese Ensephalitis, dan
HPV. I.

2.6 JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI


Berikut ini jadwal pemberian imunisasi pada bayi di bawah 1 tahun, usia Batita, anak usia
SD, dan WUS.

1. Jadwal Pemberian imunisasi Dasar

2. Jadwal imunisasi lanjutan pada usia batita


3. Jadwal imunisasi lanjutan pada usia Sekolah

2.7 KIPI
Menurut (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015), KIPI merupakan
kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa reaksi vaksin, reaksi
suntikan, efek farmsakologis, kesalahan prosedur,koinsiden atau hubungan kausal yang
tidak dapat ditentukan.
Sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi.Pada
kejadian tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (artritis kronik
pasca vaksinasi rubela), atau sampai 6 bulan (infeksi virus campak vaccine-strain pada
resipien non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi
polio(Autoridad Nacional del Servicio Civil,2021).
 Penyebab KIPI
Vaccine Safety Comittee, Institute of Medicine (IOM) United State of America
menyebutkan bahwa sebagian besar penyebab KIPI terjadi secara kebetulan saja
(koinsidensi). Etiologi KIPI dikelompokkan menjadi 2 klasifikasi, Komite Nasional
Pengkajian dan Penanggulangan (KomNas-PP)KIPI menjelaskan klasifikasi tersebut
yaitu klasifikasi lapangan dan klasifikasi kausalitas (kemenkes, 2017).
Klasifikasi lapangan Komnas PP-KIPI membagi KIPI dalam lima kelompok berikut:
a. Kesalahan prosedur atau teknik pelaksanaan
Kesalahan prosedur tersebut sebagian besar meliputi kesalahan prosedur penyimpanan,
pengelolaan dan tata laksana pemberian vaksin.
b. Reaksi suntikan
Reaksi KIPI menyangkut semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusukjarum
suntik, baik langsung atau tidak langsung harus dicatat. Reaksi untikan langsung, seperti
rasa sakit, kemerahan pada tempat suntikan dan bengkak. Reaksi suntikan tidak langsung
seperti rasa takut, mual, pusing.
c. Induksi vaksin (reaksi vaksin)
Reaksi vaksin yang menyebabkan adanya gejala KIPI pada dasarnya dapat diprediksi
terlebih dahulu karena merupakan efek samping. Induksi vakni terdiri dari tiga jenis,
yaitu:
1) Reaksi lokal
Reaksi ini meliputi adanya rasa nyeri di tempat suntikan, bengkak disertai kemerahan di
tempat suntikan, bengkak pada area suntikan.
2) Reaksi sistemik
Reaksi ini meliputi adanya demam (10%), kecuali DPT (hampir 50%),iritabel, gejala
sistemik, malaise. Reaksi sistemik pada MMR dan campak disebabkan oleh infeksi virus
vaksin. Menimbulkan terjadi demam dan ruam,konjungtivitis (5–15%), dan lebih ringan
dari pada infeksi campak, namun berat pada kasus imunodefisiensi. Pembengkakan
kelenjar parotis terjadi pada mumps, rubela mengalami rasa nyeri sendi (15%) dan
pembengkakan limfe.Vaksin Oral Polio Vaccine (OPV) diare (<1%), nyeri otot dan
pusing
suntikan langsung, seperti rasa sakit, kemerahan pada tempat suntikan dan bengkak.
Reaksi suntikan tidak langsung seperti rasa takut, mual, pusing.
c. Induksi vaksin (reaksi vaksin)
Reaksi vaksin yang menyebabkan adanya gejala KIPI pada dasarnya dapat diprediksi
terlebih dahulu karena merupakan efek samping. Induksi vakni terdiri dari tiga jenis,
yaitu:
1) Reaksi lokal
Reaksi ini meliputi adanya rasa nyeri di tempat suntikan, bengkak disertai kemerahan di
tempat suntikan, bengkak pada area suntikan.
2) Reaksi sistemik
Reaksi ini meliputi adanya demam (10%), kecuali DPT (hampir 50%),iritabel, gejala
sistemik, malaise. Reaksi sistemik pada MMR dan campak disebabkan oleh infeksi virus
vaksin. Menimbulkan terjadi demam dan ruam,konjungtivitis (5–15%), dan lebih ringan
dari pada infeksi campak, namun berat pada kasus imunodefisiensi. Pembengkakan
kelenjar parotis terjadi pada mumps, rubela mengalami rasa nyeri sendi (15%) dan
pembengkakan limfe.Vaksin Oral Polio Vaccine (OPV) diare (<1%), nyeri otot dan
pusing.
3) Reaksi vaksin berat
Reaksi ini meliputi kejang trombositopenia, Hypotonic Hyporesponsive Episode (HHE),
persistent inconsolable screaming dan enselofati akibat imunisasi DPT atau campak.
d. Faktor kebetulan (koinsiden)
Indikator faktor kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama pada
saat bersamaan pada kelompok populasi karakteristik serupa, tetapi tidak mendapat
imunisasi.
e. Penyebab tidak diketahui
Kejadian ini terjadi apabila masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan dalam
salah satu penyebab, maka untuk sementara dikategorikan ke dalam kelompok ini.
Kelengkapan informasi tersebut akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan Makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
a) Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
b) Manfaat imunisasi dibagi menjadi dua yaitu bagi bayi dan anak serta masyarakat.
c) Secara umum imunisasi mempunyai tujuan menurunkan angka
kesakitan,kematian,dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
d) Imunisasi dibagi menjadi 2 yaitu imunisasi wajib dan pilihan
e) Jadwal imunisasai dibagi menjadi tiga yaitu imunisasi untuk bayi,balita dan anak usia
sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Dafi, Lailatud. 2017. Makalah Imunisasi. Bondowoso: Akademi Kebidanan Darma Praja
Dirjen PP dan PL Kemenkes RI. 2013. Jurnal Pengendalian Penyakit dan Penyatan Lingkungan
Hardianti, Dian Nur. 2014. Buku Ajar Komunikasi. Jakarta Selatan: ISBN
Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: EGC
Sriatmi, Ayun.2017.Buku Saku Mengenal Imunisasi Rutin Lengkap.Semarang: FKM UNDIP
PRESS

Anda mungkin juga menyukai