Anda di halaman 1dari 26

Critical Journal Review

Main Course

NIAT MENYONTEK BERDASARKAN SISWA TEORI PERILAKU


TERENCANA

(SEMINAR AKUNTANSI PUBLIK)

DOSEN PENGAMPU

DITO ADITIA DARMA NST, SE., MSi

DISUSUN OLEH:

WIDYA VISCA BIANTORO

1715100228

ACCOUNTING DEPARTMENT

FACULTY OF SOCIAL AND SAINT

UNIVERSITY PEMBANGUNAN PANCA BUDI

MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
karunianya shingga penulis dapat menyeselesaikan penyusunan Critical Journal Review
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana . Critical Journal Review
bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Publik yang diampu
oleh Bapak DITO ADITIA DARMA NST, SE., Msi.

Harapan saya semoga Critical Journal Review ini membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Saya mengharapkan kritikan dan
saran dari pembaca agar kedepannya saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik

Medan , 04 Oktober 2020

Penulis

WIDYA VISCA BIANTORO


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................2
RINGKASAN JURNAL...................................................................................................3
2.1 Ringkasan Penelitian............................................................................................3
PEMBAHASAN JURNAL...............................................................................................6
3.1 Kelebihan Jurnal...................................................................................................6
3.2 Kekurangan Jurnal...............................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................7
4.1 Kesimpulan............................................................................................................7
4.2 Saran.......................................................................................................................7
Lampiran 1.........................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengkritik Jurnal (critical journal review) merupakan kegiatan mengulas suatu


jurnal agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu
jurnal.Pada dasarnya review jurnal menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan,
interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik,
dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi
pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah
pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu. Selain itu mengkritik jurnal juga
dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan
yang disajikan penulis. Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif
kepenulisan lainnya. Mengkritik jurnal tidak dapat dilakukan apabila pengkritik
tidak membaca keseluruhan jurnal tersebut. Dengan melakukan review tersebut
pembaca dapat mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya
dari penulis yang sama atau penulis lainnya serta dapat memberikan masukan
kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap sistematika penulisan, isi,
dan substansi jurnal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, penulis membatasi materi yang akan
kami kritik, antara lain:
1. Apa dan bagaimana jurnal kritik ?
2. Bagaimana inti sari atau ringkasan dari jurnal?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengkritik jurnal bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca


mengenai identitas jurnal, ringakasan jurnal, kelebihan dan kekurangan jurnal baik
dari segi sistematika penulisan, EBI, maupun kepaduan keseluruhan isi jurnal serta
implikasinya dari berbagai aspek. Mengkritik jurnal dapat menambah wawasan para
pengkritik karena di dalam jurnal tersbut disajikan masalah yang akan menambah
ilmu pengetahuan kita. Hasil kritik jurnal juga akan memudahkan masyarakat dalam
memahami isi jurnal dan mahasiswa khususnya sehingga secara tidak langsung
akan mengurangi kebiasaan malas dalam membaca akibat narasi yang terlalu
panjang. Selain itu pada dasarnya tugas Critical Journal Review ini bertujuan untuk
menyelesaikan salah satu dari tugas wajib mahasiswa yang merupakan point
penting dalam penilaian mata Seminar Akuntansi Pubik

1.4 Manfaat Penulisan

Dari kajian yang telah dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pembaca khusunya mahasiswa Jurusan Akuntansi Sektor untuk mengetahui
tentang Tingkat niat menyontek yang masih terjadi di kalangan mahasiswa dan
mengetahu cara memprediksi niat curang yang terjadi dalam mahasiswa akuntansi .
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1 Ringkasan Penelitian

Judul Jurnal NIAT MENYONTEK BERDASARKAN SISWA TEORI


PERILAKU TERENCANA
Jenis Jurnal Penelitian eksplanatori atau analitik
Nama  Patriani Wahyu Dewanti
Penulis  Ida Ayu Purnama
 Merinda NN Siregar
 Sukirno
Tahun Terbit 2020
Penerbit JIAB
Vol/ No 15 (2)
Link jurnal https://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab
Reviewer WIDYA VISCA BIANTORO
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah :
untuk mengkaji secara empiris bentuk Teori `Perilaku Terencana dalam
memprediksi niat curang dalam mahasiswa akuntansi.

Kata kunci: Teori perilaku terencana, norma subjektif,


akademisintegritas.
Pendahuluan Permasalahan utama di perguruan tinggi salah satunya adalah perilaku
integritas akademik . mahasiswa melakukan perilaku curang sebagai
tugas menyontek karena adanya kesempatan dan dorongan yang
berfokus pada pencapai nilai yang bagus dan ke menangan dan
melupakan perlunya perilaku integritas akademik. Penelitian ini
berfokus pada kecurangan perilaku integritas akademik di perguruan
tinggi karena tugas kuliah adalah kegiatan yang diberikan dosen secara
rutin di tetapkan di setiap pertemuan oleh karena itu mahasiswa
menganggap tugas kuliah sebagai rutinitas dan dianggap sesuatu yang
sering & tidak integritas akademik yang tidak teratur. Kebiasaan inilah
dapat terbawa ke masa depan sebagai seorang akuntan.
Fokus utama penelitian ini adalah mengkaji secara empiris bentuk
teoritis dariTheory of Planned Behavior (TPB) sebagai model penelitian
untuk memprediksi intensiperilaku menyontek pada mahasiswa program
penelitian akuntansi. Pengujian empiris adalah untuk melihatbagaimana
pengaruh sikap variabel independen, norma subjektif, persepsiperilaku,
kewajiban moral dan perilaku masa lalu atas niat untuk menyontek
tugasmahasiswa akuntansi dan variabel bebas mana yang paling
dominan padaniat untuk menyalin.
Teori ( Simkin & McLeod, 2010 )BeberapaFaktor-faktor penyebab terjadinya
kecurangan adalah sebagai berikut: (1) peluang yang terjadi dalam
situasi tertentudi mana siswa dapat mengakses sumber daya online,
misalnya, 20 persen dari hasil akhir siswatugas yang dikutip dari web,
(2) keinginan untuk sukses dan menang, membuat siswa
melakukannyasemua yang mereka bisa untuk mencapai salah satunya
dengan menipu, mereka pikir orang akan melakukannyahormati mereka
jika mereka memiliki IPK tinggi tanpa mengakui kemampuan non-
akademiknya,(3) tidak ada atau tidak adanya sanksi atau sanksi dari
dosen atas kecurangan. BeberapaStudi menunjukkan bahwa alasan lain
siswa menyontek adalah moralitas yang dipersepsikan rendah Teori
Bujaki, Lento, &Sayed (2019) menggunakan penipuan segitiga untuk
meneliti penipuan akademik dipendidikan akuntansi. Pertama, pisau
cukur yang digerakkan oleh siswa sepertimotivasi siswa untuk
menyontek dan sikap fakultas didorong dalam kontrolsiswa untuk
melakukan penipuan akademik. Kedua, sudut tekanan juga
didorongoleh fakultas dan mahasiswa seperti ujian yang terlalu sulit
atau siswa milikitekanan untuk mencapai nilai bagus. Ketiga, elemen
peluang adalahdalam kendali profesor seperti menggunakan berbagai
ujian akan mencegahsiswa untuk menyalin satu sama lain
Metode Penelitian ini menggunakan metode campuran sekuensialgabungan data
Penelitian kuantitatif dan kualitatif (Sekaran & Bougie, 2016)
Hasil Tabel 1. Jenis Kelamin Dan Lama Waktu Belajar Siswa.
Penelitian

Tabel 2. Uji Validasi

Peneliti menghilangkan beberapa data yang dianggap


menyebabkan gangguan padaanalisis selanjutnya. Data yang
dihilangkan terdiri dari lima data semester IImahasiswa (1 data),
semester IV (1 data), semester VI (1 data), dan semester VIII (2
data).Diasumsikan bahwa data tersebut merupakan outlier jika
dibandingkan dengan data lainnya. Pada akhirnya, iniPenelitian
menggunakan sisa 426 data untuk analisis yang lebih mendalam.
Dataterdiri dari dua perguruan tinggi negeri (222 responden) dan dua
perguruan tinggi swasta (204responden).
Seperti terlihat dari data yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalahdidominasi oleh mahasiswi yang melakukan
penelitian pada semester V berjumlah 188responden. Jumlah tersebut
hampir tiga kali lipat dari responden laki-laki di semester limayaitu 63
responden. Temuan serupa juga ditemukan pada responden
ketigasemester, dimana responden perempuan (sebanyak 112
responden) ada hampir tigadikalikan jumlah responden mahasiswa
(sebanyak 40 responden). Tabel 2. menunjukkanuji validitas masing-
masing variabel.
Tabel 3. Uji Rehabilitas

Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Uji reliabilitas dilakukan untuk
masing-masing variabel. SemuaVariabel menunjukkan bahwa
Croncabh's Alpha lebih tinggi dari kriteria yangsebesar 0,60, maka
dapat disimpulkan bahwa semua instrumen reliabel. Di depan,hipotesis
diuji dengan menggunakan regresi berganda. Kontribusi pengaruhsikap
(ATT), norma subjektif (SN), kontrol perilaku yang dirasakan (PBC),
moralkewajiban (MO), dan perilaku masa lalu (PB) dengan niat (INT)
untuk menyontek (akademikIntegrity) diuji untuk mengetahui pengaruh
kontribusi (R Square) terhadap masing-masing variabel.Hasil pengujian
variabel tersebut disajikan seperti pada Tabel 4
Tabel 4. Hasil Uji Regresi

Kesimpulan (1) Dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang terdapat dalam


TPB berpengaruh terhadap niatmencontek tugas pada siswa. Variabel
yang paling berpengaruh adalah norma subjektif,kewajiban moral dan
kontrol perilaku yang dirasakan .
(2) penelitian menunjukkan bahwa norma subjektif, moralkewajiban
dan kontrol perilaku yang dirasakan adalah prediktor paling signifikan
dipenipuan akademik terutama dalam niat untuk menipu di kalangan
mahasiswa akuntansi danWawancara dengan sepuluh siswa
membenarkan hal itu
BAB III

PEMBAHASAN JURNAL

3.1 Kelebihan Jurnal

1. jika ditinjau dari segi teori penulis sudah cukup baik memaparkan setiap
pernyataan dengan nama pencetus pernyataan tersebut
2. Kemudian dari segi pembahasan, peneliti melengkapi pembahasannya dengan
tebel pembahasan. Dalam setiap table juga disertai pembahasan.

3.2 Kekurangan Jurnal

1. Peneliti tidak mencatumkan rumus dari isi tabel pembahasaan hanya penjelasan
hasil dari tabel tersebut,misalkan mencari seberapa besar konribusi variabel
independen .
2. Jika dilihat dari segi penulisan masih ada yang kurang penulis tidak membuat
bagian terpisah anatara kesimpulan jurnal dan saran yang diberikan penulis
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa saya ambil dari critical journal review ini adalah
bahwa jurnal yang saya bahas memiliki kelebihan dan kekurangan . di satu sisi
kelebihan jurnal memilki pembahasanyang bagus yang cocok digunakan untuk
mahasiswa. Serta kesimpulan yang bisa diambil dari jurnal tersebutVariabel yang
paling berpengaruh adalah norma subjektif,kewajiban moral dan kontrol perilaku
yang dirasakan. Teori tersebut menyatakan bahwa jika sebuahindividu memiliki
nilai sosial yang tinggi, terutama yang dipengaruhi oleh keluarga, kemudianniat
untuk menipu tugas akan rendah serta kewajiban moral dan persepsikontrol
perilaku. Sebaliknya. penelitian menunjukkan bahwa norma subjektif,
moralkewajiban dan kontrol perilaku yang dirasakan adalah prediktor paling
signifikan dipenipuan akademik terutama dalam niat untuk menipu di kalangan
mahasiswa akuntansi danWawancara dengan sepuluh siswa membenarkan hal itu.

4.2 Saran

Jurnal ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa dengan program studi Akuntansi
sehingga sangatlah penting untuk memahami metode dalam penelitian jurnal ini.
Serta saran saya sebaiknya penulis mencatumkan rumus dari isi tabel pembahasaan
hanya penjelasan hasil dari tabel tersebut,misalkan mencari seberapa besar
konribusi variabel independen dan penulis juga membuat bagian terpisah anatara
kesimpulan jurnal dan saran yang diberikan penulis
DAFTAR PUSAKA

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab
Lampiran 1
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis

Judul Jurnal :Niat Menyontek Berdasarkan Siswateori Perilaku Terencana

Penulis : 1. Patriani Wahyu Dewanti 3. Ida Ayu Purnama

2. Merinda NN Siregar 4. Sukirno

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara empiris bentuk
TeoriPerilaku Terencana dalam memprediksi niat curang dalam akuntansisiswa. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 426 akuntansisiswa. Penelitian ini
menggunakan metode campuran dengan regresianalisis untuk induksi kuantitatif dan
analitik untuk kualitatifmetode. Hasil penelitian menemukan bahwa dari semua
variabelDiuji, norma subjektif adalah variabel yang memiliki nilai terbesarpengaruh
terhadap niat mencontek mahasiswa akuntansi, sedangkanVariabel kewajiban moral
memiliki pengaruh terbesar kedua dankontrol perilaku yang dirasakan sebagai prediktor
ketiga pada niat untukmenipu siswa akuntansi. Implikasi dari penelitian ini adalah
bahwaPengaruh utama kecurangan akademik adalah norma subjektif

Kata kunci: Teori perilaku terencana, norma subjektif, akademisintegritas.

Pengantar:

Perilaku integritas akademik merupakan salah satu permasalahan utama di


perguruan tinggi( Davis, Drinan & Gallant, 2009; Schwartz, Tatum, & Hageman,
2013 ).Mahasiswa melakukan perilaku curang terhadap pelanggaran integritas akademik
tersebutsebagai tugas menyontek karena siswa melihat teman sekelasnya
mengerjakanhal yang sama dan perilaku ini dianggap sesuatu yang normal di
antarasiswa ( Schwartz et al., 2013 ). Perilaku normal siswa membenarkanbahwa
menyontek bukanlah suatu pelanggaran, maka razionalisasi ini berperan pentingpada
ketidakwajaran siswa (Macgregor & Stuebs, 2012 ). Bujaki, Lento, &Sayed (2019)
menggunakan penipuan segitiga untuk meneliti penipuan akademik dipendidikan
akuntansi. Pertama, pisau cukur yang digerakkan oleh siswa sepertimotivasi siswa untuk
menyontek dan sikap fakultas didorong dalam kontrolsiswa untuk melakukan penipuan
akademik. Kedua, sudut tekanan juga didorongoleh fakultas dan mahasiswa seperti
ujian yang terlalu sulit atau siswa milikitekanan untuk mencapai nilai bagus. Ketiga,
elemen peluang adalahdalam kendali profesor seperti menggunakan berbagai ujian akan
mencegahsiswa untuk menyalin satu sama lain.

Ketidakjujuran akademik biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitunorma


subjektif, perilaku, kewajiban moral dan perilaku masa lalu ( Ajzen,2002 ). Banyak
siswa yang melihat menyontek bukanlah pelanggaran akademis; mereka melihatnya
sebagai bentuk upaya untuk mencapai nilai bagus. Siswa tidak menyadari hal
ituperilaku adalah salah satu pelanggaran akademik ( Cronan, Mullins, & Douglas,
2018a ). BeberapaFaktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan adalah sebagai berikut:
(1) peluang yang terjadi dalam situasi tertentudi mana siswa dapat mengakses sumber
daya online, misalnya, 20 persen dari hasil akhir siswatugas yang dikutip dari web, (2)
keinginan untuk sukses dan menang, membuat siswa melakukannyasemua yang mereka
bisa untuk mencapai salah satunya dengan menipu, mereka pikir orang akan
melakukannyahormati mereka jika mereka memiliki IPK tinggi tanpa mengakui
kemampuan non-akademiknya,(3) tidak ada atau tidak adanya sanksi atau sanksi dari
dosen atas kecurangan. BeberapaStudi menunjukkan bahwa alasan lain siswa
menyontek adalah moralitas yang dipersepsikan rendah( Simkin & McLeod, 2010 ).
Yang mengejutkan, bagaimanapun, siswa berusaha keras untuk
mempersepsikannyaprestasi akademis yang lebih tinggi, diukur dengan nilai untuk
memikat yang diinginkanpemberi kerja yang menawarkan tingkat pendapatan yang
lebih tinggi ( Winrow, 2016 ).

Cronan dkk. (2018) meneliti tentang pelanggaran integritas akademik yang


difokuskan padaplagiarisme dan kecurangan pada siswa. Penelitian tersebut meneliti
1.300 siswa untuk dua orangtahun. Penelitian ini mengkaji model niat plagiarisme dan
kecuranganmenggunakan faktor teori perilaku terencana (TPB). Hasilnya menunjukkan
itu semuaunsur TPB yaitu sikap, persepsi pengendalian perilaku, norma subjektif, masa
laluperilaku dan kewajiban moral, secara signifikan mempengaruhi niat untuk
berselingkuhsiswa. Penelitian lain oleh Chudzicka-Czupała et al. (2016) , memeriksa
aplikasi tersebutTPB dalam kecurangan akademik dengan membandingkan tujuh
negara, yaitu Polandia, Ukraina,Rumania, Turki, Swiss, Amerika Serikat, dan Selandia
Baru. Penelitiandilakukan pada 2.021 siswa selama dua tahun. Penelitian ini
menyatakan bahwa sikap,kontrol perilaku yang dirasakan, dan kewajiban moral
memberikan pengaruh yang kuat padaniat untuk menipu siswa.

Penelitian ini berfokus pada kecurangan perilaku integritas akademik di


perguruan tinggitugas karena tugas kuliah adalah kegiatan yang diberikan kepada
dosensecara rutin di setiap pertemuan. Oleh karena itu, siswa menganggap tugas kuliah
sebagai rutinitas,dan jika menyalin karya orang lain dianggap sesuatu yang sering dan
tidakintegritas akademik yang tidak teratur. Kebiasaan ini dapat terbawa ke pekerjaan
masa depan mereka sebagaiakuntan. Ballantine, McCourt Larres, & Mulgrew (2014)
menyatakan ideologi etis itudan idealisme dalam menyontek berpengaruh positif
signifikan terhadap peningkatan reputasi orang Irlandiaproffesi akuntansi. Dimensi
moral sangat penting dalam profesikomunitas akuntansi, mereka tidak akan mentolerir
kesalahan etika dan akan memberlakukan beberapahukuman bagi anggota yang
melakukan kecurangan ( Ismail, S., & Yussof, 2016 ).

Fokus utama penelitian ini adalah mengkaji secara empiris bentuk teoritis
dariTheory of Planned Behavior (TPB) sebagai model penelitian untuk memprediksi
intensiperilaku menyontek pada mahasiswa program penelitian akuntansi. Pengujian
empiris adalah untuk melihatbagaimana pengaruh sikap variabel independen, norma
subjektif, persepsiperilaku, kewajiban moral dan perilaku masa lalu atas niat untuk
menyontek tugasmahasiswa akuntansi dan variabel bebas mana yang paling dominan
padaniat untuk menyalin.

TPB menyatakan bahwa seseorang memutuskan untuk berpartisipasi dalam


perilaku berdasarkan pada dirinyakeyakinan tentang etika dan harapan mereka bahwa
tindakan tersebut memberikan hasil yang positif.Keyakinan dan ekspektasi tersebut
merupakan tiga konstruk pada teori inti TPB,yaitu: (1) sikap terhadap perilaku, yang
bersumber dari pengalaman individu masa laludan evaluasi oleh individu, apakah
tindakan tersebut akan menimbulkan efek positif dan negatifatau sesuatu yang
bermanfaat atau tidak menguntungkan; (2) norma subjektif yang diturunkan dari sosial
lingkungan individu yang membentuk tingkah laku individu yang menunjukkan
indikasiapakah orang lain menilai itu sebagai perilaku yang pantas atau tidak pantas dan
juga sosialtekanan untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam aksi; (3) tingkat
perilaku yang dirasakankontrol yang, seperti dibahas sebelumnya, mengacu pada
persepsi kemudahan atau kesulitanmelakukan perilaku, dan dianggap mencerminkan
pengalaman masa lalu seperti yang diantisipasihambatan dan hambatan (kontrol
perilaku yang dirasakan). Ketiga konstruksi ini mempengaruhimaksud atau tujuan
seseorang dalam berperilaku dan tingkat kendali ataskeadaan yang dapat mencegah
individu terlibat dalam perilaku tersebut ( Madden,Ellen, & Ajzen, 1992 ). Niat-Niat
berperilaku etis / tidak etis (niat) tersebutniat seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku tertentu (dalam hal ini, berkomitmenpelanggaran akademik
terhadap integritas)

Beck & Ajzen (1991) menambahkan satu faktor lain yang berhubungan dengan
penyebab individuperilaku, yaitu kewajiban moral. Faktor inilah yang menjelaskan
bahwa ada kewajiban moraluntuk terlibat dalam tindakan tertentu yang terkait dengan
perasaan pribadi individu, yaitutercermin dari perasaan bersalah, keengganan untuk
melakukan praktek atau merasa bahwa perilaku tersebuttidak mengikuti prinsip nilai
individu yang bersangkutan ( Ajzen, 2002 ).

Selain itu, faktor lain yang bisa mempengaruhi niat berperilaku seseorangadalah
perilaku masa lalu. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
konsistensiatas perilaku tidak jujur dari waktu ke waktu ( Beck & Ajzen, 1991 ).
Bertindak di masa lalu tidak mungkinberubah, dan ini penting karena perilaku tidak etis
dapat terbawa dari yang tinggisekolah ke tempat kerja ( Cronan et al., 2018a ). Perilaku
asusila yang terbawa hingga ketempat kerja dapat menyebabkan individu melakukan
tindakan yang tidak etis. Anak-anak muda melakukan kecuranganperilaku ketika di
sekolah menengah, mereka tahu bahwa menyontek adalah perilaku yang tidak etis,
tetapiteman mereka di perilaku yang sama untuk mendapatkan nilai bagus yang
kemudian dibawa kePerguruan tinggi dan ke tempat kerja yang dapat mengakibatkan
tindakan penipuan, atau perilaku tidak etisteknik manajemen laba yang dapat
menimbulkan skandal akuntansi seperti yang terjadi pada PTkasus Enron, Worldcom,
Tyco, dan lainnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Hermawanmenunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku, niat danpersepsi, dan persepsi siswa
tentang etika akuntansi sangat mendasar karena ituakan mempengaruhi sikap dan
praktik mereka di masa depan ( Tavani, 2013 ).
Sikap

Niat
Norma Subjectif

Dipersepsi Kontrol
Perilaku Kewajiban Moral Perilaku masa lalu

Sikap merupakan salah satu komponen utama dalam teori perilaku terencana dan
sedangjuga peramal niat yang kuat. Sikap juga mengukur upaya siswa yangmengklaim
bahwa menyontek dibenarkan dan menentukan apakah akan lulus atau tidak
dariuniversitas, atau penipuan dibenarkan jika seorang teman dekat meminta bantuan
( Jordan, 2001 ). Selanjutnya,penentu independen dari niat adalah faktor sosial yang
disebut norma subjektif.Norma ini mengacu pada sikap atau perilaku seseorang untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan( Ajzen, 2002 ). Selanjutnya penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhiTheory of Planned
Behavior (TPB) untuk memprediksi niat mencontek perilaku siswa di PTmahasiswa
akuntansi. Studi sebelumnya telah menunjukkan perhatian mereka untuk
mengeksplorasideterminan niat siswa untuk menyontek yang dibingkai oleh teori
perilaku perencanaan.Cronan (2018) misalnya, menemukan bahwa sikap, norma
subjektif, perilaku yang dipersepsikankontrol, kewajiban moral, dan perilaku masa lalu
secara signifikan mempengaruhi niat individu untukmelanggar integritas akademik
dalam tugas dan plagiarisme. Lebih lanjut, Chudzicka-Czupała,et.al (2016) ,
menegaskan bahwa sikap, kontrol perilaku yang dirasakan, kewajiban moral
dapatmemprediksi niat siswa untuk melakukan ketidakjujuran akademik dalam bentuk
kecurangan. DiSelain itu, Jalilian, Moazami, Mirzaei-Alavijeh, Moazami, & Jalili
(2016) menyatakan bahwaperilaku yang dirasakan, sikap, pencarian sensasi dan norma
subjektif telah menunjukkan akorelasi yang signifikan dengan niat untuk menipu.
Berdasarkan temuan empiris, penelitian inimengusulkan hipotesis sebagai berikut.H a :
Sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dirasakan, kewajiban moral dan masa
laluperilaku berpengaruh signifikan terhadap niat menyontek mahasiswa akuntansi.

Metode Penelitian:

Penelitian ini mengeksplorasi fenomena sikap berdasarkan jenis kelamin, lama


penelitiandan jenis universitas. Penelitian ini menggunakan metode campuran
sekuensialgabungan data kuantitatif dan kualitatif (Sekaran & Bougie, 2016). Jenis-jenis
iniPenelitian merupakan penelitian eksplanatori atau analitik yang mendeskripsikan ciri-
ciri afenomena untuk menganalisis dan menjelaskan mengapa atau bagaimana hal itu
terjadi (Elijido-Ten, 2007).Ini melibatkan proyek pengumpulan data dua fase di mana
peneliti mengumpulkandata kuantitatif pada tahap pertama, dianalisis hasilnya, dan
kemudian digunakan hasilnya untukgunakan metode kualitatif. Data kualitatif
dikumpulkan dengan mewawancarai sepuluh orangresponden yang memberikan
jawaban langsung. Wawancara ini digunakan untuk menjelaskantanggapan yang
kontradiktif atau tidak biasa. Pada akhirnya, data kualitatif dan kuantitatifdicampur
untuk mengungkap lebih detail tentang hasil penelitian.

Tahap 1 Tahap 2
Menafsirkan
Kualitatif
Hasil-
Kuantitatif Mengenali Bagaimana
Hasil Data Koleksi Kualitatif
DataKoleksi Untuk Menjelaskan
Mengikuti Dan Analisis Kuantitatif
dan Analisis

Pengumpulan data berlangsung dalam dua tahap berbeda dengan kuantitatif


yang ketatpengambilan sampel pada tahap pertama dan dengan pengambilan sampel
bertujuan pada tahap kedua, kualitatiftahap. Pengumpulan data dilakukan secara
longitudinal yang dikelola satu per satu dalam satu waktu(Creswell, 2018) .

Basis data kuantitatif dan kualitatif dianalisis secara terpisah dalam hal
inipendekatan. Kemudian peneliti menggabungkan kedua database tersebut dengan
bentuk integrasi.Langkah terakhir adalah interpretasi. Interpretasi ini mengikuti struktur
pertamamelaporkan kuantitatif, hasil tahap pertama dan kemudian kualitatif, tahap
keduahasil.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi dari empat universitas(dua


negara bagian dan dua pribadi). Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
yang spesifikkriteria adalah mahasiswa yang lulus mata kuliah etika profesi dan bisnis.
Juga,Instrumen penelitian ini diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Cronan
( Cronan etal., 2018a ).

Hasil kuantitatif biasanya menginformasikan jenis peserta yang akan


dipilihsengaja dipilih untuk tahap kualitatif dan jenis pertanyaan yang akan
diajukantanya para peserta ( Creswell, 2018 ). Data kuantitatif dianalisis
menggunakanregresi sederhana untuk mengetahui pengaruh kuantitatif masing-masing
variabel independen terhadapvariabel dependen (R square) ( Pallant, 2010 ).

Teknik induksi analitik digunakan untuk menganalisis data kualitatif.


Duludilakukan oleh redefinisi progresif konsep dengan mengumpulkan data,
mengembangkananalisis, dan mengatur temuan untuk membangun dan menguji
hubungan kausal antaraperistiwa dan tindakan ( Kabbanji, 2015 ). Metodologi induksi
analitik adalahmemeriksa kasus awal untuk mengidentifikasi faktor umum dan mencari
penjelasan yang adaketerkaitan, dan pengerjaan ulang penjelasan berdasarkan temuan
dari kasus baru. Lebih lanjut,Keberhasilan teknik ini bergantung pada kasus pengujian
dengan jenis data barumemvalidasi atau merevisi hubungan yang sudah mapan, sampai
kasus-kasus negatif tidak ada lagi.

Hasil Dan Diskusi:

Penelitian ini menyelidiki variabel yang memiliki pengaruh signifikan


tertinggiintegritas akademik niat menyontek pada mahasiswa akuntansi. Dalam
penelitian ini,penyebaran kuesioner dilakukan dengan distribusi langsung dan
onlinemetode di empat perguruan tinggi di Yogyakarta. Selanjutnya universitas
terpecahmenjadi empat universitas yang merupakan dua universitas swasta dan dua
universitas negeri.Bekerja dengan 431 kuesioner, akhirnya data responden yang
terkumpul sebanyak 426 orangdianalisis lebih lanjut. Data terdiri dari 224 responden
dari PTN dan 207responden dari perguruan tinggi swasta. Berdasarkan jenis kelamin,
terdapat 119 siswa laki-laki dan 308 siswasiswi yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tabel 1. mengilustrasikan kombinasigrafik antara jenis kelamin dan lamanya penelitian
yang dialami oleh responden

Tabel 1. Jenis Kelamin dan Lama Waktu Belajar Siswa


Tabel 2. Uji Validalitas

Sumber: Data Olahan, 2019

Peneliti menghilangkan beberapa data yang dianggap menyebabkan gangguan


padaanalisis selanjutnya. Data yang dihilangkan terdiri dari lima data semester
IImahasiswa (1 data), semester IV (1 data), semester VI (1 data), dan semester VIII (2
data).Diasumsikan bahwa data tersebut merupakan outlier jika dibandingkan dengan
data lainnya. Pada akhirnya, iniPenelitian menggunakan sisa 426 data untuk analisis
yang lebih mendalam. Dataterdiri dari dua perguruan tinggi negeri (222 responden) dan
dua perguruan tinggi swasta (204responden).

Seperti terlihat dari data yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
didominasi oleh mahasiswi yang melakukan penelitian pada semester V berjumlah
188responden. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dari responden laki-laki di
semester limayaitu 63 responden. Temuan serupa juga ditemukan pada responden
ketigasemester, dimana responden perempuan (sebanyak 112 responden) ada hampir
tigadikalikan jumlah responden mahasiswa (sebanyak 40 responden). Tabel 2.
menunjukkanuji validitas masing-masing variabel.

Pengujian instrumen (validitas dan reliabilitas) dilakukan oleh peneliti


untukmemastikan bahwa instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam mengukur
variabel penelitian.Metode korelasi product-moment Pearson digunakan untuk menguji
validitas danMetode alpha Cronbach digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen.
Beberapa instrumenitem yang dianggap tidak memenuhi kriteria pengujian dihapuskan
olehpeneliti untuk mendapatkan kelayakan instrumen yang diharapkan. Terakhir, uji
validitasHasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen valid dan reliabel.

Sementara itu, uji realibilitas dilakukan untuk instrumen dalam hal inipenelitian.
Uji reliabilitas adalah sejauh mana metode penelitian menghasilkan stabil dan hasil
yang konsisten ( Pallant, 2010 )

Tabel 3. Uji Rehabilitas

Sumber: Data Olahan, 2019

Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Uji reliabilitas dilakukan untuk masing-
masing variabel. SemuaVariabel menunjukkan bahwa Croncabh's Alpha lebih tinggi
dari kriteria yangsebesar 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
reliabel. Di depan,hipotesis diuji dengan menggunakan regresi berganda. Kontribusi
pengaruhsikap (ATT), norma subjektif (SN), kontrol perilaku yang dirasakan (PBC),
moralkewajiban (MO), dan perilaku masa lalu (PB) dengan niat (INT) untuk menyontek
(akademikIntegrity) diuji untuk mengetahui pengaruh kontribusi (R Square) terhadap
masing-masing variabel.Hasil pengujian variabel tersebut disajikan seperti pada Tabel
4.

Kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen adalah masing-


masing sikap siswa terhadap niat menyontek adalah 0,055 atau 5,5% subjektifNorma
untuk niat menyontek adalah 0,169 atau 16,9%, kontrol perilaku yang dirasakan untuk
menyontekniat adalah 0,076 atau 7,6%, kewajiban moral untuk niat curang adalah 0,083
atau 8,3%, danTerakhir, kontribusi pengaruh yang diberikan oleh perilaku masa lalu
terhadap niat curangadalah 0,044 atau 4,4%.

Berdasarkan nilai uji adjusted R square, secara mengejutkan, pengaruh paling


tinggiNiat menyontek pada mahasiswa akuntansi adalah norma subjektif (SN), variabel
ini memilikipengaruh 16,9% terhadap niat mahasiswa akuntansi dalam menyontek.
Menurut definisinya,norma subjektif adalah faktor sosial yang mempengaruhi sikap atau
perilaku seorangindividu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Faktor
sosial juga bisa dikaitkan dengan cara kerjapengaruh keluarga, orang dekat sekitar dan
lingkungan masyarakat terhadap pelanggaranintegritas akademik. Oleh karena itu
norma subjektif dapat mempengaruhi intensitascurang. Hasil ini juga mengikuti
penelitian yang dilakukan oleh Mccabe yang menyatakan bahwatingkat ketidakjujuran
siswa Lebanon lebih tinggi daripada siswa di AS,Hal ini dikarenakan faktor sosial atau
norma dalam masyarakat Lebanon, siswa dibesarkan untuk berkolaborasiuntuk
menyelesaikan pekerjaan yang menantang ( Mccabe & Butterfield, 2006 ). Sejalan
dengan masalah tersebut, Hsiao(2015) menunjukkan bahwa norma subjektif
berhubungan signifikan dengan kecuranganniat, sikap teman-teman terhadap
kecurangan adalah salah satu yang paling mendorong untuklakukan itu. Selain itu,
Hermawan & Kokhunarina (2018) memaparkan bahwa lingkungan itu satufaktor yang
paling berpengaruh yang digunakan untuk menentukan perilaku etis akuntansi
mahasiswalingkungan dan keluarga berpengaruh terhadap perilaku mereka.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan sepuluh responden yang


memiliki tingkat tinggiskor dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
pertanyaan norma subjektif dikuisioner dan dengan mempertimbangkan IPK responden
yang mencapai IPK diatas 3.5.Tujuan penentuan responden adalah agar penelitian ini
dapat menggambarkan apakahnorma subjektif dapat mempengaruhi perilaku lulusan
saat menyontek dalam tugas danberpengaruh pada IPK siswa. Sebagian besar responden
mengatakan bahwa mereka adalah keluarga atau pentingOrang-orang dalam kehidupan
mereka atau masyarakat tidak meminta proses studi mereka hanya bersangkutanuntuk
nilai akhir atau IPK.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi

Sumber: Data Olahan, 2019

Pertanyaannya adalah, "Keluarga saya menyarankan saya untuk tidak menyalin


tugas atau memberikan tugas sayatugas teman untuk menyalin "(SN1)," Ketika berpikir
tentang menyalin pekerjaan rumah atau memberi sayapekerjaan rumah untuk teman
untuk ditiru, saya mempertimbangkan nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga saya
"(SN 3) dan"Jika saya menyalin tugas atau memberikan tugas saya ke teman untuk
menyalin, orang penting bagi hidup saya(orang tua) akan ... "(SN 2) mengisi jawaban
dengan tidak setuju dan sangat tidak setuju, yang manaArtinya variabel norma subjektif
atau faktor sosial berupa pengaruhKeluarga dan orang terdekat tidak mengurangi niat
responden untuk membuatniat untuk penugasan. Wawancara dilakukan untuk
memastikan apakah ada faktor sosialSeperti keluarga, orang dekat dan lingkungan yang
mempengaruhi mahasiswa akuntansicurang. Faktor sosial tersebut dapat menyebabkan
tekanan siswa untuk mendapatkan nilai yang baik, seperti yang dinyatakan
dalamPenelitian yang dilakukan oleh Bujaki et al., (2019) yang menekan salah satu dari
fraud triangleunsur-unsur dan mendapatkan nilai bagus adalah penentu utama
ketidakjujuran akademis.

Pertanyaan yang diajukan peneliti adalah tentang IPK niat orang tua
untukmemberi nasehat tentang kejujuran, dan mempertanyakan proses pembelajaran
selama kuliah ataulangsung minta IPK. Wawancara dengan sepuluh responden,
terungkap bahwa sosialfaktor-faktor berupa norma atau pengaruh orang tua atau
keluarga tidak mempengaruhiUntuk mengurangi niat responden dalam tugas menyontek
(PR), orang tua tidak bertanyaBagaimana proses pembelajaran, apakah responden
melakukan kecurangan atau tidak dan orang tua sajafokus pada hasil proses
pembelajaran dalam bentuk IPK

“Orang tua tidak pernah bertanya tentang proses pembelajaran, langsung


saja bertanya tentang IPK,jika IPK turun, maka mereka ditanya mengapa IPK
turun. Orang tua jugajangan menyarankan untuk tidak curang, dan orang tua
hanya fokus pada hasil akhirCPI "(Termohon 1).

“Orang tua tidak pernah menanyakan tentang hasil IPK, biasanya saya
yang memberi tahu, tidak pernah juga bertanyaapakah menyontek atau tidak,
tetapi biasanya saya memberi tahu Anda bahwa saya telah menyontek tugasdan
teman-teman juga telah menyontek tugas dan tidak ada tanggapan, saya sangat
setujuPandangan orang yang hanya menilai hasil akhir tanpa melihat proses
pembuatannyaanak-anak juga hanya memikirkan hasil akhir tanpa memikirkan
apakahprosesnya benar atau tidak "(responden 2).

“Orang tua tidak pernah bertanya tentang proses belajar mencontek IPK
tinggi atau tidak, kapannilai turun, orang tua baru bertanya, ayah saya
menyarankan untuk jujur karena hidup iniyang terpenting, jujur saja, tapi juga
jangan terlalu sering menurut sayamencontek tugas itu wajar karena kita saling
membantu antar teman“(responden 3).

” Orang tua saya tidak pernah menanyakan apakah saya mengerjakan


tugas dengan cara curangteman. Mereka hanya bertanya dengan siapa saya
bekerja, dan orang tua saya menginginkan sayaIPK cumlaude; Biasanya, saya
melakukannya sendiri sepuluh pertama saya akan melihat teman-teman
sayapekerjaan rumah untuk memeriksanya "(responden 4)

“Orang tua tidak pernah menanyakan secara detail tentang IPK hanya
sebatas pemahaman saja, sayapernah menyontek biasanya pada suatu mata
pelajaran, mungkin orang tua tidak tahu apaindikator keberhasilan "(responden
5).

"IPK saya 3,79, orang tua saya tidak pernah menanyakan apakah saya
mengerjakan tugas saya atau menyalinnyadari teman-teman saya, orang tua saya
dan saya telah mengundang diskusi tentang kejujuran, tetapiBiasanya soal
politik, orang tua tidak pernah bertanya tentang proses belajar, biasanya
sayamencontek kalau jawaban saya berbeda dengan teman-teman ”(responden
6).

“IPK saya 3,68, orang tua saya tidak pernah menanyakan prosesnya,
hanya hasilnya jikamasalah cheat curang tidak pernah ditanya apakah nilainya
turun, lalu saya tanya kenapanilainya turun "(responden 7).

“IPK saya 3,72, orang tua tidak pernah tanya prosesnya, hanya hasil,
jarangbahas kejujuran, saya kasih tahu kalau saya selingkuh dan siapa yang
selingkuh "(responden 8)

“Sejak kuliah, orang tua saya tidak pernah meminta proses belajar hanya
untuk bertanyatentang hasil IPK, dan saya jawab dengan angka, saya sudah
memberikan jawabanuntuk tugasku ke temen-temen karena tidak baik kalau
tidak diberikan ke teman "(responden 9).

“IPK saya 3,5, orang tua saya tidak pernah menanyakan proses
pencapaiannyanilai karena saya telah kuliah sebagai orang dewasa yang
mengerti apa yang benardan yang mengerikan, saya pernah berdiskusi dengan
orang tua tentang kejujuran karena itu anilai yang telah ditanamkan dan
perbuatan dosa, orang tua ingin tahu IPK saya bagustanpa konfirmasi lebih
detail "(responden 10).

Dari konfirmasi wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua


tidakmenanyakan proses pembelajaran dan hanya fokus pada hasil IPK responden

.Kewajiban moral memiliki pengaruh terbesar kedua setelah norma subjektif.


MoralKewajiban mengacu pada perasaan bersalah atau kewajiban individu untuk
menunjukkan atau tidakperilaku kepada orang lain. Cronan, dalam penelitiannya,
menyatakan bahwa kewajiban moral mencerminkan sosialnilai-nilai dalam kelompok
tempat identitas individu berada (Cronan et al., 2018a). Moralkewajiban telah diprediksi
sebagai salah satu prediktor niat curang di beberapaliteratur; kewajiban moral juga bisa
menjadi prediktor yang baik dari etika dan tidak etisniat. Dalam penelitiannya, salah
satu hipotesis yang dibangun oleh Cronan menyatakan bahwa jika sebuahIndividu
memiliki kewajiban moral yang tinggi, maka perilaku niat curang akan rendahHasil
penelitian juga mendukung hipotesis. Selanjutnya, Duc Huynh (2020)menegaskan
bahwa sikap moral tidak dapat memprediksi perilaku tidak etis dalam berbuat curang.
Bertentangan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menemukan adanya
kewajiban moralSumbangan terbesar kedua setelah norma subjektif, artinya kewajiban
moraltidak dapat lagi mengurangi niat perilaku mencontek di kalangan siswa.
Berdasarkanwawancara, siswa secara terbuka mengakui bahwa mereka melakukan
tugas menyontekmendapatkan nilai yang tinggi dan IPK yang tinggi, dan hal ini juga
didukung oleh perilaku kelompok atausekelas sehingga kewajiban moral tidak
mempengaruhi sikap atau perasaan etis asiswa berperilaku terhadap niat untuk
menyontek tugas.

Prediktor ketiga adalah kontrol perilaku yang dirasakan (PBC). Itu bisa
diartikanbahwa PBC tidak mengurangi niat untuk berbuat curang. PBC adalah variabel
yang mengontrol fileperilaku individu dengan menganalisis tingkat kesulitan perilaku
yang dilakukan ( Beck& Ajzen, 1991 ). Tentang seorang ulama untuk melakukan
kecurangan akademik, ketika menjadi siswaMerasa menyontek akademik itu mudah dan
menguntungkan untuk dilakukan sekaligus dalam mengerjakan tugas, hal ituakan
membentuk niat siswa untuk melakukan kecurangan dalam mengerjakan tugas atau
mengerjakanujian. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Jalilian et al., (2016)
kontrol perilaku yang dirasakan adalah salah satu prediktor terkuat dalam niat untuk
menipu, itulebih banyak pemahaman individu tentang kemampuannya untuk menipu,
semakin banyak peluang untukmelakukan kecurangan saat ujian.

Pengaruh kuat variabel kewajiban moral dan perilaku yang dirasakankontrol


yang dilakukan oleh Chudzicka-Czupała et al. (2016) tentang ketidakjujuran akademik
di tujuhnegara dengan 2.012 responden lain yang menyatakan sikap, perilaku yang
dirasakankontrol dan kewajiban moral adalah prediktor utama niat menyontek siswa.
DiSebaliknya hasil ini bertentangan dengan eksperimen yang dilakukan oleh
Wijayanti& Putri (2016) , Kompetensi dan peluang lulusan untuk melakukan fraud in
doingtugas akan meningkatkan keinginan siswa untuk melakukan pelanggaran
akademik.

McCabe, Butterfield, & Treviño (2012) , menyimpulkan berdasarkan studi


mereka ituPerilaku menyontek berkembang jauh sebelum perguruan tinggi dan
menyontek di sekolah menengah adalahtersebar luas. Apalagi penelitian yang dilakukan
oleh Cronan et.al. (2018) tentang perilaku masa lalubahwa individu yang memiliki
pengalaman niat curang yang tinggi akan mempengaruhi tinggiperilaku curang di masa
sekarang. Sebaliknya hasil penelitian ini menunjukkan masa laluPerilaku memberikan
pengaruh yang paling rendah dalam niat menyontek dalam perilaku mahasiswa
akuntansi.Perilaku masa lalu dapat berupa perilaku mahasiswa sebelum di bangku
kuliah, kebanyakanperilaku curang di sekolah menengah. Dapat disimpulkan bahwa
pengalaman mereka sedikitpengaruh pada niat untuk menipu

Kesimpulan:
Dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang terdapat dalam TPB
berpengaruh terhadap niatmencontek tugas pada siswa. Variabel yang paling
berpengaruh adalah norma subjektif,kewajiban moral dan kontrol perilaku yang
dirasakan. Teori tersebut menyatakan bahwa jika sebuahindividu memiliki nilai sosial
yang tinggi, terutama yang dipengaruhi oleh keluarga, kemudianniat untuk menipu
tugas akan rendah serta kewajiban moral dan persepsikontrol perilaku. Sebaliknya,
penelitian menunjukkan bahwa norma subjektif, moralkewajiban dan kontrol perilaku
yang dirasakan adalah prediktor paling signifikan dipenipuan akademik terutama dalam
niat untuk menipu di kalangan mahasiswa akuntansi danWawancara dengan sepuluh
siswa membenarkan hal itu.

Selanjutnya untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini dan agarmeningkatkan


kualitas integritas akademik mahasiswa sehingga niat mencontek dapat
terwujudDikurangi, penelitian ini mengusulkan kepada pejabat di lingkungan
universitas tentangperlu adanya review terhadap penilaian hasil proses pembelajaran,
apakah IPK nyamasih layak digunakan sebagai satu-satunya alat ukur dalam menilai
keberhasilan suatuindividu dalam proses pembelajaran.

Selain itu, lembaga perlu segera membuat kebijakan tertulis untuk


mengurangimunculnya perilaku menyontek pada siswa karena tindakan tidak jujur jika
dilakukanhampir semua individu dalam satu kelompok. Individu akan dibawa oleh
kelompok untuk membuatnyahubungan tidak jujur yang pada akhirnya akan
mempengaruhi karakter dan kemauan individuberdampak di masa depan.

Penelitian ini bukan tanpa batasan, salah satu keterbatasan dari penelitian ini
adalah penelitian inihanya meneliti pengaruh luas faktor TPB terhadap niat
curangAkuntansi mahasiswa, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat mewakili
penyebab rinciniat untuk menyontek mahasiswa akuntansi. Juga, batasan lain adalah
kemungkinansiswa menjawab kuesioner dengan tidak jujur, meskipun sudah dijelaskan
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, IA (2002). Kontrol Perilaku yang Dipersepsi, Efikasi Diri, Lokus Kontrol, dan
Teori Perilaku Terencana. Jurnal Psikologi Sosial Terapan , 32 , 665-683.
https://doi.org/10.1111/j.1559-1816.2002.tb00236.x
Ballantine, JA, McCourt Larres, P., & Mulgrew, M. (2014). Penentu akademik
perilaku curang: Masa depan akuntansi di Irlandia. Accounting Forum , 38 (1),
55–66. https://doi.org/10.1016/j.accfor.2013.08.002
Beck, L., & Ajzen, I. (1991). Memprediksi tindakan tidak jujur menggunakan teori terencana
tingkah laku. Jurnal Penelitian di Kepribadian , 25 (3), 285-301.
https://doi.org/10.1016/0092-6566(91)90021-H
Bujaki, M., Lento, C., & Sayed, N. (2019). Memanfaatkan konsep akuntansi profesional untuk
memahami dan menanggapi ketidakjujuran akademik dalam program akuntansi. Jurnal
Pendidikan Akuntansi , 47 , 28–47. https://doi.org/10.1016/j.jaccedu.2019.01.001
Chudzicka-Czupała, A., Grabowski, D., Mello, AL, Kuntz, J., Zaharia, DV, Hapon, N.,…
Börü, D. (2016). Penerapan Teori Perilaku yang Direncanakan dalam Akademik
Penelitian Kecurangan – Perbandingan Lintas Budaya. Ethics and Behavior , 26 (8), 638–
659. https://doi.org/10.1080/10508422.2015.1112745
Creswell, JW (2018). Desain Penelitian: Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran
Pendekatan . SAGE Publications Inc. (Vol. Edisi Keempat).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Cronan, TP, Mullins, JK, & Douglas, DE (2018a). Faktor Pengertian Lebih Lanjut itu
Jelaskan Niat dan Perilaku Integritas Akademik Mahasiswa Baru Mahasiswa:
Plagiarisme dan Berbagi Pekerjaan Rumah. Jurnal Etika Bisnis , 147 (1), 197–220.
https://doi.org/10.1007/s10551-015-2988-3
Cronan, TP, Mullins, JK, & Douglas, DE (2018b). Faktor Pengertian Lebih Lanjut itu
Jelaskan Niat dan Perilaku Integritas Akademik Mahasiswa Baru Mahasiswa:
Plagiarisme dan Berbagi Pekerjaan Rumah. Jurnal Etika Bisnis , 147 (1), 197–220.
https://doi.org/10.1007/s10551-015-2988-3
Duc Huynh, TL (2020). Replikasi: Kecurangan, keengganan kehilangan, dan sikap moral dalam
Vietnam. Jurnal Psikologi Ekonomi , 78 (Maret).
https://doi.org/10.1016/j.joep.2020.102277
Elijido-Ten, E. (2007). Menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan
penelitian akuntansi. Konferensi Australasia ke-6 tentang Sosial dan Lingkungan
Penelitian Akuntansi , 2–4.
Hermawan, MS, & Kokhunarina. (2018). Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi
Persepsi Etika Akuntansi: Studi Empiris Di Indonesia. Jurnal Akuntansi
Dan Bisnis , 18 (2), 88–97.
Hsiao, CH (2015). Dampak variabel etis dan afektif pada kecurangan: perbandingan
mahasiswa sarjana dengan dan tanpa pekerjaan. Pendidikan Tinggi , 69 (1), 55-77.
https://doi.org/10.1007/s10734-014-9761-x
Ismail, S., & Yussof, SH (2016). Perilaku mencontek di kalangan mahasiswa akuntansi: beberapa
Bukti Malaysia. Jurnal Penelitian Akuntansi , 29 (1), 20-33.
https://doi.org/10.1108/ARJ-05-2014-0050
Jalilian, F., Moazami, P., Mirzaei-Alavijeh, M., Moazami, AM, & Jalili, C. (2016).
Pencarian sensasi dan niat untuk menyontek di kalangan mahasiswa: An
penerapan teori perilaku terencana. Jurnal Penelitian Terapan
Ilmu , 11 (8), 645–649.
Jordan, AE (2001). Kecurangan mahasiswa: Peran motivasi, norma yang dirasakan,
sikap, dan pengetahuan tentang kebijakan kelembagaan. Ethics and Behavior , 11 (3), 233–
247. https://doi.org/10.1207/S15327019EB1103_3
Kabbanji, J. (2015). Keunggulan dan Banalitas Metode Kualitatif: Analitik
Induksi Jack Katz. Méthod (e) s: Ulasan Afrika tentang Metodologi Ilmu Sosial ,
1 (1–2), 147–154. https://doi.org/10.1080/23754745.2015.1017283
Macgregor, J., & Stuebs, M. (2012). To Cheat or Not to Cheat: Merasionalisasi Akademik
Ketidakpantasan. Pendidikan Akuntansi , 21 (3), 265-287.
https://doi.org/10.1080/09639284.2011.617174
Madden, TJ, Ellen, PS, & Ajzen, I. (1992). Perbandingan Teori Rencana
Perilaku dan Teori Tindakan Beralasan. Kepribadian dan Psikologi Sosial
Buletin , 18 (1), 3–9. https://doi.org/10.1177/0146167292181001
Mccabe, DL, & Butterfield, KD (2006). Ketidakjujuran Akademik dalam Bisnis Pascasarjana
Program: Prevalensi, Penyebab, dan Tindakan yang Diajukan, 5 (3), 294–305 .
McCabe, DL, Butterfield, KD, & Treviño, LK (2012). Kecurangan di perguruan tinggi: Mengapa
siswa melakukannya dan apa yang dapat dilakukan pendidik tentangnya . Kecurangan di Perguruan
Tinggi: Mengapa
Siswa melakukannya dan apa yang Dapat Dilakukan Pendidik Tentangnya .
https://doi.org/10.5465/amle.2014.0019
Pallant, J. (2010). Manual Bertahan Hidup SPSS . Pendidikan McGraw-Hill .
Schwartz, BM, Tatum, HE, & Hageman, MC (2013). Persepsi mahasiswa tentang
dan tanggapan terhadap kecurangan pada sistem tradisional, modifikasi, dan non-kehormatan
institusi. Ethics and Behavior , 23 (6), 463–476.
https://doi.org/10.1080/10508422.2013.814538
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Metode penelitian untuk bisnis: pengembangan keterampilan
pendekatan. John Wiley & Sons, edisi ketujuh .
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Simkin, MG, & McLeod, A. (2010). Mengapa mahasiswa menyontek? Jurnal Bisnis
Ethics , 94 (3), 441–453. https://doi.org/10.1007/s10551-009-0275-x
Tavani, HT (2013). Ethics & Technology (Edisi ke-4). Wiley.
Wijayanti, WA, & Putri, AG (2016). Model Theory of Planned Behavior (TPB) Untuk
Memprediksi Niat Mahasiswa melakukan Kecurangan Akademik. Fokus Manajerial ,
14 (2), 189–197.
Winrow, B. (2016). Apakah persepsi tentang kegunaan etika mempengaruhi kecurangan akademis?
Jurnal Pendidikan Akuntansi , 37 , 1-12.
https://doi.org/10.1016/j.jaccedu.2016.07.001

Anda mungkin juga menyukai